GROIN
OLEH :
Ade Mustika Martin
1207113593
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Tentang
bangunan pantai.
Makalah
ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi .
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaik
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang bangunan pantai ada manfaatnya
untuk masyarakan dan dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................5
PENDAHULUAN....................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang............................................................................................................5
1.2 Rumusan masalah......................................................................................................6
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................6
BAB II....................................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................................7
2.1 Pengertian groin.........................................................................................................7
2.2 Tipe tipe groin.............................................................................................................8
Gambar : Tipe Groin L......................................................................................................8
Gambar : Tipe Groin T......................................................................................................8
2.3 Sistem Kerja Groin
................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai negara kepulauan Indonesia memiliki potensi wilayah pantai yang sangat
besar. Bagi masyarakat Indonesia pantai sudah tidak asing karena sebagian besar penduduk
bermukim di daerah pesisir. Adanya karakter pantai yang khas seperti semilir angin yang
bertiup, deburan ombak, pemandangan matahari terbenam (sunset), pasang surut dan
berbagai organisme seperti cangkang kerang-kerangan yang terdampar serta tepian pantai
yang berpasir putih menjadi daya tarik pantai
Pantai merupakan wilayah yang sangat kompleks sebagai hasil dari interaksi antara
faktor fisik, kimiawi dan biologis. Daerah pantai merupakan wilayah pertemuan antara
ekosistem daratan dan lautan sehingga memiliki karakteristik yang spesifik. Konsep
keterpaduan dalam pengelolaan kawasan pesisir sangat diperlukan agar kondisi lingkungan di
daerah tersebut dapat terjaga sepanjang masa. Salah satu konsep penting yang perlu
diperhatikan adalah mengelola alam sesuai dengan kemampuan alam melakukan perbaikan
dirinya sendiri.
Di Indonesia sendiri 60% penduduknya hidup di wilayah pesisir, peningkatan jumlah
penduduk yang hidup di wilayah pesisir memberikan dampak tekanan terhadap sumber daya
alam pesisir seperti degradasi pesisir, pembuangan limbah ke laut, erosi pantai (abrasi), akresi
pantai (penambahan pantai) dan sebagainya. Dalam melakukan berbagai aktivitas untuk
meningkatkan taraf hidupnya, manusia melakukan perubahan-perubahan terhadap ekosistem
dan sumber daya alam sehingga berpengaruh terhadap lingkungan di wilayah pesisir
khususnya garis pantai.
Penurunan keseimbangan pantai, akibat pemanfaatan potensi di daerah pesisir, dapat
dihindari dengan penerapan teknologi bangunan pengaman pantai. Perencanaan bangunan
pengaman
pantai
harus
mempertimbangkan
kemampuan
pantai
mempertahankan
keseimbangannya. Maka perlu dilakukan evaluasi kinerja bangunan pengaman pantai yang
telah ada ditinjau dari aspek lingkungan, konstruksi, dan efektifitasnya dalam menjaga
keseimbangan pantainya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian groin
Groin adalah banguna pelindung pantai yang biasanya dibuat tegak lurus garis pantai
dan berfungsi untuk menahan transpor sedimen sepanjang pantai sehingga bisa
mengurangi/menghentikan erosi yang terjadi. Bangunan ini juga bisa digunakan untk
menahan masuknya transport sedimen sepanjang pantai ke pelabuhan atau muara sungai.
Groin yang ditempatkan di pantai akan menahan gerak sedimen tersebut sehingga sedimen
mengendap di sisi sebelah hulu ( terhadap arah transport sedimen sepanjang pantai ).
Di sebelah hilir groin angkutan sedimen masih tetap terjadi sementara suplai dari
sebelah hulu terhalang oleh bangunan, akibatnya daerah di hilir groin mengalami deficit
sedimen sehingga pantai mengalami erosi. perlindungan pantai dengan menggunakan satu
buah groin tidak efektif. Biasanya perlindungan pantai dilakukan dengan membuat suatu seri
bangunan yang terdiri dari beberapa groin yang ditempatkan dengan jarak tertentu.
Umumnya konstruksi groin berupa konstruksi rubble mound atau tumpukan batu baik
berupa batu alam maupun batu buatan,caisson beton, turap, tiang yang dipancang sejajar,
namun ada beberapa groin yang terbuat dari kayu. Perlindungan pantai dengan menggunakan
satu groin tidaklah efektif, karena perubahan garis pantai yang terjadi tidak terlalu besar
(Triatmodjo,1999).Biasanya perlindungan pantai dilakukandenganmenggunakan suatu seri
bangunan yang terdiri atas beberapa groin yang di tempatkan pada jarak tertentu.
Gambar : Groin
Di dalam
perencanaan groin masih dimungkinkan terjadinya suplai pasir melintasi groin ke daerah hilir.
Pasir dapat melintasi groin dengan melewati sisi atasnya (overpassing) atau melewati
ujungnya (endpassing).
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Untuk Menanggulangi erosi pantai, langkah pertama yang harus dilakakukan adalah
mencari penyebab terjadinya erosi. Dengan mengetahui penyebabnya, selanjutnya kita dapat
menentukan cara penanggulangannya yang biasanya dapat berupa bangunan-bangunan
pelindung pantai ataupun dengan menambah suplai sedimen.Salah satu jenis bangunan yang
dapat dibuat untuk mengatasi erosi dan gelombang pada pantai antara lain dengan
membangun susunan groin pada pesisir pantai.
3.2 Saran
Kita sebagai Warga Negara yang baik hendaknya ikut beperan dalam proses
pengamanan pantai tersebut, yaitu dengan ikut melestarikan ekosistem laut beserta isinya,
melakukan pembangunan sesuai peraturan yang berlaku agar tidak melewati garis pantai,
serta tidak melakukan penambangan pasir atau perusakan karang.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Ir. H. Bambang Triadmojo, CES, DEA. Teknik Pantai Edisi kedua tahun
1999. Beta offset yogyakarta.
Catatan kuliah dari Dosen pembimbing mata kuliah Teknik Pantai Universitas
Sumatera Utara bapak Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia Tarigan, MSc.
A guide to managing coastal erosion in beach/dune systems, Artificial Headland US
Putu Aditya Setiawan Blog, jetty (bangunan pelindung pantai)
Breakwater (pemecah gelombang), aspsipilump blog
US Army Corps of Engineers, 2000, Coastal Engineering Manual Part
Pope, Joan, 1997 Responding to Coastal Erosion and Flooding Damages, Journal of
Coastal Research, Vol 13 Issue 3 p 704-710
Budhi Kuswan Susilo ST, MT. Materi kuliah Geologi Kelautan