Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PELABUHAN

GROIN

OLEH :
Ade Mustika Martin
1207113593

Fakultas Teknik Sipil S1 Universitas Riau


Pekanbaru
2015

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Tentang
bangunan pantai.
Makalah

ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi .
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaik
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang bangunan pantai ada manfaatnya
untuk masyarakan dan dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Pekanbaru, 28 desember 2015

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................5
PENDAHULUAN....................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang............................................................................................................5
1.2 Rumusan masalah......................................................................................................6
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................6
BAB II....................................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................................7
2.1 Pengertian groin.........................................................................................................7
2.2 Tipe tipe groin.............................................................................................................8
Gambar : Tipe Groin L......................................................................................................8
Gambar : Tipe Groin T......................................................................................................8
2.3 Sistem Kerja Groin

................................................................................................9

2.4 Bahan Lapis Lindung Rubble Mound Groin............................................................9


2.5 Tata Letak Groin.......................................................................................................10
BAB III.................................................................................................................................11
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................11
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................11
3.2 Saran..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai negara kepulauan Indonesia memiliki potensi wilayah pantai yang sangat
besar. Bagi masyarakat Indonesia pantai sudah tidak asing karena sebagian besar penduduk
bermukim di daerah pesisir. Adanya karakter pantai yang khas seperti semilir angin yang
bertiup, deburan ombak, pemandangan matahari terbenam (sunset), pasang surut dan
berbagai organisme seperti cangkang kerang-kerangan yang terdampar serta tepian pantai
yang berpasir putih menjadi daya tarik pantai
Pantai merupakan wilayah yang sangat kompleks sebagai hasil dari interaksi antara
faktor fisik, kimiawi dan biologis. Daerah pantai merupakan wilayah pertemuan antara
ekosistem daratan dan lautan sehingga memiliki karakteristik yang spesifik. Konsep
keterpaduan dalam pengelolaan kawasan pesisir sangat diperlukan agar kondisi lingkungan di
daerah tersebut dapat terjaga sepanjang masa. Salah satu konsep penting yang perlu
diperhatikan adalah mengelola alam sesuai dengan kemampuan alam melakukan perbaikan
dirinya sendiri.
Di Indonesia sendiri 60% penduduknya hidup di wilayah pesisir, peningkatan jumlah
penduduk yang hidup di wilayah pesisir memberikan dampak tekanan terhadap sumber daya
alam pesisir seperti degradasi pesisir, pembuangan limbah ke laut, erosi pantai (abrasi), akresi
pantai (penambahan pantai) dan sebagainya. Dalam melakukan berbagai aktivitas untuk
meningkatkan taraf hidupnya, manusia melakukan perubahan-perubahan terhadap ekosistem
dan sumber daya alam sehingga berpengaruh terhadap lingkungan di wilayah pesisir
khususnya garis pantai.
Penurunan keseimbangan pantai, akibat pemanfaatan potensi di daerah pesisir, dapat
dihindari dengan penerapan teknologi bangunan pengaman pantai. Perencanaan bangunan
pengaman

pantai

harus

mempertimbangkan

kemampuan

pantai

mempertahankan

keseimbangannya. Maka perlu dilakukan evaluasi kinerja bangunan pengaman pantai yang
telah ada ditinjau dari aspek lingkungan, konstruksi, dan efektifitasnya dalam menjaga
keseimbangan pantainya.

1.2 Rumusan masalah


Rumusan masalah pada makalah ini adalah penjelasan mengenai
bangunan pelindung pantai groin.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami bangunan
pelindung pantai groin

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian groin
Groin adalah banguna pelindung pantai yang biasanya dibuat tegak lurus garis pantai
dan berfungsi untuk menahan transpor sedimen sepanjang pantai sehingga bisa
mengurangi/menghentikan erosi yang terjadi. Bangunan ini juga bisa digunakan untk
menahan masuknya transport sedimen sepanjang pantai ke pelabuhan atau muara sungai.
Groin yang ditempatkan di pantai akan menahan gerak sedimen tersebut sehingga sedimen
mengendap di sisi sebelah hulu ( terhadap arah transport sedimen sepanjang pantai ).
Di sebelah hilir groin angkutan sedimen masih tetap terjadi sementara suplai dari
sebelah hulu terhalang oleh bangunan, akibatnya daerah di hilir groin mengalami deficit
sedimen sehingga pantai mengalami erosi. perlindungan pantai dengan menggunakan satu
buah groin tidak efektif. Biasanya perlindungan pantai dilakukan dengan membuat suatu seri
bangunan yang terdiri dari beberapa groin yang ditempatkan dengan jarak tertentu.
Umumnya konstruksi groin berupa konstruksi rubble mound atau tumpukan batu baik
berupa batu alam maupun batu buatan,caisson beton, turap, tiang yang dipancang sejajar,
namun ada beberapa groin yang terbuat dari kayu. Perlindungan pantai dengan menggunakan
satu groin tidaklah efektif, karena perubahan garis pantai yang terjadi tidak terlalu besar
(Triatmodjo,1999).Biasanya perlindungan pantai dilakukandenganmenggunakan suatu seri
bangunan yang terdiri atas beberapa groin yang di tempatkan pada jarak tertentu.

Gambar : Groin

2.2 Tipe tipe groin


Groin dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu tipe lurus, tipe T dan tipe L.
Menurut kontruksinya groin dapat berupa tumpukan batu, caisson beton, turap, tiang yang
dipancang berjajar, atau tumpukan buis beton yang didalamnya diisi beton.

Di dalam

perencanaan groin masih dimungkinkan terjadinya suplai pasir melintasi groin ke daerah hilir.
Pasir dapat melintasi groin dengan melewati sisi atasnya (overpassing) atau melewati
ujungnya (endpassing).

Gambar : Tipe Groin L

Gambar : Tipe Groin T

2.3 Sistem Kerja Groin


Interaksi antara proses proses pantai dengan groin atau sistem groin adalah rumit.
Bagaimanapun ada sedikit prinsip dasar yang dapat diterapkan dalam perencanaan groin,
antara lain :
1. Groin hanya dapat digunakan untuk menghentikan longshore transport dan tidak
2.

menghentikan onshore off shore transport.


Pembentukan pantai di dekat groin tergantung dari besar dan arah longshore
transport. Arah tersebut tergantung dari sudut datang gelombang. Apabila arah
datang gelombang normal terhadap garis pantai maka longshore transport akan sama
dengan nol. Jadi cara groin mengurangi longshore transport adalah dengan
membiarkan garis pantai berorientasi normal terhadap arah datang gelombang

sehingga longshore transport sama dengan nol.


3. Akumulasi groin terhadap long shore drift memodifikasi profil pantai yang kemudian
4.

berusaha menata kembali bentuk alami pantainya.


Arah yang didorong oleh gelombang kearah groin kadang kadang berbalik ke laut
dalam bentuk arus balik (rip current) sepanjang sisigroin. Dengan cara ini groin

dapat menambah jumlah sedimen yang bergerak ke laut.


5. Prosentase longshore transport yang melewati groin tergantung pada ukuran groin,
ukuran fillet,water level dan kondisi gelombang.
6. Longshore drift yang terjadi pada fillet atas dicegah agar tidak mencapai fillet bawah
dimana keseimbangan pasir lemah (tidak terlalu baik).
2.4 Bahan Lapis Lindung Rubble Mound Groin
Bahan lapis lindung yang dipakai untuk rubblemound groind harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut (Yuwono, 1982) :
a) Bahan lapis lindung harus tahan terhadap keadaan lingkungan (tidak mudah rusak
karenabahan kimia, tahan terhadap gaya dinamik yangberasal dari gelombang pecah,
dan sebagainya)
b) Batu, baik batu alam maupun buatan harus mempunyai berat jenis yang cukup besar
(>2.6). Semakin besar berat jenis bahan yang dipakai, semakin kecil ukuran batu
yangdiperlukan sehingga mempermudah pekerjaan.
c) Bahan lapis lindung harus cukup kasar sehingga mampu menahan gaya gaya yang
disebabkangelombang
d) Bahan lapis lindung yang dipakai harus relatif murah, kalau perlu pemilihan jenis
bahan yangada pada lokasi pekerjaan sehingga diperoleh jenis konstruksi yang murah

Konstruksi groin yang dibangun umumny amerupakan konstruksi rubble mound


groin. Rubblemound groin terbuat dari beberapa lapisan batuan yang ditata miring. Sebagai
suatu aturan umum desain groin, tiap-tiap lapisan harus didesain sedemikian agar lapisan
yang terdiri atas materialyang lebih halus tidak mudah berpindah atau berubah susunannya.
Sedangkan lapisan terluar didesain agar tahan terhadap hempasan gelombang yang mengenai
struktur groin.
Keuntungan bangunan pelindung tipe rubble mound ini adalah pada kemampuannya
untuk menahan serangan gelombang yang cukup besar, masih dapat dibangun dengan kondisi
tanah yang kurang baik sekalipun, mampu beroperasidengan baik dalam periode yang cukup
lama. Selain itu apabila terjadi penurunan konstruksi perbaikannya mudah dilakukan.
2.5 Tata Letak Groin
Perencanaan tata letak groin meliputi penentuan jarak antara groin serta penempatan
groin pada lokasi. Jarak antar groin didefenisikan sebagai fungsi dari panjang groin untuk
spasi. Selain itu jugamerupakan fungsi sudut datang gelombang, selisih pasang surut,
material dan kelandaian pasir. Jarak groin yang terlalu dekat akan memberikan system yang
mahal, selain itu dari segi artistik akan mengganggu keindahan pantai. Sedangkan jarak yang
terlalu jauh akan menghasilkan suatu sistem groin yang tidak efektif dan erosi akan tetap
berlanjut, sehingga fungsi groin untuk menangkapsedimen tidak tercapai. Jarak antar groin
pada pantai berpasir secara spesifik adalah 2 sampai 3 kalipanjang groin (Erlich and
Kulhawy, 1982).

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Untuk Menanggulangi erosi pantai, langkah pertama yang harus dilakakukan adalah
mencari penyebab terjadinya erosi. Dengan mengetahui penyebabnya, selanjutnya kita dapat
menentukan cara penanggulangannya yang biasanya dapat berupa bangunan-bangunan
pelindung pantai ataupun dengan menambah suplai sedimen.Salah satu jenis bangunan yang
dapat dibuat untuk mengatasi erosi dan gelombang pada pantai antara lain dengan
membangun susunan groin pada pesisir pantai.
3.2 Saran
Kita sebagai Warga Negara yang baik hendaknya ikut beperan dalam proses
pengamanan pantai tersebut, yaitu dengan ikut melestarikan ekosistem laut beserta isinya,
melakukan pembangunan sesuai peraturan yang berlaku agar tidak melewati garis pantai,
serta tidak melakukan penambangan pasir atau perusakan karang.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Ir. H. Bambang Triadmojo, CES, DEA. Teknik Pantai Edisi kedua tahun
1999. Beta offset yogyakarta.
Catatan kuliah dari Dosen pembimbing mata kuliah Teknik Pantai Universitas
Sumatera Utara bapak Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia Tarigan, MSc.
A guide to managing coastal erosion in beach/dune systems, Artificial Headland US
Putu Aditya Setiawan Blog, jetty (bangunan pelindung pantai)
Breakwater (pemecah gelombang), aspsipilump blog
US Army Corps of Engineers, 2000, Coastal Engineering Manual Part
Pope, Joan, 1997 Responding to Coastal Erosion and Flooding Damages, Journal of
Coastal Research, Vol 13 Issue 3 p 704-710
Budhi Kuswan Susilo ST, MT. Materi kuliah Geologi Kelautan

Anda mungkin juga menyukai