MODUL IV
BBLR
KELOMPOK VIII
Irmawati
: 10542029111
: 10542029911
: 10542030311
: 10542046413
Indra Juniawan
: 10542046713
: 10542048613
: 10542051713
: 10542050113
Rasyidah Helviana
: 10542052313
Rezky Nurnadyah
: 10542052513
Sri Vitayanti
: 10542053513
BLOK REPRODUKSI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang
kesehatan terutama kesehatan perinatal. BBLR terdiri atas BBLR kurang bulan
dan BBLR cukup bulan/lebih bulan. BBLR kurang bulan/prematur, biasanya
mengalami penyulit, dan memerlukan perawatan yang memadai, BBLR yang
cukup/lebih bulan umumnya organ tubuhnya sudah matur sehingga tidak terlalu
bermasalah dalam perawatannya. BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram, berat badan lahir merupakan prediktor yang baik untuk
pertumbuhan bayi dan kelangsungan hidupnya. Seorang bayi yang cukup bulan
pada umumnya lahir dengan berat badan 2500 gran atau lebih, BBLR merupakan
salah satu faktor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi
khususnya pada masa perinatal, Angka kejadian dan kematian BBLR akibat
komplikasi seperti asfiksia, infeksi, hipotermia, hiperbilirubinemia masih tinggi
(Sulani, 2011).
Bayi dengan BBLR merupakan salah satu faktor risiko yang mempunyai
kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Bayi dengan
BBLR hingga saat ini masih merupakan masalah di seluruh dunia karena
penyebab kematian pada masa bayi baru lahir.
Berbagai faktor yang dapat meyebabkan terjadinya BBLR diantaranya
adalah faktor genetik, faktor demografi dan psikososial, faktor obstetrik, faktor
nutrisi, penyakit bawaan ibu, paparan racun, faktor pemeriksaan kehamilan
(Kramer, 1987)
Status gizi ibu akan mempengaruhi status gizi janin dan berat lahir bayi.
Penilaian status gizi dan perubahan fisiologis selama hamil dapat digunakan untuk
memperkirakan laju pertumbuhan janin, misalnya berat badan bayi rendah
sebelum konsepsi serta pertambahan berat badan yang tidak adekuat (Arisman,
2004).
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
SKENARIO:
Seorang bayi laki-laki lahir spontan di puskesmas dari seorang ibu berumur 40 tahun.
Berat lahir 1500 gram, skor Ballard 20. Saat lahir bayi segera menangis, ketuban pecah
saat lahir, jernih dan tidak berbau. Bayi mulai disusui 2 jam setelah lahir, tetapi isapan
bayi tampak lemah. Empat jam setelah lahir bayi tampak sesak, frekuensi napas 70 x per
menit, retraksi di daerah subcostal, tidak tampak biru, dan pada auskultasi terdengar
expiratory grunting. Suhu aksiler 36,3 C. Dua hari kemudian wajah dan daerah dada bayi
tampak kuning.
KATA SULIT
KALIMAT KUNCI
Ibu 40 tahun
Bayi laki-laki BB 1500 gr
Skor balard 20
Ketuban pecah saat lahir jernih dan tidak berbau
Mulai disusui 2 jam setelah lahir tapi isapan lemah.
4 jam setelah lahir bayi sesak
Frekuensi napas 70x/menit
Expiratory grunting pd auscultasi bayi
Suhu axiller 36,3 C
2 hari kemudian wajah dan daerah dada bayi tampak kuning
PERTANYAAN
1) Bagaimana menilai usia gestasi dengan Ballard Score?
2) Bagaimana menilai bayi sesaat setelah lahir dengan Apgar Score?
3) Jelaskan definisi BBLR ?
4)
5)
6)
7)
8)
JAWABAN
1. New Ballard Score
Ballard score merupakan suatu versi sistem Dubowitz. Pada prosedur ini
penggunaan kriteria neurologis tidak tergantung pada keadaan bayi yang tenang dan
beristirahat, sehingga lebih dapat diandalkan selama beberapa jam pertama kehidupan.
Penilaian menurut Ballard adalah dengan menggabungkan hasil penilaian maturitas
neuromuskuler dan maturitas fisik. Kriteria pemeriksaan maturitas neuromuskuler diberi
skor, demikian pula kriteria pemeriksaan maturitas fisik. Jumlah skor pemeriksaan
maturitas
neuromuskuler
dan
maturitas
fisik
digabungkan,
kemudian
dengan
Maturitas Fisik
Penjelasan :
1. Kulit
Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya
bersamaan dengan hilangnya lapisan pelindung secara bertahap. Oleh karena itu, kulit
akan mengering dan menjadi kusut dan mungkin akan timbul ruam.Pada jangka panjang,
janin dapat mengalihkan mekonium ke dalam cairan ketuban. Hal ini dapat
menambahkan efek untuk mempercepat proses pengeringan, menyebabkan kulit
mengelupas, menjadi retak seperti dehidrasi, kemudian menjadi kasar.
2. Lanugo
Lanugo adalah rambut halus menutupi tubuh janin. Pada orang dewasa, kulit
tidak memiliki lanugo. Hal ini mulai muncul di sekitar minggu 24 sampai 25 dan
biasanya muncul terutama di bahu dan punggung atas, pada minggu 28 kehamilan.
Penipisan terjadi pertama di atas punggung bawah, karena posisi janin yang tertekuk.
Daerah kebotakan muncul dan menjadi lebih besar pada daerah lumbo-sakral. Variabilitas
dalam jumlah dan lokasi lanugo pada usia kehamilan tertentu mungkin disebabkan
sebagian ciri-ciri keluarga atau ras, pengaruh hormonal, metabolisme, dan gizi tertentu.
Sebagai contoh, bayi dari ibu diabetes khas memiliki lanugo berlimpah di pinnae mereka
dan punggung atas sampai mendekati atau melampaui usia kehamilan. Untuk tujuan
penilaian, pemeriksa memilih yang paling dekat menggambarkan jumlah relatif lanugo
pada daerah atas dan bawah dari punggung bayi.
3.
lipatan muncul di telapak anterior kaki. ini mungkin berhubungan dengan fleksi kaki di
rahim, tetapi bisa juga karena dehidrasi kulit. Bayi non-kulit putih telah dilaporkan
memiliki lipatan kaki sedikit pada saat lahir. Tidak ada penjelasan yang dikenal untuk ini.
Di sisi lain dilaporkan, percepatan perkembangan neuromuskuler pada bayi kulit hitam
biasanya mengkompensasi ini, mengakibatkan efek lipatan kaki tertunda. Oleh karena itu,
biasanya tidak ada berdasarkan diatas atau di bawah perkiraan usia kehamilan karena ras
ketika total skor dilakukan. Bayi sangat prematur dan sangat tidak dewasa tidak memiliki
lipatan kaki. Untuk lebih membantu menentukan usia kehamilan, mengukur panjang kaki
atau jarak jari dan tumit. Hal ini dilakukan dengan menempatkan kaki bayi pada pita
pengukur metrik dan mencatat jarak dari belakang tumit ke ujung jari kaki yang besar.
Untuk jarak kurang dari 40 mm, skor (-2) ; antara 40 dan 50 mm, skor (-1).
4.
Payudara
Tunas payudara terdiri dari jaringan payudara yang dirangsang untuk tumbuh
dengan estrogen ibu dan jaringan lemak yang tergantung pada status gizi janin. pemeriksa
catatan ukuran areola dan ada atau tidak adanya stippling (perkembangan papila dari
Montgomery). Palpasi jaringan payudara di bawah kulit dengan memegangnya dengan
ibu jari dan telunjuk, memperkirakan diameter dalam milimeter, dan memilih yang sesuai
pada lembar skor. Kurang dan lebih gizi janin dapat mempengaruhi variasi ukuran
payudara pada usia kehamilan tertentu. Efek estrogen ibu dapat menghasilkan
ginekomastia neonatus pada hari keempat kehidupan ekstrauterin.
5.
Mata / Telinga
Perubahan pinna dari telinga janin dapat dijadikan penilaian konfigurasi dan
6.
Genitalia Pria
Testis janin mulai turun dari rongga peritoneum ke dalam kantong skrotum pada
sekitar minggu 30 kehamilan. Testis kiri mendahului testis kanan yang biasanya baru
memasuki skrotum pada minggu ke-32. Pada saat testis turun, kulit skrotum mengental
dan membentuk rugae lebih banyak. Testis ditemukan di dalam zona rugated dianggap
turun.
7.
Genitalia Wanita
Untuk memeriksa bayi perempuan, pinggul harus dinaikan sedikit, sekitar 45
dari horizontal dengan bayi berbaring telentang. hal ini menyebabkan klitoris dan labia
minora menonjol. Dalam prematuritas ekstrim, labia dan klitoris yang datar sangat
menonjol dan mungkin menyerupai kelamin laki-laki. Pematangan berlangsung jika
ditemukan klitoris kurang menonjol dan labia minora menjadi lebih menonjol. Lamakelamaan, baik klitoris dan labia minora surut dan akhirnya diselimuti oleh labia majora
yang makin besar. Labia mayora mengandung lemak dan ukuran mereka dipengaruhi oleh
nutrisi intrauterin. Gizi lebih dapat menyebabkan labia majora besar di awal kehamilan,
sedangkan gizi kurang seperti pada retardasi pertumbuhan intrauterin atau pasca-jatuh
tempo, dapat mengakibatkan labia majora kecil dengan klitoris dan labia minora relatif
menonjol. Temuan ini harus dilaporkan seperti yang diamati, karena skor yang lebih
rendah pada item ini atau pertumbuhan janin terhambat dapat diimbangi dengan skor
lebih tinggi pada item neuro-muscular tertentu.
b.
Maturitas Neuromuskuler
Penjelasan :
1.
Postur
Otot tubuh total tercermin dalam sikap yang disukai bayi saat istirahat dan
ketahanan untuk meregangkan kelompok otot. Saat pematangan berlangsung, gerak otot
meningkat secara bertahap mulai dari fleksor pasif yang berlangsung dalam arah
sentripetal, dengan ekstremitas bawah sedikit di depan ekstremitas atas. Untuk
mendapatkan item postur, bayi ditempatkan terlentang dan pemeriksa menunggu sampai
bayi mengendap dalam posisi santai atau disukai. Jika bayi ditemukan telentang santai,
manipulasi lembut dari ekstremitas akan memungkinkan bayi untuk mencari posisi dasar
kenyamanan. bentuk yang paling dekat menggambarkan postur yang disukai bayi.
2.
pergelangan
dan
atau
resistensi
terhadap
pereganganekstensor bertanggung jawab untuk sudut yang dihasilkan dari fleksi pada
pergelangan tangan.
Pemeriksa meluruskan jari-jari bayi dan berikan tekanan lembut pada dorsum
tangan, dekat jari-jari. Sudut yang dihasilkan antara telapak tangan dan lengan bawah
bayi diperkirakan; > 90 , 90 , 60 , 45 , 30 , dan 0 .
3.
sudut dari ekstremitas atas. Dengan bayi berbaring telentang, pemeriksa menempatkan
satu tangan di bawah siku bayi. Kemudian, ambil tangan bayi dan pemeriksa membuat
lengan bayi dalm posisi fleksi, sesaat kemudian lepaskan. Sudut mundur lengan saat
kembali dicatat, dan dipilih pada lembar skor. Bayi yang sangat prematur tidak akan
menunjukkan pengembalian lengan.
4.
Sudut popliteal
Manuver ini menilai pematangan gerakan fleksor pasif sendi lutut dengan
pengujian untuk ketahanan terhadap perpanjangan ekstremitas bawah. Dengan posisi bayi
berbaring telentang, kemudian paha ditempatkan lembut pada perut bayi dengan lutut
tertekuk penuh. Setelah bayi telah rileks dalam posisi ini, pemeriksa menggenggam kaki
dengan satu tangan sementara mendukung sisi paha dengan tangan lainnya. Jangan
berikan tekanan pada paha belakang. Kaki diperpanjang sampai resistensi pasti untuk
ekstensi. Pada beberapa bayi, kontraksi hamstring dapat digambarkan selama manuver
ini. Pada titik ini terbentuk pada sudut lutut oleh atas dan kaki bagian bawah diukur.
Catatan: a) Hal ini penting bahwa pemeriksa menunggu sampai bayi berhenti menendang
aktif sebelum memperpanjang kaki. b) Posisi terang akan mengganggu kehamilan
sungsang dengan ini manuver untuk 24 sampai 48 jam pertama usia karena kelelahan
berkepanjangan fleksor intrauterin. Tes harus diulang setelah pemulihan telah terjadi;
bergantian, skor yang sama dengan yang diperoleh untuk item lain dalam ujian dapat
diberikan.
5.
posisi berbaring terlentang, pemeriksa menyesuaikan kepala bayi untuk garis tengah dan
meletakan tangan bayi di dada bagian atas dengan satu tangan. Ibu jari tangan lain
pemeriksa ditempatkan pada siku bayi.
Pemeriksa kemudian mendorong siku ke arah dada. Titik pada dada saat siku
bergerak dengan mudah sebelum resistensi yang signifikan, dicatat. Batasnya adalah:
leher (-1); aksila kontralateral (0); papila mamae kontralateral (1); prosesus xyphoid (2);
papila mamae ipsilateral (3), dan aksila ipsilateral (4).
6.
Tumit ke Telinga
Manuver ini mengukur gerakan fleksor pasif panggul dengan tes fleksi pasif atau
c.
Hasil Pemeriksaan
Seluruh
badan
biru
dan pucat
Nilai 1
Nilai 2
normal
merah
dan
muda,
tetapi
kaki
normal
merah
Tidak ada
Tidak
ada
< 100x/menit
Meringis
atau
>100x/menit
Meringis atau bersin atau
respon
menangis
terhadap
ketika distimulasi
nafas
Tonus otot
stimulus
Lemah atau
Sedikit gerakan
Bergerak aktif
Pernapasan
tidak ada
Tidak ada
teratur
Interpretasi Score
lemah
Jumlah score
7 10
Interpretasi
Normal
Asfiksia Ringan
Catatan
Memerlukan tindakan medis segera
seperti
46
penyedotan
menyumbat
jalan
lender
yang
napas,
atau
03
Asfiksia Berat
bernapas.
Memerlukan tindakan medis yang
lebih Intensif.
3. Definisi BBLR
Berat bayi lahir randah adalah berat bayi <2500 g tanpa melihat usia gestasi.
WHO (1961) mengganti
Rendah.Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2.500
gram pada waktu lahir bayi prematur. Bayi dengan berat badan lahir rendah dibagi 2
golongan yaitu :
1. Prematur Murni
Prematur Murni, yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan
berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan (Ester 2003 : 30-31).
2. Dismaturitas
Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilan, hal ini karena mengalami gangguan
pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
kehamilannya (Ester 2003 : 30-31).
BBLR ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2.500 gram
(sampai dengan 2.499 gram) (Prawirohardjo, 2006 : 376).
4.
Klasifikasi BBLR
Usia kehamilan : BCB (37 42 minggu)
BKB (<37 minggu)
BLB (>42 minggu)
Berat badan
: KMK - dibawah persentil 10
SMK - diantara persentil 10 90
BMK - diatas persentil 90
Berat Badan
: BBLR 1500-2500 gr
BBLSR 1000-1500 gr
BBLASR - <1000 gr
dapat
mengakibatkan
keterlambatan
pertumbuhan janin dalam kandungan atau IUGR dan kelahiran mati. Hal ini
disebabkan karena Pre-eklampsia / Eklampsia pada ibu akan menyebabkan
perkapuran di daerah placenta, sedangkan bayi memperoleh makanan dan
oksigen dari placenta, dengan adanya perkapuran di daerah placenta, suplai
makanan dan oksigen yang masuk ke janin berkurang.
b. Ketuban Pecah Dini
Ketuban dinyatakan pecah sebelum waktunya bila terjadi sebelum proses
persalinan berlangsung. Ketuban Pecah Dini (KPD) disebabkan oleh karena
berkurangnya kekuatan membran yang diakibatkan oleh adanya infeksi yang
dapat berasal dari vagina dan serviks. Pada persalinan normal selaput ketuban
biasanya pecah atau di pecahkan setelah pembukaan lengkap, apabila ketuban
pecah dini, merupakan masalah yang penting dalam obstetri yang berkaitan
dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi ibu.
c. Hipertensi
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang
terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan
persalinan, hipertensi dalam kehamilan menjadi penyebab penting dari kelahiran
mati dan kematian neonatal. Ibu dengan hipertensi akan menyebabkan terjadinya
insufisiensi placenta, hipoksia sehingga pertumbuhan janin terhambat dan sering
terjadi kelahiran prematur .
3) Faktor Janin
Cacat Bawaan (kelainan kongenital)
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur
bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Bayi yang dilahirkan
dengan kelainan kongenital, umumnya akan dilahirkan sebagai Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) atau bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi Berat Lahir
Rendah dengan kelainan kongenital yang mempunyai berat kira-kira 20%
meninggal dalam minggu pertama kehidupannya.
Infeksi Dalam Rahim
Infeksi hepatitis terhadap kehamilan bersumber dari gangguan fungsi hati
dalam mengatur dan mempertahankan metabolisme tubuh, sehingga aliran nutrisi
ke janin dapat terganggu atau berkurang. Oleh karena itu, pengaruh infeksi
hepatitis menyebabkan abortus atau persalinan prematuritas dan kematian janin
dalam rahim. Wanita hamil dengan infeksi rubella akan berakibat buruk terhadap
janin. Infeksi ini dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah, cacat bawaan dan
kematian janin.
Hamil Ganda
Berat badan kedua janin pada kehamilan kembar tidak sama, dapat
berbeda antara 50 sampai 1.000 gram, karena pembagian darah pada placenta
untuk kedua janin tidak sama. Regangan pada uterus yang berlebihan kehamilan
ganda salah satu faktor yang menyebabkan kelahiran BBLR. Pada kehamilan
ganda distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransi dan sering
terjadi partus prematus. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan
ganda bertambah yang dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain,
sehingga sering lahir bayi yang kecil. Kematian perinatal anak kembar lebih
tinggi daripada anak dengan kehamilan tunggal dan prematuritas merupakan
penyebab utama.
4) Faktor Lingkungan
Sosial Ekonomi
Anemia gizi juga lebih sering terjadi pada golongan ekonomim rendah
karena kelompok penduduk ekonomi rendah, khususnya pada ibu hamil kurang
mampu membeli makanan sumber zat besi dikarenakan harga yang relative
mahal, kurang mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan yang ada.
atau kerusakan otak. Pada beberapa kasus lain, ikterus dapat disebabkan gangguan
kelenjar tiroid. Ikatan Dokter Anak Amerika menyarankan bayi untuk diperiksa ada
atau tidak ikterus dalam beberapa hari setelah kelahiran.
Tipe ikterus
Tipe ikterus yang umum terjadi :
Ikterus fisiologis : paling umum terjadi, ikterus ringan karena fungsi hati yang
belum matang pada bayi baru lahir yang menyebabkan proses pengeluaran
bilirubin berjalan lambat. Umumnya muncul pada usia 2-4 hari dan menghilang
pada usia 1-2 minggu.
Ikterus prematuritas : umumnya muncul pada bayi prematur karena bayi prematur
belum bisa mengeluarkan bilirubin secara efektif. Ikterus pada bayi prematur
ditatalaksana pada batas kadar bilirubin yang lebih rendah daripada batas kadar
pengobatan bilirubin pada bayi cukup bulan.
Breastfeeding jaundice: ikterus yang muncul saat bayi ASI tidak mendapat cukup
ASI karena kesulitan dalam menyusui atau ASI ibu belum keluar. Ini tidak
disebabkan oleh ASI tetapi karena bayi belum mendapat ASI yang cukup.
Breastmilk jaundice: pada 1-2% bayi ASI ikterus dapat disebabkan karena bahan
yang dihasilkan dalam ASI yang menyebabkan kadar bilirubin meningkat. Bahan
ini dapat mencegah pengeluaran bilirubin melalui usus. Umumnya mulai usia 3-5
hari dan perlahan-lahan menghilang dalam 3-12 minggu.
pemberian obat
anastesi
atau
narkotik
sebelum kelahiran.
(kapita
selektakedokteran : 502).
Bayi prematur secara umum bayi lahir dalam keadaan belum matang, dan
karena itu belum dilengkapi dengan kemampuan untuk adaptasi fisiologik di luar
uterus sehingga terjadi asfiksia. Hipoksia sering ditemukan pada Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR). Kejadian ini umumnya telah dimulai sejak janin di kandungan,
berupa gawat janin atau terjadinya stres janin pada waktu proses kelahiran.
Akibatnya, bayi mengalami asfiksia (kegagalan bernapas spontan dan teratur pada
menit-menit pertama setelah lahir). Umumnya terjadi akibat belum matangnya paruparu, kekurangan bahan surfaktan yang berfungsi mempertahankan mengembangnya
gelembung paru, bayi akan mengalami sesak napas atau Sindroma Gangguannapas.
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) cenderung mengalami kesulitan dalam melakukan
transisi akibat berbagai penurunan pada sistem pernapasan, diantaranya : penurunan
jumlah alveoli fungsional, defisiensi kadar surfaktan, lumen pada sistem pernapasan
lebih kecil, jalan napas lebih sering kolaps dan mengalami obstruksi, insufisiensi
kalsifikasi tulang toraks, lemah, kapiler-kapiler paru mudah rusak dan tidak matur.
Fungsi kardiovaskuler mengalami penurunan darah, perlambatan pengisian kapiler
dan gawat napas yang berlanjut walaupun telah dilakukan oksigenasi dan ventilasi.
Gangguan pernapasan sering menimbulkan penyakit berat pada Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR). Hal ini disebabkan oleh kekurangan surfaktan, pertumbuhan dan
pengembangan paru yang belum sempurna, otot pernapasan yang masih lemah dan
tulang iga yang mudah melengkung, sehingga sering terjadi apneu, asfiksia berat dan
sindroma gangguan pernapasan. (Prawirohardjo, 2005 : 776).
Sejumlah kecil bayi, terutama bayi premature dan bayi yang dilahirkan dari
ibu diabetes, mengalami gawat napas yang berat pada jam-jam pertama kelahiran
smpai beberapa hari pertama setelah kelahiran, dan beberapa meninggal pada harihari berikutnya.salah satu penemuan yang paling khas pada sindrom gawat napas
adalah kegagalan epitel pernapasan untuk menyekresikan surfaktan dalam jumlah
adekuat, suatu substansi yang normalnya disekresi kedalam alveoli yang
menurunkan tegangan permukaan cairan alveoli, sehingga memungkinkan alveoli
untuk terbuka dengan mudah selama inspirasi. Sel-sel penyekresi surfaktan (sel-sel
epitel alveolus tipe II) belum mulai menyekresi surfaktan sampai akhir bulan ke-1
sampai ke-3 masa gestasi. Oleh karena itu, banyak bayi premature dan sedikit bayi
cukup bulan dilahirkan tanpa kemampuan menyekresikan cukup surfaktan, yang
menyebabkan kecendrungan kolapsnya alveoli dan perkembangan edema paru.
(GAYTON & HALL, fisiologi kedokteran : 1105).
Pada neonates dengan asfiksia, resusitasi diberikan secepat mungkin tanpa
menunggu perhitungan skor apgar. Lankah resusitasi mengikuti ABC :
A) Pertahankan jalan napas bebas, jika perlu dengan intubasi endotrakeal
Pengawasan nutrisi/ASI
Pencegahan BBLR
Pemeriksaan kehamilan secara berkala
Penyuluhan kesehatan kesehatan pertumbuhan janin
Perencanaan persalinan pada usia reproduksi sehat (20-34 tahun)
Dukungan sektor lain untuk peningkatan pendidikan Ibu dan status ekonomi
keluarga.
Mengingat bahwa perawatan BBLR sebagaimana yang kita ketahui
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal.2009.PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo:Jakarta.
Ballard JL, Khoury JC, Wedig K, et al: New Ballard Score, expanded to include
extremely premature
infants. J Pediatrics 1991; 119:417-423. ------http://www.ballardscore.com
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. P.T. Bina Pustaka:Jakarta.