Anda di halaman 1dari 41

1

Definisi dan Fungsi Boiler


Deni Kriswana 4213100032
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Keputih, Sukolilo,
Surabaya 60111
1. Latar Belakang
Uap air merupakan gas yang timbul akibat perubahan fase air menjadi uap
dengan cara pendidihan (boiling). Untuk melakukan proses pendidihan
diperlukan energi panas yang diperoleh dari sumber panas, misalnya dari
pembakaran bahan bakar (padat, cair, gas), tenaga listrik dan gas panas sebagai
sisa proses kimia serta tenaga nuklir.
Sudah beribu-ribu tahun manusia melakukan proses perebusan (boiling) air
menjadi uap air, tetapi baru dua abad ini ditemukan bagaimana cara
mempergunakan uap untuk kebutuhan yaitu dengan diciptakannya boiler. Boiler
menghasilkan uap dan uap yang dihasilkan ini dapat dugunakan untuk
membangkitmenjadi uakn listrik, menggerkkan turbin dan sebagianya.
Pada dasarnya boiler adalah suatu wadah yang berfungsi sebagai pemanas air
dalam suatu industri proses. Panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk air panas atau steam. Steam pada tekanan tertentu kemudian
digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang
berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air didihkan
sampai menjadi steam, volumenya akan meningkat sekitar 1600 kali,
menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak,
sehingga boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dengan baik. Bahan
bakar yang digunakan untuk memanaskan boiler bisa berupa gas, minyak dan
batu bara. Di Indonesia bahan bakar yang umum digunakan adalah solar.
Pemahaman lebih lanjut mengenai boiler akan dibahas pada makalah ini.
Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan,
temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steam yang akan
digunakan. Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal keadaan
tekanan-temperatur rendah (low pressure/LP), dan tekanan-temperatur tinggi
(high pressure/HP), dengan perbedaan itu pemanfaatan steam yang keluar dari
sistem boiler dimanfaatkan dalam suatu proses untuk memanasakan cairan dan
menjalankan suatu mesin (commercial
and industrial boilers), atau
membangkitkan energi listrik dengan merubah energi kalor menjadi energi
mekanik kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik

Boiler

(power boilers). Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler
tersebut, yang memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan
energi listrik, kemudian sisa steam dari turbin dengan keadaan tekanantemperatur rendah dapat dimanfaatkan ke dalam proses industri dengan
bantuan heat recovery boiler.

2. Definisi dan Fungsi Boiler


2.1 Definisi Umum Boiler
Menurut Djokosetyardj M.J (1990), boiler merupakan alat yang digunakan untuk
menghasilkan uap/steam untuk berbagai keperluan. Jenis air dan uap air sangat
dipengaruhi oleh tingkat efisiensi boiler itu sendiri. Pada mesin boiler, jenis air
yang digunakan harus dilakukan demineralisasi terlebih dahulu untuk
mensterilkan air yang digunakan, sehingga pengaplikasian untuk dijadikan uap
air dapat dimaksimalkan dengan baik. Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang
lebih tinggi, digunakan komponen economizer untuk meningkatkan efisiensi dari
uap air yang dihasilkan.
Boiler adalah wadah bertekanan yang dirancang untuk memanaskan air atau
menghasilkan uap, yang kemudian dapat digunakan untuk memberikan ruang
pemanasan dan / atau pemanasan air layanan untuk bangunan. Dalam sebagian
besar aplikasi bangunan pemanasan komersial, sumber pemanasan dalam boiler
adalah gas alam. Minyak sebagai pembakar dan pemanas resistensi listrik dapat
digunakan juga. Uap lebih disukai daripada air panas di beberapa aplikasi,
termasuk pendingin penyerapan, dapur, binatu, sterilisasi, dan peralatan uap
didorong.
Boiler memiliki beberapa kekuatan yang telah membuat mereka seperti fitur
umum bangunan. Mereka memiliki umur panjang, dapat mencapai efisiensi
hingga 95% atau lebih, menyediakan metode yang efektif pemanasan
bangunan, dan dalam kasus sistem steam, memerlukan sedikit atau tidak ada
energi pemompaan. Namun, biaya bahan bakar dapat cukup besar,
pemeliharaan rutin diperlukan, dan jika pemeliharaan tertunda, perbaikan dapat
mahal.
Pedoman untuk pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan boiler
disediakan terutama oleh ASME (American Society of Mechanical Engineers),
yang menghasilkan sumber daya berikut:
- Aturan untuk pembangunan boiler pemanas, Boiler dan Pressure Vessel Kode,
Bagian
IV-2007.
- Aturan Direkomendasikan untuk perawatan dan pengoperasian boiler
pemanas, Boiler dan Pressure Vessel Kode, Bagian VII-2007.
2.2 Fungsi Umum Boiler
Boiler berfungsi untuk merubah air menjadi uap superheat yang bertemperatur
dan bertekanan tinggi. Proses memproduksi uap ini disebut steam raising
(pembuat uap). Unit/alat yang digunakan untuk membuat uap disebut boiler
atau lebih tepat steam generator (Pembangkit Uap).

Definisi dan Fungsi Boiler

2.3 Definisi dan Fungsi Komponen Boiler


Boiler memiliki beberapa fungsi komponen utama dalam pengoperasian,
diantaranya fungsi water dan steam drum, fungsi air dan gas system, fungsi fuel
dan firing system, furnace cleaning system, dan fungsi alat-alat bantu lainnya.
2.3.1 Definisi dan Fungsi Komponen Water dan Steam Sistem
a. Steam Drum
Steam drum adalah suatu alat yang digunakan untuk menampung air yang
berasal dari economizer untuk dipanaskan deng an metode siklus air natural
yakni air akan beersirkulasi akibat adanya perbedaan berat jenis (sirku lasi
alamiah) dimana air yang temperaturnya leebih rendah akan turun dan air yang
temperaturnya tinggi akan naik ke drum sambil melepaska n uapnya untuk
dipisahkan antara uap dan airnya pada peralatan separator dan dryer.

Gambar 1 Boiler dan Bagian Bagian Boiler


Bagian-bagian dari steam drum ada lah sebagai berikut :
1. Feed Inlet Water
Feed inlet water berfungsi sebagai saluran untuk memasukkan air dari
economizer. Setiap saluran air pengisi dihubungkan ke suatu pipa pembagi di
bagian d alam drum yang mempunyai sederetan lubang-lubang kecil sepanjang
drum, sehingga dapat mendistribusikan air pengisi merata sepanjang Drum.
2.
Riser Tubes
Riser tubes merupakan saluran untuk memasukkan water and steam y ang
berasal dari wall tube. Terdapat banyak saluran masuk merata sepanjang drum.
3. Baffle Plates
Baffle plates berfungsi untuk memadu campuran air dan uap dari pi pa-pipa riser
ke separator. Pada saat yang sama, ia menahan air dalam drum agar bebas dar i
gangguan yang disebabkan oleh gelembung -gelembung uap.
4. Primary and Secondary Separator

Boiler

Laju penguapan persatu an luas permukaan air dalam drum saat ini terlalu berat
kalau hanya dilakukan dengan pemisahan secara gravitasi. Oleh karena itu, digu
nakan separator jenis cyclone untuk memen uhi 2 tujuan, yaitu :
- Memasok uap yang bebas air untuk superheater
- Memasok air bebas uap ke pipa downcomer
Separator jenis cyclone mungkin mempunyai sumbu horizontal atau vertical.
Vertical separator ditunjukkan dalam gambar 2.5. Air dilempar keluar dan dikem
balikan ke dalam genangan air dalam drum, sedang uap air diambil dari ujung
separator da n dibebaskan ke bagian atas drum di atas permukaan air.
Keefektifan dari separator tergantung pada kerapatan relatif dari uap dan air,
penurunan tekanan yang tersedia untuk mendorong campuran melalui
separator, jumlah relatif air dalam campuran dan jumlah total campuran. Pada
tekanan yang lebih rendah, pemisahan air dari uap relatif lebih sederhana
karena perbedaan kerapatan yang besar. Gaya yang diperlukan untuk
melepaskan ikatan vertikal air dari uap perlu dihubung kan dengan tinggi
sirkulasi (Circulating head) yang tersedia. Pada ketel uap sirkulasi al amiah,
perbedaan tekanan (head) yang tersedia diciptakan oleh perbedaan kerapatan
dari fluida yang disirkulasikan dalam sirkuit pipa downcomer dan pipa riser.
Dengan ketel uap sir kulasi bantu, perbedaan tekanan (head) yang terrsedia
ditentukan oleh pompa sirkulasi.

Gambar 2 Separator Cyclone


5. Dryer
Dryer (pengering) digunakan sebagai pemisah tingkat kedua untuk
membebaskan hampir semua air dari uap sebelum dialirkan ke superheater.
Suatu pengering terdiri da ri lempengan baja berbentuk V atau W yanng dijajar
secara berapatan, dengan uap mengalir antara lempengan membuat satu atau
lebihh perubahan arah yang tejam dan melempar partikel air yang lebih berat
untuk kontak denngan lempengan-lempengan tersebut.
Air turun di atas lemp engan ke sisi bawah pengering dan dikembalikan ke air
ketel. Kecepatan dari uap pada pengering tidak boleh terlalu tinggi atau akaan
terjadi resiko masuknya kembali air yang telah melekat pada lempengan dan

Definisi dan Fungsi Boiler

pengerinng akan melebihi beban. Tipikal kecepatannyya kira-kira 0,105 m/s pada
170 kg/cm2 dan 0,20 m/s pada 62 kg/cm2 tekanan drum.
b. Superheater
Superheater adalah suatu al at yang digunakan untuk memanaskan lanjut uap
saturated (uap jenuh) sampai dihasilkan uap yang benar benar kering ( steam
super heat). Adapun maksud dari dibuatkannya uap kering adalah su paya sudu
sudu turbin tidak terkikis ol eh butiran butiran air(sudu turbin rusak). Bentuk
dari supperheater ditunjukkan pada gambar 2.6. Pada u mumnya susunan
pemanas uap lanjut (steam superheaater) ini dibuat bertingkat yakni Primary
superheater, Secondary superheater dan final superheater adalah dengan
maksud untuk memudahkan pengontrolan temperatur keluarannya dengan m
enggunakan cara dispray dengan air (Desuperheater) yang berasal dari BFP
(Boiler Feed Pump). Adapun sirkit pemanasan pada superheaater seperti pada
gambar. Superheater dapat di bedakan menjadi 2 sesuai dengan posisi pada
furnace. Dimana posisi tersebut akan menentukan tingkat temperatur.

Gambar 3 Superheater

Gambar 4 Sirkuit Superheater

Boiler

Superheater tipe platen


Superheater ini terdiri dari sejumlah pipa-pipa tersusun rapat yang dillas satu
terhadap yang lain sehingga terjadi konntak singgung untuk membentuk
platen bagian rata. Platen - platen ini digantung pada bagian atas ruang bakar
dengan permukaan paralel terhadap aliran gas dan jarak elemen-elemen yang
berkesebelahan paling sedikit selebar 610 mmm. timbul resiko pengendapan
(deposit) kerak (deposited) pada pipa, tetapi dengan jarak 610 mm, tidak
mungkin endapan tersebut akan menghubbungkan celah antara deretan elemen.
Superheater tipe platen memanfaatkan komponen panas radiasi gas asap
sebelum gas tersebut meninggalkan daerah ruang bakar masuk ke daerah
konveksi. Bagaaimanapun harus terjadi pembakaran yang sempurna sebelum
bas masuk superheater platen, atau dengan kata lain tidak boleh ada penyalaan
api pada titik ini. Gas asap tersebut mempunyyai perimbangan energi panas
radiasi yang masih cukup tinggi meskipun pancaran (emissivity) sebagian besar
jenis ini tidak bercahaya (non-luuminous).
Hal ini merupakan alasan untuk suatu jarak-bagi elemen yang lebar mengingat
makin tipis lapisan gas antara elemen makin rendah pancaran (radiasi). Aliran
uap yanng melalui platen adalah parallel terhadap aliran gas. Atau dengan kata
lain, pipa-pipa yang menghadap ke gas yang paling panas dipasok deengan uap
paling dingin. Hal ini membantu untuk menjaga temperature logam pipa turun ke
tingkat yang dapat diterima dengan memberikan pengaruh pendinginan secara
maksimum.
c. Reheater

Gambar 5 Letak Reheater


Reheater adalah suatu alat yang digunakan untuk memanaskan (me naikan)
kembali temperatur uap super heater setelah melakukan kerja memutar sudu
turbin sisi tekanan tinggi (turbin high pressure). Uap super heat yang bertekanan

Definisi dan Fungsi Boiler

166 Kg/cm dan bertemp eratur 535c ini,setelah memutar sudu turbin HP maka
tekanannya hanya tinggal 31 Kg/cm d an temperaturnya 314c. Uap bekas
turbin HP terseb ut telah kehilanga n energi panasnya, untuk me mperoleh
energi panasnya kembali maka dilakukan perlakuan reheater sehingga uap
tersebut memp eroleh panasnya kembali (temperatur : 536c dan tekanan : 31
Kg/cm) untuk memutar sudu turbin IP yang kemudian diteruskan ke sudu turbin
LP.
Rancangan reheater mengikuti prinsip dasar yang sama dengan yang diberikan
pada superheater. Bagian reheater dapat diletakkan di sembarang tempat dalam
ketel tetap lokasi yang tepat tergantung pada bagaimana p erancang ketel uap
menyusun keseimbangan pe rpindahan panas secara keseluruhan. Tetapi harus
diingat bahwa dibawah kondisi operasi normal sebuah reheater menerima
kondisi yang berat seperti superheater.
Selama proses penaikan tekanan, kondisi mungkin lebih kritis mengin gat
pasokan uap pendingin untuk reheater ditentuka n oleh beban turbin. Sedangkan
untun superhea ter, pasokan uap pendingin dapat diberikan dengan m
engoperasikan drain (saluran buang). Karena pertimbangan seperti ini, reheater
kedua seringkali diletakkan dalam laluan gas segera setelah superheater kedua.
Utnuk mencapai temperature uap keluar yang tinggi yang dibutuhkan perancang
turbin, aliran uap reheater harus benar-benar berlawanan arah (counter flow).
Dalam beberapa rancangan ketel u ap dengan ruang bakar kembar atau
terpisah, reheater kedua diletakkan dalam satu ruang bakar, sedangkan
superheater kedua di ruang bakar ya ng lain.

Gambar 6 T-S Diagram Reheater


a) 1-2 Proses ekspansi steam t urbin. Terjadi penurunan temperature dan
tekanaan.
b) 2-3 Proses reheater. Terjadi kenaikan temperatur dan entropy pada
tekanan tetap. Steam mengalami kenaikan temperature dan entropy
yang didapatkan dari panas flue gas.
c) 3-4 Proses ekspansi steam turbine. Terjadi penurunan temperature dan

Boiler

tekaanan. Fase steam berubah menjadi uap basah.


d) 4-5 Proses kondensasi pada kondensor. Terjadi penurunan entropy pada
teemperature tetap. Fase uap basah berubah mennjadi saturated vapor
(cair jenuh).
e) 5-6 Proses pemompaan deengan condensate Pump. Terjadi kenaikan
temperature dan tekanan. Semua saturated vapor berubah menjadi cair.
f) 6-1 Proses pemanasan pada furnace. Air dipanaskan secara bertahap
mulai dari steam drum, downcomer, wall tube dan superheater untuk
mengubah fase cair menjadi superheated steam.
g) Kembali ke proses awal
Oleh karena itu, ruang bakar panas lanjut itu dig unakan untuk
menaikkan tekanan sehingga mencegah persoalan te mperature logam dari
reheater secara keseluruhan. Reheater pertama biasanya diletakkan segeera
sebelum saluran gas masuk economizer. Ia adalah tipe membuang air sendiri
yang horizontal, yang disusun untuk pemindah panas aliran counter flow.
d. Economizer

Gambar 7 Economizer
Economizer adalah alat yang berfungsi untuk memanaskan air setelah melewati
High Pressure Heater. Pemanasan dilaku kan dengan memanfaatkan panas dari
flue gas yang merupakan sisa dari pembakaran dalam furnace. Temperatur air
yang keluar dari Economize r harus dibawah temperatur jenuhnya untuk
mencegah terjadinya boiling dalam Economizer.Karena perpindahan panas yang
terjadi dalam Economizer merupakan konveksi, maka menaikkan luas
permukaan akan mempermudah perpindahan panas ke air.Inilah sebabnya
mengapa desain pipa Ecconomizer dibuat bertingkat .

Definisi dan Fungsi Boiler

Keuntungan:
Meningkatkan efisiensi unit k arena dengan memanfaatkan kalor flue gas untuk
memanaskan air, dapat mengurangi kebutu han kalor yang besar untuk
pemanasan air samppai terbentuk uap kering pada Superheater.
Biaya Operasi lebih ekonomis karena jumlah bahan bakar untuk pemanasan
pada Superheater menjadi lebih sedikit.
Maintenance Cost dapat dihe mat karena dengan adanya Economizer, thermal
shock pada pipa Boiler dapat dihindari.
Kerugian :
Desain pipa yang bertingkat akan menimbulkan masalah abu, terutama billa
batubara yang digunakan kadar abunya tinggi.
e. Downcomer
Merupakan saluran air dari Steam Drum ke Header yang berada di ba wah ruang
bakar dimana dari header, butirbutir air panas akan dipanaskan melalui pipa
pipa yang tersusun di dinding furnace. Aliran tersebut dap at dialirkan secara
alami atau paksa(bantuan po mpa) tergantung dari konstruksi boiler.

Gambar 8 Downcomer

Boiler

10
.
f. Wall Tube/Riser (Pipa-Pipa Air)

Gambar 9 Wall Tube


Wall tube merupakan susunan pipa-pipa yang berada pada sisi dinding
sepanjang furnace. Bertujuan agar terjadi perpindahan panas dari ruang bakar
ke water. Dimana dalam wall tube, sebagian water akan berubah men adi steam.
Pipa-pipa air memperoleh air dari header bagian bawah ruang bakar. Pipa-pipa
header tersebut diisi oleh downcomer yang mengalirkan air dari rrum, turun ke
bawah melalui bagian luar dari ketel dan mengisi header bawah. K arena itu
selama adanya pembakaran, air dari pipa- pipa naik ke dalam Drum melalui wall
tube da n air yang lebih dingin dari Drum turun ke bawah melalui downcomer,
mengisi pipa-pipa air
g. Boiler Circulating Pump

Definisi dan Fungsi Boiler

11

Gambar 9 Boiler Circulating Pump


Boiler Circulating Pump berfungsi untuk membantu mengalirkan air dari
downcomer menuju wall tube. Pompa ini mer upakam jenis sentrifugal yang
digerakkan ol eh motor listrik. Pompa menggunakan water sebagai media
pendingin.
Penggunaan pompa sirkulasi bantu memiliki keuntungan sebagai berikut :
a. Dapat menggunakan pipa-pipa yang diameternya lebih kecil dengan
material yang sedikit lebih tipis dibandingkan Boiler dengan sirkulasi
alamiah.
b. Aliran ke kelompok pipa-pi pa ataupun masing-masing pipa dapat diatur
den gan penggunaan pelat berlubang (orifice) de ngan ukuran yang
tepat. Hal ini memungkin kan desain yang memiliki aliran lebih tinggi
untuk zona-zona dengan laju perpindahan pana s yang tinggi dan laju
aliran yang lebih renda h untuk zona-zona perpindahan panas dalam
bagian Boiler yang lebih tinggi.
Namun, memiliki beberapa kerugia n antara lain :
a. Biaya untuk penyediaan dan pemeliharaan pompa sirkulasi.
b. Perlu ditambah instrumentasi dan pengatur (control) yang teliti untuk
perlindungan terhadap konsekuensi dari kegagalan instalasi pompanya.
c. Memerlukan daya listrik karena pompa beroperasi secara kontinyu.
2.3.2 Definisi dan Fungsi Komponen Air dan Gas Sistem

Boiler

12

Gambar 10 Silus Air dan Gas Sistem


a. FD Fan
FD Fan atau yang disebut juga dengan kipas tekan paksa adalah merupaka n
suatu alat yang digunakan untuk memasok atau mensupply udara bakar yang
akan digunakaan untuk proses pembakaran pada ruang bakar. Ki pas ini terdiri
dari sebuah fan dan digerakan oleh motor, dan untuk setiap unit biasanya terdiri
dari dua buah fan dan termasuk jenis aksial fan. FD fan menyuplai 50 %
kebutuhan udara pembakaran.
Udara untuk pembakaran didorong oleh FD Fan (Force Draught Fan). F D Fan
biasanya terletak di lantai dasar dimana terdapat pondasi penyangga yang baik.
Be berapa instalasi pembangkit listrik memiliki FD Fan yang ditempatkan pada
bagian atas boiler, a kan tetapi hal ini tidak biasa (desain ICL). Biasanya
digunakan 2 buah FD Fan. Jumlah udara yang dikeluakan oleh Fan tersebut
dokendalikan oleh 2 metode dasar (controlled by two basic methods) :
1.

Pengendalian sudu (vane co ntrol), dimana udara ditarik kedalam melalui


m asing-masing sisi fan dan pembukaan/penutupan sudu atur tersebut
mengontrol aliran udara y ang masuk.

2.

Pengendalian kecepatan (speed control). Tipe yang paling umum unt uk


pengendalian kecepatan adalah dua kecep atan, kecepatan tinggi untuk
keadaan beban p enuh normal dan kecepatan rendah untuk sta rt up dan
beban rendah. Tipe lain dari pengendalian kecepatan adalah merubahrubah kecepatan (variable speed) fan yang mempunyai control
kecepatan atas daerah kecepatan fan. Metode yang banyak digunakan
adalah pengendalian dua tingkat kecepatan dan pengendalian sudu.

Definisi dan Fungsi Boiler

13

Gambar 11 FD Fan Tipe Aksial


Udara dari FD fan mengalir melalui damper keluaran FD fan dan masuk ke dalam
pemanas udara, yang memanaskan udara dari temperature lingkungan menjadi
sekitar 2800C. udara dari air heater digunakan da lam dua (2) bentuk yaitu
dinamakan udara primer (Primary air) dan udara sekunder (Secondary air).
Udara primer dialirkan melalui mill dan digunakan dan digunakan untuk
membawa batubara bubuk (pulverized fuel) ke boiler. Selain itu, juga digunakan
sebagai media pengering batu bara di dalam mill. Udara p rimer diperhitungkan
sekitar 30 % dari total ju mlah udara untuk pembakaran.
Udara sekunder adalah udara yang dicatu ke Boiler untuk pembakaran dan untuk
yang lain yang besarnya sekitar 70 % . Udara masuk ke dalam kotak angin
(windbox) pada bagian depan boiler. Udara sekunde r menuju burner dapat
dibatasi dengan dua (2) cara, yaitu dengan sleeve damper tingkap yang
mencakup tiap-tiap vane udara sekunder burner. Dengan dumper-du mper
udara sekunder yang membatasi deretan burner pada damper udara seku
nder untuk satu kelompok burner-burner yang dihubungkan dengan satu
mill.
b. ID Fan
ID fan digunakan khusus untuk Boiler negative pressure. Yaitu dimana
tekanan dalam boiler lebih rendah dari pada tekanan udara luar (atmosfir). ID
Fan adalah fan yang berguna untuk membuat vakum pada Boiler sehingga laju
aliran flue gas pada Boiler menjadi lancar. ID fan menghisap gas pembakaran
mulai d ari furnace, melewati air heater dan precipitator hingga menuju stack
(cerobong). Pengaturan aliran pada ID fan seperti pada FD fan.

Boiler

14

Gambar 12 ID Fan
c. PA Fan
PA Fan hanya digunakan pada Boiler yang menggunakan bahan bakar batubara.
Berfungsi sebagai penghasil udara primer (Primary Air) yang digunakan sebagai
udara pengangkut serbuk batubara dari Pulverizer/Mill men uju Burner untuk
dibakar di furnace. PA fan menyuplai 25% udara pembakaran. Dimana udara
yang dihembuskan oleh PA fan adalah hot air yang didapatkan dari udara yang
sebelumnya telah d ipanaskan di air heater. Berfungsi untuk mengeringkan
batubara sehingga lebih mudah terbakar.
d. Air Heater
Air Heater (Pemanas Udara ) adalah alat yang berfungsi sebagai pemanas u dara
primary dan secondary di boiler. Air heater merupakan tempat perpindahan
panas yang besar didalam jalur udara dan gas buang dari boiler. Media pemanas
yang digunakan adalah gas buan g (flue gas) hasil pembakaran di Boiler
sebelum dibuang ke stack melalui Induced Draft Fan. Gas buang hasil
pembakaran di Boiler masih memiliki panas yang cukup tinggi (sekitar 380oC)
sehingga panasnya dapat dimanfaatkan sebagai pemanas udara. Dengan
digunakannya gas buang seb agai pemanas di air heater maka efisiensi unit bert
ambah baik karena tidak membutuhkan tambahan bahan bakar untuk
memanaskan air heater. Sel ain itu juga temperatur gas buang yang dikeluarkan
oleh stack menjadi rendah.

Gambar 13 Air Heater

Definisi dan Fungsi Boiler

15

Hampir semua pemanas udara pada unit pembangkit modern adalah jenis r
egenerative yang merupakan kebalikan dari recupera tive. Karena menggunakan
air heater tipe reg enerative berarti menghemat tempat. Air heater re cuperative
adalah jenis air heater yang terdirri dari pipa-pipa dimana gas atau udara
mengalir di dalam pipa. Air heater regenerative sebagaima na diperlihatkan
pada gambar 2.24, terdiri dari susunan element. Element-element tersebut
digunaklan sebagai pemindah panas. Terdapat dua jenis dasar yaitu :
a. Susunan (pack) elemen tetap diam dan sedang tutup/tudungnya yang
mengalirkan udara melalui susunan elemen berputar.
b. Susunan (pack) elemennya yang berputar sedangkan tutupnya tetap
diam.
Masalah dalam airheater dapat terjadi apabila gas-gas buang memiliki t
emperature yang relative dingin, yaitu pada start up dengan pembakar minyak
(oil burners). Jika penyalaan pada pembakaran minyak tidak sempurna, maka
minyak bisa terkumpul dan menempel pada elemen air heater yang pada
akhirnya mengakibatkan kebakaran. Selain itu, permasalahan yang sering timbul
yaitu buntunya airheater. Disebabk an karena endapan flue gas yang mengalir.
Ha l tersebut sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kebakaran air
heater.Dalam pengopera sian air heater temperatur gas dapat dipertahankan
dengan dua cara yaitu :
a. Damper bypass udara (air bypass dampers) Damper-damper bypass uda
ra ini mengalirkan udara sebelum melalui air heater sehingga sedikit
udara yang melewati air heater, dengan demikian tempera ture gas
dapat dipertahankan tetap tinggi.
b. Damper bypass economize r (economizer bypass dumper) atau dalam
des ain lain disebut hot gas taps
Damper ini menyalurkan gas panas dari bagian atas economizer dan
mengalirkan ke air heater. Sebagian gas meng alir kembali ke
economizer. Dengan demikian akan menaikkan temperature gas. Agar
tidak terjadi korosi, maka temperature gas kelu ar dipertahankan diatah
1100C.
Air Heater terdiri dari 3 jeni s yaitu Primary Air Heater (PAH), Secondary Air
Heater (SAH), dan Steam Coil Air Heater (SCAH).
a.

Primary Air Heater merupakan pemanas udara yang digunakan sebagai


pemanas udara primer dimana fungsi udara primer adalah membawa
batubara yang telah digerus di Pulverizer ke ruang bakar.

b.

Secondary Air Heater merupakan pemanas udara sekunder dimana


fungsi udara sekunder adalah sebagai udara pembakaran di ruang bakar.
Sedangkan Steam Coil A ir Heater adalah pemanas awal (preheat) uda ra
sebelum masuk ke Primary Air Heater dan Secondary Air Heater.

c.

Berbeda dengan Primary Air Heater dan Secondary Air Heater, Steam
Coil Air Heater tidak menggunakan gas buang sebagai media
pemanasnya akan tetap i menggunakan Auxiliary Steam.

e. Steam Coil Air Preheater

Boiler

16

Gambar 14 Steam Coil Preheater


Steam coil air preheater ada lah suatu alat yang digunakan untuk memasok
udara perapat ke suatu peralatan yang membutuhkan perapat udara semisalgun
burner (alat pembaka ran), sootblower (alat pembersih jelaga), pipe hole (lubang
pengintai api). Hal ini dimaksudkan untuk menjaga supaya gas panas yang ada
didalam Boiler tidak sampai keluar sehingga kerugian a kibat kehilangan panas
yang timbul dapat dikurangi.
f. Gas Circulating Fan

Gambar 15Aliran Sirkulasi Gas


Gas reCirculating fan adala h suatu alat yang digunakan untuk mengontro l suhu
reheater. Dilakukan dengan cara menginjeksikan gas panas kedalam udara bakar

Definisi dan Fungsi Boiler

17

sehingga udara bakar dan gas panas tersebut bercampur. Adapun dengan
pencampuran ini dapat meningk atkan effisiensi. Namun dengan penggunaan
gas reCirculating fan akan menambah biaya pemasangan dan perawatan.
2.3.3 Definisi dan Fungsi Komponen Sistem Bahan Bakar dan Pembakaran
Agar kualitas uap yang dihasilkan dari ketel uap sesuai dengan yang diinginkan
atau dibutuhkan maka dibutuhkan sejumlah panas untuk menguapkan air
tersebut, dimana panas tersebut diperoleh dari pembakaran bahan bakar di
ruang bakar ketel. Untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna di dalam
ketel maka diperlukan beberapa syarat, yaitu:
1. Perbandingan pemakaian bahan bakar harus sesuai (cangkang dan fiber)
2. Udara yang dipakai harus mencukupi
3. Waktu yang diperlukan untuk proses pembakaran harus cukup.
4. Panas yang cukup untuk memulai pembakaran
5. Kerapatan yang cukup untuk merambatkan nyala api
6. Dalam hal ini bahan bakar yang digunakan adalah cangkang dan fiber.

Boiler

18

Gambar 16 Sistem Bahan Bakar


a. Silo ( Bunker )
Silo/bunker batubara berfun gsi untuk menampung sementara batubara yang
akan di bakar pada furnace setelah dibawa conveyor dari stock pile sebelum
batubara tersebut diumpankan ke pulverizer melalui Coal Feeder.
b. Coal Feeder ( Pengumpan )
Coal Feeder berfungsi untu k menerima batubara dari silo batubara dan m
engontrol jumlah batubara yang dimasukkan ke dala m pulverizer. Proses
Feeding akan mengontrol laju bahan bakar yang masuk tergantung dari kebutu
han Boiler dan kebutuhan Primary air untuk pengeringan, dan kemudian
batubara yang telah di tumbuk bersama-sama dengan Primary air akan mengalir
menuju burner.

Definisi dan Fungsi Boiler

19

Gambar 17 Coal Feeder


Metode pengukuran laju umpan batubara dapat dilakukan dengan dua cara.
Yaitu metode Gravimetric dan Volumetric. Gravi metric menggunakan sensor
berat pada belt con veyor. Sehingga berat batubara yang diangkut oleh conveyor
akan menentukan kecepatan belt. Metode ini merupakan metode utama karena
lebih akurat untuk mengatur laju aliran batubara. Sedangkan volumetric
mengukur kapasitas conveyor untuk menentukan laju qaliran batubara.
c. Pulverister
Batu bara silo melalui coal feeder diisikan ke pilverister untuk proses
penghalusan, jumlah yang lolos untuk kebutuhan pembangit mencapai 70
persen dari jumlah total bahan bakar yang masuk.

Gambar 18 Siklus pada Pulverister


Pada pulverizers terjadi 3 proses ya tu :
1. Grinding

Boiler

20

Merupakan proses pengger usan oleh mill (roller mill) untuk menghancurkan
batubara.
2. Drying
Merupakan proses pengeringan batubara. Udara panas didapatkan dari air
heater yang disalurkan oleh PA fan. Udara tersebut juga berfungsi sebagai
pengangkut batubara menuju burner.
3. Classification
Berfungsi untuk menyaring batubara yang telah digrinding. Batubara yan g
telah mencapai mesh yang tertentu, akan diloloskan untuk dibakar. Namun,
batubara ya ng masih kasar, akamn jatuh ke fludized be d untuk dihaluskan
kembali.
d. Burner
Burner berfungsi untuk membakar batubara. Selain dari PA fan, udara
pembakaran juga didapatkan dari Secondary air yang berasal dari FD fan. Untuk
pembakaran awal, digunakan HSD (High Speed Diesel) karena lebih mudah
terbakar dari pada batubara. Kemudian se cara berkala, laju aliran HSD dikurangi
untuk digantikan dengan batubara. Pada akhirnya HSD berh enti dan batubara
digunakan secara penuh.

Gambar 19 Coal Burner


2.3.4 Definisi dan Fungsi Furnace Cleaning Sistem

Definisi dan Fungsi Boiler

21

Gambar 20 Sootblower
Sootblower berfungsi untuk membersihkan deposit, abu atau slag dengan
menggunakan steam. Boiler-Boiler modern dilengkapi dengan pembersih abu
(sootblower) yang dapat dioperasikan dari jarak jauh (remot ely operated) dan
dikendalikan secara bergantian dan berurutan. Hal ini untuk mencegah adanya
kesalahan waktu (timing errors), menghemat tenaga kerja dan menjamin bahwa
blower-blower tersebut dioperasikan dengan urutan yang benar. Sehingga debu,
abu atau jelaganya dapat terbawa oleh aliran gas.
Uap yang digunakan untuk pembersihan abu biasanya diambil langsung dari
boiler, dari sisi keluar pemanas lanjut primer atau dari sisi masuk cold reheater.
Namun, uap d ari Boiler bantu (auxiliary boiler) pun dapat digu nakan. Tekanan
uap yang menuju ke masin g-masing blower diturunkan seperlunya oleh plat-plat
orifis (orifice plate). Pada pusat pemban gkit lain, udara bertekanan juga
digunakan sebagai media pembersih. Sistem sootblowing dengan udara
bertekanan ini memerlukan tambahan modal dan biaya untuk kompressor yang
berkapasitas besar.

Boiler

22

Gambar 21 Bagian-bagian Sootblower


a.

Jenis Sootblower

Jenis penempatan, ukuran dan tekanan serta frekuensi penggunaan sootblower


sangat bervariasi sesuai dengan desain Boiler dan karakter deposit/endapannya.
Oleh k arena itu, adalah tidak mungkin untuk menguraikan semua pemakaianpamakaiannya. Tetapi, se cara umum jenis-jenis utama dari sootblower yang
digunakan adalah seperti pada gambar yaitu :

Definisi dan Fungsi Boiler

23

Gambar 22 Jenis-Jenis Sootblower


A. Blower-blower yang dapat dita rik (retractable gun blower) dengan nozzle jet
yang berlawanan untuk membersihkan pipa-pipa air ruang bakar.
B. Blower-blower yang dapat ditarik (retractable gun blower) yang mempunyai
n ozzle jet tunggal untuk diarahkan pada susunan pipa-pipa Boiler dan
superheater.
C. Blower-blower panjang yang dapat ditarik (long retractable lance blowers)
yang bergerak/bergeser diantara sus unan pipa-pipa dengan nozzle berputar dan
me mpunyai jet yang berlawanan untuk mengimba ngkan gaya dorong. Jenis
inilah yang palin g efektif untuk pemanas lanjut pada Boiler m odern sehingga
memungkinkan mencapai sassaran yang lebar dengan merata dan sebanding.
D. Blower dengan nozzle jet ban yak (multi jet tube blowers) digunakan untuk z
one temperature yang lebih rendah seperti economizer dan air heater. Blower
tersebut tidak da pat ditarik (non-retracting) tetapi dapat berputa r dan/atau
bergeser.
E. Sama dengan Multi Jet Blower dengan nozzle jet yang dapat digunakan pada
p osisi tetap untuk membersihkan lorong-lorong diantara pipa-pipa. Blower ini
hanya cocok u ntuk temperature yang lebih rendah dan pada zone yang
deposit/endapannya ringan. Oleh karen a itu, tidak perlu daya yang besar untuk
beberapa nozzle kecil.
b. Pengoperasian Sootblower
Frekuensi sootblowing ditentukan oleh pengalaman pada masing-masing Boiler
dan tidak boleh terlalu sering karena menurunkan efisiensi dan mahalnya harga
uap yang di gunakan. Secara umum, saat diperlukannya sootblowing
diperlihatkan dengan turunnya temperatur superheater, naiknya temperatur gas
asap bagian belakang atau indikasi bahwa tarikan turun, namun pada bagian
tertentu naik.
Pada waktu mengoperasikan soot blower (sootblowing) harus dilaksanakan
tindakan pengaman sebagai berikut :

Boiler

24
1.

Tekanan di ruang harus dijaga untuk melindungi operator dari hembusan


keluar gas-gas panas.

2.

Diperlukan drain yang cukup pada pipa-pipa supply uap ke supply


sootblow er dan biasanya dipasang valve drain otomatis, agar uap yang
digunakan benar-benar kering.

3.

Sootblower tidak boleh dibiarkan terus menerus pada posisi kerja


dengan uap didalamnya, karena menyebankan erosi pipa setempat.

4.

Bila sootblower tertinggal dalam ruang bakar tanpa uap, maka akan
terjadi kerusakan. Bila supply listrik terganggu atau blower macet, maka
harus dikeluarkan dengan tan gan.

5.

Suhu metal air heater harus dijaga setinggi mungkin ketika sootblowing
dengan mem-by-pass udara atau resirkulasi udara panas.

2.3.5 Valve Sebgai Alat Bantu


a. Safety Valve
Safety valve berfungsi untuk melindungi dari bahaya tekanan berlebih pada uap
boiler. Sebelum Boiler dinyatakan siap o perasi, Safety valve harus diperiksa dan
bila p erlu diset ulang sesuai dengan daerah kerjanya. Pr osedur ini sangat
penting mengingat setelah Boiler firing akan menghasilkan tekanan.Safety valve
digunakan untuk melindungi perpipaan dan alat-alat proses dari kelebihan
tekanan. Penggunaan da n seleksi yang tepat serta lokasi dan pemelihar aan
Safety valve sangat penting untuk melindungi p ersonel dan equipment dengan
mengacu kepada kode-kode dan aturan-aturan yang ada.

Definisi dan Fungsi Boiler

25

Gambar 23 Safety Valve Tipe ASME


Spring-loaded pressure devices yang didesain untuk terbukanya valve secara
penuh (full opening) dengan kelebihan tekanan (overpressure) yang minimum.
Tekanan statik yang ditahan dalam ruang yang sempit pada valves serta energi
kinetik dari gas atau uap digunakan untuk melawan tekanan spring pada disk y
ang selanjutnya akan terbuka dan terangkat, yang menghasilkan pop action.
Closing pressure akan didapat pada ni lai dibawah set pressure dari v alve
tersebut dan dicapai setelah tahap Blowdown habis. Kekuatan spring
menentukan besarnya tek anan maksimum yang ditahan oleh Safety valve. Bes
arnya tekanan tergantung dari desain dan kebutuhan.
b. Boiler Stop Valve
Boiler stop valve terletak pada sisi keluar uap utama dari Boiler ke turbin pada
suatu tempat dimana uap utama keluar meninggalkan boiler. Jenis valve tersebut
adalah valve parallel slide dengan konstruksi seperti terlihat pada gambar.
Valve tersebut digunakan dengan valve bypass dengan dua alasan :
Karena Boiler beroperasi pada tekanan yang sangat tinggi, valve parallel slide
yang besar sukar bergerak. Oleh karena itu, valve bypass digunakan untuk
memberi tekanan diseberang valve utama.
Valve bypass dapat digunakan untuk mengalirkan uap dalam jumla h kecil,
sehingga saluran uap utama da ri Boiler ke turbine dapat diberi tekanan dan di
panasakan secara perlahan.

Boiler

26

Gambar 24 Boiler Stop Valve


c. Drain Valve
Drain valve (buangan) Boil er terdiri dari dua kelompok, drain air dan d rain uap.
Drain valve digunakan untuk membu ng air sampai habis atau mengosongkan
Boil er dan drain uap digunakan untuk :
-Memastikan bahwa p ipa uap bebas dari air pada waktu start up.
-Memastikan bahwa ada aliran uap pada pipa superheater, ketika ua p tidak
mengalir ke turbin.

Gambar 25 Posisi Drain Valve


Saluran drain dari Boiler biasanya mempunyai dua valve yang terletak pada
posisi terbawah dari main pipe dimana pa da bagian tersebut terjadi
pengendapan. Valve tersebut adalah up stream valve dan down stream valve.
Pada kondisi normal operasi, up stream valve dalam kondisi tertutup dan down
stream valve ter buka. Up stream valve berfungsi untuk menutup saluran
draindan membukanya pada saat yang diperlukan. Down stream valve berfungsi
sebagai back up apabila terjadi kerusakan/kebocoran pada up stream valve.
d. Venting Valve
Valve udara ditempatkan pada bagian atas Drum Boiler dan bagian atas
superheater dan header reheater. Venting valve juga terdiri dari 2 buah valve
dimana prinsip dan cara kerjanya serupa dengan drain valve.

Definisi dan Fungsi Boiler

27

Gambar 26 Posisi Venting Valve


e. Valve Resirkulasi Ekonomizer
Ketika sedang berlangsung penaikan tekanan pada Boiler yang sedang start up,
air di dalam Boiler akan memuai. K arena air di dalam Boiler memuai, berarti
tidak diperlukan pengisian air ke economizer untuk menaikkan level Drum. Jika
pembakaran pada Boiler berlebihan, maka menyebabka n air di dalam
econimiser akan mendidih. Sehingga akan membawa uap tersebut turun ke
dalam downcomers dan dengan demikian sirku lasi Boiler dapat terpengaruh.
Untuk menjamin bahwa e conomizer dapat beroperasi, maka digunakan valve
resirkulasi economizer yang berfungsi unt uk memotong saluran diantara header
dan pipa air ruang bakar bagian bawah (furnace botto m water wall headers) dan
header sisi masuk economizer
(economizer inlet header). Dengan demikian, begitu economizer menjadi
panaas, air akan naik dan diganti oleh air dingin yang berasal dari downcomer.
f. Spray Atteperator Vave
Valve Spray attemperator berfungsi untuk mengatur temperature uap panas
lanjut dengan menyemprotkan air, untuk menurunkan temperaturnya. Besarnya
semprotan (spray) yang digunakan perlu dikendalikan, kare na memiliki dua (2)
kerugian yaitu :
-Menyebabkan turunnya efisiensi.
-Jika semprotannya berl ebihan, air bisa terkumpul di dalam pipa superheater
Oleh karena itu, adalah tidak wajar untuk menyemprot sampai beban melebihi
kira-kira 30 %, dan lakukan hanya jika temperatturnya tidak turun dibawah
temperature jenuh pada tempat penyemprotan.
Merupakan suatu kebiasaan kerja yang baik untuk menutup valve isolasi spray
attemperator ketika bebannya naik, sehingga ketika valve ini mengalirkan
semprotan, superheateer tidak terisi air. Karena spray attemperator terdapat
pada bagian atas Boiler dan pengeluaran pompa pengisi ada pada bagian
bawah, maka perlu selalu diperhatikan ketika mengoperasikan vallve isolasi
spray attemperator untuk meyakinkan ba hwa pipa saluran yang panjang
tersebut selalu terisi air. Hal ini dapat dicek dengan membuka ven tilasi pada
bagian atas Boiler dan valve bypaass sekitar valve isolasi spray attemperator.

Boiler

28

Gambar 27 Posisi Atemperator Valve


g. Valve Pengatur Air Pengisi
Valve pengatur air pengisi berfungsi mengatur jumlah air yang mengalir ke
dalam boiler. Saat steam Drum menunjukkan low level, maka sinyal tersebut
akan memerintahkan valve pengatur air pengisi untuk membuka. Apabila level
kembali normal, maka katur tersebut meenutup dan aliran dialirkan kembali ke
storage tank melalui by pass karena BFP terus berjalan.
Seringkali valve tersebut harus bekerja pada kondisi yang sangat sukar karena ia
harus mengatur air yang bertekanan tinggi dari pompa-pompa air pengisi Boiler
menja di tekanan yang rendah ketika Boiler tidak berbeba n. Agar supaya tugas
pengaturan ini lebih mu dah, maka valve tersebut dibuat dua buah. Dengan
demikian, apabila diperlukan air dalam jumlah yang kecil untuk boiler dengan
beban rendah, tugas pengaturan dapat dilaksanakan oleh valve ko ntrol yang
kecil yang biasa disebut sebagai valve pe ngaturan pengisian start-up (start-up
Feed regul ating valves).

Definisi dan Fungsi Boiler

29

Gambar 28 Posisi Valve Pengatur Air Pengisi


2.4 Fungsi Blowdown Sistem
Fungsi utama Blowdown adalah untuk mengenalikan kualitas air di dala m boiler.
Hal ini
dilakukan dengan membuang keluar sebagian air di dalam Boiler tersebut. Jika
air dididihkan dan dihasilkan steam, padatan terlarut yang terdapat dalam air
akan tinggal di boiler. Jika banyak padatan terdapat dalam air umpan, padatan
tersebut akan terpekatkan dan akhirnya akan mencapai suatu tingkat dimana
kelarutannya dalam air akan terlampaui dan akan mengendap dari larutan.
Diatas tingkat konsenrasi terten tu, padatan tersebut mendorong terbentu knya
busa dan menyebabkan terbawanya air ke st eam. Endapan juga mengakibatkan
terbentunya kerak di bagian dalam boiler, mengakibatan pemanasan setempat
menjadi berlebih dan akhirn ya menyebabkan kegagalan pada pipa boiler.
Oleh karena itu penting untuk mengendalikan tingkat konsentrasi padatan dalam
suspensi dan yang terlarut dalam air yang dididihkan. Hal ini dicapai oleh pro ses
yang disebut blowing down, dimana sejumlah tertentu volume air dikeluarkan
dan diganti de ngan air umpan (make up). Dengan demikian akan tercapai
tingkat optimum total padatan terl arut (TDS/Total Disolved Solid) dalam air
Boiler d an membuang padatan yang sudah rata keluar dari larutan dan yang
cenderung tinggal pada permukaan boiler. Blowdown penting untuk melind ungi
permukaan penukar panas pada boiler. Walau demikian, Blowdown dapat
menjadi sumber k ehilangan panas yang cukup berarti, jika dilakukan secara
tidak benar.
Dikarenakan pekerjaan me ngukur TDS pada sistim air Boiler merupakan
pekerjaan yang membosankan dan memakan wakt u, maka digunakan
pengukuran konduktivitas untuk memantau TDS keseluruhan yang ada dalam
boiler. Peningkatan dalam konduktivitas menunjukan kenaikan pencemaran air

30

Boiler

boiler. Metode konvensional untuk mem-Blowdown Boiler tergantung pada dua


jenis Blowdown, yaitu sewaktu-waktu dan kontinyu.
2.4.1 Blowdown Sewaktu-waktu
Blowdown yang sewaktu-w aktu dioperasikan secara manual menggunakan
sebuah valve yang dipasang pada pipa pembuangan pada titik terendah Boiler
untuk mengurangi parameter (TDS atau konduktivitas, pH, konsentasi Silica dan
Fosfat) dalam batasan yang sudah dit entukan sehingga tidak berpengaruh
buruk terhadap kualitas steam. Jenis Blowdown ini juga me rupakan metode
efektif untuk membuang padatan y ang telah lepas dari larutan dan menempati
permukaan dalam pipa-pipa air boiler. Pada Blowdown yang sewaktu-waktu, jalur
yang berdiameter besar dibuka untuk waktu sesaat, yang didasarkan pada
aturan umum misalnya sekali dalam satu shift untuk waktu 2 menit.
Blowdown yang sewaktu-w aktu menyebabkan harus ditambahkannya air umpan
ke dalam boiler dalam jumlah besar dan dalam waktu singkat, sehingga
membutuhkan p ompa air umpan yang lebih besar daripada jika digu nakan
Blowdown kontinyu. Juga, tingkat TDS akan bervariasi, sehingga menyebabkan
fluktuasi ketinggian air dalam Boiler karena perubahan dalam ukuran gelembung
steam dan distribusinya yang setara dengan perubahan dalam konsentra si
padatan. Juga, sejumlah besar energi panas hilang karena Blowdown yang
sewaktu-waktu.
2.4.2 Blowdown Kontinyu
Terdapat pemasukan yang tetap dan konstan sejumlah kecil aliran air Boiler
kotor, dengan penggantian aliran masuk air umpan yang tetap dan konstan. Hal
ini menjamin TDS yang konstan dan kemurnian steam pada beban steam
tertentu. Valve Blowdown hanya diatur satu kali untuk kondisi tertentu, dan tidak
perlu lag i diatur setiap saat oleh operator.
Adapun fungsi dari Blowdown valve adalah untuk membuang air. Hal ini
diperlukan jika air Boiler mengalami pencemaran. Valve Blow down ini dapat
ditempatkan dalam dua posisi :
Pada Drum boiler. Ke lemahan pemasangan cara ini adalah bahwa proses
Blowdown
hanya efektif ketika Boi ler bertekanan. Pada dasar bawah
economizer. Kelemahan pemasangan cara ini adalah bahwa bukaan valve
Blowdown harus diatur untuk meyakinkan bahwa pipa air ru ang bakar tidak
kekurangan air.
Walaupun sejumlah besar panas diambil dari boiler, tetapi ada peluang
pemanfaatan kembali panas ini dengan mengem buskannya ke flash tank dan
mengasilkan fl ash steam. Flash steam ini dapat digunakan untuk pemanasan
awal air umpan boiler. Jenis Blow down ini umum digunakan pada Boiler
bertekanan t inggi.
Residu Blowdown yang meninggalkan flash vessel masih mengandung en ergi
panas yang cukup dan dapat dimanfaatkan kembali dengan me masang sebuah
penukar panas untuk memanaskan air make-up dingin. Sistim pemanfaatan
kembali panas Blowdow n yang lengkap seperti yang digambarkan dibawah

Definisi dan Fungsi Boiler

31

dapat memanfaatkan hingga 80% energi yang terkandung dalam Blowdown,


yang dapat diterapkan p ada berbagai ukuran Boiler steam dengan waktu
pengembalian modalnya bisa kembali hanya dalam beberapa bulan.

Gambar 29 Skema Blowdown


2.5 Fungsi Chemical Injection Sistem
Fungsi utama dari chemical injection system adalah untuk mengendalikan pH
dan pengendalian korosi pada metal pipa air dan uap boiler. Air umpan Boiler
sering m engandung kotoran, yang merusak operasi Boiler dan efisiensi. Aditif
kimia dapat digunakan untuk memperbaiki masalah yang disebabkan oleh
kotoran. Untuk meningkatkan kualitas air umpan, dan kemurnian uap, bahan
kimia ini bisa disuntikkan langsung ke dalam air umpan atau uap.
-Manfaat Perawatan Kimia
-Meningkatkan efisiensi boiler
-Mengurangi bahan bakar, op erasi dan biaya pemeliharaan;

Boiler

32
-Minimalkan pemeliharaan dan downtime
-Melindungi dari korosi dan memperpanjang umur peralatan.

2.5.1 Chemical Treatment


(Air umpan Boiler terdiri dari air makeup dan kondensat. Air te rsebut biasanya
mengandung kotoran, yang dapat menyebabkan deposit dan masalah terkait
lainnya di dalam boiler. Pada umumnya kotoran dalam air termasuk alkalinitas,
silika, besi oksigen, terl arut dan kalsium dan magnesium.
Beberapa pengotoran yang ada pada Boiler dan cara pencegahannya ada dalam
tabel berikut :

Tabel 1 Pengotoran dan Pencegahan Boiler


Sebuah fakta yang sering diabaikan adalah bahwa water treatment biasanya
merupakan persentase kecil dari keseluruhan biaya operasi boiler. Namun,
perlakuan buruk atau kinerja peralatan dapat membuat domino efek kenaikan
biaya operasi dan biaya pemelihar aan. Untuk hasil terbaik, semua bahan kimia
untuk internal tratment fasilitas pembangkit uap harus dikontrol terus menerus
dan pada titik injeksi yang tepat.

Definisi dan Fungsi Boiler

33

Gambar 30 Skema Titik Injeksi Phospat


Mono, di-atau trisodium fosfat dan natrium polifosfat dapat ditambahkan untuk
memperbaiki kualitas air umpan boiler. Fosfat buffer (penampungan seme ntara)
air untuk meminimalkan fluktuasi pH. Termasuk endapan kalsium atau
magnesium yang menjadi deposit. Selain itu, ia memberikan lapisa n pelindung
pada logam permukaan boiler. Fosfat biasanya diinjeksikan langsung ke steam dr
um boiler, meskipun mereka juga diinjeksikan ke dalam aliran
Feedwater pada kondisi tertentu . Perlakuan mengandung ortofosfat
memungkinkan untuk menghasilkan kalsium fosfat depo sit. Oleh karena itu,
mereka harus diinjeksi kan pada aliran
Feedwater boiler. Poliphospat tida k boleh ditambahkan pada aliran Feedwater
ketika economizer, HE atau pemanas bertingkat pada sistem persiapan boiler.
Jika peralatan tersebut tidak masuk dalam sistem persiapan boiler, poliphospat
dapat ditambahkan ke dalam pipa F eedwater dengan kandungan tidak leboh
dari 2 ppm. Dari semua kasus, penambahan rata-rata terg antung dari Feed
water hardness level phosphate h arus ditambahkan atau diencerkan dengan
kondensat atau air murni.
2.6 Cara Kerja Boiler
Kedua gas dan minyak membakar boiler menggunakan pengendalian
pembakaran bahan bakar untuk memanaskan air. Komponen boiler kunci yang
terlibat dalam proses ini adalah burner, ruang bakar, penukar panas, dan kontrol.

Boiler

34

Gambar 31 Firetube Boiler


Kompor mencampur bahan bakar dan oksigen bersama-sama dan, dengan
bantuan perangkat pengapian, menyediakan platform untuk pembakaran.
Pembakaran ini terjadi di ruang bakar, dan panas yang dihasilkannya ditransfer
ke air melalui penukar panas. Kontrol mengatur pengapian, burner menembak
tingkat, pasokan bahan bakar, pasokan udara, knalpot rancangan, suhu air,
tekanan uap, dan tekanan boiler.
Air panas yang dihasilkan oleh boiler dipompa melalui pipa dan dikirim ke
peralatan di seluruh bangunan, yang dapat mencakup kumparan air panas di
unit penanganan udara, layanan panas peralatan pemanas air, dan unit terminal.
Ketel uap menghasilkan uap yang mengalir melalui pipa dari daerah tekanan
tinggi ke daerah tekanan rendah, tanpa bantuan sumber energi eksternal seperti
pompa. Uap digunakan untuk pemanasan dapat langsung dimanfaatkan oleh
uap menggunakan peralatan atau dapat memberikan panas melalui penukar
panas.
2.7 Sistem Kerja Boiler
Pada gambar berikut menunjukkan siklus dari Boiler. Air keluaran dari High
Pressure Heater akan mengalami pemanasan lanjut pada economizer dengan
memanfaatkan flue gas dari Boiler. Setelah melewati economizer, air menuju
steam drum. Didalam steam drum, leve l air dijaga 50% dari volume steam
drum. Kondisi air dalam steam drum berupa cair jenuh (liquid vapor). Dari steam
drum, air akan mengalir turu n melalui downcomer hingga mencapai bottom
header. Karena pipa pada Boiler membentuk huruf U, maka air akan mengalir ke
atas pada Waterwall.

Definisi dan Fungsi Boiler

35

Gambar 32 Siklus pada Boiler


PadaWaterwall, air mengalami pemana san oleh burner hingga mencapai kondisi
uap jenuh. Air yang telah menjadi uap jenuh, akan kem bali ke steam drum
untuk mengalami pemanasan lanjut padasuperheater. Dari steam drum uap
akan di filter oleh mis separator. Uap akan dipa naskan lagi oleh primary
superheater kemudian dilanjutkan dipanaskan kembali oleh secondary
superheater dan final superheater. Kemudian uap te rsebut akan diekspansikan
ke turbin. Exhaust pada IP (intermediet turbin), turbin akan mengalami peman
asan ulang oleh reheater yang memanfaatkan flue g as (gas buang) dari Boiler.
Setelah mengalami pemanasan, uap menjadi superheated kembali dan
diekspansikan ke IP turbin.
2.7.1 Water Sistem
Water system pada Boiler ditunjukkan pada gambar. Pemanasan awal dalam
Boiler dilakukan pada economiser dimana panas sensibel (panas yang hanya
digunakan untuk menaikkan suhu tanpa mengubah wujud) hi ngga temperature
air mendekati temperature jenuhnya. Dari economizer, air dialirkan steam drum.
Kemudian dari steam drum, air turun melewati furnace well dan mulai berubah
menjadi steam karena panas dari furnace.

36

Boiler

Definisi dan Fungsi Boiler

37

Gambar 33 Water Sistem


1.

Sistem Air Utama


a. Air Pengisi
Air pengisi yaitu air yang digunakan untuk mengisi steam drum yang
berasal dari sirkulasi steam. Air pengisi terdiri dari :
Condensat Water
Condensat Water yaitu air condensasi dari uap bekas yang telah dipakai
untuk memutar turbine dan ditampung di Hot-Well dan dipompa oleh
Condensate Pump melewati Low Pressure Heater (pema nas awal
tekanan rendah) sampai dengan Deaerator.

Feed Water
Feed Water yaitu air pengisi yang dimulai dari Deaerator Storage Tank
dan dipompa oleh Boiler Feed Pump melewati High Pressure Heater
(pemanas tekanan tinggi) dan Economizer selanjutnya menuju Steam
drum.
b. Air Penambah
Air penambah yaitu air yang digunakan untuk mengisi steam drum
melaluui kondensor jika levelnya kurang. Dimana air tesebut berasal dari
Raw Water Tank (RWT) yang dimurnikan di Water treatment

2.

Jenis-Jenis Boiler Berdasarkan Sirkulasi Air didalam Wall Tube


a. Sistem Sirkulasi Alami

Boiler

38

Gambar 34 Sistem Sirkulasi Alamiah


Sirkulasi alami terjadi kaena perbedaan densitas antara sisi downcomer
dengan sisi Wall Tube seperti dalam gambar. Gambar tersebut
menunjukkan air dari drum mengalir ke bawah melalui pipa downcomer
(pipa-turun) masuk ke dalam header yang terleak dibagian bawah. Ketika
air didala m pipa evaporation (penguap) menerap panas, terbentuklah
gelembung-gelembung uap. Gelembung-gelembung uap dan air panas
ini mempunyai kerapatan yang lebih rendah dibanding air didalam
downcomer dan menyeb abkan campuran air panas dan gelembung u ap
air masuk ke dalam drum. Dalam drum,uap dipisahkan dari air. Uap
meninggalkan dru m untuk dipanaskan lebih lanjut dan air disirk ulasikan
kembali turun melalui downcomer.
Dengan kemajuan sirklus uap, yang melibatkan Boiler dengan tek anan
yang lebih tinggi, perbedaan volume j enis (specific volume) antara uap
dan air men jadi lebih kecil. Dengan demikian, perbeda an tekanan
(head) antara downcomer dan pipa penguap yang mempertahankan
sirkulasi alamiah juga berkurang. Pada saat tekanan Boile r mendekati
221 Bar, perbedaan volume jeni s dapat diabaikan. Dalam beberapa
rancangan Boiler ditemukan bahwa dengan bertambahnya tekanan,
maka akan mempunyai sirkulasi yang ridak memadai sehingga harus
berpindah ke metode sirkulasi yang lain. Sirkulai a lami digunakan
menghasilkan siklus dengan tekanan rendah.
b.

Sistem Sirkulasi Paksa

Definisi dan Fungsi Boiler

39

Gambar 35 Sistem Sirlasi Paksa


Sirkulasi paksa adalah sirkulasi aliran air dari downcomer ke walltube
yang dibantu dengan pompa sirkulasi. Sirkulasi paksa memiliki beberapa
kelebihan yaitu :
1.

Pengendalian panas lebih efektif karena aliran lebih cepat.

2.

Ukuran pipa Wall Tube menjadi lebih kecil karena dengan adanya
pompa, menghasilkan tekanan yang lebih tinggi sehingga dapat
mengalirkan air melalui pipa yang lebih kecil.

2.7.2 Steam Sistem

Gambar 36 Steam Sistem pada Super Heater

Boiler

40

Gambar 37 Steam Sistem pada Reheater


steam yang dihasilkan dari steam drum s etelah kemudian dipanaskan lagi di
dalam superheater agar menjadi superheated steam. Kemudian diekspansi untuk
menggerakkan turbin (High Pressure Heater). Keluaran dari HP Heater kemu dian
dilewatkan dalam reheater agar temperatur na ik kembali untuk masuk kembali
ke dalam Intermediet Turbin. Dimana panas reheater didapatkan dari flue gas.
Selain itu, superheater didinginkan dengan spray Water agar tidak mengalami
overheated dengan tujuan menjaga temperatur uap.

3. Kesimpulan
1. Boiler atau ketel uap adalah suatu bejana/wadah yang di dalamnya berisi air
atau fluida lain untuk dipanaskan. Energi panas dari fluida tersebut selanjutnya
digunakan untuk berbagai macam keperluan, seperti untuk turbin uap, pemanas
ruangan, mesin uap, dan lain sebagainya. Secara proses konversi energi, boiler
memiliki fungsi untuk mengkonversi energi kimia yang tersimpan di dalam
bahan bakar menjadi energi panas yang tertransfer ke fluida kerja.
2. Boiler berfungsi untuk merubah air menjadi uap superheat yang
bertemperatur dan bertekanan tinggi. Proses memproduksi uap ini disebut
steam raising (pembuat uap). Unit/alat yang digunakan untuk membuat uap
disebut boiler atau lebih tepat steam generator (Pembangkit Uap).
3. Boiler memiliki beberapa fungsi komponen utama dalam pengoperasian,
diantaranya fungsi water dan steam drum, fungsi air dan gas system, fungsi fuel
dan firing system, furnace cleaning system, dan fungsi alat-alat bantu lainnya.
4. Fungsi utama Blowdown adalah untuk mengenalikan kualitas air di dala m
boiler. Hal ini
dilakukan dengan membuang keluar sebagian air di dalam Boiler tersebut. Jika
air dididihkan dan dihasilkan steam, padatan terlarut yang terdapat dalam air
akan tinggal di boiler

Definisi dan Fungsi Boiler

41

5. Fungsi utama dari chemical injection system adalah untuk mengendalikan pH


dan pengendalian korosi pada metal pip a air dan uap boiler. Air umpan Boiler
sering m engandung kotoran, yang merusak operasi Boil er dan efisiensi.
6. Cara kerja boiler adalah kedua gas dan minyak membakar boiler
menggunakan pengendalian pembakaran bahan bakar untuk memanaskan air.
Komponen boiler kunci yang terlibat dalam proses ini adalah burner, ruang
bakar, penukar panas, dan kontrol.
7. Sistem kerja boiler terdiri dari steam sistem, water sistem , dan bahan bakar.

8. References

Corleunchuk, Andrha (2014). Boiler Fabrication. PJB


A.Malek, Mohammad (2005).Power Boiler Design, Inspection and Repair. The
McGraw-Hill Companies. New York, US.
Trotman and Graham.(1991).The Boiler Operators Handbook. United Kingdom
L.Harrington Roy.(1991). Marine Engineering. NewYork, US.
Radhakrishnan.(2012). Modern Boiler Design. India

Anda mungkin juga menyukai