PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di masa saat ini , perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah
semakin maju. Diantaranya adalah perkembangan dunia transportasi di perkotaan.
Pada kenyataannya , di Indonesia sedang menghadapi masalah yang cukup rumit
berkaitan dengan transportasi darat, yang ada saat ini perkembangan kota selalu
lebih cepat dibandingkan dengan perkembangan transportasi. Hal inilah yang
menyebabkan munculnya permasalahan-permasalahan transportasi di perkotaan,
seperti kemacetan, tingginya polusi udara dan polusi suara, tingginya tingkat
kecelakaan, dan lain-lain. Sistem transportasi darat yang berkembang semakin
cepat menuntut perubahan tata jaringan jalan yang dapat menampung kebutuhan
lalu lintas yang berkembang tersebut. Perkembangan tata jaringan jalan baru akan
membutuhkan ketersediaan lahan yang lebih luas. Kebutuhan lahan yang sangat
luas untuk sistem transportasi darat ini mempunyai pengaruh besar terhadap pola
tata guna lahan, terutama di daerah perkotaan. Di sini masalah lingkungan perlu
diperhatikan. Perubahan tata guna lahan akan berpengaruh terhadap kondisi fisik
tanah, serta masalah sosial dan ekonomi.
Kota Bekasi yang berdekatan pula dengan ibukota yaitu Jakarta, merupakan
salah satu kota yang terus mengalami perkembangan yaitu bertambahnya pusatpusat kegiatan baru, seperti pusat perdagangan, perkantoran, industri dan
sebagainya. Masalah utama yang terkait dengan masalah lalu lintas di Kota
Bekasi, terutama pada jalan-jalan dan kawasan rawan kemacetan di pusat kota
adalah kemacetan. Tingginya volume kendaraan yang tidak dibarengi dengan
penambahan infrastruktur jalan dikhawatirkan akan menyebabkan kemacetan total
pada tahun 2015 nanti. Bahkan, dalam kurun waktu satu tahun terakhir, jumlah
titik kemacetan di Kota Bekasi tidak berkurang, melainkan bertambah.
Pemerintah Kota Bekasi sebelumnya sempat mencanangkan Kota Bekasi
bebas macet sejak setahun terakhir ini secara faktual titik kemacetan di Kota
Bekasi semakin bertambah. Saat ini, titik kemacetan tidak hanya terjadi di jalan
utama, tetapi juga terjadi pada jalan kolektor yang menghubungkan permukiman
warga dengan jalan utama. Tahun lalu, titik kemacetan hanya terjadi di jalan
utama. Namun, tahun ini mulai merambah ke jalan-jalan kolektor dan terjadi
1
hampir setiap hari, bukan saja saat jam kerja. Bahkan pada saat akhir pekan.
Kondisi inilah yang dikhawatirkan akan menyebabkan kemacetan total di Kota
Bekasi lima tahun mendatang. Terlebih, sampai saat ini Pemkot Bekasi belum
mempunyai rencana pembangunan atau pembuatan angkutan massal yang
nyaman. Padahal, angkutan massal itu, lanjut bisa menjadi salah satu solusi
kemacetan agar pengendara mobil dan sepeda motor beralih ke angkutan umum.
Pemerintah Kota Bekasi harus segera bertindak untuk mengatasi segala
permasalahan transportasi yang mulai muncul di Kota Bekasi. Terdapat beberapa
cara untuk mengatasi permasalahan transportasi di Kota Bekasi, seperti
peningkatan pelayanan publik dalam bidang transportasi khususnya angkutan
kota, pengaturan tata guna lahan, dan sebagainya. Dengan adanya solusi yang
ditawarkan diharapkan nantinya sistem transportasi di Kota Bekasi dapat
membaik dan membuat nyaman seluruh masyarakat Kota Bekasi.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah
1. Untuk mengetahui kondisi geografis Kota Bekasi.
2. Untuk mengetahui kondisi pemerintahan Kota Bekasi.
3. Untuk mengetahui data statistik Kota Bekasi.
4. Untuk mengetahui sistem transportasi Kota Bekasi.
5. Untuk mengetahui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota
Bekasi.
6. Untuk mengetahui tata guna lahan Kota Bekasi.
7. Untuk mengetahui permasalahan Kota Bekasi.
8. Untuk memberikan solusi permasalahan transportasi Kota Bekasi.
1.3 Batasan Masalah
Dalam karya tulis ini batasan masalah dibatasi pada
1. Permasalahan transportasi
2. Sistem transportasi yang digunakan di Kota Bekasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kondisi Geografi dan Iklim Kota Bekasi
Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang terdapat di provinsi Jawa
Barat, Indonesia. Nama Bekasi berasal dari kata bagasasi yang artinya sama
dengan candrabaga yang tertulis dalam Prasasti Tugu era Kerajaan Tarumanegara,
yaitu nama sungai yang melewati kota ini. Kota ini sekarang berada dalam
lingkungan
menjadi
kota
besar
ke
empat
di Indonesia. Saat ini Kota Bekasi berkembang menjadi tempat tinggal kaum
urban dan sentra industri, kota bekasi juga dijuluki sebagai Kota Patriot dan Kota
Pejuang. Kota Bekasi secara geografis berada pada posisi 1060 58 5 1070 17
45 Bujur Timur, 05054 50 060 29 15 Lintang Selatan. Posisi Kota berada di
sebelah wilayah Kabupaten Bekasi. Dengan batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kecamatan Medan Satria dan Kecamatan Bekasi Utara,
Kabupaten Bekasi
2. Sebelah Timur : Kecamatan Bekasi Selatan dan Kecamatan Rawa Lumbu,
Kabupaten Bekasi
3. Sebelah Selatan : Kecamatan Jati Asih, Kecamatan Jati Sampurna,
Kabupaten Bekasi dan kota Depok
4. Sebelah Barat : Kecamatan Pondok Gede Kabupaten Bekasi dan Provinsi
DKI Jakarta
Kota Bekasi mulai terbentuk sejak tahun 1997. Pada awalnya tahun 2001
sampai 2004 Kota Bekasi terbagi dalam 10 Kecamatan dan 52 kelurahan, akan
tetapi pada tahun tahun 2005 sesuai dengan Perda Kota Bekasi Nomor 04 Tahun
2004 tentang pemekaran Wilayah Administrasi Kecamatan dan kelurahan, Kota
Bekasi terbagi menjadi 12 kecamatan dengan 56 kelurahan dengan luas secara
keseluruhan sekitar 21.049.000 Km2. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar
antara 6 sampai 13. Kecamatan dengan jumlah desa yang paling sedikit yaitu
kecamatan Cikarang Pusat, Bojongmangu dan Muaragembong, sedangkan
kecamatan yang memiliki jumlah desa terbanyak adalah Kecamatan Pebayuran.
Kecamatan terluas adalah Muaragembong (14.009 Ha) atau 11,00 % dari luas
kabupaten.
Kota Bekasi merupakan daerah dengan iklim panas, suhu berkisar antara
280-320C dan kelembaban antara 80%-90%. Kota Bekasi yang letaknya tidak jauh
dari laut secara tidak langsung dipengaruhi angin
Nopember sampai Bulan April dan Angin Muson Timur pada Bulan Mei sampai
Bulan Oktober. Wilayah Kota Bekasi pada umumnya tergolong pada iklim kering
dengan tingkat kelembaban yang rendah. Kondisi cuaca sehari-hari Kota Bekasi
relatif panas, namun hal tersebut lebih dipengaruhi oleh tata guna lahan yang terus
mengalami perubahan terutama untuk sektor industri dan perumahan. Curah hujan
yang terjadi di Kota Bekasi relatif tidak stabil. Data curah hujan Kota Bekasi
diperoleh dari data hujan yang tercatat dari statsiun hujan di wilayah perairan
Jatiluhur, dan masuk ke dalam Daerah Aliran Sungai Citarum. Struktur geologi
wilayah Kota Bekasi didominasi oleh pleistocene volcanik facies namun terdapat
dua kecamatan yang memiliki karakteristik struktur lainnya yaitu:
Bekasi Utara : Struktur Aluvium
Bekasi Timur : Struktur Miocene Sedimentary Facies
Di Bekasi Selatan terdapat sumur gas JNG-A (1060 55 8,687 BT; 060
2054,051) dan Sumur JNGB (1060 55 21,155 BT; 060 21 10,498)
sedangkan
yang
terendah
berada
di
Wilayah
Kecamatan
Kedungkandang (4.611jiwa/km2).
Jika dilihat dari piramida penduduk Kota Malang, nampak dasar piramida
relatif lebih pendek dibandingkan dengan bagian tengah piramida, keadaan ini
menggambarkan bahwa tingkat kelahiran relatif menurun. Kondisi diatas tidak
lepas dari upaya pemerintah dalam menekan angka kelahiran. Salah satu upaya
tersebut antara lain dengan program Keluarga Berencana (KB), yaitu program
penggunaan alat kontrasepsi kepada Pasangan Usia Subur (PUS). Dari hasil
pencatatan administrasi Badan Keluarga Berencana & Pemberdayaan Masyarakat
(BKBPM) Kota Malang jumlah jumlah peserta KB aktif sebanyak 100.216 PUS
dari 129.546 PUS. Alat kontrasepsi terbanyak menggunakan suntik (43.963
peserta).
7
LAPORAN AKHIR
Gambar 2.3
Peta Wilayah Administrasi Kota Bekasi
yang sudah pembangunan fisik maupun seputar pembebasan lahan. Ada pula
rencana pembangunan terminal baru bertipe A yang menampung bus-bus Antar
Kota Antar Provinsi (AKAP).
Dalam Rancangan APBD Kota Bekasi tahun 2002, anggaran belanja bidang
transportasi menempati peringkat pertama sekitar 27% dari total belanja
pembangunan yang dianggarkan sebesar Rp 195,5 milyar. Untuk mengadakan
pelebaran jalan masih ada kendala yang dirasakan Pemda Kota Bekasi. Tak lain
karena wilayah ini terlanjur terkepung baik oleh bangunan maupun geografisnya
berupa kali atau sungai. Jalan keluarnya adalah dengan pembangunan jalan
flyover atau jembatan. Panjang jalan total seluruh Kota Bekasi adalah 322,79
km, yang hampir seluruhnya adalah jalan beraspal dan hanya sebagian kecil saja
yang merupakan jalan tanah. Kondisi jalan, sebagian besar baik, mencapai
66,75% dari total panjang jalan. Sedangkan jalan dengan kondisi sedang
sebanyak 12,53%, kondisi rusak 13,94% dan 6,78% sisanya rusak berat. Berikut
ini adalah tabel panjang jalan menurut jenis permukaan, kondisi dan kelas jalan
di Kota Bekasi tahun 2003.
Karakteristik
Transportasi
Publik di
Kota Bekasi
dijabarkan
sebagai
berikut
Jenis dan
Alokasi
A.
Transportasi
Publik di
Kota Bekasi
Jenis
transportasi
publik di
Kota Bekasi
khususnya
bidang angkutan meliputi angkutan orang dan angkutan barang. Angkutan orang
meliputi taxi, mini bus, mikro bus, bus dan angkutan kota. Selain itu terdapat
sarana transportasi publik massal yang juga banyak digunakan masyarakat
11
Bekasi yaitu kereta api. Berikut adalah tabel data angkutan bidang angkutan
tahun 2010.
12
dan penawaran
(supply).
Perbedaan
inilah
yang
13
penumpang tidak perlu menunggu dalam waktu lama dan sebaliknya semakin
sedikit jumlah angkutan umum frekuensi yang lewat semakin jarang dan sulit
untuk ditemui.
14
Indomaret dan CITOS connection. Peraturan ini resmi diberlakukan mulai tanggal
8 Maret 2012. Tabel 4.12 berikut menginformasikan jadwal pemberangkatan
kereta api ekonomi dan commuter dari stasiun Bekasi.
Pemanfaatan Pelayanan Transportasi Publik oleh Penduduk Pemanfaatan
layanan transportasi publik yaitu upaya yang dilakukan oleh penduduk dalam
menggunakan jasa transportasi publik untuk mencapai tempat yang dituju. Dalam
hal ini terdapat beberapa hal yang dikaji terkait hal yang mempengaruhi
pemanfaatan layanan transportasi publik seperti; (a) tingkat pendidikan, (b)
pendapatan, (c) kepemilikan kendaraan pribadi dan (d) jenis kegiatan masyarakat.
Pemanfaatan transportasi publik yang banyak digunakan oleh masyarakat tidak
luput dari berbagai alasan. Alasan tersebut diantaranya ialah murah, cepat,
nyaman, aman, tidak memiliki kendaraan dan lainnya. Berbagai macam alasan ini
didasarkan pada bagaimana si pengguna transportasi publik lebih merasakan
kemudahan dalam menggunakan transportasi publik tersebut. Berikut adalah tabel
yang memuat alasan penggunaan transportasi publik oleh masyarakat
16
Kota Bekasi yang dibentuk Tahun 1997 sebelumnya merupakan bagian dari
wilayah Kabupaten Bekasi, dimana masing-masing wilayah tersebut dalam
perkembangannya mempunyai potensi perekonomian yang berbeda. Awalnya,
kedua daerah memiliki karakteristik perekonomian yang hampir sama yang
ditunjukkan dengan besarnya peranan sektor industri dalam perekonomiannya.
18
19
Berdasarkan
data
PDRB
20
21
tahun 1982 menjadi kota administratif Bekasi. Dalam fungsinya sebagai kota
pendukung kawasan metropolitan Jakarta, Kota Bekasi masuk dalam kawasan
Jabodetabek
yang
merupakan
akronim
dari
Jakarta-Bogor-Depok-
Peta Jabodetabek
sumber: http://www.go-bekasi.go.id
22
23
24
Di bidang perdagangan dan jasa, sebuah kota besar seperti Bekasi memiliki
banyak sentra perdagangan dan bisnis yang terletak di pusat kota,seperti:
a) Metropolitan Mall
25
26
e) Blu Plaza
27
olahraga untuk mempersiapkan Jawa Barat untuk tahun 2016 mendatang. Salah
satunya adalah pembangunan stadion Wibawa Mukti Bekasi yang merupakan
stadion dengan standar Internasional yang dalam tahap pembangunan.
28
besar dibandingkan luasan genangan banjir pada tahun 2005 dan 2006.
Penyebab utama terjadinya banjir pada kurun waktu tersebut adalah curah
hujan lokal. Bila dibandingkan dengan kondisi wilayah terkena banjir
tahun 2013 terjadi peningkatan luasan wilayah terkena banjir yang sangat
signifikan terutama pada siklus banjir lima tahunan yang terjadi di wilayah
Jabotabek dimana terjadi peningkatan dua kali lipat luasan wilayah
tergenang banjir yang terjadi pada tahun 2007. Dengan luasan genangan
sebesar 1230 Ha pada tahun 2007, peristiwa banjir besar yang terjadi pada
tahun 2007 setidaknya merendam sekitar 5,84% wilayah Kota Bekasi,
sedangkan peristiwa banjir besar yang terjadi di awal tahun 2013 memiliki
luasan genangan banjir sebesar 10,07% wilayah Kota Bekasi. Grafik
dibawah menunjukkan peningkatan luas wilayah terkena banjir selama
kurun
waktu
tahun
2005
hingga
tahun
2013.
30
2. Demografis
Permasalahan utama dalam aspek demografi Kota Bekasi terutama
terkait dengan laju pertumbuhan penduduk dan tingkat pengangguran
angkatan kerja. Laju pertumbuhan penduduk menjadi permasalahan
terbesar bagi Kota Bekasi pada aspek demografi. Laju pertumbuhan
penduduk yang sebesar 5,12% selama rentang waktu tahun 2007 hingga
tahun 2011 adalah sebuah angka laju pertumbuhan penduduk yang
sangat tinggi, dan sekaligus menunjukkan perkembangan Kota Bekasi.
Jumlah penduduk yang semakin besar menuntut penyediaan fasilitas
dasar yang juga semakin besar terutama kebutuhan akan tempat hunian
dan permukiman. Laju pertumbuhan penduduk Kota Bekasi lebih
didominasi oleh laju pertambahan melalui arus migrasi penduduk dari
luar wilayah Kota Bekasi, hal ini juga didorong oleh semakin
tumbuhnya sektor industri dan perdagangan di Kota Bekasi juga peran
Kota Bekasi sebagai kota satelit bagi Ibukota DKI Jakarta. Berdasarkan
laju pertumbuhan penduduk antara tahun 2008- 2012 serta potensi dan
pengaruh pertumbuhan pendudu yang lain maka diprediksi angka laju
pertumbuhan penduduk hingga 2018 berkisar pada angka 3,24%.
3. Sosial Kemasyarakatan
Permasalahan utama dalam bidang sosial masyarakat Kota Bekasi
adalah pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), jumlah
penduduk miskin, dan penyandang masalah penyakit sosial. Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Kota Bekasi selama ini menunjukkan
peningkatan dari tahun ke tahun hal ini ditunjukkan dari capaian IPM
Kota Bekasi pada tahun 2009 dan 2010 yang diatas IPM Jawa Barat dan
Indonesia. Namun angka IPM yang masih dibawah angka 8 belum bisa
membuat kualitas sumber daya manusia Kota Bekasi dapat bersaing di
tingkat global. IV.9 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota
31
4. Pendidikan
Permasalahan utama dalam bidang pendidikan Kota Bekasi adalah
jumlah rataan lama sekolah dibawah 12 tahun serta tingkat kelulusan
pada setiap jenjang pendidikan (gross enrollment ratio). Permasalahan
yang menjadi perhatian terbesar di dalam aspek pendidikan Kota Bekasi
adalah rataan lama sekolah yang masih di bawah 12 tahun, hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata penduduk Kota Bekasi tidak menamatkan
jenjang Sekolah Menengah Atas atau hanya menamatkan jenjang
Sekolah Menengah Pertama. Pada satu sisi, angka rataan lama sekolah
ini turut mempengaruhi daya saing SDM Kota Bekasi. Namun Kota
Bekasi cukup memiliki prestasi yang baik dari sisi jumlah penduduk
melek aksara dimana pada rentang usia 15- 44 tahun, 100% penduduk
Kota Bekasi telah melek aksara. Hal ini menjadi potensi tersendiri bagi
Kota Bekasi terutama dalam pencapaian IPM yang lebih baik di masa
depan. Permasalahan lain pada aspek pendidikan adalah tingkat
kelulusan pada setiap jenjang pendidikan. Angka tingkat kelulusan pada
setiap jenjang pendidikan atau gross enrollment ratio perlu mendapat
perhatian karena di masa depan penilaian pada indikator pendidikan ini
menjadi salah satu komponen penilaian penentuan IPM.
5. Kesehatan
Permasalahan utama dalam bidang kesehatan Kota Bekasi adalah masih
32
6. Perekonomian
Permasalahan utama dalam bidang perekonomian Kota Bekasi adalah
tingkat pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan pendapatan asli daerah,
persentase PAD terhadap total pendapatan daerah, dominasi dana
perimbangan pusat ke daerah masih tinggi, peningkatan pendapatan
perkapita
masyarakat
serta
pemerataan
pendapatan
masyarakat.
33
Daerah (PAD) dimana saat ini PAD Kota Bekasi hanya berkisar 23,8%
dari total pendapatan daerah yang berarti pendapatan Kota Bekasi masih
didominasi oleh dana perimbangan pusat ke daerah.
7. Perindustrian dan pariwisata
Permasalahan utama dalam bidang perindustrian dan pariwisata Kota
Bekasi adalah pertumbuhan industri masih kurang memberi dampak
positif daya serap industri terhadap tenaga kerja serta kasus perselisihan
antara pekerja dan perusahaan. Sebagai salah satu kota yang memiliki
pertumbuhan ekonomi terbesar di Indonesia, sudah seharusnya
pertumbuhan industri yang terjadi di Kota Bekasi memberikan dampak
yang positif terhadap daya serap tenaga kerja bagi penduduk Kota
Bekasi. Selain itu, sebagai dua sektor dengan kontribusi terbesar bagi
PDRB Kota Bekasi, kedua sektor ini perlu mendapat perhatian yang
besar sehingga dapat dioptimalkan potensinya bagi pembangunan Kota
Bekasi. Selain daya serap tenaga kerja, permasalahan yang sering terjadi
pada sektor industri adalah kasus perselisihan antara pekerja dan
perusahaan, dimana bila hal ini terus terjadi, dikhawatirkan akan
memberikan dampak yang buruk bagi perekonomian Kota Bekasi, juga
terhadap pekerja dan perusahaan itu sendiri. Data menunjukkan bahwa
kasus perselisihan industri di Kota Bekasi cukup tinggi dan terjadi setiap
tahun.
8. Kebudayaan dan Kesenian
Permasalahan utama dalam bidang kebudayaan dan kesenian Kota
Bekasi adalah kurang optimalnya optimalisasi potensi budaya dan
kesenian
yang
ada,
beberapa
bangunan
dan
IV.12
Rencana
34
35
usaha
produktif,
(2)
perekonomian
daerah,
(3)
yang
mempengaruhi
daya
saing
investasi
daerah
36
efektif dan realisasi anggaran yang belum maksimal. Sebagai salah satu
sektor yang memiliki alokasi anggaran paling besar, infrastruktur dan
sarana prasarana menjadi sektor yang paling strategis dan paling
menentukan kemajuan Kota Bekasi. Hanya saja seringkali hal ini
terbatasi oleh kemampuan anggaran pemerintah daerah. Oleh karena itu
perlu adanya upaya-upaya lain dalam
memenuhi kebutuhan
37
38
39
atas profil Bekasi Kota Kreatif yang Ihsan. Pemerintah dan kelembagaan sosial
masyarakat memberikan apresiasi terhadap nilai, sikap, dan perilaku kreatif dan
ihsan yang telah ditampilkan kinerja aparatur, pelaku usaha, maupun warga kota,
untuk membentuk pola perilaku dan keteladanan kepada masyarakat. Sehingga
dapat dilihat bahwa RPJMD Kota Bekasi periode 2013- 2018 ini diarahkan untuk
menjadi tahapan internalisasi dan aktualisasi menunju profil Bekasi Kota Kreatif
yang Ihsan. Dimana pada tahap internalisasi, sektor pendidikan dan
pengembangan sumber daya manusia mendapat perhatian yang sangat besar
sedangkan pada tahap aktualisasi sektor ekonomi dan daya saing daerah adalah
hal bidang yang menjadi perhatian utama. Untuk itu perhatian dan energi pada
pelaksanaan pembangunan selama lima tahun ke depan harus diarahkan untuk
mencapai hal tersebut. Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus
diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena
dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) di masa datang.
Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu trategis adalah keadaan yang apabila
tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya,
dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.
Dengan memperhatikan arahan pada dokumen-dokumen perencanaan yang
lebih
tinggi
di
atas
serta
memperhatikan
permasalahan-permasalahan
40
41
42