PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Pengetahuan tingkah laku ikan merupakan hal yang sangat penting dalam dunia
perikanan terutama dalam bidang penangkapan. Tingkah laku ikan ini di gunakan
sebagai tolak ukur dalam perancangan alat tangkap agar hasil yang ditangkap
optimal dan juga efektif dioperasikan.
Ikan layang (Decapterus spp) merupakan salah satu hasil terpenting dari
sumberdaya perikanan pelagis kecil di Laut Jawa, dan mempunyai nilai ekonomis
penting, sehingga banyak dicari dan ditangkap oleh armada purse seine sebagai
target utama hasil tangkapan. Ikan Layang selain mempunyai nilai ekonomis
penting di Jawa, dagingnya memiliki tekstur yang kompak dengan citarasa yang
banyak digemari orang, sehingga dapat menjadi salah satu sumber pemenuhan
protein hewani bagi rakyat. Ikan layang (Decapterus spp) merupakan hasil
tangkapan utama perikanan purse seine di Laut Jawa, dengan tingkat produksi
60% dari hasil tangkapan total, ikan pelagis kecil lainnya. seperti ikan Kembung,
Lemuru, Selar Bentong dan Tembang (Aziz,dkk.,(2000) dalam Prihatini, 2006).
(Gambar 1). Gambar 1. Peta Potensi dan Wilayah Pengelolaan Penangkapan (WPP)
Ikan Indonesia. (Sumber, DKP 2012).
C. EKOBIOLOGI SUMBERDAYA
1. Sistematika
Ikan layang merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat penting bagi
kebutuhan hidup manusia. Bagi penduduk Indonesia kebutuhan akan protein ini masih jauh dari
mencukupi, oleh karena itu salah satu jalan untuk mengatasinya dengan mempertinggi hasil
produksi perikanan (Yoesoef ,1974).
Ikan layang (Decapterus) termasuk komponen perikanan pelagis yang penting di
Indonesia dan biasanya hidup bergerombol dengan ikan lain seperti lemuru (Sardinella sirm),
tembang (Sardinella fimbriata, S. perforata), kembung (Rastrellinger kanagurta, R.
Brachysoma), selar (Caranx sp), dan ekor kuning (Caesio sp). Di perairan Indonesia terdapat 5
jenis yang umum dijumpai yaitu Decapterus lajang, D. ruselli, D. macrosoma, D. kurroides dan
D. maruadsi.
Nama ilmiah ikan layang ialah Decapterus sp, yang terdiri dari dua suku kata yaitu Deca
berarti sepuluh dan pteron bermakna sayap. Jadi decapterus berarti ikan yang mempunyai
sepuluh sayap. Nama ini kaitannya dengan ikan layang berarti jenis ikan yang mampu bergerak
cepat di air laut, kecepatan tinggi ini memang dapat dicapai karena bentuknya seperti cerutu dan
sisiknya sangat halus. Marga decapterus ini mempunyai tanda khusus yaitu sebuah finlet yang
terdapat di belakang sirip punggung dan sirip dubur, mempunyai bentuk yang bulat memanjang
dan pada bagian belakang garis sisi (lateral line) terdapat sisik- sisik berlengir (lateral scute).
(Weber & Beaufort, 1993).
Phylum
: Chordata
Sub phylum
: Vertebrata
Class
: Osteichthyes
Subclas
: Actinopteri
Ordo
: Perciformes
Subordo
: Percoidei
Family
: Carangidae
Genus
: Decapterus
Spesies
: Decapterus macrosoma
2. Habitat
Daerah sebaran ikan layang sangat luas, yaitu di perairan tropis dan subtropis. Sebagian
besar populasi ikan ini terdapat di Samudera Atlantik bagian utara sampai ke Cape Cod dan
sebelah selatan sampai ke Brasilia. Di wilayah Indo-Pasifik ikan ini tersebar antara Jepang di
bagian utara dan pantai Natal di bagian selatan. Menurut Handenberg (1937), di laut Jawa ikan
ini tersebar mengikuti pergerakan salinitas dan persediaan makanan yang sesuai dengan
hidupnya. Penyebaran kelima jenis ikan layang marga Decapeterus baik di perairan Indonesia
maupun di mancanegara.
Decapterus macrosomai:
Indonesia: Jawa, Sulawesi, Selayar, Ambon, Selat Makasar, Selat Bali, Selat Sunda dan Selat
Madura
Mancanegara: Jenis ikan ini tersebar luas di daerah Indo- Pasifik, mulai dari laut Merah dan
pantai timur Afrika Selatan terus ke Aden, Sekotra, Zanzibar, Madagaskar, Arab Selatan,
Malaysia, ke arah utara sampai ke Filipina, Pulau-pulau Riu Kiu dan Jepang (Weber & Beaufort,
1993).
3. Makanan
Ikan layang juga termasuk dalam ikanstenohalyn yang dapat hidup dengan memakan plankton
(Burhanuddinet.al.,1981). Makanan ikan layang sangat tergantung pada plankton, terutama jenisjenis zooplankton. Pada beberapa kasus ternyata bahwa ikan layang tidak mutlak tergantung pada
zooplankton. Tiews et al. (1968) dalamBurhanuddin et al. (1981) mendapatkan bahwa ikan-ikan
kecil merupakan makanan bagi Decapterus russelli dan Burhanuddin pernah menemukan satu
ekor dari kota agung isi perutnya hanya dua ekor ikan teri (Stolephorusspp.) dan seekor ikan
japuh (Dussumiera acuta). Menurut Martosewojo dan Djamali (1980) dalam Burhanuddin
(1981) makanan Decapterus russelli yang utama adalah Crustacea seperti Copepoda serta
telurnya, Mysidacea, Amphipoda, Ostracoda, dan potongan-potongan udang.
4. Pertumbuhan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dapat digolongkan menjadi dua bagian yang
besar, yaitu faktor dalam diantaranya keturunan, sex (jenis kelamin/reproduksi), umur dan parasit
dan penyakit, serta faktor luar di antaranya makanan dan kualitas air (suhu, oksigen dan
karbondioksida). Faktor dalam merupakan faktor yang sulit untuk dikontrol, sedangkan faktor
luar merupakan faktor yang mudah dikontrol (Fujaya, 1999).
5. Reproduksi
Reproduksi ikan merupakan suatu peristiwa pertemuan gamet ikan jantan dan betina yang
bertujuan untuk pembuahan telur oleh spermatozoa. Pada umumnya reproduksi atau pembuahan
terjadi di luar tubuhnya yang disebut fertilisasi eksternal. Reproduksi adalah kemampuan
individu untuk menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau
kelompoknya (Fujaya, 2004). Menurut widodo (1991) dalam Pralampita et al., (2002),
reproduksi merupakan suatu proses perkembangbiakan jenis.
ikan sebagai upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam memanfaatkan dan
mengelola suatu sumberdaya ikan harus memperhitungkan dan mempertimbangkan proses
perkembangbiakan dalam rangka untuk mencegah kepunahan sumberdaya tersebut salah satu
aspek reproduksi yang penting dalam pengelolaan sumberdaya ikan adalah tingkat kematangan
gonad (TKG). Dengan demikian data tentang potensi reproduksi spesies-spesies ikan yang
terdapat di suatu perairan merupakan informasi penting yang harus dimiliki untuk mendapatkan
stok ikan dalam rangka strategi dan pengelolaan perikanan. Aspek reproduksi ikan meliputi IGS,
tingkat perkembangan gonad, fekunditas, dan diameter telur.
2. Musim Penangkapan
Musim penangkapan ikan layang mengalami musim puncak pada bulan 3-4 sedangkan
musim paceklik terjaddi pada bulan 6-7 sedangkan musim hasil tangkapan pada bulan 8-2
tingkat penangkapannya sedang.
3. Alat tangkap
Alat tangkap yang di gunakan dalam menangkap ikan layang yaitu alat jenis jaring
lingkar (pure sein) dan mesin yang digunakan Mitsubitshi landai 15 (24 GT), waktu operasi
sekali 1 minggu,jumlah kapal yang beroperasi yang di miliki oleh H.Arsyad sebanyak 20 armada
dan setiap armada memiliki 1 unit pure sein.
4. Tingkat pengusahanan
Produksi penangkapan ikan layang pada musim puncak harga per keranjang Rp.8.000,.
karena banyaknya ikan layang, pada musim paceklik terjadi peningkatan harga Rp. 14.000,.
karna sulitnya mendapatkan ikan di TPI.ikan-ikan tersebut masih diperjual belikan di tingkat
TPI.
DAFTAR PUSTAKA
Distribusi ikan Layang (Decapterus sp) hubungannya dengan kondisi
oseanografi
Prof Dr Yusni Ikhwan Siregar MSc, Dipl MS 1,2015.MENGGALI POTENSI
SUMBERDAYA LAUT INDONESIA, Medan
Sharituddin binandy onar,2013pertumbuhan ikan layangvolume 1831.
Achmad aco dijamil,2014 distribus sumberdaya dan potensi sumberdaya, jakarta
Necha aziz,2013 klasifikasi ikan layang dan habitatnya
Peta wilayah pengelolaan penangkapan (WWP) ikan indonesia (sumberdaya, dkp 2012)
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM LAPANG SUMBERDAYA PERIKANAN EKONOMIS
OLEH :
ADITYA RAMADHAN.R
I1 A5 14 073
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Kelulusan pada Mata Kuliah
Sumberdaya perikanan Ekonomis
HALAMAN PENGESAHAN
Judul
Laporan
Nama
: Aditya ramadhan.r
Stambuk
: I1 A5 14 073
Program Studi
: Agrobisnis Perikanan
Kelompok
: II ( Dua )
Koordinator Asisten
Asisten Pembimbing
Mengetahui:
Dosen Koordinator Mata Kuliah
NIP:
Mata Kuliah
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin-Nya, praktikan dapat
menyelesaikan Laporan Lengkap Praktikum Sumberdaya Perikanan Ekonomis . Laporan lengkap
praktikum Sumberdaya Perikanan Ekonomis . ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
untuk mengikuti Ujian Semester Sumberdaya Perikanan Ekonomis .
Praktikan menyadari bahwa terwujudnya laporan lengkap praktikum Sumberdaya
Perikanan Ekonomis ini , tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka melalui kesempatan ini
praktikan menyampaikan terima kasih kepada Asisten Pembimbing dan Teman-teman sekalian.
Dalam penulisan laporan lengkap praktikum Sumberdaya Perikanan Ekonomis ini,
praktikan menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan yang praktikan miliki.Oleh karena itu, segala
koreksi dan saran kearah perbaikan sangat praktikan harapkan guna penyempurnaan laporan
lengkap praktikum Sumberdaya Perikanan Ekonomis .
Akhir kata, praktikan mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah memberikan
bantuan kepada praktikan dan semoga laporan lengkap praktikum Sumberdaya Perikanan
Ekonomis ini dapat memberikan manfaat sebagimana yang diharapkan .
Kendari,
Desember 2015
Penulis