Tugas Mntoring
Tugas Mntoring
Kelompok 10
Semoga Allah merahmati seseorang yang berbicara kebaikan maka dia beruntung,
atau diam dari kejelekan maka dia selamat .
Dan banyak riwayat yang sampai kepada kita tentang bahaya lidah ini, diantaranya, hadits
Rasulullah saw (yang artinya):
Dan tidakkah nanti seseorang akan diseret ke neraka dengan wajah-wajah mereka
(di tanah), terkecuali itu karena ulah lidah-lidah mereka
(HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Hakim).
Maka lidah itu "ibarat pedang yang tajam", jika tidak dijaga dengan baik akan membinasakan
orangnya, ibarat binatang buas, jika si hamba lengah sedikit maka dia akan menyambar dan
mencabiknya dan lidah "ibarat juru bicara hati", yang ada disana dilontarkan olehnya, yang
terpendam disana ditampakkan olehnya. Maka orang yang sholeh akan diketahui dari cara
bicaranya atau pembicaraan yang disampaikannya demikian pula orang jelek akhlaknya dan
kaku perangainya dapat diketahui dari apa yang keluar dari lidahnya.
Hal mana seperti dikatakan oleh imam Hasan Al Bashri :
Sesungguhnya lidah orang mukmin berada dibelakang hatinya, apabila ingin
berbicara tentang sesuatu maka dia merenungkan dengan hatinya terlebih dahulu,
kemudian lidahnya menunaikannya.
Sedangkan lidah orang munafik berada di depan hatinya, apabila menginginkan
sesuatu maka dia mengutamakan lidahnya daripada memikirkan dulu dengan hatinya
.
KEUTAMAAN MENJAGA LIDAH
Al Imam Al Ghazali dalam Ihya Ulumiddin berkata :
Ketahuilah bahwa lidah bahayanya sangat besar, sedikit orang yang selamat darinya,
kecuali dgn banyak diam.
Oleh sebab itu, Pembuat syariat memuji dan menganjurkan diam.
Nabi Muhammad SAW bersabda (yang artinya):
Siapa yang menahan lidahnya pasti Allah menutupi auratnya, siapa yang dapat
menahan amarahnya pasti Allah melindunginya dari siksaNya, dan siapa meminta
ampun kepada Allah, Dia pasti menerima permohonan ampunannya (HR. Ibnu Abi
Dunya).
Beliau Saw bersabda pula :
Simpanlah lidahmu kecuali untuk kebaikan, karena dengan demikian kamu dapat
mengalahkan syaitan (HR. Ath Thabarani dan Ibnu Hibban)
KEUTAMAAN DIAM
Cara menyelamatkan diri dari bahaya lidah adalah diam, kecuali dari hal yang baik dan
mengundang kebaikan.
Para salaf pendahulu kita lebih banyak diam daripada berbicara. Sebab dengan diam akan
mengurangi dosa dan bahaya yang timbul akibat lidah.
Tetapi jika hak-hak Allah "dilecehkan", syariat dihina dan Rasulullah direndahkan/dilecehkan,
maka mereka tidak akan tinggal diam. Mereka akan berbicara dengan lantang dan pasti
sekalipun di depan pemimpin yang kejam, sekalipun nyawa adalah taruhannya. Jadi berbicara
itu baik jika ditempatkan pada posisinya dan diam itu baik jika ditempatkan pada tempatnya
pula.
Bagaimana Imam SyafiI tidak diam diri, manakala melihat Sulthan berbuat
ketidakadilan, dengan tegas beliau berbicara, menasehati si pemimpin itu. Tetapi jika
ditanyakan sesuatu yang sekiranya tidak perlu jawaban, maka beliau diam, tidak menjawab.
Lihatlah bagaimana beliau memposisikan sesuatu pada tempat dan waktu yang layak dan
tepat.
Sebagian Ulama berkata :
Diam menghimpun beberapa keutamaan, diantaranya keselamatan agama,
kewibawaan, konsentrasi untuk berfikir, berdzikir dan beribadah. Dan dalam diam juga
terkandung keselamatan dari berbagai tanggung jawab perkataan di dunia dan
hisabnya di akhirat,
Allah SWT berfirman (yang artinya):