PENDAHULUAN
Lokasi pengamatan 2
Pada lokasi pengamatan yang kedua terdapat bentang alam struktural dan di
temukan Singkapan batuan vulkanik breaksi pasir tufaan, lokasi dusun lanteng satu, desa
selopamioro, kabupaten batul, yogyakarta. Dengan bentang alam struktural. Dengan
morfologi berada di pinggir jalan dengan vegetasi pohon jati dan jagung dengan titik
kordinat S : 070 46 54,3 E : 1100 24 1,4
Lokasi pengamatan 3
Pada lokasi pengamatan yang ketiga berada di Goa gajah lokasi lemahbang, desa
mangunan kecamatan dilingo, yogyakarta.terdapat betang alam ekso kars dan endo kars,
pada titik kordinat S : 07 0 56 41,1 E : 1100 2625,5 terdapat bentang alam eksikar
dengan adanya singkapan batugamping non klastik vormasi wonosari dan dengan
dikelilingi vegetasi pohon jati .pada jarak 100 meter ke arah N:260 terdapat perbedaan
batuan yaitu terdapat batu gamping klastik yang mempunyai fosil pelecypoda vormasi
oyo . saat didalam goa gajah terdapat bentang alam kars ( endo kars). Di sebut endo kars
karena adanya morfologi di bawah permukaan, dengan
terobosan, tetesan air, aliran air yang mengikis tubuh batuan yang mudah larut dengan air
dan membentuk lubang pada kars tersebut.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 BENTANG ALAM EOLIAN
Bentang alam eloian merupan bentang alam yang terbentuk karena aktivitas
angin. Bentang alam ini banyak dijumpai pada daerah gurun pasir yang mempunyai curah
hujan rata rata 26cm/tahun dengan takanan udara tinggi dan udara sangat panas dan
kering.
Di daerah ini, proses pembentukan yang terjadi pada umumnya meliputi proses
pengikisan oleh angin dan proses sedimentasi. Proses sedimentasi (pengendapan) oleh
angin ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Dune
merupakan bukit yang terbentuk sebagai hasil dari timbunan pasir oleh hembusan
angin. Dune akan sangat dipengaruhi oleh kuatnya hembusan dan kecepatan angin,
bentuk dari permukaan dan adanya rintangan. Dune memiliki berbagai macam tipe,
yaitu :
- Star dune
dune dengan banyak punggung bukit pasir ridge yang bertemu pada satu titik.
- Transverse dune
dune yang terbentuk di sepanjang jejak angin.
3
- Barchan
bukit pasir lengkung bertanduk.
2. Loess
Deflasi (deflation)
Proses deflasi merupakan gerakan tiupan angin yang membawa materi batuan,
baik berupa debu halus, pasir, maupun materi yang kasar dan berat. Proses ini sering
terjadi di daerah yang merupakan tempat terkumpulnya pasir, misalnya di basin kecil atau
pada bukit pasir. Deflasi cenderung menyebabkan terbentuknyaa formasi-formasi baru di
daerah depresi. Dibandingkan dengan erosi air atau sungai keadaannya berlawanan, erosi
air di daerah yang berelief tinggi sangat kuat, sebaliknya erosi angin/deflasi di daerah
cekungan/basin sangat kuat.
4
Deflasi hanya dapat terjadi setelah materi batuan mengalami pencucian dan
kemudian dibawa ke tempat yang kebih rendah. Materi yang diendapkan tersebut pada
umumnya berupa butiran halus sehinnga mudah menglami deflasi.
2.
Korasi (corrasion)
Korasi angin dapat menimbulkan beberapa bentuk atau bentang alam yang sangat
luas. Gerakannya hanya dapat terjadi di dekat permukaan tanah. Ini terjadi karena angin
tidak dapat mengangkut pasir ke tempat yang lebih tinggi lagi.
Berdasarkan kerjanya korasi dapat dibedakan :
a. Polishing dan pitting
Gerakan angin yang membawa/disertai pasir disebut dengan polishing. Gerakan
angin yang membawa pasir mempunyai kemampuan untuk melubangi batuan,
kemampuan untuk melubangi batuan ini disebut dengan pitting.
b. Grooving dan shaping
Batuan yang telah berlubang sebagai akibat kekuatan pitting akan terus
mengalami proses pembentukan lubang sehingga makin lama makin besar dan dalam.
Proses melubangi secara terus-menerus sehingga menjadi lubang yang besar dan dalam
disebut dengan grooving.
Batuan yang berlubang-lubang besar tersebut kemudian berubah menjadi pecah-pecah
dan berkeping-keping. Proses terjadinya pecahan dan keping-keping ini disebut shaping.
c. Faceting
Batuan yang telah berkeping-keping berubah menjadi lebih kecil lagi. Proses
perubahan batuan menjadi bagian lebih kecil disebut dengan faceting.
Kecepatan korasi terhadap massa batuan di daerah kering sangat tergantung dari tingkat
kekerasan batuan dan kekuatan angin itu sendiri.
1.
Suspensi (suspension)
Merupakan gerakan vertikal tiupan angin yang mampu mengangkut materi-materi
halus ke tempat yang lebih jauh. Gerakan ini tidak besar peranannya dalam mengangkut
pasir karena kemampuan mengangkut ke atas sangnt terbatas.
Pada saat angin mengangkut debu kadang-kadang disertai dengan gerakan turbuler.
Kecepatan angin tidak selalu tetap tetapi selalu mengalami variasi periode yang pendek
sehingga menyebabkan adanya tekanan angin. Tekanan angin ini menyebabkan udara
berputar ke segala arah, putaran udara ke segala arah inilah yang dapat menyebabkan
terjadinya gerakan suspensi.
2.
Saltasi (saltation)
Yaitu gerakan meloncat materi butiran yang disebabkan oleh tabrakan dan
pantulan angin yang bermuatan pasir. Gerakan saltasi secara langsung disebabkan
tekanan angin terhadap butiran pasir, pasir yang ditiup angin pada umumnya mempunyai
gerakan saltasi.
3.
gerakan saltasi. Terjadinya tubrukan materi butiran ini secara teratur, tetapi kadangkadang juga tersebar menjadi pecahan-pecahan di atas tempat jatuhnya pasir. Oleh karena
benturan ini gerakan materi butiran menjadi lambat yang selanjutnya menjadi rayapan
permukaan.Kadang-kadang angin yang mengangkut debu atau pasir bergerak berputar
seperti spiral, gerakan seperti ini disebut dengan badai debu.
C. Pengendapan oleh Angin
Proses pengendapan ini terjadi apabila butiran yang telah terbawa angin tadi jatuh
setelah gerakan menjadi lambat. Selain karena kecepatan yang menjadi lambat,
pengendapan juga dapat terjadi karena butiran yang terbawa oleh angin mengalami
benturan terhadap permukaan kejadian ini sebagai hasil dari proses saltasi dan rayapan
tanah. Apabila butiran tersebut tidak membentur permukaan dan terus terbawa angin,
maka butiran tersebut akan mengalami gerakan sepanjang permukaan hingga menemukan
tempat mengendap, pada umumnya tempat pemberhentian tersebut berupa cekungan.
Bentuk endapan dari proses ini tidak datar atau halus tetapi bergelombang. Setelah
mengendap butiran-butirabn tersebut mengumpul menjadi suatu bentuk lahan yang baru.
6
yaitu permukaan yang terdiri atas batuan kerikil dan kerakal di daerah gurun, sebagai
akibat bahan-bahan halus mengalami deflasi.
2.
Blow out,
cekungan di daerah gurun sebagai akibat deflasi pada materi hasil pelapukan di
permukaan yang berukuran halus.
3.
Ventifact
permukaan batuan yang menjadi rata karena korasi, terutama yang berukuran halus (debu
dan liat)yang terbawa oleh angin.
4.
Dreikanter,
seperti ventifact tetapi bentuknya piramida karena arah angin berubah-ubah (dari tiga
sisi).
5.
Groove
6.
Yardang
Contoh dari bentang alam karena erosi angin yaitu gumuk pasir.
Gumuk pasir adalah gundukan bukit atau igir dari pasir yang terhembus angin.
Gumuk pasir dapat dijumpai pada daerah yang memiliki pasir sebagai material utama,
kecepatan angin tinggi untuk mengikis dan mengangkut butir-butir berukuran pasir, dan
permukaan tanah untuk tempat pengendapan pasir, biasanya terbentuk di daerah arid
(kering). Gumuk pasir cenderung terbentuk dengan penampang tidak simetri. Jika tidak
ada stabilisasi oleh vegetasi gumuk pasir cenderung bergeser ke arah angin berhembus,
hal ini karena butir-butir pasir terhembus dari depan ke belakang gumuk. Gerakan gumuk
pasir pada umumnya kurang dari 30 meter/tahun. Bentuk gumuk pasir bermacam-macam
tergantung pada faktor-faktor jumlah dan ukuran butir pasir, kekuatan dan arah angin, dan
keadaan vegetasi. Bentuk gumuk pasir pokok yang perlu dikenal adalah bentuk melintang
(transverse), sabit (barchan), parabola (parabolic), dan memanjang (longitudinal dune).
Secara global gumuk pasir merupakan bentuk lahan bentukan asal proses angin (aeolian).
Bentuk lahan bentukan asal proses ini dapat berkembang dengan baik apabila terpenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Tersedia material berukuran pasir halus hingga kasar dalam jumlah yang banyak.
10
Morfologi
Secara garis besar, ada dua tipe gumuk pasir, yaitu free dunes (terbentuk tanpa
adanya suatu penghalang) dan impedeed Dunes (yang terbentuk karena adanya suatu
penghalang.
Ada beberapa tipe gumuk pasir:
A.Gumuk Pasir Tipe Barchan (barchanoid dunes)
Gumuk pasir ini bentuknya menyerupai bulan sabit dan terbentuk pada daerah
yang tidak memiliki barrier. Besarnya kemiringan lereng daerah yang menghadap angin
lebih landai dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang membelakangi angin,
sehingga apabila dibuat penampang melintang tidak simetri. Ketinggian gumuk pasir
barchan umumnya antara 5 15 meter. Gumuk pasir ini merupakan perkembangan,
karena proses eolin tersebut terhalangi oleh adanya beberapa tumbuhan, sehingga
terbentuk gumuk pasir seperti ini dan daerah yang menghadap angin lebih landai
dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang membelakangi angin.
B. Gumuk Pasir Melintang (transverse dune)
11
Gumuk pasir ini terbentuk di daerah yang tidak berpenghalang dan banyak
cadangan pasirnya. Bentuk gumuk pasir melintang menyerupai ombak dan tegak lurus
terhadap arah angin. Awalnya, gumuk pasir ini mungkin hanya beberapa saja, kemudian
karena proses eolin yang terus menerus maka terbentuklah bagian yang lain dan menjadi
sebuah koloni. Gumuk pasir ini akan berkembang menjadi bulan sabit apabila pasokan
pasirnya berkurang.
12
Gumuk pasir ini hampir sama dengan gumuk pasir barchan akan tetapi yang
membedakan adalah arah angin. Gumuk pasir parabolic arahnya berhadapan dengan
datangnya angin. Awalnya, mungkin gumuk pasir ini berbentuk sebuah bukit dan
melintang, tetapi karena pasokan pasirnya berkurang maka gumuk pasir ini terus tergerus
oleh angin sehingga membentuk sabit dengan bagian yang menghadap ke arah angin
curam.
D. Gumuk Pasir Memanjang (linear dune)
Gumuk pasir memanjang adalah gumuk pasir yang berbentuk lurus dan sejajar
satu sama lain. Arah dari gumuk pasir tersebut searah dengan gerakan angin. Gumuk
pasir ini berkembang karena berubahnya arah angin dan terdapatnya celah diantara
13
bentukan gumuk pasir awal, sehingga celah yang ada terus menerus mengalami erosi
sehingga menjadi lebih lebar dan memanjang.
E.Gumuk Pasir Bintang (star dune)
Gumuk pasir bintang adalah gumuk pasir yang dibentuk sebagai hasil kerja angin
dengan berbagai arah yang bertumbukan. Bentukan awalnya merupakan sebuah bukit dan
disekelilingnya berbentuk dataran, sehingga proses eolin pertama kali akan terfokuskan
pada bukit ini dengan tenaga angin yang datang dari berbagai sudut sehingga akan
terbentuk bentuklahan baru seperti bintang. Bentuk seperti ini akan hilang setelah
terbentuknya bentukan baru disekitarnya.
alam
struktural
merupakan
kenampakan
morfologi
yang
14
1. Pola Penyaluran
pola pola khusus yang ada pada daerah menunjukan adanya struktur yg bekerja pada
daerah tersebut, smisal sungai yg membelok tiba2, atau adanya pola trellis dan sub
dendritik.
2. lineament
lineament atau pola kelurusan dlm hal ini dpt ditunjukkan dari penampakan punggungan
(ridge), lembah, bukit, yg bisa di interpretasikan adanya struktur geologi yg bekerja.
PERBEDAA
N
KETINGGIA
N
BUTTE
MESA
Tinggi
Rendah
16
LUAS
DATARAN
PADA
Sempit
Luas (lebar)
PUNCAK
permukaan
puncak
yang
namun
kecil
Butte terbentuk akibat erosi dan pelapukan, dimana pada mulanya terangkatnya
permukaan oleh proses tektonik. Munculnya permukaan yang memiliki berbagai jenis
batuan tersebut, membuat terjadinya suatu roses diferensiasi batuan, adanya batuan yang
tidak resisten, sehingga batuan yang tidak resisten itu tererosi oleh angin maupun
terlapukan. Sehingga pada akhirnya batuan yang tidak resisten tersebut hilang dan sampai
pada batuan yang resisten, dimana batuan yang resisten membentuk suatu bukit kecil
yang menjulang tinggi dengan luas yang kecil.
Struktur Miring
cuesta : memiliki scarp slope yang lebih curam sedangkan dip slopenya relatif landai
pada arah sebaliknya sehingga terlihat tidak simetri. sudut lerengnya kurang dari 30
derajat
hogback : sudut antara kedua sisi relatif sama, kira2 lebih dar 30 derajat , scarp slope dan
dip slope hampir sama sehingga terlihat simetri.
17
Struktur lipatan
struktur antiklin dan sinklin Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang
mekanismenya disebabkan dua proses, yaitu bending ( melengkung ) dan bucking
( melipat ). Pada gejala bucking gaya yang bekerja sejajar dengan bidang perlapisan,
sedangkan pada bending, gaya yang bekerja tegak lurus terhadap bidang permukaan
lapisan. (hill 1953)
struktur patahan
18
Triangular facet merupakan salahsatu penampakan oleh proses bentang alam struktural.
Dimana dicirikan adanya aliran-aliran air pada suatu bidang miring, dimana aliran
tersebut membentuk segitiga.
Proses dimana terjadinya suatu struktur aliran seperti itu diakibatkan oleh awal mula
terkbentuknya suatu bidang miringa dimana pada permukaan bidang miring tersebut
adanya garis gerus akibat proses sesar. Gerus hasil sesar itu merupakan saluran bagi air
untuk mengalir. Akibat adanya aliran air terjadinya pengikisan dan terbentuknya suatu
aliran yang akhirnya membentuk kenampakan segitiga.
Dalam morfologi ini terbentuknya pola penyaluran distribusi, sehingga dari pusat
menyebar sehingga akibat aliran air yang membetuk seperti gambaran garis membentuk
segitiga.
19
Karst adalah istilah dalam bahasa Jerman yang diambil dari istilah Slovenian
kuno yang berarti topografi hasil pelarutan (solution topography) (Blomm,1979).
Menurut Jenning (1971, dalam Blomm 197), topografi karst didefinisikan sebagai lahan
dengan relief dan pola penyaluran yang aneh, berkembang pada batuan yang mudah larut
(memiliki derajat kelarutan yang tinggi) pada air alam dan dijumpai pada semua tempat
pada lahan tersebut. Flint dan Skinner (1977) mendefinisikan topography karst sebagai
daerah yang berbatuan yang mudah larut dengan surupan (sink ) dan gua yang
berkombinasi membentukk topografi yang aneh (peculiartopography) dan dicirikan oleh
adanya lembah kecil, penyaluran tidak teratur, aliran sungai secara tiba-tiba masuk
kedalam tanah meninggalkan lembah kering dan muncul sebagai mata air yang besar.
Berdasarkan kedua definisi diatas maka dapat ditetapkan suatu pengertian
tentang topografi karst yaitu : Suatu topografi yang terbentuk pada daerah dengan
litologi berupa batuan yang mudah larut, menunjukkan relief yang khas, penyaluran yang
tidak teratur, aliran sungainya secara tiba-tiba masuk kedalam tanah dan meninggalkan
lembah kering untuk kemudian keluar ditempat lain sebagai mata air yang besar.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bentang Alam Karst:
1) Faktor Fisik
Faktor fisik yang mempengaruhi pembentukan topografi karst meliputi ketebalan
batugamping, porositas dan permeabilitas batugamping serta intensitas struktur (kekar)
yang mengenai batuan tersebut.
Ketebalan Batugamping
Menurut Von Engeln, batuan mudah larut (dalam hal ini batugamping) yang baik
untuk perkembangan topografi karst harus tebal. Batugamping tersebut da[at masif atau
terdiri dari beberapa lapisan yang membentuk satu unit batuan yang tebal, sehingga
mampu menampilkan topografi karst sebelum batuan tersebut habis terlarutkan dan
tererosi. Ritter (1978) mengemukakan bahwa batugamping yang berlapis (meskipun
membentuk satu unit yang tebal), tidak sebaik batugamping yang massif dan tebal dalam
pembentukan topografi karst ini. Hal ini dikarenakan material sukar larut dan lempung
yang terkonsentrasi pada bidang perlapisan akan mengurangi kebebasan sirkulasi air
untuk menmbus seluruh lapisan. Sebaliknya pada batugamping yang massif, sirkulasi air
akan berjalan lancer sehingga mempermudah terjadinya proses karstifikasi.
20
21
hujan akan mengikat karbondioksida (CO2) dari udara dan dari tanah disekitarnya
membentuk air /larutan yang bersifat asam yaitu asam karbonat (H2CO3). Larutan inilah
yang akan melarutkan batugamping. Dengan demikian bahwa sifat kimiawi media pelarut
sangat dipengaruhi oleh banyaknya karbondioksida yang diikatnya. Disamping
membentuk larutan asam, karbondioksida didalam air akan meningkatkan tekanan parsial
CO2 dalam larutan tersebut. Tekanan parsial CO2 yang tinggi dalam larutan akan
mempertinggi kemampuan larutan untuk melarutkan kalsit.bloom (1979) menyebutkan
bahwa tekanan parsial CO2 pada air yang mengandung udara (aerated aqueous) hanya 30
pa dan CaCO3 yang dapat dilarutkannya kurang lebih hanya 63 mg/lt, tetapi pada kondisi
tidak ada udara (anaerobic) tekanan parsial CO2 meningkat sampai 30 Kpa dan
CaCO3 yang dapat dilarutkannya mencapai 700 mg/lt.
Bentang Alam Hasil Proses Karstifikasi
Nama Kars menurut Thornbury (1964) dipakai pertama kali untuk menamakan
sebuah daerah di Italia yaitu Carso. Daerah Carso merupakan dareah seluas kurang lebih
38.500 km2 dengan ketinggian mencapai 2.500 m yang litologinya berupa batugamping
dimana gejala topografi kars berkembang baik didaerah ini. Daerah kars yang dimaksud
tepatnya berada disebelah timur laut Laut Adriatic. Bentuk morfologi yang menyusun
suatu bentang alam kars dapat dibedakan menjadi dua macam (Srijono, 1984, dalam
Widagdo, 1984), yaitu bentuk-bentuk konstruksional dan bentuk-bentuk sisa pelarutan.
23
1.Bentuk-bentuk Konstruksional
Bentuk konstruksional adalah bentuk topogrfi yang dibentuk oleh proses
pelarutan batugamping atau pengendapan material karbonat yang dibawa oleh air.
Berdasarkan ukurannya, topografi konstruksional dapat dikelompokkan menjadi dua
macam, yaitu bentuk-bentuk minor dan bentuk-bentuk mayor . Menurut Bloom (1979),
yang dimaksud dengan bentang alam kars minor adalah bentang alam yang tak dapat
diamati pada foto udara atau peta topografi, sedang bentang alam kars mayo adalah
bentang alam yang dapat diamati baik didalam foto udara atau peta topografi.
Bentuk-bentuk topografi kars minor adalah :
Lapies,Merupakan bentuk tak rata pada permukaan batugamping akibat adanya proses
pelarutan, penggerusan atau karena proses lain.
Kars Split, Adalah celah pelarutan yang terbentuk dipermukaan. Kars split sebenarnya
merupakan perkembangan dari kars-runnel (solution runnel). Bila jumlah kars runnel
banyak dan saling berpotongan maka akan membentuk kars split.
Parit Karst, Adalah alur pada permukaan yang memanjang membentuk parit. Srijono
(1984), mengemukakan bahwa parit kars ini merupakan kars split yang memajang
sehingga membentuk parit kars.
Palung Karst, Adalah alur pada permukaan batuan yang besar dan lebar, dibentuk oleh
proses pelarutan. Kedalamannya dapat mencapai lebih dari 50 cm. biasanya terbentuk
pada permukaan batuan yang datar atau miring rendah dan dikontrol oleh struktur yang
memanjang.
Speleothem, Adalah hiasan yang terdapat didalam gua yang dihasilkan oleh endapan
berwarna putih, bentuknya seperti tetesan air, mengkilat dan menonjol. Hiasan ini
merupakan endapan CaCO3
Surupan, Yaitu depresi tertutup hasil pelarutan denagn diameter mulai dari beberapa
meter sampai beberapa kilometer, kedalamannya mencapai ratusan meter dan bentuknya
dapat bundar atau lonjong (oval),
Gambar uvala
Uvala, Adalah depresi tertutup yang besar, terdiri dari gabungan beberapa doline, lantai
Lembah Karst, Adalah lembah atau alur yang besar yang terdapat pada lahan kars.
Lembah ini terbentuk oleh aliran air permukaan yang mengerosi batuan yang dilaluinya.
Goa (Cave), yaitu serambi tau ruangan bawah tanah yang dapat dicapai dari permukaan
dan cukup besar bila dimasuki oleh manusia (Sanders, 1981). Goa seringkali terdiri dari
rangkaian ruangan sehingga kedalamannya dapat mencapai ratusan meter.
Terowongan dan Jembatan Alam yaitu lorong bawah tanah yang terbentuk oleh
pelarutan dan penggerusan air tanah atau oleh aliran bawah tanah (Von Engeln, 1942).
Terowongan alam memiliki ukuran yang bervariasi artinya dapat berukuran besar atau
kecil. Sebagai contoh, terowongan di Virginia dapat berukuran mencapai 275 meter,
tingginya 23 meter dan lebarnya 40 meter.
Bentuk-bentuk Sisa Pelarutan
Yang dimaksud dengan bentuk morfologi sisa pelarutan adalah morfologi yang
terbentuk karena pelarutan dan erosi sudah berjalan sangatlanjut sehingga meninggalkan
sisa yang khas untuk lahan kars. Morfologi sisa dapat berkembang baik terutama pada
daerah yang beriklim tropis basah (Bloom, 1979). Macam-macam bentuk morfologi sisa
yaitu :
Kerucut Kars, yaitu bukit kars yang berbentuk kerucut, berlereng terjal dan dikelilingi
oleh depresi yang biasanya disebut sebagai bintang (Ritter, 1978). Kerucut kars sering
disebut sebagai kegelkars (bahasa Jerman). Pada kenyataannya kerucut kars sering kali
lebih mirip setengah bola dibanding dengan bentuk kerucut.
Mogote, adalah bukit terjal yang merupakan sisa pelarutan dan erosi, umumnya
dikelilingi oleh dataran alluvial yang hampir rata (flat). Bentuknya kadang-kadang tidak
simetri antara sisi yang mengarah kearah datangnya angin dengan sisi sebaliknya.
Gambar mogote
27
BAB III
HASIL PENGAMATAN
3.1 LOKASI PENGAMATAN I
Tanggal : 24 mei 2015
Lokasi : gumuk pasir parangkusumo ,pantai parangtritis ,bantul ,yogyakarta
Jam
: 09:27 WIB
Cuaca : cerah
28
Pada lokasi pengamatan pertama yang terletak di titik kordinat S : 8 o 0 52,7s E : 110o
18 56,4s yaitu tepatnya didaerah pantai parang kusumo, kecamatan imogiri, kabupaten
bantul, yogyakarta. Didaerah ini terdapat bentang alam eolian yang sangat luas dengan
beberapa jenis-jenis gumuk pasir nya . dengan media angin dari arah pantai dan matahari
yang sangat panas terbentuklah bentang alam eolian.dengan adanya media angin sebagai
media pengangkut ,angin itu sendiri menyebabkan terbentuknya pola ripple mark.
29
30
Gambar.barcan
2.parabolik,pada saat kompas mengarah pada S:190 N:10 terdapat tipe gumuk pasir
parabolik, tipe ini tidak jauh beda bentuknya dan proses pembentukannya dengan tipe
barcan akan tetapi yang membedakannya yaitu arah angin yang sebagai media
pengangkutnya.
: 11:07 WIB
Cuaca : cerah
Lokasi : dusun lanteng satu, desa selopamioro, kabupaten batul, yogyakarta.
31
Aspek geometri:
Beda tinggi
Sudut lereng
Panjang lembah
Lebar lembah
: 17 m
: 59
: 250 m
: 30 m
Aspek eksogenik:
32
: 13:50 WIB
Cuaca : berawan
Lokasi : desa lemah abang , kec. Ndlingo , kab. Bantul
33
Lokasi pengamatan yang ketiga terletak pada titik koordinat S : 070 56 41,1s E :
1100 2625,5s,yang terdapat bentang alam kars dengan dua katagori yaitu endokars dan
eksokars .
Untuk endokars , endokars sendiri yaitu suatu morfologi yang berada dibawah
permukaan dengan proses pelapukan media trobosan air,tetsan air,aliran air yang mengikis
menyebabkan terbentuknya beberapa bentuk yang berkelok kelok dan membentuk
speleothem stalaktit dan stalakmit, yang terbentuk akibat dari tetesan air graverit . terdapat
pilar yang sudah menyatu dengan dinding goa.
34
Gambar .stalaktit
Gambar.pilar
35
Pada saat keluar goa kita langsung dihadapkan dengan bentang alam kars tipe eksokars
yang memiliki morfometri bergelombang kuat dengan vegetasi pohon jati.
Terdapat singkapan berupa batugamping non klastik ,vormasi imogiri . terbentuk karena
adanya pelarutan air dalam karbonat yang berkembang menjadi kars ,yaitu kars orange
komposisi:
Trumbu
Fosil grastopoda
Karbonat
moluska
36
BAB IV
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa fildtrip geomorfologi ini memberi dampak yang sangat
berguna bagi pengetahuan pada saat kita diterjunkan di lapangan maupun disaat kita
berada dilingkungan perkuliahan.pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
A. Bentang alam Aeolian (Eolian) adalah bentang alam yang dihasilkan oleh tindakan
erosif atau konstruktif angin. Kata Aeolian berasal dari Aeolus, dewa angin mitologi
Yunani.
Proses erosi angin terdiri dari abrasi dan deflasi. Proses yang terbentuk menghasilkan
berbagai skala: bentuk riak Aeolian (beberapa sentimeter lebar), bentuk gundukan
(beberapa meter dengan diameter ), bukit (beberapa puluh sampai seratus meter dalam
ukuran), dan ergs (beberapa kilometer persegi atau lebih). Lebih halus ukuran partikel
lebih jauh jarak angkut turbulensi udara dan loess yang terbentuk lebih besar.
B. Bentang alam struktural merupakan kenampakan morfologi yang pembentukannya
dikontrol sepenuhnya oleh struktur geologi daerah yang bersangkutan. struktur yg
dominan merupakan struktur sekunder, atau struktur yg terbentuk setelah batuannya ada.
struktur2 ini dapat berupa sesar, lipatan dan kekar.kenampakan yang dapat kita
interptretasi berupa pola penyaluran,lineament,bukitdan lembah,perubahan aliran
sungai.ada
beberapa
macam
macam
bentang
alam
structural
yaitu
,struktur
37
Daerah karst dapat juga terbentuk oleh proses cuaca, kegiatan hidraulik, pergerakan
tektonik, air dari pencairan salju dan pengosongan batu cair (lava). Karena proses
dominan dari kasus tersebut adalah bukan pelarutan, kita dapat memilih untuk
penyebutan bentuk lahan yang cocok adalah pseudokarst (karst palsu).
Ciri-ciri daerah karst antara lain:
Adanya endapan sedimen lempung berwama merah hasil dari pelapukan batu
gamping.
38
BAB V
UCAPAN TERIMA KASIH
Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang memiliki
keistimewaan dan pemberian segala kenikmatan besar, baik nikmat iman, kesehatan dan
kekuatan didalam penyusunan laporan fildtrip geomorfologi. Salawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada Sayyidina Muhammad SAW. keluarga dan para sahabatnya dan penegak
sunnah-Nya sampai kelak akhir zaman. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang bersangkutan atas selesainya laporan
fildtrip geomorfologi ini .
Penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Dr.EV.Budiadi . MSS selaku dosen matakuliah geomorfologi ,yang telah memberikan semua
materi tentang materi geomorfologi dengan sangat baik.
2.kakak-kakak asisten dosen praktikum geomorfologi yang telah memberikan segenap
pengetahuannya kepada kami dengan sabar.
3.kepada orang tua kami yang telah memberikan semangat beserta do'a yang tidak ada habisnya
kepada kami
4.kepada teman teman jabiger14 yang telah memberi semangat kepada penulis dalam
penyelesain laporan ini.
39
LAMPIRAN
40
41
42
43
44
45