Anda di halaman 1dari 12

GEOLOGI MINERAL BIJIH

Iron-Mn-Al Deposits

Dr. Arifudin Idrus

Laboratorium Bahan Galian


Jurusan Teknik Geologi FT-UGM
E-mail: arifidrus@ugm.ac.id

1. Besi (Fe)

Sumber utama bijih besi sebagai Fe+2 atau Fe+3, adalah


mineral-mineral oksida besi (iron oxides), seperti:
Magnetit (Fe3O4)
Hematit (Fe2O3)
Siderit (FeCO3)
Ilmenit (FeTiO3).

Tipe endapan bijih besi utama:

1)

Endapan magmatik
Endapan hidrotermal

Sedimentary-hosted deposit
Endapan rombakan pantai (coastal placer deposits).
Endapan besi magmatik, seperti di Upper Zone dari Busveld
Complex, Afrika Selatan, berasosiasi dengan endapan
kromium, titanium dan platinum dalam bentuk layer dari
magnetit (Fe3O4).

(2) Endapan oksida besi hidrotermal sering berasosiasi dengan


tembaga dan emas, sehingga disebut Iron Oxide-Copper-(Gold)
deposit (IOCG). Contoh: Olympic Dam deposit, Australia.
(3) Endapan besi tipe sedimentary-hosted, lebih dikenal dengan BIF
(Banded Iron Formation), umumnya berasosiasi dengan batuan
Prekambrium (ca. 2 milyar thn). Mineral oksida penting: hematit
(Fe2O3), magnetit (Fe3O4) dan greenalit ((Fe,Fe)2-3Si2O5(OH)4).
BIF merupakan endapan penghasil bijih besi utama di dunia,
contohnya endapan Mesabi Range di Minnesota, USA dan
Kiruna di Swedia.
(4) Endapan besi placer, terbentuk dari rombakan batuan yang
mengandung Fe dan terendapkan di pantai. Contoh: Endapan
pasir besi Pantai Selatan Yogyakarta, dengan mineral oksida besi
utama: ilmenit (71-88 %), magnetit (7-25%) dan hematit (625%).
Analisis kimia mineral pada oksida besi dari Pantai Selatan
Yogyakarta, mineral bijih besi meliputi titanomagnetite,
ferrian ilmenite dan termally generated titaniferous martite
(titanohematite). Mineral yang terakhir ini terbentuk akibat
adanya proses Erhitzung, terhadap homogeneous

titanomagnetite

Gambar 9 Back-scattered image dari termally generated


martite dari endapan pasir besi Pantai Selatan Yogyakarta yang
mengandung titanohematite lamellae dalam butiran magnetit.
Titanohematite lamellae tersebut tadinya berasal dari
titanomagnetite (oleh Erhitzung), dan relict dari titanomagnetit
tersebut masih terlihat (anak panah) Skala 100 m. (Sumber:
Muecke, 2003).

Kimia mineral oksida besi dari


Batu Hijau, Sumbawa dan
perhitungan mole fraction endmembers-nya (Idrus, 2006).
Notes:

Structural formula calculations


are based on: 32 Oxygens for
1,2) and 6 oxygens for 3,4)

Spinel-oxide end-members: Hc
= Hercynite, Spl = spinel, Chr
= chromite, Usp = ulvospinel,
Mag = magnetite; XHc =
100*(1-XSpl-XChr-XUspXMag), XSpl = 100*Mg, XChr =
100*Cr/2, XUsp = 100*Ti,
XMag = 100*Fe+3/2.

Rhombohedral-oxide endmembers: Ilm = ilmenite, Gk =


geikielite, Pyr = pyrophanite,
Hem = hematite; XIlm =
100*(F*Fe+2)/G, XGk =
100*(F*Mg)/G, XPyr =
100*(F*Mn)/G, XHem =
100*(1-XIlm-XGk-XPyr), where
F = 1-Fe+3/(Fe+3+2*Ti); G =
sum of Fe+2+Mn+Mg.

2. Mangan (Mn)

Tipe endapan bijih mangan:


Endapan primer umumnya tidak ekonomis.
Endapan sekunder/pengkayaan supergen.
Ekonomis hasil pelapukan dari endapan primer

(1). Klasifikasi endapan mangan primer:


Type I yaitu mangannese carbonates (queluzites) dan
manganese silicates (gondites) yang berasosiasi dengan

andesitic-basaltic metavolcanics.

Type II terdiri dari lapisan-lapisan oksida mangan atau


karbonat mangan yang terinterkalasi dengan BIF.
Type III berupa Mn-rich graphitic or carbonaceous

shales,

Type IV berupa lapisan-lapisan karbonat mangan yang


kurang ekonomis.
Type V berupa endapan bijih mangan yang terbentuk
pada kondisi estuarin dan laut dangkal.

Komposisi kimia bijih mangan primer di Jalisco, Mexico

(2). Endapan bijih mangan sekunder, contohnya:


Endapan Groote Eylandt, Northern Teritory,
Australia.
Komposisi kimia (wt.%): Mn = 64.8; Al2O3 = 1.7;
SiO2 = 0.3; K2O = 2.4; BaO = 1.7 dan FeO = 1.9.

Mineral utama (endapan ekonomis):


Pyrolusite (MnO2)
Psilomelane (Ba,H2O)2Mn5O10)
Braunite ((Mn,Fe)2O3.MnSiO3)
Mineral assesori:
Rhodochrosite (MnCO3)
Spessartite (Mn3Al2(SiO4)3)
Manganite (MnO(OH))
Lithiophorite (LiMn3Al2O9.3H2O)
Todorokite (Mn+2,Ca, Ba)2Mn+3) Mn+411O33.8H2O)
Chalcophanite (ZnMn3O7.3H2O).

3. Aluminium

Bijih aluminium (Al), terutama diekstrak dari endapan bauksit.


Bauksit didefinisikan soil atau batuan yang didominasi oleh mineralmineral aluminium hidroksida yaitu gibbsite (Al2O3.3H2O) dan boehmite
(Al2O3.H2O), serta sedikit diaspora (Al2O3.H2O).
Mineral-mineral minor antara lain mineral lempung (umumnya kaolinit
dan halloysite), goethite, hematite, kuarsa, leucoxene dan air.
Bauksit akan ekonomis ditambang bila memiliki sekitar > 45% Al2O3, <
20% Fe2O3 dan < 5% SiO2

Endapan bauksit dapat berasal dari berbagai jenis batuan yang kaya
akan mineral pembawa aluminium (Al-bearing minerals):
syenit nefelin (Arkansas, USA)
batugamping (Jamaika),
batu lempung, serpih (Gove, Australia),
batupasir kaolinitik (Brazil, Weipa-Australia) dan
granit (Los Pijiguaos, Venezuela).

Gambar 13 Distribusi vertikal (vol.%) dari mineral gibbsite (gbs), nordstrandite


(nsd), kaolinit (kaol), kuarsa (qtz), goethit (gt), hematit (hem) dan anatase (ant)
pada endapan bijih bauksit Pijiguaos, Venezuela (Meyer et al., 2002). Kuantifikasi
fase dilakukan dengan analisis Rietveld.

References:
Books
1. Ramdohr: Thr Ore minerals and their intergrowths
2. Picot & Johan: Atlas of ore minerals
3. Taylor: Ore textures
4. Evans: Ore geology and industrial minerals
5. Edwards & Atkinson: Ore deposit geology
6. Etc...
Journals on Economic Geology, Ore geochemistry, etc..

Stolberg, Germany, 2005

Anda mungkin juga menyukai