Anda di halaman 1dari 15

Dokumen.

tips
Login / Signup

Leadership

Technology

Education

Marketing

Design

More Topics

Search

1. Home
2. Documents
3. Praktikum Kimia Dasar (Termokimia)
(Sumber : Nur Rahayu Setiawati, Meja 1, Kelompok E, 2011)
Tabel 2. Hasil Pengamatan Penetapan Kalorimeter
n t (x) T (y) x x.y
1. 1 41C = 314 K 1 314
2. 2 40C = 313 K 4 626
3. 3 40C = 313 K 9 939
4. 4 39,5C = 312,5 K 16 1250
5. 5 39C = 312 K 25 1560
6. 6 38,75C = 311,75 K 36 1870,5
7. 7 38,5C = 311,5 K 49 2180,5
8. 8 38C = 311 K 64 2480
9. 9 37,5C = 310,5 K 81 2794,5
10. 10 37C = 310 K 100 3100
n = 10 x = 55 y = 3119,25 K x = 385 xy = 17122,5
(Sumber : Nur Rahayu Setiawati, Meja 1, Kelompok E, 2011)
Tabel 3. Hasil Pengamatan Penentuan Kalor Reaksi Zn + CuSO
4
n t (x) T (y) x x.y
1 0,5 36C = 309 K 0,25 154,5

2 1 35,5C = 308,5 K 1 308,5


3 1,5 35C = 308 K 2,25 462
4 2 34,5C = 307,5 K 4 615
n = 4 x = 5 y = 1233 K x = 7,5 xy = 1540
(Sumber : Nur Rahayu Setiawati, Meja 1, Kelompok E, 2011)
Tabel 4. Hasil Pengamatan Penentuan Kalor Etanol + Air
n t (x) T (y) x x.y
1. 0,5 31,3C = 304,5 K 0,25 152,25
2. 1 31C = 304 K 1 304
3. 1,5 30,5C = 303,5 K 2,25 455,25
4. 2 30C = 303 K 4 606
5. 2,5 29,5C = 302,5 K 6,25 756,25
6. 3 29C = 302 K 9 906
7. 3,5 28,5C = 301,5 K 12,25 1055,25
8. 4 28,5C = 391,5 K 16 1206
n = 8 x = 18 y = 2422,5 K x = 51 xy = 5441
(Sumber : Nur Rahayu Setiawati, Meja 1, Kelompok E, 2011)
Tabel 5. Hasil Pengamatan Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH
n t (x) T (y) x x.y
1. 0,5 31,5C = 304,5 K 0,25 152,25
2. 1 31,5C = 304,5 K 1 304,5
3. 1,5 31,5C = 304,5 K 2,25 456,75
4. 2 31,5C = 304,5 K 4 609
n t (x) T (y) x x.y
5. 2,5 31,5C = 304,5 K 6,25 761,25
6. 3 31,5C = 304,5 K 9 913,5
7. 3,5 31,5C = 304,5 K 12,25 1065,75
8. 4 31,5C = 304,5 K 16 1218
9. 4,5 31C = 304 K 20,25 1368
10. 5 31C = 304 K 25 1520
n = 10 x = 27,5 y = 3044 K x = 96,25 xy = 8369
(Sumber : Nur Rahayu Setiawati, Meja 1, Kelompok E, 2011)
4.2 Pembahasan
Dari percobaan termokimia ini, didapat hasil dari penetapan kalorimeter
adalah Td=300 K ; Tp=367 K ; Tc=314 K ; Q1=2352 J ; Q2=8940 J ; Q3=6552 J,
dan K= 468 J/K. Hasil dari penentuan kalor reaksi Zn + CuSO
4
didapat Td=298,5
K ; Tc=309 K ; T
1
j=10,5 K ; Q4=4914 J ; Q5=842,69 J ; Q6=5756,7 J ; dan
H=84 J/mol. Hasil dari penentuan kalor etanol dalam air didapat TM=299 K ;
TA=300,66 K ; T
2
j=1,66 K ; Q7=125,5 J ; Q8=92,43 J ; Q9=776,88 J ;
Q10=994,81 J ; H=1579,06 J/mol. Hasil dari penentuan kalor penetralan HCl

dan NaOH didapat hasil TM=298,75 K ; TA=304,13 K ; T


3
j=5,38 K ;
Q11=852,192 J ; Q12=2517,84 J ; Q13=3370,03 J ; H=84250,75 J/mol.
Tepat atau tidaknya hasil perhitungan tetapan suatu kalorimeter, kalor
penetralan, kalor reaksi, dan kalor pelarutan selain bergantung pada penggunaan
kalorimeternya juga tergantung pada ketelitian praktikan dalam melakukan
percobaan, terutama dalam pencampuran larutan, dimana pencampuran larutan
of 31

Praktikum Kimia Dasar (Termokimia)


by nur-rahayu-setiawati
on Jul 25, 2015
Report

Category:

Documents
Download: 5
Comment: 0
3,059
views
Comments
Description
Praktikum Kimia Dasar (Termokimia)
Download Praktikum Kimia Dasar (Termokimia)
Transcript

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR TERMOKIMIA MAKALAH Oleh :


Nama NRP Kelompok Meja Tanggal Praktikum Asisten : Nur Rahayu Setiawati : 113020117 :E :
1 (Satu) : 17 Desember 2011 : Dandy Yusuf LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN
TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
2011 I PENDAHULUAN Bab ini menugaskan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Tujuan
Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan. 1.1 Latar Belakang Perubahan energi biasanya dihasilkan
dari kerja mekanik terhadap sistem atau dari kestabilan kontak termal antara dua sistem pada
suhu berbeda. Dalam kimia, salah satu sumber perubahan energi yang penting adalah kalor yang
dihasilkan atau yang diserap selama reaksi berlangsung. Perubahan kalor yang menyertai reaksi
kimia dinamakan termokimia. Energi yang menyertai reaksi kimia lebih sering dinyatakan dalam
bentuk entalpi, sebab banyak reaksi-reaski kimia yang dilakukan pada tekanan tetap, bukan pada
volum tetap. Suatu besaran yang sangat berguna dalam reaksi kimia adalah perubahan entalpi
molar standar, dilambangkan dengan H0, yang menyatakan perubahan entalpi jika satu mol
pereaksi diubah menjadi produk pada keadaan standar. (Sunarya, 2000). Salah satu sumber
perubahan energi yang penting adalah kalor yang dihasilkan atau yang diserap selama reaksi
berlangsung. Perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia dinamakan termokimia. Termokimia
merupakan perubahan yang terjadi karena adanya faktor perpindahan energi antara system
dengan lingkungan. Termokimia mempelajari tentang perubahan kalor dalam suatu reaksi kimia.
Pelajaran hukum-hukum termodinamika dapat diperoleh pada diktat kuliah dan buku teks.
Perubahan kalor pada percobaan termokimia terjadi pada tekanan konstan. Perubahan yang
ditentukan adalah perubahan entalpi. (Sutrisno, 2011). 1.2 Tujuan Percobaan Tujuan dari
percobaan termokimia ini adalah untuk menentukan setiap reaksi kimia selalu disertai dengan
perubahan energi, untuk menentukan perubahan kalor dapat diukur atau dipelajari dengan
percobaan yang sederhana, dan untuk mempelajari reaksi kimia dapat berlangsung eksoterm dan
endoterm. (Sutrisno, 2011) 1.3 Prinsip Percobaan Prinsip percobaan termokimia ini adalah
berdasarkan Hukum Hess mengenai jumlah panas : Keseluruhan perubahan sebagai hasil urutan
langkahlangkah dan harga H untuk keseluruhan proses adalah jumlah dari percobaan entalpi
yang terjadi selama perjalanan ini. Berdasarkan Hukum Lavoisier : Pada setiap reaksi kimia
massa zat-zat yang bereaksi adalah sama dengan massa produk reaksi. Dalam versi modern,
Dalam setiap reaksi kimia tidak dapat dideteksi perubahan massa. (Sutrisno, 2011) II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan mengenai : (1) Pengertian Termokimia, (2)
Perubahan Entalpi, (3) Reaksi Endoterm-Reaksi Eksoterm, dan (4) Kesetimbangan Termal. 2.1
Pengertian Termokimia Termokimia adalah bagian dari termodinamika yang membahas masalah
perubahan panas reaksi kimia. Reaksi kimia umumnya berlangsung pada tekanan tetap sehingga
energi panas yang diserap atau dilepaskan dinyatakan dengan H atau disebut juga dengan
perubahan entalpi (Keenan, 1995). Termokimia dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang perubahan energi atau kalor dari suatu zat atau materi dalam reaksi-reaksi kimia. Pada
percobaan termokimia ini harus mempergunakan beberapa satuan Sistem Internasional (SI), yaitu
: a. Satuan baru untuk temperature termodinamika adalah Kelvin dengan lambang K (bukan K
atau derajat K). b. Milli liter diganti dengan centimeter kubik (cm) c. Satuan energi adalah Joule
(J) menggantikan kalori, dalam banyak hal kilo joule digunakan sebagai satuan perubahan
entalpi dengan lambang kJ. d. Satuan SI yang sering digunakan adalah mol sebagai pengganti
gram atom atau gram molekul. (Sutrisno, 2011). Energi yang menyertai reaksi kimia lebih sering
dinyatakan dalam bentuk entalpi, sebab banyak reaksi-reaski kimia yang dilakukan pada tekanan
tetap, bukan pada volum tetap. Suatu besaran yang sangat berguna dalam reaksi kimia adalah
perubahan entalpi molar standar, dilambangkan dengan H0, yang menyatakan perubahan

entalpi jika satu mol pereaksi diubah menjadi produk pada keadaan standar. 2.2 Perubahan
Entalpi Entalpi adalah jumlah total dari kerja yang dilakukan system dengan energi dalamnya,
diantaranya energi kinetik, energi potensial, dan energi dalam. Sedangkan perubahan entalpi
(T) adalah perubahan kalor selama suatu proses dilakukan pada suatu tekanan konstan.
Perubahan entalpi harus dinyatakan dalam jumlah kalor per jumlah zat dan suhu reaksi. Nilai H
biasanya diberikan dalam jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan untuk reaksi dalam satuan
mol yang diungkapkan dalam reaksi kimia yang telah setara. Entalpi pembentukan zat (Hf)
adalah perubahan entalpi jika satu mol suatu zat terbentuk dari unsur-unsur pembentukannya
pada keadaan standar. (Sutrisno, 2011). 2.3 Reaksi Endoterm-Reaksi Eksoterm Reaksi endoterm
adalah reaksi yang menyerap kalor atau memerlukan energi sehingga reaksinya memiliki entalpi
yang lebih tinggi daripada zat semula. Sedangkan reaksi eksoterm adalah reaksi yang
melepaskan kalor atau menghasilkan energi, akibatnya hasil reaksi mempunyai entalpi yang
lebih rendah daripada zat semula. Pada reaksi ini terjadi pelepasan energi, sehingga entalpi
sistem berkurang dan perubahan entalpi bertanda negatif dan lingkungan akan terasa panas.
Reaksi eksoterm pada umumnya dapat bereaksi secara sponran dan kalor yang dihasilkan dapat
dimanfaatkan sebagai suatu sumber energi panas. Suatu proses yang terjadinya sedemikian rupa
sehingga tidak ada panas masuk atau keluar system disebut proses adiabatik. (Sears, 1982)
Naiknya tekanan dan suhu akibat pengaliran panas masuk ke dalam zat yang berada dalam
sebuah ruang yang tidak dapat memuai merupakan salah satu contoh proses isokorik. Proses
isokorik adalah suatu proses zat dalam volumenya tidak berubah. (Sears, 1982) 2.4
Kesetimbangan Termal Kesetimbangan termal adalah keadaan yang dicapai oleh dua atau lebih
sistem yang dicirikan oleh keterbatasan harga koordinat sistem itu setelah sistem saling
berantaraksi melalui dinding diaterm. Dinding diaterm yang sering dijumpai adalah lempengan
logam yang tipis. (Zemansky, 1986). Suhu semua sistem yang dalam keadaan setimbang termal
dapat dinyatakan dengan angka. Menetapkan skala suhu tidak lain ialah menentukan aturanaturan memberikan harga dalam angka kepada suhu. Syarat bagi kesetimbangan temal antara dua
sistem ialah sama tingginya suhu keduanya begitu pula apabila suhunya berbeda, pastilah kedua
sistem itu tidak berada dalam kesetimbangan termal. (Sears, 1982) III ALAT, BAHAN, DAN
PROSEDUR PERCOBAAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Alat-alat yang digunakan, (2)
Bahanbahan yang digunakan, dan (3) Prosedur Percobaan. 3.1 Alat-alat yang digunakan
Termostat, gelas ukur, termometer, gelas kimia, gelas ukur, alat pemanas, neraca digital, batang
pengaduk, stopwatch, dan botol semprot. 3.2 Bahan digunakan Aquades, Zn, CuSO4, etanol,
HCl, dan NaOH. 3.3 Prosedur Percobaan 3.3.1 Penentuan Tetapan Kalorimeter 1. Masukkan 20
ml aquades kedalam termostat, catat temperaturnya 2. Panaskan 20 ml aquades kedalam gelas
kimia 90oC, catat temperaturnya. 3. Campurkan air panas kedalam aduk termostat, kocok, atau
amati temperaturnya selama 10 menit dengan selang 1 menit setelah pencampuran. 4. Buat kurva
pengamatan temperatur vs selang waktu untuk melakukan harga penurunan temperatur air panas
dan kenaikan temperatur air dingin. 3.3.2 Penentuan kalor reaksi Zn(s) + CuSO4(l) 1. Masukkan
20 ml larutan CuSO4 1 M kedalam termostat 2. Catat temperaturnya selama 2 menit dengan
selang waktu setengah menit 3. Timbang 2 gram Zn dengan menggunakan neraca digital 4.
Masukkan bubuk Zn kedalam larutan CuSO4 yang berada didalam termostat 5. Ukur kenaikan
temperatur dengan menggunakan grafik. 3.3.3 Penentuan Kalor Etanol dalam Air 1. Masukkan
18 ml aquades kedalam termostat. 2. Ukur temperatur air dalam kalorimeter selama 2 menit
dengan selang waktu setengah menit. 3. Ukur temperatur etanol dalam buret kedua, masukkan
dengan cepat 29 ml etanol kedalam termostat. 4. Kocok campuran dalam kalorimeter, catat
temperatur selama 4 menit dengan selang waktu setengah menit. 5. Hitung H pelarutan per mol

etanol pada berbagai tingkat perbandingan mol air/etanol. 3.3.4. Penentuan Kalor Penetralan HCl
dan NaOH 1. Masukkan 20 ml HCl 2 M kedalam termostat. 2. Catat kedudukan termometer 3.
Ukur 20 ml NaOH 2,05 M, catat temperatur (atur sedemikian rupa) sehingga temperatur sama
dengan temperatur HCl. 4. Campurkan basa ini kedalam kalorimeter dan catat temperatur
campuran selama 5 menit dengan selang waktu setengah menit 5. Buat grafik untuk memperoleh
perubahan temperatur akibat reaksi ini. IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Bab
ini menguraikan mengenai: (1) Hasil pengamatan, dan (2) Pembahasan 4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan No. Percobaan 1. Penetapan Kalorimeter Hasil Td = 300 K Tp = 367
K Tc = 314 K Q1 = 2352 J Q2 = 8940 J Q3 = 6552 J K = 468 J/K 2. Penentuan Kalor Reaksi Zn
+ CuSO4 Td = 298,5 K Tc = 309 K T1j = 10,5 K Q4 = 4914 J Q5 = 842,69 J Q6 = 5756,7 J H
= 84 J/mol 3. Penentuan Kalor Etanol dalam Air TM = 299 K TA = 300,66 K T2j = 1,66 K Q7
= 125,5 J Q8 = 92,43 J Q9 = 776,88 J Q10 = 994,81 J H = 1579,06 J/mol 4. Penentuan Kalor
Penetralan HCl dan TM = 298,75 K NaOH TA = 304,13 K T3j = 5,38 K Q11 = 852,192 J Q12
= 2517,84 J Q13 = 3370,03 J H = 84250,75 J/mol (Sumber : Nur Rahayu Setiawati, Meja 1,
Kelompok E, 2011) Tabel 2. Hasil Pengamatan Penetapan Kalorimeter n t (x) T (y) 1. 1 41C =
314 K x 1 x.y 314 2. 2 40C = 313 K 4 3. 3 40C = 313 K 9 4. 4 39,5C = 312,5 K 16 5. 5 39C
= 312 K 25 6. 6 38,75C = 311,75 K 36 7. 7 38,5C = 311,5 K 49 8. 8 38C = 311 K 64 9. 9
37,5C = 310,5 K 81 10. 10 37C = 310 K 100 n = 10 x = 55 y = 3119,25 K x = 385
(Sumber : Nur Rahayu Setiawati, Meja 1, Kelompok E, 2011) Tabel 3. Hasil Pengamatan
Penentuan Kalor Reaksi Zn + CuSO4 n t (x) T (y) x 1 0,5 36C = 309 K 0,25 2 1 35,5C =
308,5 K 1 3 1,5 35C = 308 K 2,25 4 2 34,5C = 307,5 K 4 n = 4 x = 5 y = 1233 K x =
7,5 (Sumber : Nur Rahayu Setiawati, Meja 1, Kelompok E, 2011) Tabel 4. Hasil Pengamatan
Penentuan Kalor Etanol + Air n t (x) T (y) x 1. 0,5 31,3C = 304,5 K 0,25 2. 1 31C = 304 K 1
3. 1,5 30,5C = 303,5 K 2,25 4. 2 30C = 303 K 4 5. 2,5 29,5C = 302,5 K 6,25 6. 3 29C = 302
K 9 7. 3,5 28,5C = 301,5 K 12,25 8. 4 28,5C = 391,5 K 16 n = 8 x = 18 y = 2422,5 K x
= 51 (Sumber : Nur Rahayu Setiawati, Meja 1, Kelompok E, 2011) 626 939 1250 1560 1870,5
2180,5 2480 2794,5 3100 xy = 17122,5 x.y 154,5 308,5 462 615 xy = 1540 x.y 152,25 304
455,25 606 756,25 906 1055,25 1206 xy = 5441 Tabel 5. Hasil Pengamatan Penentuan Kalor
Penetralan HCl dan NaOH n t (x) T (y) x 1. 0,5 31,5C = 304,5 K 0,25 2. 1 31,5C = 304,5 K 1
3. 1,5 31,5C = 304,5 K 2,25 4. 2 31,5C = 304,5 K 4 n t (x) T (y) x 5. 2,5 31,5C = 304,5 K
6,25 6. 3 31,5C = 304,5 K 9 x.y 152,25 304,5 456,75 609 x.y 761,25 913,5 7. 3,5 31,5C =
304,5 K 12,25 8. 4 31,5C = 304,5 K 16 9. 4,5 31C = 304 K 20,25 10. 5 31C = 304 K 25 n =
10 x = 27,5 y = 3044 K x = 96,25 (Sumber : Nur Rahayu Setiawati, Meja 1, Kelompok E,
2011) 4.2 Pembahasan 1065,75 1218 1368 1520 xy = 8369 Dari percobaan termokimia ini,
didapat hasil dari penetapan kalorimeter adalah Td=300 K ; Tp=367 K ; Tc=314 K ; Q1=2352 J ;
Q2=8940 J ; Q3=6552 J, dan K= 468 J/K. Hasil dari penentuan kalor reaksi Zn + CuSO4 didapat
Td=298,5 K ; Tc=309 K ; T1j=10,5 K ; Q4=4914 J ; Q5=842,69 J ; Q6=5756,7 J ; dan H=84
J/mol. Hasil dari penentuan kalor etanol dalam air didapat TM=299 K ; TA=300,66 K ;
T2j=1,66 K ; Q7=125,5 J ; Q8=92,43 J ; Q9=776,88 J ; Q10=994,81 J ; H=1579,06 J/mol.
Hasil dari penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH didapat hasil TM=298,75 K ; TA=304,13
K ; T3j=5,38 K ; Q11=852,192 J ; Q12=2517,84 J ; Q13=3370,03 J ; H=84250,75 J/mol.
Tepat atau tidaknya hasil perhitungan tetapan suatu kalorimeter, kalor penetralan, kalor reaksi,
dan kalor pelarutan selain bergantung pada penggunaan kalorimeternya juga tergantung pada
ketelitian praktikan dalam melakukan percobaan, terutama dalam pencampuran larutan, dimana
pencampuran larutan tersebut harus sesuai dengan volume yang tepat, yang berpengaruh pada
ketelitian praktikan dalam pencatatan temperatur sistem. Pada saat melakukan percobaan

termokimia ini, dalam menggunakan kalorimeter harus tertutup rapat, jika tidak tertutup rapat
maka kemungkinan adanya uap dari sistem yang keluar dapat diperkecil, dimana akan
mempengaruhi hasil tetapan kalorimeter dan kalor reaksi suatu sistem. Reaksi endoterm adalah
reaksi yang menyerap kalor atau memerlukan energi. Sehingga hasil reaksinya memiliki entalpi
yang lebih tinggi daripada zat semula. Reaksi endoterm pada umumnya membutuhkan adanya
kalor untuk terjadinya suatu reaksi. Sehingga reaksi endoterm tidak dapat terjadi secara spontan.
Contoh reaksi endoterm pada percobaan yaitu pada percobaan penetapan kalorimeter. Pada
percobaan penetapan kalorimeter, termostat merupakan sistem sedangkan air panas merupakan
lingkungan. Lalu percobaan penentuan kalor reaksi Zn + CuSO4. Percobaan penentuan kalor
reaksi Zn dan CuSO4, Zn adalah logam sebagai penghasil panas, sedangkan CuSO4 yang
menyerap Zn. Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan kalor atau menghasilkan energi.
Akibatnya hasil reaksi mempunyai entalpi yang lebih rendah daripada zat semula. Reaksi
eksoterm pada umumnya dapat beraksi secara spontan dan kalor yang dihasilkan dapat
dimanfaatkan sebagai suatu sumber energi panas. Bila suatu reaksi eksoterm dibalik persamaan
reaksinya, maka reaksi tersebut akan endoterm. Contoh reaksi eksoterm pada percobaan yaitu
pada percobaan penentuan kalor etanol dalam air, aquades adalah yang memberi kalor kepada
etanol. Sedangkan percobaan penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH termasuk penetralan
atautidak ada reaksi eksoterm dan endoterm karena asam bertemu dengan basa akan terjadi
reaksi penetralan. Jumlah total kalor yang diserap atau dilepaskan selama reaksi berlangsung dan
mengembalikan zat ke keadaan suhu semula dinamakan kalor reaksi. Jika reaksi terjadi pada
tekanan tetap, kalor reaksi dinyatakan sebagai perubahan entalpi, H. Nilai H bergantung pada
jenis pereaksi, jumlah pereaksi yang terlibat, dan suhu. Oleh sebab itu, perubahan entalpi harus
dinyatakan dalam jumlah kalor per jumlah zat dan suhu reaksi. Nilai H biasanya diberikan
dalam jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan unutk reaksi dalam satuan mol yang
diungkapkan dalam persamaan kimia yang telah setara. Karena entalpi merupakan fungsi
keadaan, maka sangat penting untuk menerapkan keadaan sistem pada saat entalpi diukur,
terutama suhu dan tekanan sistem. Untuk maksud tersebut telah disepakati bahwa perubahan
entalpi pada keadaan standar adalah pengukuran entalpi zat pada tekanan tetap 1 atm dan 298,15
K dalam keadaan paling stabil dari zat itu. Dengan kata lain, perubahan entalpi standar adalah
perubahan kalor yang terjadi dalam suatu reaksi kimia diukur pada 1atm dan 298,15 K. Dari
faktor alat yaitu kalorimeter yang tidak memenuhi persyaratan. Contohnya termostat yang bocor,
dan tutup termostat yang retak. Dengan termostat yang kurang baik, akan ada kalor dari dalam
kalorimeter yang keluar ataupun kalor yang dari luar masuk kedalam, sehingga mempengaruhi
pada pembacaan termometer. Meskipun dalam pengukurannya harga kalorimetri telah ditetapkan
terlebih dahulu, tapi jika kondisinya tidak baik, maka hasil pengukuran kalor akan terus
berkurang dan akhirnya hasilnya lebih kecil dari yang diharapkan. Tetapi jika termostat dalam
keadaan baik, maka hasil dari pengukurannya baik dan sesuai dengan yang diharapkan.
Pengukuran kalor suatu reaksi lebih sering dilakukan pada keadaan tekanan tetap daripada volum
tetap, sebab banyak reaksi kimia membutuhkan pengadukan, juga pengamatan secara langsung
terhadap sistem reaksi untuk melihat perubahannya. Oleh karena itu, mereaksikan zat dalam
wadah terbuka atau tekanan tetap lebih sering dilakukan di laboratorium kimia, seperti tabung
reaksi atau gelas kimia. Untuk mengukur Hreaksi dapat dilakukan dengan cara mengukur
perubahan panas yang terjadi. Sebagai indikator panas adalah suhu. Jadi, perubahan kalor yang
terlibat dalam suatu reaksi dapat diukur melalui perubahan suhu selama reaksi bergantung.
Hubungan suhu dan kalor diungkapkan melalui kapasitas kalor, lebih tepatnya menggunakan
prinsip Black. Wadah atau reaktor yang digunakan harus kedap panas agar tidak banyak kalor

yang hilang atau diserap oleh reaktor, reaktor ini dinamakan kalorimeter. Pada pembuatan tape,
ragi mengeluarkan panas karena ragi merupakan makhluk hidup. Ragi juga mengeluarkan uap,
sehingga ketan atau singkong menyerap kalor yang dikeluarkan oleh ragi. Ketan atau singkong
pun mengeluarkan pati dari dalam. Maka rasa ketan manis dan sedikit terasa asam. Penentuan
kalor reaksi Zn + CuSO4. Pada penentuan kalor reaksi untuk reaksi Zn-CuSO4 terdapat penaikan
dan penurunan temperatur. Pada awal reaksi Zn logam bereaksi dengan larutan CuSO4 (reaksi
redoks) menghasilkan sejumlah kalor. Reaksi berlanjut dimana Zn bereaksi membentuk Zn2+
(ion logam) dalam larutan dan Cu2+ menjadi Cu(s). Terbentuknya Cu(s) ini mengakibatkan
terjadinya penurunan temperatur pada reaksi Zn-CuSO4, dimana Cu(s) yang terbentuk menutupi
logam Zn sehingga Zn tidak dapat lagi bereaksi dengan Cu2+. Menurut Vogel, bila sepotong
logam Zn dicelupkan dalam larutan tembaga sulfat, permukaannya akan tersalut dengan logam
tembaga dan ion zink dalam larutan. Zn(s) + Cu2+ Zn2+ + Cu(s) H reaksi Zn+CuSO4
adalah 84 J/mol dimana reaksinya adalah eksoterm yaitu menghasilkan sejumlah kalor.
Walaupun terjadi penurunan kalor saat reaksi berlangsung, tapi hal itu tidak menunjukkan bahwa
reaksinya adalah endoterm. Suatu proses yang terjadinya sedemikian rupa sehingga tidak ada
panas masuk atau keluar sistem disebut proses adiabatik. Naiknya tekanan dan suhu akibat
pengaliran panas masuk ke dalam zat yang berada dalam sebuah ruang yang tidak dapat memuai
merupakan salah satu contoh proses isokorik. Proses isokorik adalah suatu proses zat dalam
volumenya tidak berubah. Proses isotermik terjadi pada suhu konstan. Contohnya apabila air
memasuki ketel dan dipanaskan sampai pada titik didihnya lalu menguap dan kemudian uap itu
ditinggikan lagi, maka seluruh proses ini berlangsung isobarik. Penentuan kalor pelarutan etanolair. Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa kalor yang dihasilkan reaksi etanol-air
(pelarutan etanol dalam air) adalah semakin kecil/ menurun, yang dapat diamati dari T larutan.
Pada penetapan kalor pelarutan jumlah kalor yang terlibat bergantung dari jumlah air yang
ditambahkan dalam sejumlah larutan terlarut. Jika konsentrasi larutan diencerkan, disitu ada
perubahan kalor yang bergantung dari jumlah air yang ditambahkan, dimana kalor yang
dihasilkan berangsur-angsur turun. Hasil percobaan termokimia untuk penentuan kalor pelarutan
etanol dalam air adalah bervariasi sesuai sesuai dengan perubahan konsentrasi larutan yaitu dari
mol etanol yang besar ke mol etanol yang kecil dengan pelarut air menghasilkan kalor pelarutan
yang berangsur membesar. Kalor pelarutan ini menghasilkan reaksi eksoterm karena terdapat
kalor yang dilepaskan pada saat pelarutan sehingga mempunyai H negatif. Pada proses ini
pelarut yang digunakan adalah air dengan volume yang semakin membesar. Bila air yang
ditambahkan semakin banyak maka kalor yang dilepaskan tidak bertambah atau hanya
bertambah sedikit dan larutannya dikatakan encer, hal ini nampak pada grafik hubungan H/ mol
etanol Vs mol air/mol etanol. Dimana pada penambahan pelarut yang semakin besar H/mol
etanol akan tetap atau berubah sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa untuk penambahan pelarut
pada volume tak hingga H/mol akan mendekati konstan. Aplikasi di bidang pangan yaitu proses
fermentasi pada susu yang bisa dibuat youghurt dan keju. Proses fermentasi pada kedelai yang
bisa dibuat tauco dan tempe. Proses fermentasi pada ketan atau singkong yang bisa dibuat tape.
Lalu untuk mengetahui kalori yang terdapat pada makanan seperti karbohidrat, lemak, dan
protein. V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Kesimpulan, dan
(2) Saran 5.1 Kesimpulan Dari percobaan termokimia ini, didapat hasil dari penetapan
kalorimeter adalah Td=300 K ; Tp=367 K ; Tc=314 K ; Q1=2352 J ; Q2=8940 J ; Q3=6552 J,
dan K= 468 J/K. Hasil dari penentuan kalor reaksi Zn + CuSO4 didapat Td=298,5 K ; Tc=309
K ; T1j=10,5 K ; Q4=4914 J ; Q5=842,69 J ; Q6=5756,7 J ; dan H=84 J/mol. Hasil dari
penentuan kalor etanol dalam air didapat TM=299 K ; TA=300,66 K ; T2j=1,66 K ; Q7=125,5 J

; Q8=92,43 J ; Q9=776,88 J ; Q10=994,81 J ; H=1579,06 J/mol. Hasil dari penentuan kalor


penetralan HCl dan NaOH didapat hasil TM=298,75 K ; TA=304,13 K ; T3j=5,38 K ;
Q11=852,192 J ; Q12=2517,84 J ; Q13=3370,03 J ; H=84250,75 J/mol. Tepat atau tidaknya
hasil perhitungan tetapan suatu kalorimeter, kalor penetralan, kalor reaksi, dan kalor pelarutan
selain bergantung pada penggunaan kalorimeternya juga tergantung pada ketelitian praktikan
dalam melakukan percobaan, terutama dalam pencampuran larutan, dimana pencampuran larutan
tersebut harus sesuai dengan volume yang tepat, yang berpengaruh pada ketelitian praktikan
dalam pencatatan temperatur sistem. Pada saat melakukan percobaan termokimia ini, dalam
menggunakan calorimeter harus tertutup rapat, jika tidak tertutup rapat maka kemungkinan
adanya uap dari sistem yang keluar dapat diperkecil, dimana akan mempengaruhi hasil tetapan
kalorimeter dan kalor reaksi suatu sistem. 5.2 Saran Dalam percobaan termokimia memerlukan
ketelitian yang tinggi untuk itu praktikan harus mengerti dan memahami tentang materi
termokimia ini agar dalam melakukan percobaan tidak terdapat kesalahan, baik kesalahan dalam
melakukan perhitungan maupun kesalahan dalam hal lainnya. Selain itu juga praktikan harus
berhati-hati dalam menggunakan peralatan yang akan digunakan dalam melakukan percobaan.
LAMPIRAN 1. Penetapan Kalorimetri Dik : Td = 300 K Tp = 367 K Tc = 314 K V air dingin =
20 ml V air panas = 20 ml a = ( y)(x2 ) (x)(xy) n (x2) (x)2 = (3119,25)(385) (55)
(17122,5) 10 (385) (55)2 = 1200911,25 941737,5 3850 3025 = 259173,5 = 314,15 825 b =
n (x.y) (x)(y) n (x2) (x)2 = 10 (17122,5) (55)(3119,25) 10 (385) (55)2 =
171225 171558,75 3850 3025 = - 333,75 = - 0,4 825 Yn Y1 = a + b . Xn = 314,15 + (-0,4) 1
= 314,15 0,4 = 313,75 = a + b . Xn = 314,15 + (-0,4) 2 = 314,15 0,8 = 313,35 = a + b . Xn =
314,15 + (-0,4) 3 = 314,15 1,2 = 312,95 = a + b . Xn = 314,15 + (-0,4) 4 = 314,15 1,6 =
312,55 Yn Y5 = a + b . Xn = 314,15 + (-0,4) 5 = 314,15 2 = 312,15 = a + b . Xn = 314,15 + (0,4) 6 = 314,15 2,4 = 311,75 = a + b . Xn = 314,15 + (-0,4) 7 = 314,15 2,8 = 311,35 = a + b .
Xn = 314,15 + (-0,4) 8 = 314,15 3,2 = 310,95 = a + b . Xn = 314,15 + (-0,4) 9 = 314,15 3,6 =
310,55 = a + b . Xn = 314,15 + (-0,4) 10 = 314,15 4 = 310,15 = m . C . T (Tc-Td) Yn Y6 Yn
Y7 Yn Y8 Yn Y9 Yn Y10 Yn Y2 Q1 = 40 x 4,2 ( 314 300 ) = 168 x 14 = 2352 J Q2 = m . C .
T (Tp-Tc) Yn Y3 = 40 x 4,2 ( 367 314 ) = 168 x 53 = 8904 J Q3 = Q2 Q1 = 8940 2352 Yn
Y4 = 6552 J K = = Q3 . T (Tc Td) . 6552 (314 300) = 6552 14 = 468 J/K Yn . Grafik 1.
Penetapan Kalorimetri 350 T (K) 340 330 320 310 300 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Grafik P enetapan
Kalo rimeter t (menit) 2. Penentuan Kalor Reaksi Zn + CuSO4 Dik : Td = 298,5 K Tc = 309 K a
= ( y)(x2 ) (x)(xy) n (x2) (x)2 = (1233)(7,5) (5)(1540) 4 (7,5) (5)2 = 9247,5
7700 30 25 = 1547,5 = 309,5 5 b = n (x.y) (x)(y) n (x2) (x)2 = 4 (1540) (5)
(1233) 4 (7,5) (5)2 = 6160 6165 30 25 =-5 = -1 5 Yn Y1 = a + b . Xn = 309,5 + (-1) 1 =
309,5 1 = 308,5 = a + b . Xn = 309,5 + (-1) 2 = 309,5 2 = 307,5 = a + b . Xn = 309,5 + (-1) 3
= 309,5 3 = 306,5 = a + b . Xn = 309,5 + (-1) 4 = 309,5 4 = 305,5 T1j = Tc Td = 309
298,5 = 10,5 K = K x T1j = 468 x 10,5 = 4914 J = Vcam . Scam . Ccam . T1j = 20 . 1,14 .
3,52 . 10,5 = 842,69 J = Q4 + Q5 = 4914 + 842,69 = 5756,7 J = Q6 . Mol Zn = 5756,7 2/65 =
5756,7 0,03 = 191890 J/mol Q4 Q5 Q6 H Grafik 2. Penentuan Kalor Reaksi Zn + CuSO4 350 T
(K) 340 330 320 310 300 0,5 1 1,5 2 Yn Y2 Grafik Penentuan Kalor CuSO4 +Zn Yn Y3 t
(menit) Yn Y4 3. Penentuan Kalor Etanol dalam Air Dik : Tair = 298, 5 K Tetanol = 300 K a =
( y)(x2 ) (x)(xy) n (x2) (x)2 = (2422,5)(51) (18)(5441) 8 (51) (18)2 = 123547,5
97938 408 324 = 25609,5 = 304,8 84 b = n (x.y) (x)(y) n (x2) (x)2 = 8 (5441)
(18)(2422,5) 8 (51) (18)2 = 43528 43605 408 324 = -77 = - 0,92 84 Yn Y1 = a + b . Xn =
304,8 + (-0,92) 1 = 304,8 0,92 = 303,88 = a + b . Xn = 304,8 + (-0,92) 2 = 304,8 1,84 =
302,96 = a + b . Xn = 304,8 + (-0,92) 3 = 304,8 2,76 = 302,04 = a + b . Xn = 304,8 + (-0,92) 4

= 304,8 3,68 = 301,12 = a + b . Xn = 304,8 + (-0,92) 5 = 304,8 4,6 = 300,2 Yn Y6 = a + b .


Xn = 304,8 + (-0,92) 6 = 304,8 5,52 = 299,28 = a + b . Xn = 304,8 + (-0,92) 7 = 304,8 6,44 =
298,36 = a + b . Xn = 304,8 + (-0,92) 8 = 304,8 7,36 = 297,44 = M aquades . C . T = 15 . 4,2 .
1,66 = 125,5 J = M etanol . C . T = 29 . 1,92 . 1,66 = 92,43 J = K . T2j = 468 . 1,66 = 776,88 J
= Q7 + Q8 + Q9 = 125,5 + 92,43 + 776,88 = 994,81 J = Q10 . Mol etanol = 994,81 29/46 =
994,81 0,63 = 1579,06 J/mol Yn Y7 Yn Y8 Q7 Q8 Q9 Yn Y2 Q10 H Yn Y3 Yn Y4 Yn Y5 TM
= T air + T etanol 2 = 298,5 + 299,5 2 = 598 2 = 299 K TA = Y1 + Y8 2 = 303,88 + 297,44 2 =
601,32 2 = 300,66 K T2j = TA TM = 300,66 299 = 1,66 K Grafik 3. Penentuan Kalor Etanol
dalam Air 350 340 330 320 310 300 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 T (K) Grafik Penentuan Kalor Etanol
+ Air t (menit) 4. Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH Dik : T HCl = 298,5 K T NaOH =
299 K a = ( y)(x2 ) (x)(xy) n (x2) (x)2 = (3044)(96,25) (27,5)(8369) 10 (96,25)
(27,5)2 = 292985 230147,5 962,5 756,25 = 62837,5 = 304,66 206,25 b = n (x.y) (x)
(y) n (x2) (x)2 = 10 (8369) (27,5)(3044) 10 (96,25) (27,5)2 = 83690 83710 962,5
756,25 = -20 .= - 0,096 206,25 Yn Y1 = a + b . Xn = 304,66 + (-0,096) 1 = 304,66 0,096 =
304,56 = a + b . Xn = 304,66 + (-0,096) 2 = 304,66 0,192 = 304,46 = a + b . Xn = 304,66 + (0,096) 3 = 304,66 0,288 = 304,37 = a + b . Xn = 304,66 + (-0,096) 4 = 304,66 0,384 =
304,27 = a + b . Xn = 304,66 + (-0,096) 5 = 304,66 0,48 = 304,18 Yn Y6 = a + b . Xn = 304,66
+ (-0,096) 6 = 304,66 0,576 = 304,08 = a + b . Xn = 304,66 + (-0,096) 7 = 304,66 0,672 =
303,98 = a + b . Xn = 304,66 + (-0,096) 8 = 304,66 0,768 = 303,89 = a + b . Xn = 304,66+ (0,096) 9 = 304,66 0,864 = 303,79 = a + b . Xn = 304,66 + (-0,096) 10 = 304,66 0,96 = 303,7
Yn Y7 Yn Y8 Yn Y9 Yn Y10 Yn Y2 TM = THCl + TNaOH 2 = 298,5 + 299 2 = 597,5 2 =
298,75 K TA = Y1 + Y10 2 = 304,56 + 303,7 2 = 608,26 2 = 304,13 K Yn Y3 Yn Y4 Yn Y5 T3j
= TA TM = 304,13 298,75 = 5,38 K Q11 = M cam . C cam . T3j = 40 . 3,96 . 5,38 =
852,192 J = K . T3j = 468 . 5,38 = 2517,84 J Q12 Grafik 4. Larutan NaOH dan HCl 300 T (K)
295 T NaOH T HCl 290 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 t (menit) Grafik 5. Penentuan Kalor
Penetralan HCl dan NaOH 330 T (K) 320 Grafik Penentuan Kalor Penetralan HCl + NaOH 310
300 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 t (menit) DAFTAR PUSTAKA Keenan, Kleinfelter, Wood,
(1995), Kimia Universitas, Edisi Ke-enam, Erlangga, Jakarta Sears, Francis.W, (1982), Fisika
untuk Universitas 1, Binacipta, Jakarta. Sutrisno, E. T, dkk. (2011), Penuntun Praktikum Kimia
Dasar, Jurusan Teknologi Pangan Universitas Pasundan : Bandung Sunarya, Yayan, (2000),
Kimia Dasar 1, Alkemi Grafisindo Press, Bandung. Zemansky, Mark.W dan Richard H. Dittman,
(1982), Kalor dan Termodinamika, Edisi keenam, Bandung
Recommended

Praktikum Kimia TERMOKIMIA

Laporan kimia dasar ia termokimia

1. Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010 LAPORAN PRAKTIKUM KI1101 KIMIA DASAR IA
MODUL III TERMOKIMIA Nama: Indah Nurina Fitri Hapsari NIM: 16010275 Nama asisten:
Nina Amelia

Kimia (Termokimia)

1. Tuliskan persamaan termokimia untuk reaksi-reaksi berikut ini! a. 3 CO2 (g) + 4 H2O (l)
dibebaskan kalor 223Reaksi C3H8 (g) + 5 O2 (g) kJ b. Reaksi CH4 (g) + 2

Praktikum Termokimia

Praktikum kimiA sman mojoagung

Laporan Praktikum Kimia Dasar

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR (Percobaan A-2) PENURUNAN TITIK BEKU


LARUTAN Nama/ NIM : Arum Dwi Hastuti (11/312990/BI/08600) (11/312694/BI/08598)
Nama Partner : Nike Dwiyanti

Laporan Praktikum Kimia Dasar

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PERCOBAAN B- 1 ANALISIS ASPIRIN DAN


KAFEIN DALAM TABLET NAMA NIM KELOMPOK : CICI SUCI MAULINA : 12/
333890/ BI/ 08896 : IV HARI, TANGGAL

Presentasi Praktikum Kimia Dasar

PRESENTASI PRAKTIKUM KIMIA DASAR Kelompok 8 Kholilah S. Kuswarini M. Aqil M.


M. Dimas Sanjaya M. Ekaditya Albar Michael 12 June 2011 Praktek Kimia Dasar 1 MODUL 3
Sifat Fisika,

Laporan Praktikum Kimia Dasar

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI REDOKS DAN DAYA HANTAR


LISTRIK (C - 1) Disusun oleh: Nama NIM Kelompok Asisten Hari / tanggal : Silky Amanda
Yuniar : 09/284148/PA/12818

Presentasi Praktikum Kimia Dasar

1. JENIS PRAKTIKUM PembutanLarutan Pengukuran pH Persiapan Permukaan Logam


Pelapisan Tembaga Pelapisan Seng Anodisasi

Kartu Praktikum Kimia Dasar

KD

Modul - Praktikum Kimia Dasar

Modul praktikum kimia dasar teknik kimia Universitas Indonesia

Praktikum Kimia Dasar

Membuat Larutan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN II KECEPATAN REAKSI


Disusun oleh: NAMA NIM TGL. PERCOBAAN KELOMPOK DOSEN ASISTEN : YUNI
ELFIDA : 0905120762 : 31 Maret 2010 : VI

Cover Laporan Praktikum Kimia Dasar

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR ( Percobaan B-2 ) PEMISAHAN SENYAWA


DENGAN KROMATOGRAFI Nama / NIM Nama Partner Hari, Tanggal Asisten Kelompok :
Mukhamad Sidik ( 11 / 12324

Lap. Utama Praktikum Kimia Dasar

LAPORAN UTAMA PRAKTIKUM KIMIA DASAR Nama NRP Meja Kelompok Asisten
Oleh : : Astri Diani Prismaningrum : 093020068 : 2 (Dua) : IV (Empat) : Ihfan Praistama
LABORATORIUM KIMIA

Laporan Praktikum Kimia Dasar II

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KIMIA LINGKUNGAN PERCOBAAN 2,3,


DAN 4 OLEH: KELOMPOK III Rininta Anggita Putri (1110016100047) Woro Puspito
(1110016100048) Dini Rismayanti

Laporan Praktikum Kimia Dasar II

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KIMIA LINGKUNGAN PERCOBAAN 2,3,


DAN 4 OLEH: KELOMPOK III Rininta Anggita Putri (1110016100047) Woro Puspito
(1110016100048) Dini Rismayanti

Laporan Praktikum Kimia Dasar Ki

Percobaan 1 Reaksi Asam dan Basa I 1. Tujuan Percobaan : a. Menentukan trayek perubahan
warna b. Mengenal ekstrak tumbuhan sebagai indicator c. Menentukan KIn d. Menetukan

Cover Laporan Praktikum Kimia Dasar

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR ANALISIS ASPIRIN DAN KAFEIN DALAM


TABLET B-1 Nama NIM Fak/ Jur Hari, Tgl Asisten : Ayudha Bahana Ilham Perdamaian :
09/288932/BI/08374 : Biologi/

Laporan Praktikum Kimia Dasar 4

Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 TITRASI ASAM BASA Mata kuliah : Kimia Dasar 2
Dosen Pengampu : Kartimi S.Si, M.Pd Asisten Praktikum: 1. 2. Disusun Oleh: Devi Maisarah

View more

Subscribe to our Newsletter for latest news.


About Terms DMCA Contact
STARTUP - Share & Download Unlimited
Fly UP

Anda mungkin juga menyukai