PENDAHULUAN
untuk
selalu
mengedepankan
kemajuan
teknologinya
masing-
dibidang
otomotif
dituntut
untuk
melakukan
terobosan
bahkan
menemukan teknologi baru agar produk yang dihasilkan tidak ketinggalan zaman.
Rem merupakan salah satu bagan utama Dari setiap kendaran, mengingat
fungsinya sangat berperan dalam pengoperasian kendaraan. Pada umumnya
kendaraan harus memiliki tenaga yang cukup untuk bergerak pada berbagai kondisi
atau keadaan, tenaga tersebut dihasilkan dari motor melalui pembakaran bahan
bakar dalam selinder. Diketahui bahwa kendaraan bergerak dan berjalan pada jalan
yang tidak selalu rata, namun terkadang mendaki atau menurun. Demikian juga
tidak selalu berjalan yang lurus terkadang kendaraan berbelok di tikungan dan
berhenti secara tiba-tiba. Untuk mengtasinya, maka setiap kendaraan harus
dilengkapi dengan sistem pengereman yang lebih aman pada saat pengemudi
menginginkan kendaraan berhenti secara tiba-tiba atau ingin memperlambat laju
kendaraan, maka rem sangat dibutuhkan untuk mengontrol kecepatan kendaraan.
Deawasa ini menurut para ahli permobilan, rem merupakan kebutuhan sangat
penting untuk keamanan berkendara.Perkembangan teknologi rem yang hingga saat
ini semakin berkembang yaitu ABS (Anti-Lock Brake System) yang sudah di
aplikasikan pada seluruh mobil keluran terbaru.Pada kendaraan yang sudah
dilengkapi sistem rem ABS maka hasil pengereman menjadi lebih mantab dan akurat
pada
saat-saat
pengereman
darurat(emergency)
tanpa
memandang
kondisi
jalan.Apalagi pengereman berlaku secara tiba-tiba, sistem rem ABS ini sangat
membantu untuk menstabilkan arah kendaraan.
Semua sistem pada ABS dikontrol secara otomatis oleh ABSCM(Anti-Lock
Brake System Control Module), penanganan masalah serta perawatan pada sistem
ABS masih kurang memadai, karena kurangnya pengetahuan mekanik atau individu
tentang sisten rem ABS, hal ini tentunya sangat dikhwatirkan apabila pada sistem
1
rem
ABS
tidak
diperhatikan
kondisi
dan
perawatannya
secara
rutin
akan
B. Pembatasan Masalah
Untuk lebih terarahnya karya tulis ini maka permasalahan akan di batasi pada
perawatan sistem rem ABS (Anti-Lock Brake System) pada kendraan roda empat
(mobil)
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, permasalahan dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1.
2.
D. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan tentang :
1.
2.
E. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini adalah :
1. Sebgai wacana baru terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya
perawatan sistem rem A BS (Anti-Lock BrakeSystem).
2.
Sebagai bahan penulisan lebih lanjut dalam perawatan sistem rem ABS (AntiLock Brake System).
2
BAB II
TEORI DASAR
Sistem Rem
Rem merupakan salah satu bagian kendaraan yang sangat penting pada sebuah
kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang saat ini banyak digunakan oleh
masyarakat dari perkotaan sampai pedesaaan.
Rem ini dapat mengatur kecepatan ataupun menghentikan lajunya kendaraan
sesuai dengan yang kita harapkan, pengaturan kecepatan ataupun diberhentikannya
lajunya kendaraan ini diatur melalui suatu gesekan antara komponen rem dengan
roda yang berputar. Syaratsyarat sebuah rem adalah sebagai berikut:
1.
2.
Apabila beban pada semua roda sama, maka daya pengereman harus sama
4.
dengan jalan menekan sepatu rem (kanvas) terhadap tromol yang berputar.
pada
saat
pengereman
mendadak
dan
digunakan
untuk
dari
roda
pada
saat
pengereman,jika
berbeda
maka
rem
akan
merelease, dan selanjutnya mengerem lagi. Hampir sama dengan apabila kita
melakukan pengereman sedikit-sedikit atau dalam artian tekan-lepas-tekan lepas.
ABS tersebut bisa melakukan pengereman dalam artian tekan-lepas sebanyak 20
kali per detik. Jadi dengan teknologi ini berguna untuk mencegah ban terkunci.
2.
3.
tanah, bersalju).
4.
5.
6.
Jika roda belakang terkunci, mobil bisa tidak stabil dan tergelincir ke
1. Master selinder
Master selinder berfungsi :
a.
b.
c.
d.
e.
Bila fungsinya salah, ABS control module akan member tahu aliran
dengan lampu control pengemudi.
5. Selinder roda
Selinder roda berfungsi untuk menggerakkan atau menekan sepatu rem. Selinder
roda dihubungkan dengan master selinder dengan menggunakan pipa-pipa .
6. Lampu control
Lampu control berfungsi sebagai indicator ABS, bila terjadi kerusakan pada
sisitem rem ABS. lampu indicator akan menyala.
dintaranya :
1. 4-Sensor 4-Chanel
Jenis ini umumnya dipakai untuk mobil FF (Front engine Front driving) yang
memakai X-brake lines. Roda depan dikontrol tersendiri dan kontrol roda belakang
biasanya mengikuti select-low logic agar mobil bisa stabil saat ABS bekerja.
Jenis ABS ini mempunyai empat wheel sensor dan 4 hydraulic control channel dan
masingmasing
mengontrol
secara
tersendiri.
Sistem
ini
mempunyai
tingkat
keamanan dan jarak pemberhentian yang lebih pendek di berbagai macam kondisi
jalan. Namun apabila permukaan jalannya licin, besar gaya rem antara kanan dan
kiri yang tidak rata akan mengakibatkan terjadi gerakan Yawing pada bodi
kendaraan sehingga bisa mengurangi kestabilan. Karena itulah, kebanyakan mobil
yang dilengkapi dengan tipe 4 channel ABS memasukkan satu select low logic pada
roda belakang agar mobil tetap stabil, di berbagai macam kondisi jalan.
2. 4-Sensor 3-Chanel
Jenis ini umumnya dipakai untuk mobil FR (Front engine Rear driving) yang
memakai H-brake lines. Roda depan dikontrol tersendiri dan roda belakang dikontrol
secara bersamaan pada brake pipe dengan dasar select-low logic.
Dipakai untuk mobil FF (Front engine Front driving), kebanyakan berat kendaraan
terpusat di roda depan dan berat titik tengah kendaraan saat direm juga berpindah
ke depan hampir 70%, gaya pengereman ini dikontol oleh roda depan. Artinya
adalah kebanyakan tenaga pengereman dibangkitkan oleh roda depan, sehingga
agar
ABS
bisa
efektif,
maka
diperlukan
pengaturan
tersendiri (independent
kecenderungan
roda
mana
yang
mengalami
lock-up.
Konsep
3. 3-Sensor 3-Chanel
Roda depan dikontrol tersendiri namun untuk roda belakang dikontrol secara
bersamaan oleh satu wheel speed sensor (khususnya differential ring gear).
Mobil yang dilengkapi dengan H-bake line system mempunyai sistem kontrol ABS
jenis ini. 2 channel untuk roda depan dan satunya lagi untuk roda belakang. Roda
belakang dikontrol bersama dengan select low control logic. Untuk X-brake line
system, diperlukan 2 channels (2 brake port di dalam unit ABS) untuk mengatur roda
belakang dikarenakan masing-masing roda belakang mempunyai jalur rem yang
berbeda.
4. 1-Sensor 1-channel
Hanya mengatur tekanan roda belakang oleh satu sensor.Dipakai Untuk mobil
yang dilengkapi dengan H-bake line system, hanya untuk mengontrol tekanan roda
belakang.Pada rear diffirential dipasang satu wheel speed sensor yang berfungsi
untuk mendeteksi kecepan roda.
Cara kerjanya adalah saat dilaukan pengeraman mendadak roda depan akan
terkunci, sehingga kestabilan kemudi mobil akan hilang dan jarak henti pada
permukaan jalan yang mempunyai daya gesek rendah (low- ) juga akan bertambah
jauh. Sistem ini hanya akan membantu untuk penghentian lurus.
kecenderungan
suatu
roda
mengalami
penguncian,
HCU (Hydraulic
Control
Dari sinyal wheel speed sensor, ABSCM akan menghitung dan memperkirakan
akselerasi, deselerasi dan slip rasio, pengaturan solenoid valve dan return pump,
gunanya adalah adalah untuk mencegah terjadinya wheel lock-up. ABSCM dapat
mengatur sistem monitoring pada sirkuit dan mematikan dirinya sendiri apabila sistem
mengalami kegagalan.Pengemudi dapat mengetahui adanya kegagalan sistem pada
ABS apabila lampu peringatan ABS menyala.
ABSCM
secara
langsung
pada
HCU
(Hydraulic
Control
Unit),
semiconductor yang ada di dalam ABSCM harus tahan pada suhu antara - 40 s/d 125
derajat celsius.
Berkat pengembangan teknologi semiconductor dan ukurannya yang kecill,
sekarang ini yang popular banyak dipakai adalah tipe (ABSCM + HCU). Misalnya
Bosch ABS versi 5.0 atau yang lebih tinggi, versi MK-20i atau yang lebih tinggi
keluaran TEVES dan EBC 325 Kelsey Hayes mewakili integrated ABS. Semua
masukan merupakan double-monitored dan double-calculated. Input-nya juga
doublemonitored.Untuk menghindari kesalahan pengoperasian pada ECU, maka
dipasang dua microprocessor yang membandingkan dan memonitor hasilnya, dan
ECU
sebagai
tambahan
dimonitor
oleh
SAS (Safety
Assurance
System) atau
Dari setiap wheel speed sensor yand dipasang pada roda, di dalam sirkuitnya
dipasang bentuk gelombang arus. Bentuk gelombang tersebut dikuatkan dan
dirubah menjadi bentuk gelombang persegi, dan dikirim ke Microcontroller. Sesuai
dengan jenis ABS, jumlah wheel speed sensor akan berubah dan jumlah sirkuit
penguatnya juga akan berubah.
b. Microcontroler
Acuan kecepatan, rasio selip, rata2 akslerasi/deselerasi dan kerja solenoid dan
motor dihitung berdasarkan informasi dari setiap rodanya. Sirkuit ini mendeteksi
gelombang sensor kecepatan roda setiap detiknya.Microcontroller menghitung acuan
kecepatan berdasarkan kecepatan rodanya, kemudian membandingkan kecepatan
referensi dan momen kecepatan roda untuk memperkirakan rasio selip dan rata2
akselerasi dan deselerasinya. Solenoid valve mengaktifkan output sirkuit untuk
pressure dump, hold, menaikkan sinyal ke solenoid pada roda yang terkunci sesuai
dengan perkiraan sinyal pengaturan seperti slip ratio, akselerasi/deselerasi.
c.
menghidupkan
atau
mematikan
pressure
dump,
hold,
menaikkan
sinyal
Microcontroller.
d. Voltage Regulator, Motor Relay dan Failsafe Driver Circuit, Lamp Driver
Circuit, Communication Circuit
Memonitor tegangan suplai (5V, 12V) yang sedang dipakai untuk ABSCM
dalam keadaan stabil berdasarkan batasan tegangannya.Alat ini dapat mendeteksi
adanya kegagalan sistem dan mengaktifkan valve relay, motor relay. Apabila ada
kerusakan pada sistem ABS, maka sistem akan dihentikan dikarenakan valve/motor
relay menjadi off dan lampu peringan ABS akan menyala untuk memberitahukan
10
kepada si pengemudi bahwa ada kerusakan pada sistem ABS. Bila adakerusakan
pada ABS, maka rem yang bekerja adalah normal, seperti pada rem biasanya.
2. Safety Circuit
Saat Ignition switch diputar ke ON, ABSCM akan melakukan self-test sampai
kecepatan kendaraan mencapai batas kecepatan normal dan juga memonitor sistem
saat mobil melaju. Jika terdeteksi ada kerusakan, pertama yang dilakukannya adalah
menghentikan fungsi ABS dan menyalakan lampu peringatan ABS. Meskipun ABS
tidak dapat bekerja, namun rem konvensional mesih tetap bekerja.setelahtidak
terdeteksi lagi adanya kerusakan pada sistem, maka lampu peringatan akan mati
dan sistem kembali berjalan normal.
2)
3)
11
Ketika mobil mulai bergerak, ABSCM akan melakukan tes fungsi actuator sebagai
berikut :
3)
c.
microprocessor dan sirkuit lain disekitarnya. Jika ada kesalahan, microprocessor akan
mengkonfirmasikannya dan kode kesalahan tersebut akan disimpan di dalam
ABSCM.
1)
5 volt. Namun perlu diperhatikan suatu saat tegangan bisa turun dikarenakan
beroperasinya ABS atau motor saat sedang memonitor tegangan.
2)
3)
bisa
menjamin
bahwa
sistemberjalan
sebagaimana
mestinya
dan
dapat
5)
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
A. Metode Penulisan
Metode yang digunakan pada penulisan makalah ini adalah metode deskriptif
kualitatif.Metode
deskriptif merupakan
suatu metode
13
yang digunakan
untuk
D. Sistematika Penulisan
1. Pendahuluan
Pendahuluan
berisi
gambaran
umum
tentang
kurangnya
pengetahuan
mekanik atau individu tentang sisten rem ABS, hal ini tentunya sangat dikhwatirkan
apabila pada sistem rem ABS tidak diperhatikan kondisi dan perawatannya secara
rutin akan menyebabakan kerusakan dan malfungtion pada sistem rem ABS.
2. Kajian Pustaka
Merupakan uraian tentang metode yang digunakan dalam penyusunan
makalah ini dan sistematika penulisan.
3. Metodologi Penulisan
14
4. Pembahasan
Merupakan inti dari penulisan karya tulis ini, dimana dasar teori yang
diperoleh dikaitkan satu sama lain. Dalam pembahasan diuraikan
gagasan
5.
Penutup
Merupakan bab yang berisi simpulan dan saran dari perawatan sistem rem
ABS (Anti-Lock Brake System).
BAB IV
PEMBAHASAN
15
hold sesuai dengan kebutuhannya. Tekanan rem tidak harus berkurang karena
ambang batas (-a) dapat dilebihkan ke dalam range stabil dari koefisiennya, atau
dari kurva brake slip.Pada saat bersamaan kecepan referensi dikurangi, besaran
untuk slip switching ambang batas 1 di dapat dari keceatan referensi.
Kecepatan roda turun dibawah ambang batas 1 di akhir tahap 2.
Kemudian solenoid valve pindah ke posisi pressure drop , sehingga tekanan
rem bisa dikurangi sampai deselerasi roda melebihi ambang batas (-a).
Kecepatan turun lagi dibawah ambang batas (-a) di akhir tahap 3 dan tekanan
bertahan mengikuti panjangnya.Pada saat tersebut akselerasi roda bertambah
mengikuti bertambahnya ambang batas (+a).Tekanan tetap konstan.Dan diakhir
tahap 4, akselerasi melebihi kecepatan ambang batas (+A) tertinggi, tekanan
rem kemudian bertambah mengikuti naiknya ambang batas (+A).
Di tahap 6, tekanan ren dipertahankan kembali agar tetap konstan karena
ambang batas (+a) dilebihkan.Di akhir tahap ini, akselerasi sekeliling roda turun
dibawah ambang batas (+a).ini menandakan bahwa roda sudah memasuki
batasan gaya rem yang stabil (coefficient/brake slip curve) dan agak ringan.
Tekanan rem sekarang mulai masuk tahapan 7 sampai deselerasi roda melebihi
ambang batas (-a) (akhir tahap 7).Pada saat tersebut, tekanan rem langsung
diturunkan tanpa melalui sinyal 1.
tekanan
dalam
waktu
singkat,
kemudian
kecepatan
roda
tertahan sampai akselerasinya dibawah ambang batas (+a) lagi (akhir tahap 4).
Ini di ikuti oleh tahap 5 melalui step-type yang terbentuk di dalam tekanan yang
sudah dikenalnya dari bagian sebelumnya sampai siklus kontrol baru bias dikenali
oleh pressure reduction tahap 6.
Roda berputar dengan batasan selip tinggi untuk waktu yang relatif lama,
sehingga tidak aman untuk kestabilan mobil dan penguasaan kemudi. Untuk
mengatasi kedua masalah ini, diperlukan perbandingan secara terus-menerus
antara kecepatan roda dan slip switching ambang batas 1 ini dan juga siklus
control berikutnya. Sebagai akibatnya, di tahan 6 tekanan rem secara tetap akan
dikurangi sampai akselerasi roda melebihi ambang batas (+a) tahap 7. Berkat
penurunanan tekanan secara tetap, roda berputar dengan selip tinggi dalam
waktu singkat, sehingga bisa meningkatkan kestabilan kendaraan dan kontrol
kemudi dibanding dengan siklus pertama.
B. Perawatan Sistem Rem ABS (Anti-Lock Brake System)
Untuk mencegah timbulnya kerusakan saat melepas sambungan-sambungan
kabel, sensor, relay dan fuse, kunci kontak harus OFF dan setelah dipasang kembali,
ON kan kunci kontak kemudian set DTC ABS hydaulic Unit.
b.
c.
d.
Dongkrak kendaran
e.
f.
g.
h.
i.
Putarkan roda dan On kan kunci kontak kemudian tekan pedal rem dan
periksa
1)
2)
j.
Ulangi pemeriksaan pada langkah 8-9 untuk semua roda, jika hasilnya tidak
sesuai, ganti ABS hydraulic Unit.
k.
OFF kan kunci kontak dan lepaskan kabel yang menghubungkan Diag-2
connector dengan ground.
b.
c.
Melepas
Lepaskan kabel negatif dari battery
Gunakan spesial tools, lepaskan brake pipe dari ABS Hydraulic Unit Special
tool
A : 09950 78210
d.
19
a. Melepas
b. Melepas
c.
Periksa resistance.
20
e.
Memasang
Pastikan bahwa antara spedd sensor dan knuckle tidak ada celah (jarak)
b. Melepas
c.
suspension frame
Lepaskan speed sensor dari knuckle
Memeriksa sensor
21
e.
Putar roda belakang dan periksa prputaran rotor apakah berjalan dengan
baik
Jika dalam pemeriksaan ada kelainan, ganti sensor rotor
Memasang
Pastikan bahwa antar sensor dan knuckle tidak terdapat celah (jarak)
22
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari penulisan makalah ini dapat ditarik kesimpulannya diantaranya :
1.
Cara kerja rem ABS sudah di control secara otomatis, semua msukan dari sensorsensor di olah oleh ABSCM.
2.
Dalam perawatan sistem rem ABS (Anti-Lock Brake System) harus sesuai dengan
prosedur perawatan, agar diperoleh hasil yang maksimal dan mengurangi kerusakan
yang lebih fatal.
B. Saran
Saran yang dapat ditawarkan oleh penulis sehubungan dengan judul yang
diangkat dalam makalah ini adalah :
1.
Bagi para mahasiswa teknik otomotif maupun mekanik mobil agar melakukan
perawatan sistem rem ABS (Anti-Lock Brake System) sesuai dengan prosedur
perawatan.
2.
Bagi pihak jurusan Teknik Otomotif agar dapat menyediakan model untuk sistem
rem ABS (Anti-Lock Brake System) agar mahasiswa teknik otomotif lebih menguasai
sistem rem ABS (Anti-Lock Brake System).
23
DAFTAR PUSTAKA
Toyota Astra. New Step 1 Training Manual. PT Toyota astra motor: Jakarta
Panduan manual servis Suzuki Baleno.
ABS/TCS/ESP TRAINING GUIDE 1 HYUNDAI MOBIL INDONESIA
Hyundai Motor Company, All right reserved Published by Chonan Technical Service Training
Center.
Jefferson, tertius. 2008. Kajian Sistem Rem ABS (Anti-Lock Brake System) Pada Kendaraan
Toyota Corolla Tipe AE-FE. Jurnal FORMAS
24
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
i
DAFTAR
ISI
ii
BAB I.......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
A.
B.
Pembatasan Masalah.......................................................................................... 2
C.
Perumusan Masalah........................................................................................... 2
D. Tujuan Penulisan................................................................................................. 2
E.
Manfaat Penulisan.............................................................................................. 2
BAB II......................................................................................................................... 3
TEORI DASAR.......................................................................................................... 3
A.
Sistem Rem........................................................................................................ 3
B.
C.
D.
E.
BAB III..................................................................................................................... 13
METODOLOGI PENULISAN.................................................................................13
A.
Metode Penulisan............................................................................................. 13
B.
BAB IV..................................................................................................................... 15
PEMBAHASAN....................................................................................................... 15
A.
B.
BAB V....................................................................................................................... 22
PENUTUP................................................................................................................ 22
A.
Simpulan.......................................................................................................... 22
B.
Saran................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA
26