Anda di halaman 1dari 31

System Dynamics

Abdul Wahid Surhim


1

Departemen Teknik Kimia FTUI

Daftar Isi
Pengantar Perkuliahan
3
Bab 1 Pengantar Sistem Dinamik
7
Bab 2 Feedback Loop
65
Bab 3 Model Lebih Kompleks 163
Bab 4 Modeling Exercise
180
Bab 5 Building Model
188
Bab 6 Exploring S-Shaped Growth 218
Bab 7 Urban Dynamics
249
2

BUILDING
MODEL
An Ecological System
A Heating/Cooling System
A Predator Prey System
3

An Ecological System (Model 1)


Dalam keadaan kritis faktor fisik
seperti nutrisi memiliki pengaruh
besar untuk terciptanya
kesetimbangan pada suatu populasi.
Faktor-faktor lain yang dapat
berpengaruh terhadap suatu populasi
antara lain: parasitisme, predasi,
kompetisi, dll.
Semakin rumit suatu sistem, semakin
banyak variabel yang berpengaruh
Populasi pada kenyataannya (empiris
maupun teoritis) mampu mencapai
kesetimbangan dengan sendirinya
melalui mekanisme feed-back secara
otomatis, kecuali jika terjadi bencana
alam

Eksplorasi
1.
2.

3.

4.

Sistem ini dapat dimodelkan dengan hanya satu jenis level. Level
tersebut menunjukkan apa? Laju alir yang mempengaruhi level?
Deskripsikan persamaan kesetimbangan dari model yang dibuat.
Berapakah ukuran dari level? Apa saja yang merupakan laju alir?
Apakah model ini terlihat seperti plausible equilibrium?
Simulasikan sebuah bencana alam dengan menambahkan
sebuah laju alir keluaran. Gunakan fungsi PULSE dalam STELLA
agar bencana alam tersebut akan membunuh setengah dari
jumlah populasi. Apakah sistem akan menjadi seimbang dengan
sendirinya sesuai dengan keterangan sebelumnya?
Tambahkan laju alir yang keluar dari level, dan namai dengan
parasit. Atur laju bencana alam menjadi nol (0). Efek apa yang
terjadi pada level dengan adanya laju alir keluaran yang konstan.
Apakah kesetimbangan yang baru. Bandingkan dengan nomor 3.
5

Jawaban Model 1
1. Level menunjukkan populasi pinguin,
yang akan bertambah dengan adanya
penetasan dan berkurang dengan adanya
kematian. Fraksi penetasan konstan
sebesar 0,2. Laju kematian bergantung
kepada densitas populasi (berhubungan
dalam bentuk grafik)

Diagram Model 1

Grafik Fraksi Kematian

Parameter-parameter Sistem
Populasi awal = 800
Fraksi penetasan = 0,2
Area = 10
Laju penetasan = Jmh pinguin*fraksi
penetasan
Laju kematian = Jmh pinguin* fraksi
kematian
Densitas = Jmh pinguin / area
9

Jawaban Model 1(contd)


2. Kesetimbangan akan terjadi ketika laju
penetasan = laju kematian. Untuk model
dengan parameter-parameter ini,
kesetimbangan terjadi pada saat populasi
pinguin sebesar 800. Densitas pada titik
ini adalah 80, yang akan memiliki fraksi
kematian sebesar 0,2 (lihat grafik)
sehingga masuk diakal jika fraksi
penetasan juga sebesar 0,2. (model
diagram 1.a)

10

Jawaban Model 1(contd)


3. Laju bencana alam = PULSE(400,5,0). Hal ini akan
menyebabkan penurunan jumlah populasi dari 800
menjadi 400 setelah tahun ke 5. Tetapi setelah beberapa
waktu, maka laju populasi akan kembali ke angka
kesetimbangan sebesar 800. (model diagram 1.b)
4. Jika terdapat laju alir yang konstan (parasit) sebesar 20
pinguin/thn, maka akan menyebabkan angka
kesetimbangan akan menjadi turun dari 800 menjadi
700. Hal ini disebabkan karena populasi harus turun ke
kesetimbangan yang baru, dimana laju penetasan
bernilai lebih besar 20 pinguin/thn dibandingkan laju
kematian. (model diagram 1.c)
11

A Heating/Cooling System (Model 2)


Bagian 1

Salah satu contoh umum mekanisme


feedback adalah sistem pemanasan pada
rumah atau gedung;
Suhu pada termostat telah ditentukan
sehingga suhu ruangan dijaga berkisar
pada suhu yang telah ditentukan;
Jika suhu ruangan berada dibawah suhu
termostat maka pemanas akan menyala
untuk menaikkan suhu ruangan;
Jika suhu ruangan telah naik atau
melebihi suhu yang telah ditentukan
maka pemanas akan mati.

12

Eksplorasi (bagian 1)
1.
2.
3.
4.

Apa yang menjadi level pada sistem ini?


Laju alir apa saja yang mempengaruhi level?
Bagaimana laju dapat ditentukan?
Apa yang terjadi pada saat program dijalankan,
jika suhu luar lebih rendah daripada suhu
termostat? Dan jika lebih tinggi?
5. Apa yang terjadi jika di luar sangat dingin?
Apakah terjadi perubahan?

13

A Heating/Cooling System
(Model 2, Contd)

Untuk mendapatkan suasana


ruangan yang nyaman maka perlu
ditambahkan sistem pendingin.
Dengan adanya sistem pendingin
ini maka jika keadaan lingkungan
sedang panas, ruangan akan
tetap terasa nyaman.
Suhu termostat baik untuk sistem
pemanas maupun pendingin
ditentukan agar suhu ruangan
berada dikisaran kedua suhu
termostat.

Bagian 2

14

Eksplorasi
(bagian 2)

6. Sekarang jalankan model dengan suhu


luar lebih besar daripada ruangan?
Apakah ruangan akan menjadi dingin?
Apa yang terjadi jika suhu termostat
pemanas dibuat lebih tinggi daripada suhu
pendingin?

15

Diagram Model 2
(bagian 1)

16

Jawaban Model 2
1. Yang menjadi level adalah jumlah panas di
dalam rumah. Jumlah panas akan digunakan
untuk menghitung suhu rumah.
Suhu panas di dalam rumah
Suhu rumah ketika jumlah panas nol adalah
75oF
Suhu rumah
Panas dlm rmh/Temp to Heat Ratio)75
2. Suhu rumah dipengaruhi oleh perpindahan
panas dari lingkungan dan sistem pemanas.
17

Jawaban Model 2 (contd)


3.

4.

Sistem pemanas akan menambahkan panas


dengan laju 100.000 joules per jam, jika suhu
ruangan terukur dibawah suhu termostat pemanas.
Panas yang berpindah dari lingkungan dinyatakan
dengan:
(Suhu luar-Suhu rumah)*konduktivitas panas
Jika suhu luar lebih rendah dari termostat maka
suhu rumah akan berputar pada suhu sekitar
termostat. Jika suhu luar lebih tinggi maka, suhu
rumah akan meningkat secara bertahap menuju ke
suhu luar. Laju pemanasan akan bernilai nol
18

Jawaban Model 2 (contd)


5. Sistem pemanas tidak dapat menjaga suhu
ruangan jika panas yang dibuang dari rumah
lebih cepat dibandingkan panas yang
ditambahkan oleh sistem pemanas. Di dalam
model ini hal di atas akan terjadi jika suhu luar
berada 100 derajat lebih rendah dari suhu
termostat pemanas.
Untuk sistem pendingin, jika suhu lebih tinggi
dari suhu termostat, maka panas sebesar
100.000 joule/jam akan dibuang.
19

Diagram Model 2
(bagian 2)

20

Jawaban Model 2 (contd)


6. Sekarang akan terlihat bahwa suhu
ruangan akan berosilasi mendekati suhu
pendingin, jika suhu lingkungan luar lebih
tinggi dari suhu rumah yang terukur.
Waktu osilasi yang lebih panjang terjadi
karena suhu di luar ruangan sudah hampir
sama dengan suhu di dalam ruangan
sehingga laju perpindahan panas dari
lingkungan menjadi kecil. (model diagram
2.c)
21

Jawaban Model 2 (contd)


Jika suhu pemanas diatur > suhu pendingin maka:
jika suhu luar berada diantara keduanya, suhu
rumah akan tetap pada suhu tersebut, dengan
catatan baik pemanas maupun pendingin dihidupkan
(model diagram 2.d);
Jika suhu luar lebih tinggi dari keduanya, suhu
rumah akan mendekati suhu pemanas, setelah
melewati batasan, suhu ruangan akan turun dengan
cepat sampai dengan pemanas akan hidup kembali
setelah waktu perlambatan tertentu (model diagram
2.e). Dan sebaliknya jika suhu luar lebih rendah dari
keduanya.
22

A Predator Prey System


Variasi densitas, yang tidak terkait
secara langsung dengan suatu
perubahan tahunan, dapat digunakan
untuk memprediksi besarnya suatu
populasi dimasa yang akan datang.
Variasi densitas ini akan membuat
terjadinya osilasi ataupun perputaran
dengan adanya suatu puncak dan
penurunan dalam beberapa siklus
tahunan.
Contoh yang baik adalah golongan
mamalia yang dianalisa secara
berkala 9-10 tahun, atau 3-4 tahun.

23

Eksplorasi
1. Apakah model menghasilkan karakteristik osilasi?
Apa hubungan antara predator dengan osilasi prey?
2. Bagaimana periode osilasi dari kedua populasi?
Apakah sama? Dapatkah mereka beda?
3. Dapatkan model dibuat agar berjalan tanpa batas?
4. Tambahkan sebuah fungsi PULSE terhadap laju
kematian predator dan beberapa tahun membunuh
setengah dari predator. Apa efek dari osilasi pendek
terhadap populasi predator dan prey? Dan juga efek
terhadap keduanya jika waktu osilasi panjang?

24

Diagram Model 3

25

Parameter-parameter Sistem

Populasi awal predator = 1250


Predator Birth = Predator Population*Predator Birth Fraction
Predator Death = Predator Population*Predator Death Fraction
Populasi awal prey = 50000
Prey Birth = Prey Population*Prey Birth Fraction
Prey Death = Predator Population*Prey Kills per Predator
Area = 1000
Predator Birth Fraction = 0.25
Prey Birth Fraction = 1.25
Prey Density = Prey Population/Area
Predator Death Fraction = GRAPH(Prey Density)
Prey Kills per Predator = GRAPH(Prey Density)

26

Grafik Fraksi Kematian Predator

27

Grafik Prey yang Terbunuh


per Predator

28

Jawaban Model 3
1. Populasi prey akan meningkat dengan cepat
jika populasi predator kecil. Dan sebaliknya
populasi prey akan rendah jika populasi
predator meningkat.
2. Populasi dalam model ini berosilasi dalam
periode 14 tahun. Kedua spesies berosilasi
secara bersamaan karena mereka saling
bergantung. Pada saat populasi predator
berada pada siklus puncak maka populasi prey
berada di titik terbawah dan juga sebaliknya.
(Model diagram 3.a)
29

Jawaban Model 3 (contd)


3. Di dalam model ini, sistem menjadi tidak stabil jika
populasi awal prey sebesar 580.000. Kedua populasi
spesies akan meningkat tanpa batasan yang jelas.
Hal ini berarti jumlah awal prey yang besar akan
membuat jumlah prey yang terbunuh oleh predator
akan semakin besar juga. Tetapi fraksi kelahiran prey
lebih besar daripada predator sehingga jumlah prey
yang lahir akan sangat besar, sehingga predator
tidak akan pernah menangkap seluruh prey. Hal ini
secara kenyataan tidak akan pernah terjadi. (model
diagram 3.b)
30

Jawaban Model 3 (contd)


4. Fungsi yang digunakan untuk membunuh setengah
predator pada tahun ke 15 :
PULSE(Predator_Population/2,15,0)
Hal ini menyebabkan penurunan yang cepat pada
populasi predator yang akan diikuti dengan
peningkatan yang sangat cepat pada populasi prey.
Kemudian pada putaran selanjutnya, populasi
predator akan meningkat dengan cepat(sampai
dengan titik puncaknya) sehingga populasi prey
berada pada titik yang terendahnya. Setelah
beberapa putaran populasi keduanya akan kembali
ke keadaan awal. (model diagram 3.c)
31

Anda mungkin juga menyukai