Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki banyak keanekaragaman tanaman
yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Indonesia memiliki luas hutan 99,6
jutahektar atau setara dengan 52,3% luas wilayah indonesia. Dengan lebih dari 30.000 jenis
tumbuhan tingkat tinggi. Dengan banyaknya hutan tersebut maka sesungguhnya banyak yang
dapat dimanfaatkan dari hutan itu, mulai dari kayu, buah, fungsinya sebagai peyeimbang
alam dan potensi potensinya yang lain selama tidak kebablasan dalam memanfaatkanya.
Termasuk didalamnya terdapat senyawa senyawa aktif yang dapat dimanfaatkan oleh
manusia itu sendiri
Sejak jaman dahulu, masyarakat indonesia sudah tidak asing dengan tanamantanaman obat yang berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit. Saat ini telah banyak
penelitian yang dilakukan untuk menguak apa yang ada dibalik obat alami yang telah
digunakan masyarakat indonesia dari dulu. Berdasarkan penelitian, senyawa senyawa yang
mengandung anti-oksidan adalah flavonoid, fenolat, dan alkaloid.
Flavonoid merupakan senyawa yang paling mudah ditemukan karena flavonoid
merupakan senyawa fenol terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini
merupakan zat warna merah, dan sebagai zat berwarna kuning yang ditemukan dalam
tumbuh-tumbuhan. Perkembangan pengetahuan menunjukkan bahwa flavonoid termasuk
salah satu kelompok senyawa aromatik yang termasuk polifenol dan mengandung
antioksidan. Oleh karena jumlahnya yang melimpah di alam, manusia lebih banyak
memanfaatkan senyawa ini dibandingkan dengan senyawa lainnya sebagai antioksidan.
Senyawa ini sebenarnya terdapat pada semua tumbuhan hijau. Senyawa ini umumnya
diisolasi dengan melakukan ekstraksi, baik secara panas maupun dingin. Dalam makalah ini
maka akan dibahas mengenai flavonoid, serta cara pengisolasianya.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar diatas maka dapat ditarik beberapa permasalahan berikut :
1

1. Apa yang dimaksud dengan flavonoid ?


2. Bagaimana sifat sifat senyawa flavanoid ?
3. Apa manfaat sebenarnya dari flavonoid ?
4. Bagaimana cara pengisolasian flavonoid ?
C. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah maka dapat diketahui tujuan penulisan adalah :
1. Mengetahui apa itu flavonoid, mengetahui struktur dari flavonoid.
2. Mengetahui sifat sifat dari senyawa flavanoid
3. Mengetahui manfaat apa saja yang terkandung dalam flavonoid.
4. Menetahui cara pengisolasian flavonoid dari berbagai tumbuhan
D. Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa, untuk
menambah wawasan dan sebagai bahan pelajaran untuk dapat mendeskripsikan senyawa
flavonoid.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Flavonoid
Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder yang paling
banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman . Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa
phenolik dengan struktur kimia C6-C3-C6. Kerangka flavonoid terdiri atas satu cincin
aromatik A, satu cincin aromatik B, dan cincin tengah berupa heterosiklik yang mengandung
oksigen dan bentuk teroksidasi cincin ini dijadikan dasar pembagian flavonoid ke dalam subsub kelompoknya. Sistem penomoran digunakan untuk membedakan posisi karbon di sekitar
molekulnya
Berbagai jenis senyawa, kandungan dan aktivitas antioksidatif flavonoid sebagai salah
satu kelompok antioksidan alami yang terdapat pada sereal, sayur-sayuran dan buah, telah
banyak dipublikasikan. Flavonoid berperan sebagai antioksidan dengan cara mendonasikan
atom hidrogennya atau melalui kemampuannya mengkelat logam, berada dalam bentuk
glukosida (mengandung rantai samping glukosa) atau dalam bentuk bebas yang disebut
aglikon

gambar c6-c3-c6 flavonoid


Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, biru dan sebagai zat warna
kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan. Flavin memberikan warna kuning atau
jingga, antodianin memberikan warna merah, ungu atau biru, yaitu semua warna yang
terdapat pada pelangi kecuali warna hijau. Secara biologis flavonoida memainkan peranan

penting dalam kaitan penyerbukan tanaman oleh serangga. Sejumlah flavonoida mempunyai
rasa pahit sehingga dapat bersifat menolak sejenis ulat tertentu.
Flavanoid dapat ditemukan pada setiap bagian tanaman tinggi seperti bunga, daun,
ranting, buah, kulit, kayu serta akar. Akan tetapi beberapa senyawa flavanoid tertentu
seringkali terkonsentrasi pada bagian tertentu, contohnya antosianidin adalah zat warna untuk
bunga, buah, dan daun. Bagian tanaman yang bertugas untuk memproduksi flavonoid adalah
bagian akar yang dibantu oleh rhizobia, bakteri tanah yang bertugas untuk menjaga dan
memperbaiki kandungan nitrogen dalam tanah.
Lebih dari 5000 jenis flavonoid telah diidentifikasi berdasarkan struktur kimia, dan
dibedakan menjadi beberap grup seperti dibawah
Anthoxantin
Grup

Flavone

Rangka
Deskripsi

2-

Contoh
Gusgus fungsi
32,3hydrox

dihydr

yl

Struktur molekul

Luteolin,

phenylchrom

Apigenin,

en-4-one

Tangeritin

Flavonol

3-hydroxy-2-

Quercetin,

or

phenylchrom

Kaempferol,

3-

en-4-one

Myricetin,

hydroxyflavo

Fisetin,

ne

Galangin,
Isorhamnetin,
Pachypodol,
Rhamnazin,
Pyranoflavon
ols,
Furanoflavon
4

ols,

Flavanones
Grup

Rangka
Deskripsi

Contoh
Gugus fungsi
32,3hydrox

dihydr

yl

Struktur molekul

Flavanon

2,3-dihydro-2-

Hesperetin,

phenylchrome

Naringenin,

n-4-one

Eriodictyol,
Homoeriodicty
ol

Flavanonols
Grup

Rangka
Deskripsi

Contoh
Gugus fungsi
32,3hydrox

dihyd

yl

ro

Rumus molekul

Flavanonol

3-hydroxy-

Taxifolin

(or

or

2,3-dihydro-

Dihydroquercet

3-

2-

in),

Hydroxyflavan phenylchrom

Dihydrokaempf

one

erol

en-4-one

or
2,3dihydroflavon
ol

Flavans

Struktur flavan
termasuk flavan-3-ols (flavanols), flavan-4-ols and flavan-3,4-diols.
Rangka

Nama
Flavan-3-ol (flavanol)

Flavan-4-ol

Flavan-3,4-diol (leucoanthocyanidin)

B. Sifat Flavanoid
1. Sifat kimia kayu
Flavonoid merupakan senyawa polifenol sehingga bersifat kimia senyawa fenol yaitu
agak asam dan dapat larut dalam basa, dan karena merupakan senyawa polihidroksi (gugus
hidroksil) maka juga bersifat polar sehingga dapat larut dalan pelarut polar seperti metanol,
etanol, aseton, air, butanol, dimetil sulfoksida, dimetil formamida. Disamping itu dengan
adanya gugus glikosida yang terikat pada gugus flavonoid sehingga cenderung menyebabkan
flavonoid mudah larut dalam air. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu,
biru, dan sebagai zat berwarna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan.
Perkembangan pengetahuan menunjukkan bahwa flavonoid termasuk salah satu kelompok
senyawa aromatik yang termasuk polifenol dan mengandung antioksidan.
Aglikon flavonoid adalah polifenol dan karena itu mempunyai sifat kimia senyawa
fenol, yaitu bersifat agak asam sehingga dapat larut dalam basa. Karena mempunyai sejumlah
6

gugus hidroksil yang tak tersulih, atau suatu gula, flavonoid merupakan senyawa polar dan
suatu golongan akan melarutkan golongannya sendiri, maka umumnya flavonoid larut
cukupan dalam 11 pelarut polar seperti etanol (EtOH), metanol (MeOH), butanol (BuOH),
aseton, dimetilsulfoksida (DMSO), dimetilformamida (DMF), air, dan lain-lain. Sebaliknya,
aglikon yang kurang polar seperti isoflavon, flavanon, dan flavon serta flavonol yang
termetoksilasi cenderung lebih mudah larut dalam pelarut seperti eter dan kloroform
Flavonoid juga memiliki beberapa sifat seperti hepatoprotektif, antitrombotik,
antiinflamasi, dan antivirus. Sifat antiradikal flavonoid terutama terhadap radikal hidroksil,
anionsuperoksida, radikal peroksil, dan alkoksil. Senyawa flavonoid ini memiliki afinitas
yang sangat kuat terhadap ion Fe (Fe diketahui dapat mengkatalisis beberapa proses yang
menyebabkan terbentuknya radikal bebas). Aktivitas antiperoksidatif flavonoid ditunjukkan
melalui potensinya sebagai pengkelat Fe.
Flavonoid terutama berupa senyawa yang larut dalam air. Mereka dapat diekstraksi
dengan etanol 70 % dan tetap ada dalam lapisan air setelah ekstrak inidikocok dengan eter
minyak bumi. Flavonoid berupa senyawa fenol, karena itu warnanya berubah bila ditambah
basa atau amonia, jadi mereka mudah dideteksipada kromatogram atau dalam larutan
2. Sifat kelarutan
Aglikon flavonoid adalah po3lifenol dan karena itu mempunyai sifat kimia senyawa
fenol, yaitu bersifat agak asam sehingga dapat larut dalam basa, tetapi bila dibiarkan dalam
larutan basa dan di samping itu terdapat oksigen, banyak yang akan terurai. Flavonoid
merupakan senyawa polar, maka umumnya flavonoid cukup larut dalam pelarut polar seperti
etanol, metanol, butanol, aseton, dimetil-sulfoksida, dimetilformamida, air, dan lain-lain.
Adanya gula yang terikat pada flavonoid (bentuk umum yang ditemukan) cenderung
menyebabkan flavonoid lebih mudah larut dalam air dan dengan demikian campuran pelarut
di atas dengan air merupakan pelarut yang baik untuk glikosida. Sebaliknya, aglikon yang
kurang polar seperti isoflavon, flavanon, danflavon serta flavonol yang termetoksilasi
cenderung lebih mudah larut dalam pelarut seperti eter dan kloroform.
C. Manfaat Flavanoid
1. Flavonoid sebagai Antioksidan

Berbagai sayuran dan buah-buahan yang dapat dimakan mengandung sejumlah


flavonoid. Konsentrasi yang lebih tinggi berada pada daun dan kulit kupasannya
dibandingkan dengan jaringan yang lebih dalam. Stavric dan Matula(1992) melaporkan
bahwa di negara-negara Barat, konsumsi komponen flavonoid bervariasi dari 50 mg sampai 1
g per hari dengan 2 jenis flavonoid terbesar berupa quersetin dan kaempferol. Sebagai
antioksidan, flavonoid dapat menghambat penggumpalan keping-keping sel darah,
merangsang produksi nitrit oksida yang dapat melebarkan (relaksasi) pembuluh darah, dan
juga menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
Manfaat utama flavonoid dalam tubuh manusia adalah sebagai antioksidan yang bisa
menghambat proses penuaan dan mencegah berkembangnya sel kanker. Salah satu jenis
tanaman yang dipercaya dan terbukti memiliki kandungan flavonoid yang cukup tinggi
adalah tanaman cokelat.
Flavonoid dikatakan antioksidan karena dapat menangkap radikal bebas dengan
membebaskan atom hidrogen dari gugus hidroksilnya. Aksi radikal memberikan efek
timbulnya berbagai penyakit yang berbahaya bagi tubuh. Tubuh manusia tidak mempunyai
sistem pertahanan antioksidatif yang lebih sehingga apabila terkena radikal bebas yang tinggi
dan berlebih, tubuh tidak dapat menanggulanginya. Saat itulah tubuh manusia membutuhkan
antioksidan dari luar (eksogen) yang dapat dilakukan dengan asupan senyawa yang memiliki
kandungan antioksidan yang tinggi melalui suplemen, makanan, dan minuman yang
dikonsumsi.
Namun, globalisasi yang merupakan zaman sintetik membuat manusia khawatir
terhadap antioksidan buatan yang pada umumnya memberikan efek samping yang tidak
ringan. Globalisasi membuat masyarakat menjadi semakin pandai dan kritis termasuk dalam
memilih produk makanan atau minuman yang akan dikonsumsi. Berkembangnya berbagai
jenis penyakit terutama yang diakibatkan oleh pola konsumsi makanan yang salah,
mendorong masyarakat kembali ke alam. Dengan kata lain, masyarakat kini mulai beralih
pada upaya alami dengan mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung
antioksidan alami yang tidak menimbulkan efek samping atau mungkin ada efek samping
tetapi dengan efek yang relatif ringan. Jadi, antioksidan alami menjadi alternatif yang lebih
diminati oleh masyarakat daripada antioksidan sintetik.
Sebagai bahan alami, buah-buahan, sayuran, dan teh merupakan serat alami yang
memiliki kandungan senyawa flavonoid dalam kadar yang tinggi. Seperti yang kita ketahui
8

bahwa buah, sayuran, dan teh banyak mengandung vitamin dan mineral yang memang sangat
berguna bagi kesehatan tubuh kita, misalnya kerena adanya kandungan vitamin E dan vitamin
C yang memang telah dikenal sebagai antioksidan sehingga banyak dikonsumsi oleh
masyarakat. Sejauh yang masyarakat umum ketahui, kandungan pada buah, sayuran, dan teh
adalah kandungan vitamin dan mineralnya saja. Padahal di dalamnya juga terdapat
kandungan flavonoid yang juga merupakan antioksidan. Bahkan flavonoid merupakan
antioksidan yang jauh lebih baik dari pada antioksidan lainnya, seperti pada vitamin E dan
vitamin C.
2. Flavanoid sebagai anti kanker
Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan
tubuh yang tidak normal dan tidak terkendali. Kanker mengandung sel-sel yang membelah
terus secara cepat dan tak terkontrol. Sel-selnya memilki sifat seperti sel muda yang aktif
bermitosis. Seperti sel-sel embrio, sel-sel kanker berinti besar, nukleus pun besar, dan dalam
plasma terdapat banyak butiran dan membran tipis. Sel kanker bisa merusak sel-sel yang lain
dan dapat pindah ke jaringan dan daerah lain.
Sudah jelas bahwa sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali,
dan akan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan
terus menyebar. Penyebarannya bisa melalui jaringan ikat, darah, dan yang lebih berbahaya
lagi bahwa sel kanker dapat menyerang organ-organ penting dan saraf tulang belakang.
Dalam keadaan normal, sel membelah diri apabila ada penggantian sel-sel yang telah mati
dan rusak. Berbeda dengan sel kanker yang akan membelah terus meskipun tubuh tidak
memerlukannya sehingga akan terjadi penumpukan sel baru. Sel baru ini lah yang disebut
tumor ganas. Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga
mengganggu organ yang ditempatinya.
Senyawa bioaktif flavonoid dikatakan sebagai antikanker karena dapat menghambat
tumbuhnya sel-sel kanker itu sendiri. Sebagai antioksidan, senyawa flavonoid dapat
mencegah reaksi bergabungnya molekul karsinogen dengan DNA sel sehingga mencegah
kerusakan DNA sel. Di sini lah komponen bioaktif flavonoid dapat mencegah terjadinya
proses awal pembentukan sel kanker. Bahkan flavonoid dapat merangsang proses perbaikan
DNA sel yang telah termutasi sehingga sel menjadi normal kembali. Selain itu, dapat
mencegah pembentukan pembuluh darah buatan sel kanker (proses angiogenesis) sehingga

sel-sel kanker tidak dapat tumbuh menjadi besar karena saluran untuk pertumbuhannya
terhambat.
Flavonoid juga menghambat invasi tumor sehingga tumor tidak membesar dan tidak
menjadi ganas yang menyebabkan kanker. Tumor yang tertanam dalam tubuh manusia
apabila dibiarkan terlalu lama akan menjadi sel kanker yang ganas dan akan menggerogoti
tubuh. Mengingat bahaya penyakit kanker bagi tubuh, manusia harus mengambil sikap dan
antisipasi terhadap penyakit yang menyebabkan kematian tersebut, misalnya dengan
mengonsumsi makanan yang mengandung flavonoid yang tinggi. Karena kandungannya yang
banyak terdapat pada buah, sayur, dan teh, dapat dikatakan bahwa tidak sulit untuk
melindungi diri dari penyakit berbahaya, seperti kanker. Perlindungan tersebut dikatakan
cukup mudah sebab buah, sayur-sayuran, dan teh sangat mudah didapat.
Makanan yang mengandung flavonoid, seperti stroberi hijau, kubis, apel, kacangkacangan, dan bawang juga mengurangi risiko terjagkitnya penyakit kanker paru-paru. Hal
ini menandakan bahwa untuk mencegah terjadinya kanker sangat lah mudah asalkan kita
sendiri ada kemauan dalam menjaga kesehatan.
Selain itu flavanoid juga berfungsi sebagai :
Sebagai anti kolesterol
Flavonoid dapat menghalangi reaksi oksidasi kolesterol jahat (LDL) yang
menyebabkan darah mengental yang dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah.
Penyempitan pembuluh darah pada tubuh akan menyebabkan aliran darah tidak lancar dan
jika dibiarkan dalam waktu yang terlalu lama, kemungkinan besar akan mengumpul bahkan
menggumpal pada daerah tertentu. Mekanisme lain penurunan kolesterol oleh isoflavon
dijelaskan melalui pengaruh peningkatan katabolisme sel lemak untuk pembentukan energi
yang berakibat pada penurunan kandungan kolesterol.
Anti-inflamasi
Mekanisme anti-inflamasi terjadi melalui efek penghambatan jalur metabolisme asam
arachidonat, pembentukan prostaglandin, pelepasan histamin, atau aktivitas suatu molekul.
Melalui mekanisme tersebut, sel lebih terlindung dari pengaruh negatif, sehingga dapat
meningkatkan viabilitas sel. Senyawa flavonoid yang dapat berfungsi sebagai anti-inflamasi
adalah toksifolin, biazilin, haematoksilin, dan lain-lain.
10

D. Isolasi Flavonoid
1. Isolasi Dengan metanol
Terhadap bahan yang telah dihaluskan, ekstraksi dilakukan dalam dua tahap. Pertama
dengan metanol:air (9:1) dilanjutkan dengan metanol:air (1:1) lalu dibiarkan 6-12 jam.
Penyaringan dengan corong buchner, lalu kedua ekstrak disatukan dan diuapkan hingga 1/3
volume mula-muIa, atau sampai semua metanol menguap dengan ekstraksi menggunakan
pelarut heksan atau kloroform (daIam corong pisah) dapat dibebaskan dari senyawa yang
kepolarannya rendah, seperti lemak, terpen, klorofil, santifil dan lain-lain
2. Isolasi dengan Charaux Paris
Serbuk tanaman diekstraksi dengan metanol,lalu diuapkan sampai kental dan ekstrak
kental ditambah air panas dalam volume yang sama, Ekstrak air encer lalu ditambah eter,
lakukan ekstraksi kocok, pisahkan fase eter lalu uapkan sampai kering yang kemungkinan
didapat bentuk bebas. Fase air dari hasil pemisahan ditambah lagi pelarut etil. asetat diuapkan
sampai kering yang kemungkinan didapat Flavonoid O Glikosida. Fase air ditambah lagi
pelarut n - butanol, setelah dilakukan ekstraksi, lakukan pemisahan dari kedua fase tersebut.
Fase n-butanol diuapkan maka akan didapatkan ekstrak n - butanol yang kering, mengandung
flavonoid dalam bentuk C-glikosida dan leukoantosianin. Dari ketiga fase yang didapat itu
langsung dilakukan pemisahan dari komponen yang ada dalam setiap fasenya dengan
mempergunakan kromatografi kolom. Metode ini sangat baik dipakai dalam mengisolasi
flavonoid dalam tanaman karena dapat dilakukan pemisahan flavonoid berdasarkan sifat
kepolarannya.
3. Isolasi dengan beberapa pelarut.
Serbuk kering diekstraksi dengan kloroform dan etanol, kemudian ekstrak yang
diperoleh dipekatkan dibawah tekanan rendah. Ekstrak etanol pekat dilarutkan dalam air lalu
diekstraksi gojog dengan dietil eter dan n-butanol, sehingga dengan demikian didapat tiga
fraksi yaitu fraksi kloroform, butanol dan dietil eter.
4. Identifikasi Flavanoid
a. Uji WILSTATER

11

Uji ini untuk mengetahui senyawa yang mempunyai inti benzopiron. Warna-warna
yang dihasilkan dengan reaksi Wilstater adalah sebagai berikut:
- Jingga Daerah untuk golongan flavon.
- Merah krimson untuk golongan fLavonol.
- Merah tua untuk golongan flavonon.
b. Uji BATE SMITH MATECALVE
Reaksi warna ini digunakan untuk menuniukkan adanya senyawa

leukoantosianin,

reaksi positif jika terjadi warna merah yang intensif atau warna ungu.
Sebagian besar senyawa flavonoid alam ditemukan dalam bentuk glikosidanya,
dimana unit flavonoid terikat pada suatu gula. Glikosida adalah kombinasi antara gula dan
suatu alcohol yang saling berikatan melalui ikatan glikosida. Pada prinsipnya, ikatan
glikosida terbentuk apabila gugus hidroksil dari alcohol beradisi kepada gugus karbonil dari
gula, sama seperti adisi alcohol kepada aldehid yang dikatalis oleh asam menghasilkan suatu
asetal.
Flavonoid merupakan metabolit sekunder dalam tumbuhan yang mempunyai variasi
struktur yang beraneka ragam, namun saling berkaitan karena alur biosintesis yang sama.
Jalur biosintesis flavonoid dimulai dari pertemuan alur asetat malonat dan alur sikimat
membentuk khalkon, dari bentuk khalkon ini diturunkan menjadi bentuk lanjut menjadi
berbagai bentuk lewat alur antar ubah posisi, dehidrogenasi, denetilasi dan lain-lain.
Kenudian daripada itu menghasilkan bentuk sekunder dihidrokalkon, flavon, auron, isoflavon
(penurunan selanjutnya membentuk peterokarpon dan rotenoid) dan dehidroflavonol
(penurunan selanjutnya antosianidin, flavonol, epikatekin ) .
Dari bentuk-bentuk sekunder tersebut akan terjadi modifikasi lebih lanjut pada
berbagai tahap dan menghasilkan penambahan / pengurangan hidroksilasi, metilenasi,
ortodihidroksil, metilasi gugus hidroksil atau inti flavonoid, dimerisasi, pembentukan
bisulfat, dan yang terpenting glikolisasi gugus hidroksil

12

BAB III
KESIMPULAN

1. Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder yang paling
banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna
merah, ungu, biru dan sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan
2. Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa phenolik dengan struktur kimia C6-C3-C6.
3. Flavanoid dapat ditemukan pada setiap bagian tanaman tinggi seperti bunga, daun, ranting,
buah, kulit, kayu serta akar. Beberapa senyawa flavanoid terkonsentrasi pada bagian tertentu
tumbuhan.
13

4. Flavonoid merupakan senyawa polifenol sehingga bersifat kimia senyawa fenol yaitu agak
asam dan dapat larut dalam basa, dan karena merupakan senyawa polihidroksi (gugus
hidroksil) maka juga bersifat polar sehingga dapat larut dalan pelarut polar
5. Flavanoid memiliki banyak manfaat diantaranya, sebagai antioksidan, anti kanker, selain
itu flavanoid juga dapat mencegah kolesterol dan alergi.
6. flavanoid dapat diisolasi dengan beberapa cara yaitu, a) dengan corong pisah,
menggunakan metanol ataupun pelarut lain, b) dengan charaux paris berdasarkan
kepolaranya.
7. untuk mengidentifikasi senyawa flavanoid, dapat dilakukan beberapa uji, yaitu uji
wilstarter, dan uji batematecalve

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014. Wikipedia.[Online] Available at: http://id.wikipedia.org/wiki/Flavonoid


[Diakses 16 September 2015]
Harborn, J. B., 1987. Metode Fitokimia. II penyunt. Bandung: Penerbit ITB.
Matsjeh, S., 2004. Sintesis Flavonoid : Potensi Metabolit Sekunder Aromatik dari sumber
Daya Alam Nabati Indonesia, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Lenny, Sofia. 2006. Senyawa Flavonoid, Fenil Propanoid dan Alkaloid.
Online:http://www.pdf-searcher.com/SENYAWA-FLAVONOID,-FENIL-PROPANOIDDAN-ALKALOID.html, diakses tanggal 16 September 2015.

14

15

Anda mungkin juga menyukai