PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki banyak keanekaragaman tanaman
yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Indonesia memiliki luas hutan 99,6
jutahektar atau setara dengan 52,3% luas wilayah indonesia. Dengan lebih dari 30.000 jenis
tumbuhan tingkat tinggi. Dengan banyaknya hutan tersebut maka sesungguhnya banyak yang
dapat dimanfaatkan dari hutan itu, mulai dari kayu, buah, fungsinya sebagai peyeimbang
alam dan potensi potensinya yang lain selama tidak kebablasan dalam memanfaatkanya.
Termasuk didalamnya terdapat senyawa senyawa aktif yang dapat dimanfaatkan oleh
manusia itu sendiri
Sejak jaman dahulu, masyarakat indonesia sudah tidak asing dengan tanamantanaman obat yang berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit. Saat ini telah banyak
penelitian yang dilakukan untuk menguak apa yang ada dibalik obat alami yang telah
digunakan masyarakat indonesia dari dulu. Berdasarkan penelitian, senyawa senyawa yang
mengandung anti-oksidan adalah flavonoid, fenolat, dan alkaloid.
Flavonoid merupakan senyawa yang paling mudah ditemukan karena flavonoid
merupakan senyawa fenol terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini
merupakan zat warna merah, dan sebagai zat berwarna kuning yang ditemukan dalam
tumbuh-tumbuhan. Perkembangan pengetahuan menunjukkan bahwa flavonoid termasuk
salah satu kelompok senyawa aromatik yang termasuk polifenol dan mengandung
antioksidan. Oleh karena jumlahnya yang melimpah di alam, manusia lebih banyak
memanfaatkan senyawa ini dibandingkan dengan senyawa lainnya sebagai antioksidan.
Senyawa ini sebenarnya terdapat pada semua tumbuhan hijau. Senyawa ini umumnya
diisolasi dengan melakukan ekstraksi, baik secara panas maupun dingin. Dalam makalah ini
maka akan dibahas mengenai flavonoid, serta cara pengisolasianya.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar diatas maka dapat ditarik beberapa permasalahan berikut :
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Flavonoid
Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder yang paling
banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman . Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa
phenolik dengan struktur kimia C6-C3-C6. Kerangka flavonoid terdiri atas satu cincin
aromatik A, satu cincin aromatik B, dan cincin tengah berupa heterosiklik yang mengandung
oksigen dan bentuk teroksidasi cincin ini dijadikan dasar pembagian flavonoid ke dalam subsub kelompoknya. Sistem penomoran digunakan untuk membedakan posisi karbon di sekitar
molekulnya
Berbagai jenis senyawa, kandungan dan aktivitas antioksidatif flavonoid sebagai salah
satu kelompok antioksidan alami yang terdapat pada sereal, sayur-sayuran dan buah, telah
banyak dipublikasikan. Flavonoid berperan sebagai antioksidan dengan cara mendonasikan
atom hidrogennya atau melalui kemampuannya mengkelat logam, berada dalam bentuk
glukosida (mengandung rantai samping glukosa) atau dalam bentuk bebas yang disebut
aglikon
penting dalam kaitan penyerbukan tanaman oleh serangga. Sejumlah flavonoida mempunyai
rasa pahit sehingga dapat bersifat menolak sejenis ulat tertentu.
Flavanoid dapat ditemukan pada setiap bagian tanaman tinggi seperti bunga, daun,
ranting, buah, kulit, kayu serta akar. Akan tetapi beberapa senyawa flavanoid tertentu
seringkali terkonsentrasi pada bagian tertentu, contohnya antosianidin adalah zat warna untuk
bunga, buah, dan daun. Bagian tanaman yang bertugas untuk memproduksi flavonoid adalah
bagian akar yang dibantu oleh rhizobia, bakteri tanah yang bertugas untuk menjaga dan
memperbaiki kandungan nitrogen dalam tanah.
Lebih dari 5000 jenis flavonoid telah diidentifikasi berdasarkan struktur kimia, dan
dibedakan menjadi beberap grup seperti dibawah
Anthoxantin
Grup
Flavone
Rangka
Deskripsi
2-
Contoh
Gusgus fungsi
32,3hydrox
dihydr
yl
Struktur molekul
Luteolin,
phenylchrom
Apigenin,
en-4-one
Tangeritin
Flavonol
3-hydroxy-2-
Quercetin,
or
phenylchrom
Kaempferol,
3-
en-4-one
Myricetin,
hydroxyflavo
Fisetin,
ne
Galangin,
Isorhamnetin,
Pachypodol,
Rhamnazin,
Pyranoflavon
ols,
Furanoflavon
4
ols,
Flavanones
Grup
Rangka
Deskripsi
Contoh
Gugus fungsi
32,3hydrox
dihydr
yl
Struktur molekul
Flavanon
2,3-dihydro-2-
Hesperetin,
phenylchrome
Naringenin,
n-4-one
Eriodictyol,
Homoeriodicty
ol
Flavanonols
Grup
Rangka
Deskripsi
Contoh
Gugus fungsi
32,3hydrox
dihyd
yl
ro
Rumus molekul
Flavanonol
3-hydroxy-
Taxifolin
(or
or
2,3-dihydro-
Dihydroquercet
3-
2-
in),
Hydroxyflavan phenylchrom
Dihydrokaempf
one
erol
en-4-one
or
2,3dihydroflavon
ol
Flavans
Struktur flavan
termasuk flavan-3-ols (flavanols), flavan-4-ols and flavan-3,4-diols.
Rangka
Nama
Flavan-3-ol (flavanol)
Flavan-4-ol
Flavan-3,4-diol (leucoanthocyanidin)
B. Sifat Flavanoid
1. Sifat kimia kayu
Flavonoid merupakan senyawa polifenol sehingga bersifat kimia senyawa fenol yaitu
agak asam dan dapat larut dalam basa, dan karena merupakan senyawa polihidroksi (gugus
hidroksil) maka juga bersifat polar sehingga dapat larut dalan pelarut polar seperti metanol,
etanol, aseton, air, butanol, dimetil sulfoksida, dimetil formamida. Disamping itu dengan
adanya gugus glikosida yang terikat pada gugus flavonoid sehingga cenderung menyebabkan
flavonoid mudah larut dalam air. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu,
biru, dan sebagai zat berwarna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan.
Perkembangan pengetahuan menunjukkan bahwa flavonoid termasuk salah satu kelompok
senyawa aromatik yang termasuk polifenol dan mengandung antioksidan.
Aglikon flavonoid adalah polifenol dan karena itu mempunyai sifat kimia senyawa
fenol, yaitu bersifat agak asam sehingga dapat larut dalam basa. Karena mempunyai sejumlah
6
gugus hidroksil yang tak tersulih, atau suatu gula, flavonoid merupakan senyawa polar dan
suatu golongan akan melarutkan golongannya sendiri, maka umumnya flavonoid larut
cukupan dalam 11 pelarut polar seperti etanol (EtOH), metanol (MeOH), butanol (BuOH),
aseton, dimetilsulfoksida (DMSO), dimetilformamida (DMF), air, dan lain-lain. Sebaliknya,
aglikon yang kurang polar seperti isoflavon, flavanon, dan flavon serta flavonol yang
termetoksilasi cenderung lebih mudah larut dalam pelarut seperti eter dan kloroform
Flavonoid juga memiliki beberapa sifat seperti hepatoprotektif, antitrombotik,
antiinflamasi, dan antivirus. Sifat antiradikal flavonoid terutama terhadap radikal hidroksil,
anionsuperoksida, radikal peroksil, dan alkoksil. Senyawa flavonoid ini memiliki afinitas
yang sangat kuat terhadap ion Fe (Fe diketahui dapat mengkatalisis beberapa proses yang
menyebabkan terbentuknya radikal bebas). Aktivitas antiperoksidatif flavonoid ditunjukkan
melalui potensinya sebagai pengkelat Fe.
Flavonoid terutama berupa senyawa yang larut dalam air. Mereka dapat diekstraksi
dengan etanol 70 % dan tetap ada dalam lapisan air setelah ekstrak inidikocok dengan eter
minyak bumi. Flavonoid berupa senyawa fenol, karena itu warnanya berubah bila ditambah
basa atau amonia, jadi mereka mudah dideteksipada kromatogram atau dalam larutan
2. Sifat kelarutan
Aglikon flavonoid adalah po3lifenol dan karena itu mempunyai sifat kimia senyawa
fenol, yaitu bersifat agak asam sehingga dapat larut dalam basa, tetapi bila dibiarkan dalam
larutan basa dan di samping itu terdapat oksigen, banyak yang akan terurai. Flavonoid
merupakan senyawa polar, maka umumnya flavonoid cukup larut dalam pelarut polar seperti
etanol, metanol, butanol, aseton, dimetil-sulfoksida, dimetilformamida, air, dan lain-lain.
Adanya gula yang terikat pada flavonoid (bentuk umum yang ditemukan) cenderung
menyebabkan flavonoid lebih mudah larut dalam air dan dengan demikian campuran pelarut
di atas dengan air merupakan pelarut yang baik untuk glikosida. Sebaliknya, aglikon yang
kurang polar seperti isoflavon, flavanon, danflavon serta flavonol yang termetoksilasi
cenderung lebih mudah larut dalam pelarut seperti eter dan kloroform.
C. Manfaat Flavanoid
1. Flavonoid sebagai Antioksidan
bahwa buah, sayuran, dan teh banyak mengandung vitamin dan mineral yang memang sangat
berguna bagi kesehatan tubuh kita, misalnya kerena adanya kandungan vitamin E dan vitamin
C yang memang telah dikenal sebagai antioksidan sehingga banyak dikonsumsi oleh
masyarakat. Sejauh yang masyarakat umum ketahui, kandungan pada buah, sayuran, dan teh
adalah kandungan vitamin dan mineralnya saja. Padahal di dalamnya juga terdapat
kandungan flavonoid yang juga merupakan antioksidan. Bahkan flavonoid merupakan
antioksidan yang jauh lebih baik dari pada antioksidan lainnya, seperti pada vitamin E dan
vitamin C.
2. Flavanoid sebagai anti kanker
Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan
tubuh yang tidak normal dan tidak terkendali. Kanker mengandung sel-sel yang membelah
terus secara cepat dan tak terkontrol. Sel-selnya memilki sifat seperti sel muda yang aktif
bermitosis. Seperti sel-sel embrio, sel-sel kanker berinti besar, nukleus pun besar, dan dalam
plasma terdapat banyak butiran dan membran tipis. Sel kanker bisa merusak sel-sel yang lain
dan dapat pindah ke jaringan dan daerah lain.
Sudah jelas bahwa sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali,
dan akan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan
terus menyebar. Penyebarannya bisa melalui jaringan ikat, darah, dan yang lebih berbahaya
lagi bahwa sel kanker dapat menyerang organ-organ penting dan saraf tulang belakang.
Dalam keadaan normal, sel membelah diri apabila ada penggantian sel-sel yang telah mati
dan rusak. Berbeda dengan sel kanker yang akan membelah terus meskipun tubuh tidak
memerlukannya sehingga akan terjadi penumpukan sel baru. Sel baru ini lah yang disebut
tumor ganas. Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga
mengganggu organ yang ditempatinya.
Senyawa bioaktif flavonoid dikatakan sebagai antikanker karena dapat menghambat
tumbuhnya sel-sel kanker itu sendiri. Sebagai antioksidan, senyawa flavonoid dapat
mencegah reaksi bergabungnya molekul karsinogen dengan DNA sel sehingga mencegah
kerusakan DNA sel. Di sini lah komponen bioaktif flavonoid dapat mencegah terjadinya
proses awal pembentukan sel kanker. Bahkan flavonoid dapat merangsang proses perbaikan
DNA sel yang telah termutasi sehingga sel menjadi normal kembali. Selain itu, dapat
mencegah pembentukan pembuluh darah buatan sel kanker (proses angiogenesis) sehingga
sel-sel kanker tidak dapat tumbuh menjadi besar karena saluran untuk pertumbuhannya
terhambat.
Flavonoid juga menghambat invasi tumor sehingga tumor tidak membesar dan tidak
menjadi ganas yang menyebabkan kanker. Tumor yang tertanam dalam tubuh manusia
apabila dibiarkan terlalu lama akan menjadi sel kanker yang ganas dan akan menggerogoti
tubuh. Mengingat bahaya penyakit kanker bagi tubuh, manusia harus mengambil sikap dan
antisipasi terhadap penyakit yang menyebabkan kematian tersebut, misalnya dengan
mengonsumsi makanan yang mengandung flavonoid yang tinggi. Karena kandungannya yang
banyak terdapat pada buah, sayur, dan teh, dapat dikatakan bahwa tidak sulit untuk
melindungi diri dari penyakit berbahaya, seperti kanker. Perlindungan tersebut dikatakan
cukup mudah sebab buah, sayur-sayuran, dan teh sangat mudah didapat.
Makanan yang mengandung flavonoid, seperti stroberi hijau, kubis, apel, kacangkacangan, dan bawang juga mengurangi risiko terjagkitnya penyakit kanker paru-paru. Hal
ini menandakan bahwa untuk mencegah terjadinya kanker sangat lah mudah asalkan kita
sendiri ada kemauan dalam menjaga kesehatan.
Selain itu flavanoid juga berfungsi sebagai :
Sebagai anti kolesterol
Flavonoid dapat menghalangi reaksi oksidasi kolesterol jahat (LDL) yang
menyebabkan darah mengental yang dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah.
Penyempitan pembuluh darah pada tubuh akan menyebabkan aliran darah tidak lancar dan
jika dibiarkan dalam waktu yang terlalu lama, kemungkinan besar akan mengumpul bahkan
menggumpal pada daerah tertentu. Mekanisme lain penurunan kolesterol oleh isoflavon
dijelaskan melalui pengaruh peningkatan katabolisme sel lemak untuk pembentukan energi
yang berakibat pada penurunan kandungan kolesterol.
Anti-inflamasi
Mekanisme anti-inflamasi terjadi melalui efek penghambatan jalur metabolisme asam
arachidonat, pembentukan prostaglandin, pelepasan histamin, atau aktivitas suatu molekul.
Melalui mekanisme tersebut, sel lebih terlindung dari pengaruh negatif, sehingga dapat
meningkatkan viabilitas sel. Senyawa flavonoid yang dapat berfungsi sebagai anti-inflamasi
adalah toksifolin, biazilin, haematoksilin, dan lain-lain.
10
D. Isolasi Flavonoid
1. Isolasi Dengan metanol
Terhadap bahan yang telah dihaluskan, ekstraksi dilakukan dalam dua tahap. Pertama
dengan metanol:air (9:1) dilanjutkan dengan metanol:air (1:1) lalu dibiarkan 6-12 jam.
Penyaringan dengan corong buchner, lalu kedua ekstrak disatukan dan diuapkan hingga 1/3
volume mula-muIa, atau sampai semua metanol menguap dengan ekstraksi menggunakan
pelarut heksan atau kloroform (daIam corong pisah) dapat dibebaskan dari senyawa yang
kepolarannya rendah, seperti lemak, terpen, klorofil, santifil dan lain-lain
2. Isolasi dengan Charaux Paris
Serbuk tanaman diekstraksi dengan metanol,lalu diuapkan sampai kental dan ekstrak
kental ditambah air panas dalam volume yang sama, Ekstrak air encer lalu ditambah eter,
lakukan ekstraksi kocok, pisahkan fase eter lalu uapkan sampai kering yang kemungkinan
didapat bentuk bebas. Fase air dari hasil pemisahan ditambah lagi pelarut etil. asetat diuapkan
sampai kering yang kemungkinan didapat Flavonoid O Glikosida. Fase air ditambah lagi
pelarut n - butanol, setelah dilakukan ekstraksi, lakukan pemisahan dari kedua fase tersebut.
Fase n-butanol diuapkan maka akan didapatkan ekstrak n - butanol yang kering, mengandung
flavonoid dalam bentuk C-glikosida dan leukoantosianin. Dari ketiga fase yang didapat itu
langsung dilakukan pemisahan dari komponen yang ada dalam setiap fasenya dengan
mempergunakan kromatografi kolom. Metode ini sangat baik dipakai dalam mengisolasi
flavonoid dalam tanaman karena dapat dilakukan pemisahan flavonoid berdasarkan sifat
kepolarannya.
3. Isolasi dengan beberapa pelarut.
Serbuk kering diekstraksi dengan kloroform dan etanol, kemudian ekstrak yang
diperoleh dipekatkan dibawah tekanan rendah. Ekstrak etanol pekat dilarutkan dalam air lalu
diekstraksi gojog dengan dietil eter dan n-butanol, sehingga dengan demikian didapat tiga
fraksi yaitu fraksi kloroform, butanol dan dietil eter.
4. Identifikasi Flavanoid
a. Uji WILSTATER
11
Uji ini untuk mengetahui senyawa yang mempunyai inti benzopiron. Warna-warna
yang dihasilkan dengan reaksi Wilstater adalah sebagai berikut:
- Jingga Daerah untuk golongan flavon.
- Merah krimson untuk golongan fLavonol.
- Merah tua untuk golongan flavonon.
b. Uji BATE SMITH MATECALVE
Reaksi warna ini digunakan untuk menuniukkan adanya senyawa
leukoantosianin,
reaksi positif jika terjadi warna merah yang intensif atau warna ungu.
Sebagian besar senyawa flavonoid alam ditemukan dalam bentuk glikosidanya,
dimana unit flavonoid terikat pada suatu gula. Glikosida adalah kombinasi antara gula dan
suatu alcohol yang saling berikatan melalui ikatan glikosida. Pada prinsipnya, ikatan
glikosida terbentuk apabila gugus hidroksil dari alcohol beradisi kepada gugus karbonil dari
gula, sama seperti adisi alcohol kepada aldehid yang dikatalis oleh asam menghasilkan suatu
asetal.
Flavonoid merupakan metabolit sekunder dalam tumbuhan yang mempunyai variasi
struktur yang beraneka ragam, namun saling berkaitan karena alur biosintesis yang sama.
Jalur biosintesis flavonoid dimulai dari pertemuan alur asetat malonat dan alur sikimat
membentuk khalkon, dari bentuk khalkon ini diturunkan menjadi bentuk lanjut menjadi
berbagai bentuk lewat alur antar ubah posisi, dehidrogenasi, denetilasi dan lain-lain.
Kenudian daripada itu menghasilkan bentuk sekunder dihidrokalkon, flavon, auron, isoflavon
(penurunan selanjutnya membentuk peterokarpon dan rotenoid) dan dehidroflavonol
(penurunan selanjutnya antosianidin, flavonol, epikatekin ) .
Dari bentuk-bentuk sekunder tersebut akan terjadi modifikasi lebih lanjut pada
berbagai tahap dan menghasilkan penambahan / pengurangan hidroksilasi, metilenasi,
ortodihidroksil, metilasi gugus hidroksil atau inti flavonoid, dimerisasi, pembentukan
bisulfat, dan yang terpenting glikolisasi gugus hidroksil
12
BAB III
KESIMPULAN
1. Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder yang paling
banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna
merah, ungu, biru dan sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan
2. Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa phenolik dengan struktur kimia C6-C3-C6.
3. Flavanoid dapat ditemukan pada setiap bagian tanaman tinggi seperti bunga, daun, ranting,
buah, kulit, kayu serta akar. Beberapa senyawa flavanoid terkonsentrasi pada bagian tertentu
tumbuhan.
13
4. Flavonoid merupakan senyawa polifenol sehingga bersifat kimia senyawa fenol yaitu agak
asam dan dapat larut dalam basa, dan karena merupakan senyawa polihidroksi (gugus
hidroksil) maka juga bersifat polar sehingga dapat larut dalan pelarut polar
5. Flavanoid memiliki banyak manfaat diantaranya, sebagai antioksidan, anti kanker, selain
itu flavanoid juga dapat mencegah kolesterol dan alergi.
6. flavanoid dapat diisolasi dengan beberapa cara yaitu, a) dengan corong pisah,
menggunakan metanol ataupun pelarut lain, b) dengan charaux paris berdasarkan
kepolaranya.
7. untuk mengidentifikasi senyawa flavanoid, dapat dilakukan beberapa uji, yaitu uji
wilstarter, dan uji batematecalve
DAFTAR PUSTAKA
14
15