Anda di halaman 1dari 2

Bangkitkan Kembali KB di Masyarakat

Pedesaan
Kamis, 6 Maret 2014 | 08:51 WIB

Serambi Indonesia/Bedu Saini


Petugas Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kota Banda Aceh memperlihatkan jenis alat
dan obat kontrasepsi kepada warga
KOMPAS.com Peran masyarakat desa dalam menekan laju pertumbuhan seakan diabaikan. Padahal,
keberhasilan program keluarga berencana pada 1980-1990-an tak lepas dari kepesertaan mereka.
Menurut mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan (Menko Kesra
dan Taskin) Haryono Suyono, periode emas program Keluarga Berencana (KB) hingga meraih
Penghargaan Populasi dari PBB pada 1989, dihasilkan melalui pendekatan masyarakat di pedesaan.
Pada 1980, angka rata-rata pertumbuhan penduduk 2,44 persen. Setelah penggalakan program KB di
pedesaan, yang menyumbang lebih dari 50 persen total populasi Indonesia, angka itu menurun 1,95
persen pada 1990, kemudian jadi 1,16 persen pada 2000. Kini angka itu meningkat kembali jadi 1,48
persen.
Di periode 1980-1990-an, kami memiliki program dokter keliling dan bidan masuk desa. Program itu
memberikan pelayanan dan pembelajaran kepada masyarakat mengenai pentingnya keluarga berencana,
ujar Haryono dalam High Level Seminar on The ICPD Beyond 2014 Review, Selasa (1/4), di Jakarta.
Saat itu ada sekitar 40.000 petugas lapangan keluarga berencana (PLKB) yang tersebar di 62.000 desa.
Kini, PLKB hanya 15.000 orang di 78.000 desa.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Fasli Jalal mengatakan,
pihaknya mengupayakan pemberian insentif bagi PLKB.
Kini, tidak cukup hanya bermodalkan komitmen, loyalitas, dan dedikasi. Kami tengah menggodok
bentuk insentif baru bagi PLKB, seperti pengadaan kendaraan, pelatihan, serta gedung kantor, ujar Fasli.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian

Kesehatan Anung Sugihantono mengatakan, tugas puskesmas sebagai pilar berwawasan kesejahteraan,
pilar pelayanan tingkat kecamatan, serta inisiator pembangunan di desa perlu digalakkan kembali. (A07)

Anda mungkin juga menyukai