Anda di halaman 1dari 8

BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO

Pada hari ini tanggal.............................................


dipresentasikan portofolio oleh:
Nama Peserta

Telah

:........................................................................................................................................

Dengan judul/topik :

Nama Pendamping :

Nama Wahana :

No
.

Nama Peserta Presentasi

No
.

Tanda Tangan

10

10

11

11

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping

(
)
Catatan: Halaman portofolio ini sebaiknya disalin sinar (fotokopi) karena anda akan membuat sejumlah
laporan yang sekaligus merupakan catatan untuk bekal dan berpraktik nantinya.

Borang Portofolio
Nama Presentan : dr. Chandra Hanseng
Nama Wahana: RSUD Ansari Saleh, Banjarmasin, Kalimantan Selatan
Topik: Kasus Medik (Kejiwaan)
Tanggal (kasus):
Nama Pasien: Ny. A
Tanggal Presentasi:

Nama Pendamping: dr. Akhyarudin Noor

Tempat Presentasi: Ruang Komite Medik


Obyektif Presentasi:
Keilmuan

Keterampilan

Diagnostik

Manajemen

Neonatus

Bayi

Penyegaran
Masalah
Anak

Tinjauan Pustaka
Istimewa
Remaja

Lansia

Bumil

Dewasa
Deskripsi: Pasien perempuan, datang dengan keluhan cemas paska menggunakan shabu-shabu

Tujuan: mengetahui dan mempelajari penatalaksanaan penyalahgunaan zat Amfetamin


Bahan bahasan:

Cara membahas:
Data pasien:

Tinjauan
Pustaka
Diskusi
Nama: Ny. A

Nama klinik: IGD RS Ansari Saleh Telp:


Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis/Gambaran Klinis :

2. Riwayat Penyakit dahulu : -

3. Riwayat kebiasaan dan psikososial: -

4. Riwayat pekerjaan: Ibu Rumah Tangga

Riset

Audit
Kasus

Presentasi dan
diskusi

Email

Nomor Registrasi:
Terdaftar sejak:

Pos

5. Keluhan Utama :
Cemas disertai ketakutan akan meninggal
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien seorang perempuan berperawakan sedang memakai baju lengkap, rambut terawat. Pasien mengaku
dirinya amat cemas, dan ketakutan akan mati. Pasien mengaku dadanya amat berdebar, selalu berkeringat
dan ia merasa tidak bisa diam. Pasien mengaku mengkonsumsi shabu-shabu dengan temannya kurang lebih 4
jam SMRS. Ini merupakan perama kalinya ia menggunakan barang tersebut. Pasien mengaku ia menjadi
kesulitan dalam hal berkonsentrasi, dan yang ada di pikirannya adalah ketakutan akan kematian, ia khawatir
bahwa apa yang dirasakannya adalah serangan jantung mendadak dan nantinya ia akan mati. Saat ini, ia
memang sedang ada masalah keluarga yang tidak dapat diceritakan, dengan suaminya serta ibunya.

Pasien menyangkal adanya rasa tercekik atau kesulitan bernafas. Ia juga tidak melihat atau mendengar hal-hal
yang tidak biasa. Ini merupakan kejadian yang pertama kalinya.

Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : tampak sakit ringan, Kesadaran : Kompos mentis
TD : 110/80, Nadi : 88 x/menit, Suhu: 36,7C, RR: 18x/menit
Mata : konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/Hidung : hiperemis (-), secret (-)
Mulut : dalam batas normal
Thorax : BJ I II (+), VBS +/+ whz -/- rh-/Abdomen : supel, hepar/lien tidak teraba, defans muscular (-), timpani, bising usus (+)
Ekstremitas : edema -/-, CRT < 2

Pemeriksaan Psikiatri :
Penampilan : Terawat
Kesadaran : Komposmentis
Perilaku : Kooperatif
Pembicaraan : Koheren
Afek : Sesuai
Mood : Disforik
Ekspresi : Sesuai
Keserasian : Serasi
Konsentrasi : Baik
Orientasi : waktu

: Baik

Tempat : Baik
Objek

: Baik

Daya Ingat : Segera : Baik


Pendek : Baik
Panjang : Baik
Proses Pikir : Produktivitas Lancar
Isi Pikir : Baik
Halusinasi : Tidak ada
Tilikan : Derajat 1 (penyangkalan penuh terhadap penyakitnya)

1. Subyektif: Pada anamnesa pasien mendengar bisikan-bisikan yang mengajak pasien jalan-jalan yang
menurut buku PPDGJ-III merupakan halusinasi auditorik. Pasien juga yakin ada orang yang berbuat jahat
kepada pasien, agar pasien dan suami pasien bercerai yang merupakan waham kejar yang termasuk
waham paranoid.
2. Objektif:
Hasil pemeriksaan jasmani tidak ditemukan kelainan. Sehingga kelainan organik dapat disingkirkan.
3. Assessment( penalaran klinis):
Pada pasien ini termasuk Skizofrenia karena memenuhi kriteria umum skizofrenia sesuai PPDGJ-III
yaitu adanya suara halusinasi dan adanya waham yang menetap. Selain itu pasien ini memiliki gejala
seperti ini sejak tahun 2005 sehingga memenuhi kriteria skizofrenia yang harus lebih dari sama
dengan 1 bulan. Pada pasien ini juga ada perubahan yang konsisten dan bermakna dari beberapa
aspek perilaku yaitu hilangnya minat, hidup tidak bertujuan, dan penarikan diri dari sosial yang
merupakan kriteria tambahan skizofrenia.
Pada Pasien ini didiagnosis Skizofrenia Paranoid sesuai PPDGJ-III karena memenuhi kriteria umum
skizofrenia dan adanya halusinasi dan waham yang menonjol. Pada pasien ini ada suara-suara
halusinasi yang memberi perintah ke pasien atau halusinasi auditorik. Pada pasien ini juga adanya
waham kejar atau waham paranoid yaitu pasien yakin ada yang ingin berbuat jahat kepada pasien.
-

Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang kronik, pada orang yang mengalaminya tidak dapat
menilai realitas dengan baik dan pemahaman diri buruk. Gejalanya dibagi 2 yaitu primer yang
meliputi gangguan emosi dan sekunder yaitu adanya waham dan halusinasi.
Etiologi dari skizofrenia sampai saat ini belum diketahui, beberapa sumber mengatakan adanya
faktor keturunan. Hal ini dibuktikan dengan penelitian pada keluarga yang menderita dan
terutama anak kembar monozigot, yaitu jika kedua orang tua menderita skizofrenia 61-86%
monozigot menderita skizofrenia dan yang heterozigot 2-15 %.
Beberapa sumber juga mengatakan bahwa skizofrenia diakibatkan oleh lonjakan stressor psikologi
yang menyebabkan perubahan emosi, kecemasan yang tinggi rasa bersalah yang memulai adanya
waham dan halusinasi. Dari ke 2 sebab tersebut saat ini masih diyakini bahwa perubahan
neurotransmiter dopamine lah yang penyebab utama munculnya halusinasi dan waham. Sehingga
pengobatan anti psikotik kerjanya dengan mengurangi neurotransmiter dopamin.

4. Plan:
Diagnosis: : Skizofrenia Paranoid F20.0
Pengobatan:
Konsul dr. Siti Khaeriah, Sp.KJ :
-

Stelosi 3 x 5 mg
THP 3 x 2 mg
CPZ 3 x 100 mg

Pada pasien ini diberikan CPZ. CPZ merupakan obat antipsikotik. Antipsikotik menghambat
reseptor dopamine D2 di sistem limbik otak, karena peningkatan dopamin lah yang bertanggung
jawab munculnya waham dan halusinasi. Pada kasus ini digunakan juga Stelosi (Thioridazin)
yang merupakan obat anti psikotik tetapi mempunyai efek anticemas, takut, gelisah. Di Poli jiwa
RS Ansari Saleh kombinasi obat ini digunakan untuk pasien skizofrenia yang tidak agresif.
Pada pasien ini juga diberi THP (Trihexylphenidin), yaitu obat antikolinergik yang menghambat
pelapasan asetil kolin atau pada kasus ini pencegah efek buruk dari kedua obat psikotik yaitu
gangguan ekstrapiramidal.
Pendidikan: dilakukan kepada

keluarga pasien untuk memberikan informasi bahwa kondisi

pasien seperti ini keluarga harus bersabar karena membutuhkan pengobatan yang lama.
Konsultasi: Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi dengan spesialis Jiwa

Anda mungkin juga menyukai