Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Penelitian


Pada masa sekarang ini, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pertumbuhan dan
perkembangan perekonomian telah memasuki era globalisasi. Hal ini menyebabkan kompetisi dalam dunia
bisnis menjadi semakin tajam. Konsumen yang merupakan orientasi dalam suatu bisnis merupakan kunci
utama dalam memenangkan persaingan ini. Apalagi konsumen pun semakin kritis dalam memilih suatu
produk atau jasa yang hendak dibeli.
Produk-produk baru tersebut mendorong timbulnya usaha baru diberbagai bidang untuk memasarkan
produk yang tepat. Tetapi dalam kenyataannya tidaklah mudah untuk memasarkan suatu produk, selain
faktor persaingan yang semakin meningkat, perkembangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat
dewasa ini cenderung membawa perilaku konsumen. Seperti yang diketahui, bahwa dalam suatu sistem
perekonomian terdapat banyak suatu industri. Dengan semakin banyaknya perusahaan atau produsen yang
ikut berperan dalam siklus bisnis ini, tentu akan memancing tingkat persaingan kearah yang lebih tinggi dan
ketat untuk memenangkan konsumen dan memuaskan selera mereka.
Untuk mengimbangi perekonomian global yang cepat berubah ini setiap pelaku bisnis dituntut untuk dapat
meningkatkan daya saing dengan para pesaing-pesaingnya, baik itu pelaku bisnis yang menawarkan
produk, jasa atau campuran antara produk dan jasa. Dewasa ini salah satu jenis industri yang mengalami
perkembangan industri yaitu yang menawarkan produk makanan dan minuman. Hal ini dapat dilihat dari
semakin beragamnya jenis minuman ringan, seperti jenis minuman dengan rasa teh, buah-buahan, dan
jenis minuman bersoda, juga banyak merek-merek minuman ringan yang dijual dipasaran seperti Fresh
Tea, Lipton Ice Tea, Tekita, Teh Tjong Dji, Green Tea, Teh Kotak, Sprite, Fanta, dan Coca cola. Demi
memenuhi kebutuhan konsumen yang beragam. Salah satu produk minuman dengan rasa teh yang telah
lama dikenal di Indonesia adalah Teh Botol Sosro, yang di produksi oleh PT. Sinar Sosro.

1.2

Permasalahan

a.

Bagaimana segmen marketing yang dilakukan PT Sinar Sosro?

BAB III
IMPLEMENTASI STRATEGI

MARKET DRIVEN STRATEGY SOSRO

Dasar pemikiran utama yang penting dalam market driven strategy adalah menjadikan pasar dan konsumen
sebagai titik awal dalam memformulasikan strategi.
PT. Sinar Sosro pada awalnya memperkenalkan minuman siap saji dalam kemasan botol, Sosro memiliki
target pasar yang jelas, dengan target orang yang sedang melakukan perjalanan . Sosro memandang
bahwa ketika orang sedang melakukan perjalanan dan ia kehausan pasti membutuhkan sebuah penghilang
dahaga yang praktis dan mudah di dapat, berangkat dari pengalaman ketika melakukan promo, tempat
yang praktis dan aman untuk digunakan sebagai wadah teh adalah botol.
Sosro juga memiliki keunggulan dan keunikan dalam pemasaran. sebelum sosro hadir, ada sebuah
perusahaan asing yang ingin mengeluarkan produk teh dalam botol sepert i yang dilakukan sosro saat ini.
Kala itu sang perusahaan menyewa jasa sebuah biro riset pemasaran untuk menguji kelayakan dan
prospek produk tersebut di Indonesia. Setelah meneliti dan mengamati kebiasaan minum teh di masyarakat
sang biro pun menyimpulkan bahwa produk ini tidak memiliki prospek bagus untuk dipasarkan di Indonesia.
Biro itu beralasan bahwa budaya minum teh pada bangsa Indonesia umumnya dilakukan pagi hari dalam
cangkir dan disajikan hangat sehingga kehadiran teh dalam kemasan botol justru akan dianggap sebuah
keanehan.
Sosrodjojo, pendiri perusahaan sosro, justru berpikir sebaliknya. Awalnya ide kemasan botol berasal dari
pengalaman tes cicip (on place test) di pasar-pasar tradisional terhadap teh tubruk cap botol. Pada
demonstrasi pertama teh langsung diseduh di tempat dan disajikan pada calon konsumen yang
menyaksikan. Namun cara tersebut memakan waktu lama sehingga calon konsumen cenderung
meninggalkan tempat. Kemudian pada uji berikutnya teh telah diseduh dari pabrik dan kemudian
dimasukkan ke dalam tong-tong dan dibawa dengan mobil. Akan tetapu cara ini ternyata membuat banyak
teh tumpah selama perjalanan karena saat itu struktur jalan belum sebaik sekarang. Akhirnya sosro
mencoba untuk memasukkannya pada kemasan-kemasan botol limun agar mudah dibawa. Berangkat dari
itu merekaberpikir bahwa penggunaan kemasan botol adalah alternatif yang paling praktis dalam
menghadirkan kenikmatan teh lansung ke konsumen.
Dari awal produk ini ditargetkan untuk konsumen yang sering melakukan perjalanan seperti supir dan
pejalan kaki sosro . Sosro menyadari bahwa segmen konsumen ini memiliki keinginan hadirnya minuman
yang dapat menghilangkan dahaga di tengah kelelahan dan kondisi panas selama perjalanan. Atribut
kepuasan ini dicoba untuk dipenuhi dengan menghadirkan minuman teh dalam kemasan botol yang praktis

dan tersedia di kios-kios sepanjang jalan. Untuk menambah nilai kepuasan teh botol ini disajikan dingin
dengan menyediakan boks-boks es pada titik-titik penjualannya (penggunaan kulkas pada saat itu belum
lazim).
SOSRO selalu menjaga kualitas produknya dan selalu menjaga ketersediaan produknya dipasaran, Bahan
bakunya pun dari teh yang berkualitas pilihan, karena sosro memiliki perkebunan teh sendiri. Semenjak
diluncurkan pada tahun 1970, produk teh botol sosro baik rasa, kemasan logo maupun penampilan tidak
mengalami perubahan sama sekali. Bahkan ketika perusahaan multinational Pepsi dan Coca cola masuk
melalui produk teh Tekita dan Frestea, Sosro tetap tak bergeming. Alih-alih merubah produknya, dengan
cerdas sosro justru melakukan counter branding dengan mengeluarkan produk S-tee dengan volume yang
lebih besar. Strategi ini ternyata lebih tepat, kedua perusahaan multinasional itu pun tak berhasil berbuat
banyak untuk merebut hati konsumen Indonesia.

3.1

STRATEGI INTERNAL
1.

Segmentasi
PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang agro industri yang
memproduksi berbagai macam produk dengan menggunakan pucuk daun teh sebagai salah satu
bahan baku utamanya, dimana salah satu produknya adalah Teh Botol Sosro. Teh Botol Sosro
merupakan produk teh siap minum pertama di Indonesia yang di kemas dalam botol dan telah
dikenal oleh masyarakat luas.
Persaingan yang begitu ketat dari banyaknya teh dalam kemasan botol yang beredar di pasaran.
Berdasarkan data pada PT. Sinar Sosro terdapat tujuh merek teh dalam kemasan botol yang beredar
di Indonesia, yaitu Teh Botol Sosro, Fruit Tea, TEBS, S-tee, Frestea, Tekita.
PT. Sinar Sosro pada saat ini dihadapkan pada berbagai saingan produk minuman ringan yang tidak
hanya dari pesaing lokal, namun juga pesaing asing. Persaingan berbagai merek teh dalam kemasan
botol membuat perusahaan lebih berhati hati dalam merancang strategi pemasarannya.
Perusahaan akan berhasil memperoleh pelanggan dalam jumlah yang banyak apabila dinilai memiliki
citra baik dalam benak konsumen. Terciptanya citra baik dalam benak konsumen akan
menumbuhkan kepuasan pelanggan yang dapat memberikan beberapa manfaat.
Keberhasilan Sosro tidak lepas dari brand teh botol yang didapatkannya, persis seperti aqua
menjadi brand pada air putih. Berikutnya Sosro semakin kuat karena jaringan distribusi Teh Botol
yang sangat kuat sampai di titik akhir pelosok. Persis seperti Aqua dengan air putihnya, pemain lain
terlambat masuk di segmen teh dalam botol, karena menganggap lalu ide air teh masuk dalam botol.

Yang masih kurang dari Teh Botol adalah upaya upaya mempertahankan image secara above the
line. Upaya iklan di media massa, event, maupun promosi yang akan terus membuat teh botol
tertancap di kepala konsumen masih jarang dilakukan. Terkesan Teh Botol merasa sudah besar dan
yakin dengan penetrasi produk yang telah dilakukannya sehingga tidak perlu lagi melakukan promosi
above the line secara intensif.

2.

Targeting
Identifikasi target pasar adalah merupakan langkah awal yang dibutuhkan dalam perencanaan dan
pengembangan strategi pemasaran. Dalam situasi dimana konsumen menghadapi banyak pilihan,
maka kesuksesan pemasaran produk akan banyak ditentukan oleh kesesuaian produk.
Target dari teh botol ini adalah yang menyukai rasa asli teh (non fruity) dan praktis, para supir atau
pejalan kaki. Diberikanlah kemasan botol yang praktis dan disediakan di kios kios yang ada di
pinggir jalan. Jadi jika ada yang haus, ya tinggal minum sosro. Plus ditempatkan dalam boks es,
sehingga menjadi dingin. Sosro memiliki target pasar yang jelas, dengan target orang yang sedang
melakukan perjalanan. Pada waktu itu, strategi promosi yang dilakukan juga baik dengan
menetapkan harga tidak lebih dari biaya parker pada waktu itu (mengingat target adalah orang yang
sedang melakukan perjalanan). Pada waktu pengenalan produk, Sosro juga memiliki keunggulan
kompetitif karena merupakan teh siap minum dalam kemasan botol yang dipasarkan pertama kali di
Indonesia.

3.

Positioning
Sosro melakukan positioning dengan mengedukasi masyarakat agar tidak merasa aneh untuk
meminum teh dalam kemasan botol dan dengan diasajikan dingin. Karena pada awal kemunculan
produk, masyarakat Indonesia masih terbiasa untuk minum teh yang disajikan panas. Ternyata
proses diferensiasi yang dilakukan Sosro membuahkan hasil baik, sehingga Sosro dikenal sebagai
minuman teh dalam kemasan botol yang dapat memberikan kesegaran. Dalam perkembangannya,
untuk bersaing dengan competitor Sosro mulai melakukan kampanye bahwa dengan mengkonsumsi
teh akan membuat tubuh menjadi sehat, karena teh mengandung anti oksidan. Hal ini menambah
keunggulan kompetitif dari Sosro.

3.2

STRATEGI BERSAING
1.

Selling

Teh Botol Sosro didistribusikan ke pelosok pelosok daerah. Konsumen menjadi tidak sulit membeli
teh botol sosro karena mudah di cari dan harganya terjangkau.

Marketing Mix
o

Product : rasa teh asli yang kini bervariasi dengan ditambahkan aroma buah buahan
dan daun teh melati.

Harga : antara Rp 3000,00 hingga Rp 5000,00.

Place : Supermarket, minimarket bahkan warung kecil dan gerobak.

Karakteristik Konsumen
o

Demografi

Usia : Anak anak (usia 9 sampai 12 tahun), Remaja (usia 13 sampai 18


tahun) dan Dewasa.

Jenis Kelamin : Pria dan Wanita

Pekerjaan : Semua orang yang mempunyai pekerjaan

Pendidikan : Semua golongan masyarakat

Psikografis, orang yang menyukai minuman teh yang mempunyai rasa alami dan
berkualitas.

Geografis, wilayah pemasaran untuk konsumen adalah seluruh wilayah Indonesia baik
di kota kota besar maupun daerah daerah.

Deferensiasi : Produk Teh Botol Sosro berbeda dari yang lain karena teh ini di kemas dalam botol
dan rasa khas tehnya sangat kuat. Ditambah lagi dengan aroma buah-buahan dan melati.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

POSITIONING STRATEGY
Positioning yang dilakukan oleh Sosro juga didukung oleh marketing mix yang baik. Hal ini ditunjukan dari integrasi
yang baik dari komponen-komponen 4P. Contoh adalah bahwa pengembangan produk berasal dari strategi promosi,
hubungan antara penentuan harga (price) dengan saluran distribusi (place), dll.

1.

PRODUCT STRATEGY / BRAND STRATEGY


Sosro melakukan positioning dengan mengedukasi masyarakat agar tidak merasa aneh untuk meminum teh
dalam kemasan botol dan dengan diasajikan dingin. Karena pada awal kemunculan produk, masyarakat
Indonesia masih terbiasa untuk minum teh yang disajikan panas. Ternyata proses diferensiasi yang
dilakukan Sosro membuahkan hasil baik, sehingga Sosro dikenal sebagai minuman teh dalam kemasan
botol yang dapat memberikan kesegaran. Dalam perkembangannya, untuk bersaing dengan competitor
Sosro mulai melakukan kampanye bahwa dengan mengkonsumsi teh akan membuat tubuh menjadi sehat,
karena teh mengandung anti oksidan. Hal ini menambah keunggulan kompetitif dari Sosro.

Brand Sosro telah terbentuk melalui proses yang panjang. Sosro telah berhasil mengembangkan merek Teh
Botol Sosro menjadi merek dengan brand equity yang kuat. Beberapa hal yang dapat dicermati dalam
pembentukan brand equity ini adalah :
1.

Brand Awareness yang dimiliki Teh Botol Sosro dapat dikatakan telah memasuki tingkatan top of
mind. Hal ini dapat dilihat dari Teh Botol Sosro dapat menjadi pemimpin pasar dalam kategori teh
siap minum dalam kemasan botol.

2.

Perceived Quality dari Teh Botol Sosro telah terbukti selama puluhan tahun. PT. Sinar Sosro telah
berhasil menjaga kualitas produk ini sehingga mendapat anggapan baik dari konsumen.

3.

Brand Association dari Teh Botol Sosro kuat, dapat dilihat bahwa ketika orang menyebut teh botol
kemudian yang menjadi maksud dari teh botol itu sendiri adalah Teh Botol Sosro.

4.

Brand Loyalty dari Teh Botol Sosro juga kuat. Ini merupakan hasil dari pengembangan saluran
distribusi, menjaga kualitas, dan strategi promosi yang dilakukan dengan jargon apapun
makanannya minumannya teh botol sosro.

Hasil dari brand equity yang kuat ini telah dirasakan oleh Sosro yaitu memudahkan PT. Sinar Sosro untuk
melakukan pengembangan pasar dengan mengenalkan produk Fruit Tea untuk kalangan muda dan Tebs
untuk pengkonsumsi minuman berkarbonasi, selain itu PT. Sinar Sosro juga menikmati profit margin yang
lebih besar, yang terlihat dari profit margin antara agen dan distributornya .

Ada Hal menarik untuk brand Teh Botol Sosro karena dengan penggunaan kata Teh Botol kemudian
memberikan asosiasi pada Sosro sendiri, yang menjadi keunggulan dari brand ini, sehingga tidak menjadi
merek biasa. Selain itu kekuatan brand equity harus dijaga agar tetap bisa menghadapi kompetisi yang
semakin ketat, karena ketika sebuah poduk dari sebuah produsen berhasil maka kemudian produsen lain
akan mengeluarkan produk serupa. Hal ini terjadi pada munculnya teh dalam botol dari bermacam-macam
produsen seperti tekita dan frestea yang di produksi oleh coca cola dan pepsi .

Dalam melakukan pengembangan brand PT. Sinar Sosro menerapkan beberapa strategi. Diantaranya
adalah :

1.

Line Exten s ion dengan mengeluarkan produk Fruit Tea dengan pangsa pasar generasi muda, dan
juga peluncuran produk Tebs untuk menarik minat pelanggan yang mengkonsumsi minuman
berkarbonasi. Kedua produk ini dapat meraih sukses di pasar, terutama untuk produk Fruit Tea yang
kemudian mulai menggerogoti pasar dari minuman berkarbonasi. Akibat dari itu, maka kemudian
produk ini diikuti oleh Coca Cola yang merasa terancam dengan mengeluarkan produk Fruitcy.
Kesuksesan produk ini adalah karena kekuatan saluran distribusi dari PT. SInar Sosro, dan dengan
produk Fruit Tea dan Tebs sekali lagi PT. Sinar Sosro menghadirkan inovasi dan menjadi pioneer
dengan menyajikan produk teh dengan rasa buah dan produk teh yang mengandung soda.

2.

Brand Exten s ion dengan meluncurkan produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan merek
PRIMA. Walaupun dengan dukungan saluran distribusi yang baik namun PRIMA tidak dapat merebut
pasar AMDK yang sudah dikuasai oleh AQUA.

DISTRIBUTION STRATEGY
Distribusi (penempatan) adalah bagian dari bauran pemasaran yang mempertimbangkan cara menyampaikan
produk-produk dari produsen ke konsumen. Perusahaan harus membuat keputusan mengenai saluran (channel)
yang akan digunakan dalam mendistribusikan produk-produk mereka. PT Sinar Sosro merupakan salah satu contoh
perusahaan terbaik yang sukses mengolah minuman ringan (soft drink) teh, salah satu produk yang dihasilkan
adalah teh dalam kemasan botol dengan merek Teh Botol Sosro. Sukses pemasaran produk dan besarnya
keuntungan yang diraih perusahaan tidak terlepas dari strategi distribusi yang jitu dalam menjangkau pasar. Strategi
penjualan yang dilakukan Sosro adalah dengan mengembangkan saluran distribusi secara luas dan terus menerus.
Mengutamakan availability dan kualitas produk sehingga berbuah pada kesetiaan pelanggan.

Distribusi Sosro mencakup hampir seluruh wilayah nasional mulai dari Batam, Jabotabek, Jabar, Jatim, hingga
Kalimantan dan Sulawesi. Bahkan teh dalam kemasan botol Sosro diekspor ke Australia, Vietnam, Brunei
Darussalam dan Amerika Serikat. Sosro dikenal memiliki jaringan distribusi yang sangat mengakar. Keputusan
mengenai pergudangan dan pengendalian persediaan juga merupakan keputusan distribusi. Ketersediaan
(availability) menjadi kunci sukses pemasaran. Pihak Sosro selalu memantau outlet-outlet Sosro dari pengaruh
pesaing (competitor) yang berniat menggantikan Teh Botol Sosro. Survei AC Nielsen beberapa waktu lalu
menemukan availability Sosro mencapai 100 persen. Namun Coca-Cola juga tidak kalah kuat dalam saluran
distribusi. Database Coca-Cola diketahui memiliki ratusan ribu warung pinggir jalan yang siap menjajakan produk
Coca-Cola termasuk Freshtea. Kini Coca Cola bersaing head to head dengan Sosro yang mengusung teh botol dan
Fruit Tea. Maka menarik melihat persaingan di antara kedua pemain besar ini.

Pengembangan proses yang dilakukan oleh Sosro adalah dengan mengintegrasikan supply chain, seperti memiliki
kebun teh sendiri. berbeda dengan proses distribusi produk dilakukan dengan bekerja sama dengan banyak agen
penjualan untuk memperluas cakupan distribusi dari Sosro

Bahan baku teh untuk PT. Sinar Sosro berasal dari:

Perkebunan Teh Gunung Rosa di Cianjur

Perkebunan Teh Gunung Manik di Cianjur

Perkebunan Teh Gunung Cempaka di Cianjur

Perkebunan Teh Gunung Satria di Garut

Perkebunan Teh Daerah Neglasari di Garut

Perkebunan Teh Daerah Cukul di Pangalengan

Perkebunan Teh Daerah Sambawa di Tasikmalaya

PRICING STRATEGY
Pertama kali mengenalkan teh siap minum dalam kemasan botol, Sosro memiliki target pasar yang jelas, dengan
target orang yang sedang melakukan perjalanan. Pada waktu itu, strategi promosi yang dilakukan juga baik dengan
menetapkan harga tidak lebih dari biaya parkir pada waktu itu (mengingat target adalah orang yang sedang
melakukan perjalanan). Pada waktu pengenalan produk, Sosro juga memiliki keunggulan kompetitif karena
merupakan teh siap minum dalam kemasan botol yang dipasarkan pertama kali di Indonesia.

PROMOTION STRATEGY
Kesuksesesan sosro dalam merebut hati konsumen Indonesia sesungguhnya dilihat dari aspek pemasaran cukup
unik. Sosro,dalam beberapa hal, telah mengabaikan hukum-hukum umum yang terdapat di ilmu pemasaran.
Misalnya saja mengenai perlunya riset pasar sebelum meluncurkan produk. Konon kabarnya sebelum sosro hadir,
ada sebuah perusahaan asing yang ingin mengeluarkan produk teh dalam botol sepert i yang dilakukan sosro saat
ini. Kala itu sang perusahaan menyewa jasa sebuah biro riset pemasaran untuk menguji kelayakan dan prospek
produk tersebut di Indonesia. Setelah meneliti dan mengamati kebiasaan minum teh di masyarakat sang biro pun

menyimpulkan bahwa produk ini tidak memiliki prospek bagus untuk dipasarkan di Indonesia. Biro itu beralasan
bahwa budaya minum teh pada bangsa Indonesia umumnya dilakukan pagi hari dalam cangkir dan disajikan hangat
sehingga kehadiran teh dalam kemasan botol justru akan dianggap sebuah keanehan.
Sosrodjojo, pendiri perusahaan sosro, justru berpikir sebaliknya. Awalnya ide kemasan botol berasal dari
pengalaman tes cicip (on place test) di pasar-pasar tradisional terhadap teh tubruk cap botol. Pada demonstrasi
pertama teh langsung diseduh di tempat dan disajikan pada calon konsumen yang menyaksikan. Namun cara
tersebut memakan waktu lama sehingga calon konsumen cenderung meninggalkan tempat. Kemudian pada uji
berikutnya teh telah diseduh dari pabrik dan kemudian dimasukkan ke dalam tong-tong dan dibawa dengan mobil.
Akan tetapu cara ini ternyata membuat banyak teh tumpah selama perjalanan karena saat itu struktur jalan belum
sebaik sekarang. Akhirnya sosro mencoba untuk memasukkannya pada kemasan-kemasan botol limun agar mudah
dibawa. Beranglkat dari itu merekaberpikir bahwa penggunaan kemasan botol adalah alternatif yang paling praktis
dalam menghadirkan kenikmatan teh lansung ke konsumen.
Dari awal produk ini ditargetkan untuk konsumen yang sering melakukan perjalanan seperti supir dan pejalan kaki
sosro . Sosro menyadari bahwa segmen konsumen ini memiliki keinginan hadirnya minuman yang dapat
menghilangkan dahaga di tengah kelelahan dan kondisi panas selama perjalanan. Atribut kepuasan ini dicoba untuk
dipenuhi dengan menghadirkan minuman teh dalam kemasan botol yang praktis dan tersedia di kios-kios sepanjang
jalan. Untuk menambah nilai kepuasan teh botol ini disajikan dingin dengan menyediakan boks-boks es pada titik-titik
penjualannya (penggunaan kulkas pada saat itu belum lazim).
Kini SOSRO telah menjadi perusahaan minuman yang besar dan otomatis strategi pemasaran yang dipakai pun
semakin besar pula. Promosinya kini bukan menggunakan metode cicip rasa tetapi kini banyak iklan-iklan sosro yang
terlihat di berbagai stasiun televisi, internet, majalah, surat kabar, radio, dan berbagai acara-acara besar maupun
kecil.
KESIMPULAN
Pada masa sekarang ini, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pertumbuhan dan
perkembangan perekonomian telah memasuki era globalisasi. Hal ini menyebabkan kompetisi dalam dunia bisnis
menjadi semakin tajam. Konsumen yang merupakan orientasi dalam suatu bisnis merupakan kunci utama dalam
memenangkan persaingan ini. Apalagi konsumen pun semakin kritis dalam memilih suatu produk atau jasa yang
hendak dibeli.
Dalam hal ini SOSRO mampu menjaga kualitas produknya dan selalu menjaga ketersediaan produknya dipasaran
dengan melakukan strategi-strategi yang tepat untuk dapat bersaing, Bahan bakunya pun dari teh yang berkualitas
pilihan, karena sosro memiliki perkebunan teh sendiri. Semenjak diluncurkan pada tahun 1970, produk teh botol
sosro baik rasa, kemasan logo maupun penampilan tidak mengalami perubahan sama sekali. Bahkan ketika
perusahaan multinational Pepsi dan Coca cola.
Sumber: https://riamaryani.wordpress.com/2011/09/22/22/

Anda mungkin juga menyukai