Anda di halaman 1dari 20

1

KEBIJAKAN & PROGRAM


PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
HIV & AIDS DI TEMPAT KERJA

Peduli
Peduli HIV
HIV &
&
AIDS
AIDS
Di
Di Tempat
Tempat
Kerja
Kerja

Dr. Sudi Astono, MS.


e-mail :sudik3.nakertrans@gmail.com
kesjanaker@gmail.com

DIREKTORAT PENGAWASAN
NORMA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DITJEN. PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

KEMENAKERTRANS RI
Tahun 2013

PENDAHULUAN

HIV dan AIDS telah menjadi masalah besar di


Dunia maupun di Indonesia :

Merupakan penyakit mematikan yang belum ditemukan


obatnya
Jumlahnya terus meningkat (Indonesia tercepat di Asia)
Sebagian besar pada usia produktif (> 85 %)
Memberikan dampak luas : kesehatan, sosial, ekonomi
termasuk pada dunia usaha

Setiap tenaga kerja berhak atas perlindungan


Keselamatan Dan Kesehatan Kerja termasuk dari
permasalahan HIV dan AIDS;
Dunia usaha sangat berkepentingan untuk
mengambil peran dalam program P2-HIV dan
AIDS di Tempat.

KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN HUBUNGANNYA


DENGAN HIV dan AIDS di INDONESIA

Populasi Pekerja : 238.893.400 jiwa (BPS Tahun 2011);


Data HIV & AIDS di indonesia
September 2011 : HIV (+) 71,437.00; AIDS : 24,013.00;
Maret 2012 : HIV (+) 82.870; AIDS : 30.430
Desember 2012 : HIV (+) 98.390; AIDS 45.499

Proporsi HIV dan AIDS (ODHA) > 85 % pada usia produktif


(umur 20-49 th)
Perbandingan ODHA Laki2 & Perempuan = 3 : 1
Penularan HIV terbanyak melalui :
Hubungan Seks berisiko
: > 30-35 %, 60 %
Pengguna NARKOBA Suntik (IDU) : > 40-60 % 30 %
3

Kebijakan Nasional dan Instrumen


Pendukung
Program P2-HIV & AIDS Di Tempat Kerja
Perpres 75 Tahun 2006 tentang Komisi

Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional


Strategi dan Rencana Aksi Nasional (SRAN)
Penanggulangan HIV & AIDS Th 2010-2014
Kesepakatan Tripartit Nasional Ttg
Komitmen Penanggulangan HIV & AIDS Di
Dunia Kerja
Kaidah ILO (ILO Code Of Praktice) dan
Rekomendasi ILO No. 200 tentang HIV/AIDS
di Dunia Kerja (HIV and AIDS on The World
of Work)
4

Prinsip Umum Penanggulangan HIV & AIDS Di Dunia


Kerja
(Rekomendasi ILO No. 200 Tahun 2010)
5

Pertimbangan :
Bahwa Stigma, Diskriminasi dan ancaman
kehilangan pekerjaan pada org2 terkena HIV/AIDS
menjadi kendala untuk mengetahui status HIV
seseorang meningkatkan kerentanan pekerja
terkena HIV dan AIDS dan meruntuhkan hak
pekerja dalam perlindungan sosial
Pentingnya informasi di tempat kerja terhadap
akses pencegahan, pengobatan, perawatan dan
dukungan dalam program penanggulangan AIDS
nasional

Prinsip Umum Penanggulangan HIV & AIDS Di Dunia


Kerja
(Rekomendasi ILO No. 200 Tahun 2010)
a) Respon terhadap HIV dan AIDS memberikan konstribusi

b)
c)

d)
e)

terhadap realisasi HAM dan kesetraan gender bagi semua


termasuk pekerja, keluarga dan orang2 yang
ditanggungnya
HIV & AIDS harus diakui dan diperlakukan sebagai isu di
tempat kerja
Tidak boleh dilakukan stigma dan diskriminasi pada
pekerja, pencari dan pelamar kerja atas dasar status HIV
(baik yang sdh nyata maupun baru diduga)
Pencegahan segala cara penularan HIV harus menjadi
prioritas utama
Pekerja, keluarga dan orang2 yang ditanggungnya harus
memiliki akses dan manfaat pencegahan, pengobatan,
perawatan dan dukungan terkait HIV dan AIDS tempat
kerja harus memfasilitasi untuk mendapatkan pelayanan
ini

Prinsip Umum Penanggulangan HIV & AIDS Di Dunia


Kerja
(Rekomendasi ILO No. 200 Tahun 2010)
f)

g)

h)

i)

j)

k)

Partisipasi pekerja dalam penanggulangan HIV & AIDS


Nasional (perencanaan, implementasi dan evaluasi)
diperkuat
Pekerja harus mendapatkan manfaat dari program
pencegahan resiko khusus penularan HIV saat bekerja
dan penyakit menular terkait seperti TBC
Pekerja, keluarga dan orang2 yang ditanggungnya
harus mendapatkan perlindungan privasi termasuk
kerahasiaan terkait HIV & AIDS
Tidak boleh ada pekerja yang diwajibkan menjalani
tes HIV atau membuka status HIV mereka
Langkah2 untuk mengatasi HIV & AIDS di Dunia Kerja
harus menjadi bagian kebijakan dan program
pembangunan termasuk di bidang Ketenagakerjaan,
Pendidikan, Jaminan Sosial dan Kesehatan
Perlindungan pekerja yang sedang bekerja khususnya
yang sangat rentan terhadap risiko penularan HIV

Instrumen Regulasi Ketenagakerjaan


Terkait
8 Program HIV & AIDS Di Tempat Kerja :

Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,


Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Kepmennakertrans No. 68 Tahun 2004 Pencegahan


dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja
Kep. Ditjen Binwasnaker No. 20 Th 2005 (Juknis Program
P2-HIV & AIDS di Tempat Kerja)
Permennakertrans No. 11 Th 2005 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunan dan
Peredaran Gelap Narkoba (P4-GN) di Tempat Kerja
Kep. Ditjen Binwasnaker No. 111/2006 Pencegahan
& Penanggulangan Penyalahgunaan & Peredaran Gelap
NARKOBA (P4GN) di Tempat Kerja
Kep. Dirjen Binwasnaker No. 75 Th 2010 Rev mjd Kep.
No 44 Th 2012 tentang Pedoman Pemberian Penghargaan
Program P2- HIV dan AIDS Di Tempat Kerja

Kepmenakertrans No. 68 Tahun 2004


Ttg Pencegahan dan Penanggulangan
HIV/AIDS di Tempat Kerja
9

KEWAJIBAN PEMERINTAH :

Melakukan pembinaan thd program pencegahan


dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja

Bersama-sama dengan Pengusaha dan SP/SB atau


sendiri2 melaksanakan upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja

KEWAJIBAN SERIKAT PEKERJA/BURUH (SP/SB) :

Bersama-sama Pemerintah dan Pengusaha atau


sendiri-sendiri melaksanakan upaya pencegahan
dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja;

KEWAJIBAN PENGUSAHA :
10

Melakukan upaya pencegahan dan

penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja :


a)
b)

c)
d)

Mengembangkan kebijakan (dpt dituangkan


dalam PP atau PKB)
Mengkomunikasikan kebijakan melalui :
Penyebarluasan informasi
Penyelenggaraan pendidikan dan latihan
Memberikan perlindungan kpd pekerja/buruh
dari tindakan dan perlakuan diskriminatif.
Menerapan prosedur K3 khusus.

TEST HIV pada PEKERJA/BURUH

Pasal 5 :
1.

11

Pengusaha atau pengurus dilarang melakukan tes


HIV untuk digunakan sebagai prasarat suatu
proses rekrutment atau kelanjutan status
pekerja/buruh atau kewajiban pemeriksaan
kesehatan rutin.
Tes HIV hanya dapat dilakukan atas dasar sukarela
dengan persetujuan tertulis dari pekerja/buruh
Apabila tes HIV dilakukan pengusaha/pengurs
wajib menyediakan konseling kpd pekerja sebelum
atau sesudah dilakukan tes HIV
Tes HIV hanya boleh dilakukan oleh dokter terlatih

2.

3.

4.

HAK KESEHATAN KERJA pada


PEKERJA/BURUH DENGAN HIVdan AIDS
12

Pekerja dengan HIV & AIDS endapatkan


pelayanan kesehatan kerja yang sama
dengan pekerja/buruh lainnya sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 6 :
Informasi yang diperoleh dari kegiatan
konseling, tes HIV, pengobatan, perawatan dan
kegiatan lainnya harus dijaga kerahasiaannya
sebagaimana data rekam medis

13

Petunjuk Tehnis Pelaksanaan


Pencegahan Dan Penanggulangan HIV/AIDS
Di Tempat Kerja
(Kepdirjen Binwasnaker No. 20 Th 2005)

RUANG LINGKUP PENGATURAN :

Kebijakan

Pendidikan

Perlindungan hak pekerja/buruh

Prosedur K3 Khusus

Program pengendalian di Tempat


Kerja

Perlindungan Jamsostek terkait


HIV &Manfaat
AIDS
Permenakertrans RI
Manfaat

No. 20 Tahun 2012

Hemodialisa

Tindakan hemodialisa dijamin 3 x /


minggu, @Rp.700.000,-

Kanker

Perawatan dan pengobatan 35 jt /


kasus / tahun

Operasi Jantung

Tindakan operasi jantung 80 jt / kasus /


tahun

AIDS/HIV

Perawatan dan pengobatan 20


jt / kasus / tahun

Transplantasi organ

Transplantasi organ dijamin 50 jt /


kasus / tahun

PROGRAM YANG SUDAH DI LAKUKAN


KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
RI.
Kegiatan sosialisasi dan workshop bagi unsur Tripartit
Memasukan Informasi HIV dan AIDS pada setiap kegiatan Diklat
Pengawas Ketenagakerjaan dan Pelatihan K3
Pelatihan (TOT) pusat dan daerah :
Pengawas Ketenagakerjaan
Personil K3 dan HRD Perusahaan
APINDO dan SP/SB
Pelatihan Konselor dan Administrator VCT HIV dan AIDS bagi
Dokter dan Paramedis Perusahaan
Fasilitasi Set up Klinik VCT pada Pelayanan Kesehatan Kerja
(RS/Klinik Perusahaan)
15

PROGRAM YANG SUDAH DI LAKUKAN


KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI RI.

Pemberian Penghargaan (AIDS Award) Program HIV & AIDS di Tempat


Kerja mulai tahun 2010
Menyusun SRAN HIV & AIDS 2010-2014 bersama KPAN
Bersama ASEAN memprakasai pembentukan ASEAN SLOM Working
Groups on HIV AIDS at Workplace Program (ASEAN SLOM-WG HIV)
Meeting Pertama Tahun 2011 di Jakarta
Berperan aktif dalam peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS)
HAS Tahun 2011 Mengangkat isu HIV & AIDS di Dunia Kerja :
Tema : Lindungi Pekerja dan Dunia Usaha Dari HIV dan AIDS
Sub Tema : Penanggulangan HIV & AIDS di tempat kerja sebagai
bagian dari peningkatan K3,
Slogan : STOP HIV dan AIDS, Hapuskan Stigma dan Diskriminasi
di Dunia Kerja

16

Strategi Pelaksanaan Program


1. Program HIV dan AIDS di Tempat Kerja diintegrasikan dalam
proram Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
2. Pemanfaatan Sumber Dana : Bantuan LN (GFATM Ronde 4,
Usulan GFATM PR KPAN Fase II, APBN dan APBNP, Swadana
Perusahaan, CSR dll.)
3. Pelaksanaan program bekerjasama dengan mitra terkait (KPA,
Kemenkes, IBCA, APINDO, SP/SB, ILO dan pihak terkait lain)
4. Sasaran meliputi :
a) Pengawas ketenagakerjaan/labor inspector,
b) Personil K3 perusahaan (ahli K3/safety officer, dokter,
paramedis perusahaan dll.)
c) Asosiasi Pengusaha (APINDO) dan
d) Serikat Pekerja (SP/SB)

17

PARTISIPASI NAKERTRANS DALAM STRUKTUR ORGANISASI


PENANGGULANGAN AIDS NASIONAL

Ketua Komsisi Penanggulangan AIDS Nsiolal (KPAN)


Koordinator : Menkokesra
Kementerian
NAKERTRANS

Kementerian Kesehatan
Kementerian Lain
Organisasi Profesi
Palang Merah Indonesia
Organisasi ODHA
LSM/NGO

Sekretaris KPAN
POKJA AIDS Di Tempat
Kerja Pusat

KPA Provinsi
Unit Pengawasan
Ketenagakerjaan
Provinsi
POKJA AIDS Di Tempat
Kerja Provinsi

Unit Pengawasan
Ketenagakerjaan
Kab/Kota

18

HIV and AIDS


pelayangan dan
Program
Pada Masyarakat

KPA Kab/Kota
POKJA AIDS Di
Tempat Kerja
Kab/Kota

Program HIV dan AIDS di


Tpt Kerja/
PERUSAHAAN

Koordinasi
Kolaborasi
Evaluasi
Pelaporan

Penghargaan Program P2-HIV dan


AIDS
Di Tempat Kerja
1.

2.

3.

19

Penghargaan Perusahaan dengan


Program P2-HIV dan AIDS Di Tempat
Kerja;
Penghargaan Pemerduli Program
P2-HIV dan AIDS di Tempat Kerja;
Penghargaan Pembina Program P2HIV dan AIDS di Tempat Kerja.

20

Anda mungkin juga menyukai