Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN OKSIGENASI

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 KONSEP DASAR
1.

Pengertian
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika)
. Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam
proses metabolisme sel.Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan
tetapi penambahan O2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak
yang cukup berbahaya terhadap aktifitas sel (Wahit Iqbal Mubarak, 2007).
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dari proses metabolisme
untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini
diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas (Wartonah Tarwanto, 2006).
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia, dalam
tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolisme sel tubuh. Kekurangan oksigen
bisa menyebabkan hal yang sangat berbahaya bagitubuh, salah satunya adalah kematian.
Karenanya, berbagai upaya perludilakukan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan oksigen
tersebut, agar terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen
merupakan garapan perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham
dengan manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi
berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut.

2.

a.

Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan


Stuktur Sistem Pernafasan
Sistem Pernafasan Atas
Sistem pernafasan atas terdiri atas mulut,hidung, faring, dan laring. Pada hidung udara
yang masuk akan mengalami penyaringan, humidifikasi, dan penghangatan.
Faring merupakan saluran yang terbagi dua untuk udara danmakanan. Faring terdiri
atas nasofaring,orofaring dan laryngopharynk yang kaya akan jaringan limfoid yang
berfungsi menangkap dan dan menghancurkan kuman dan pathogen yang masuk bersama
udara.

Laring merupakan struktur yang menyerupai tulang rawan yang bisa disebut jakun.
Selain berperan sebagai penghasil suara, laring juga berfungsi mempertahankan kepatenan
dan melindungi jalan nafas bagianbawah dari air dan makanan yang masuk.
b.

Sistem Pernafasan Bawah


Sistem pernafasan bawah terdiri atas trakea dan paru-paru yang dilengkapi
dengan bronkus, bronkiolus, alveolus, jaringan kapiler paru dan pleura.
Trakea merupakan pipa membran yang dikosongkan oleh cincin kartilago yang
menghubungkan laring dan bronkus utama anatara kanan dan kiri.
Paru-paru ada dua buah teletak di sebelah kanan dan kiri. masing-masing paru terdiri
atas beberapa lobus (paru kanan 3 lobus dan paru kiri 2 lobus) dan dipasah oleh satu bronkus.
Jaringan-jaringan paru sendiri terdiri atas serangkaian jalan nafas yang bercabang-cabang,
yaitu alveoulus, pembuluh darah paru, dan jaringan ikat elastic. Permukaan luar paru-paru
dilapisi oleh dua lapis pelindung yang disebut pleura. Pleura pariental membatasi torakal dan
permukaan diafragma, sedangkan pleura visceral membatasi permukaan luar paru.
Berdasarkan tempatnya proses pernafasan terbagi menjadi dua yaitu:
a. Pernapasan eksternal
Pernapasan eksternal (pernapasan pulmoner) mengacu pada keseluruhan
proses pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuhSecara umum proses
ini berlangsung dalam tiga langkah, yakni :
1. Ventilasi pulmoner
Saat bernapas, udara bergantian masuk-keluar paru melalui proses ventilasi
sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan alveolus. Proses ventilasi ini
dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu jalan napas yang bersih, system saraf pusat dan
system pernapasan yang utuh, rongga toraks yang mampu mengembang dan berkontraksi
dengan baik, serta komplians paru yang adekuat.
Pertukaran gas alveolar
Setelah oksigen masuk ke alveolar, proses proses pernapasan berikutnya adalah difusi
oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi adalah pergerakan molekul dari
area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area berkonsentrasi atau bertekanan rendah.
Proses ini berlangsung di alveolus dan membran kapiler, dan dipengaruhi oleh ketebalan
membran serta perbedaan tekanan gas.
2. Transpor oksigen dan karbon dioksida

Tahap ke tiga pada proses pernapasan adalah tranpor gas-gas pernapasan. Pada proses
ini, oksigen diangkut dari paru menuju jaringan dan karbon dioksida diangkut dari jaringan
kembali menuju paru.
b. Pernapasan internal
Pernapasan internal (pernapasan jaringan) mengaju pada proses metabolisme intra sel
yang berlangsung dalam mitokondria, yang menggunakan oksigen dan menghasilkan CO2
selama proses penyerapan energi molekul nutrien. Pada proses ini darah yang banyak
mengandung oksigen dibawa ke seluruh tubuh hingga mencapai kapiler sistemik. Selanjutnya
terjadi pertukaran O2 dan CO2 antara kapiler sistemik dan sel jaringan. Seperti di kapiler
paru, pertukaran ini juga melalui proses difusi pasif mengikuti penurunan gradien tekanan
parsial.
3.

Etiologi

a.

Faktor Fisiologi
1. Menurunnya kemampuan mengikatO 2 seperti pada anemia
2. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada
Obstruksi saluran pernafasan bagian atas
3. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan terganggunya
oksigen(O2)
4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam luka, dll
5. kondisi yang mempengaruhi pergerakkan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas,
muskulur sekeletal yang abnormal, penyakit kronis seperti TBC paru.

b.

Faktor Perilaku
1. Nutrisi, misalnya gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang
2. Exercise, exercise akan meningkatkan kebutuhan Oksigen.
3. Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan koroner
4. Alkohol dan obat-obatan menyebbkan intake nutrisi mengakibatkan
penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi pernafasan.
5. Kecemasan, menyebabkan metabolisme meningkat.
4.

Fisiologi Perubahan Fungsi Pernafasan

1. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar

pernafasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena kecemasan,
infeksi, keracunan obat-obatan, keseimbangan asam basa seperti osidosis metabolik Tandatanda hiperventilasi adalah takikardi, nafas pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi,
disorientasi, tinnitus.
2. Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh
atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaaan atelektasis
(Kolaps Paru). Tanda-tanda dan gejalanya pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala,
penurunan kesadaran, disorientasi, ketidak seimbangan elektrolit.
3. Hipoksia
Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang diinspirasi atau
meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh
menurunnya hemoglobin, kerusakan gangguan ventilasi, menurunnya perfusi jaringan seperti
pada syok, berkurangnya konsentrasi O2 jika berada dipuncak gunung. Tanda tanda Hipoksia
adalah kelelahan, kecemasan menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat,
pernafasan cepat dan dalam sianosis, sesak nafas.
5.

Faktor-faktor Yang Berhubungan

Patologi
1. Penyakit pernafasan menahun (TBC, Asma, Bronkhitis)
2. Infeksi, Fibrosis kritik, Influensa
3. Penyakit sistem syaraf (sindrom guillain barre, sklerosis, multipel miastania gravis)
4. Depresi SSP / Trauma kepala
5. Cedera serebrovaskuler (stroke)
Maturasional
1. Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan
2. Bayi dan taddler, adanya resiko infeksi saluran pernafasan dan merokok
3. Anak usia sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran pernafasan dan merokok
4. Dewasa muda dan pertengahan. Diet yang tidak sehat, kurang aktifitas dan stress yang
mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru
5. Dewasa tua, adanya proses penuan yang mengakibatkan kemungkinan arterios klerosis,
elastisitasi menurun, ekspansi menurun.
Situasional (Personal, Lingkungan)
1. Berhubungan dengan mobilitas sekunder akibat : pembedahan atau trauma

nyeri, ketakutan, ancietas, keletihan.


2. Berhubungan dengan kelembaban yang sangat tinggi atau kelembaban rendah
3. Berhubungan dengan menghilangnya mekanisme pembersihan siliar, respons inflamasi,
dan peningkatan pembentukan lendir sekunder akibat rokok, pernafasan mulut.
6.

Batasan Karakteristik

MAYOR
Perubahan frekuensi pernafasan atau pola pernafasan (dari biasanya)
Perubahan nadi (frekuensi, Irama dan kualitas)
Dispnea pada usahan napas
Tidak mampu mengeluarkan sekret dijalan napas
Peningkatan laju metabolik
Batuk tak efektif atau tidak ada batuk
MINOR
Ortopnea
Takipnea, Hiperpnea, Hiperventilasi
Pernafasan sukar / berhati-hati
Bunyi nafas abnormal
Frekuensi, irama, kedalaman. Pernafasan abnormal
Kecenderungan untuk mengambil posisi 3 titik (dukuk, lengan pada lutut, condong ke depan
Bernafas dengan bibir dimonyongkan dengan fase ekspirasi yang lama
penurunan isi oksigen
Peningkatan kegelisahan
Ketakutan
Penurunan volume tidal
Peningkatan frekuensi jantung
(Diagnosa keperawatan, Lynda Tuall Carpennito, hal 383 387)
7.

Manifestasi Klinik
- suara napas tidak normal.
- perubahan jumlah pernapasan.
- batuk disertai dahak.
- Penggunaan otot tambahan pernapasan.
- Dispnea.

- Penurunan haluaran urin.


- Penurunan ekspansi paru.
- Takhipnea
2.2. RENCANA KEPERAWATAN
a. Riwayat Keperawatan
1. Masalah keperawatan yang pernah dialami
- Pernah mengalami perubahan pola pernapasan.
- Pernah mengalami batuk dengan sputum.
- Pernah mengalami nyeri dada.
- Aktivitas apa saja yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala di atas.
2. Riwayat penyakit pernapasan
- apakah sering mengalami ISPA, alergi, batuk, asma, TBC, dan lain-lain ?
- bagaimana frekuensi setiap kejadian.Riwayat kardiovaskuler
- pernah mengalami penyakit jantung (gagal jantung, gagal ventrikel kanan,dll) atau
peredaran darah.
3. Gaya hidup
- merokok , keluarga perokok, lingkungan kerja dengan perokok.
b. Pemeriksaan Fisik
1. Mata
- konjungtiva pucat (karena anemia)
- konjungtiva sianosis (karena hipoksemia)
- konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau endokarditis)
2. Kulit
- Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer)
- Penurunan turgor (dehidrasi)
- Edema.
- Edema periorbital.
3. Jari dan kuku
- Sianosis
- Clubbing finger.
4. Mulut dan bibir
- membrane mukosa sianosis
- bernapas dengan mengerutkan mulut.

5. Hidung
- pernapasan dengan cuping hidung.
6. Vena leher
- adanya distensi / bendungan.
7. Dada
- retraksi otot Bantu pernapasan (karena peningkatan aktivitas pernapasan, dispnea, obstruksi
jalan pernapasan)
- pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan.
- Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara melewati saluran/rongga
pernapasan)
- Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)
- Cara napas tidak normal (creklerlr/rales, ronkhi, wheezing, friction rub/pleural friction)
- Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan, dullness)
8. Pola pernapasan
- pernapasan normal(eupnea)
- pernapasan cepat (tacypnea)
- pernapasan lambat (bradypnea)
c. Pemeriksaan penunjang
- EKG
- Echocardiography
- Kateterisasi jantung
- Angiografi
9.

Intervensi

1. Diagnosa

: Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret yang

berlebihan dan kental.


2. Tujuan

: pola nafas lebih efektif dan kembali normal.

3. Kriteria Hasil

: sesak nafas berkurang/hilang, RR 16-24 x/menit, Tak ada wheezing

4. Intervensi umum

: Mandiri

- Kaji faktor penyebab.


- Kurangi atau hilangkan faktor penyebab.
- Jika ada nyeri, berikan obat pereda nyeri sesuai kebutuhan.
- Sesuaikan pemberian dosis analgesik dengan sesi latihan batuk.
- Pertahankan posisi tubuh yang baik untuk mencegah nyeri atau cedera otot.

- Jika sekret kental, pertahankan hidrasi yang adekuat (tingkatkan asupan cairan hingga 2-3 x
sehari jika ada kontraindikasi)
- Pertahankan kelembapan udara inspirasi yang adekuat.
5. Kolaborasi
1) Konsultasikan dengan dokter tentang kebutuhan akan pemeriksaan gas darah arteri
danpenggunaan alat bantu yang dianjurkan sesuai dengan adanya perubahan kondisi pasien.
2) Laporkan perubahan sehubungan dengan pengkajian data (misal: bunyii napas, pola
napas,analisa gas darah arteri,sputum,efek dari pengobatan)
3) Berikan obat yang diresepkan (misal: natrium bikarbonat) untuk
mempertahankankesiembangan asam-basa
4) Siapkan pasien untuk ventilasi mekanis
5) Berikan oksigen atau udara yang dilembabkan sesuai dengan keperluan
6) Berikan bronkodilator, aerosol, nebulasi
6. Rasional
- Batuk yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kelemahan dan tidak efektif, dan bisa
menyebabkan bronchitis.
- Latihan napas dalam dapat melebarkan jalan napas.
- Duduk pada posisi tegak menyebabkan organ-organ abdomen terdorong menjauhi paru,
akibatnya pengembangan paru menjadi lebih besar.
- Pernapasan diafragma mengurangi frekuensi pernapasan dan meningkatkan
ventilasi alveolar.
- Sekret yang kental sulit dikeluarkan dan dapat menyebabkan henti mukus, kondisi ini dapat
menimbulkan atelektasis.
- Secret harus cukup encer agar mudah dikeluarkan.
-Nyeri atau rasa takut akan nyeri dapat melelahkan dan menyakitkan.
-Dukungan emosional menjadi semangat bagi klien, air hangat dapat membantu relaksasi.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.) Kebutuhan oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan dasar pada manusia yaitu
kebutuhan fisiologis. Pemenuhuan kebutuhan oksigenasi ditujukan untuk menjaga
kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidupnya, dan melakukan
aktivitasbagi berbagai organ atau sel.
2.) Proses pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, apabila faktor-faktor tersebut
terganggu, maka proses pernapasan juga akan terganggu.
3.) Proses pemenuhan kebutuhan oksigenisasi di dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan,yaitu
ventilasi, perfusi, dan pertukaran gas.
4.) Dalam menangani pasien yang mengalami masalah pernapasan, perawat dapatmelakukan
perencanaan keperawata dengan terlebih dahulu meninjau faktor baik objektif maupun
subjektif.
5.) Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat dapat melakukan kolaborasidengan
tenaga medis lain sehingga penanganan terhadap pasien lebih efektif.

3.2 Kritik dan Saran


Makalah kami masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kami. Besar harapan
kami kepada para pembaca untuk bisa memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun
agar makalah ini menjadi lebih sempurna.

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Vol:1. Jakarta: EGC
NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori & Aplikasi dalam
praktek. Jakarta: EGC.
Willkinson. Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

Kozier. Fundamental of Nursing


Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 3.
Salemba:Medika.
Carperito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan edisi 8, EGC: Jakarta
Alimul, Azis. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Salemba Medika: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai