Anda di halaman 1dari 5

Nama : Gideon Wisnu C

NIM : I4A011068

Obat-obat Trombolitik
Terapi trombolitik
Obat-obat trombolitik digunakan untuk melarutkan gumpalan darah (trombi).
Gumpalan darah dapat terbentuk pada semua pembuluh darah, namun ketika
terbentuk di pembuluh darah koroner, serebral atau pulmonal, akan mengancam
hidup, trombi koroner dapat menyebabkan infark miokard, trombi pembuluh
darah serebral dapat menyebabkan stroke, tromboemboli pulmoner dapat
menyebabkan gagal jantung dan gagal napas. Oleh karena itu, penting untuk
mendiagnosis cepat dan menangani gumpalan darah (1).
Mekanisme Thrombolisis
Obat trombolitik melarutkan gumpalan darah dengan mengaktifkan plasminogen
yang membentuk produk yang disebut plasmin. Plasmin adalah enzim penghancur
protein yang dapat memutuskan ikatan antara molekul fibrin, yang menyusun
gumpalan darah. Karena mekanisme ini, obat trombolitik disebut juga aktivator
plasminogen dan obat fibrinolitik (1).
Ada tiga kelas utama obat fibrinolitik, yaitu:
1. Aktivator Plasminogen Jaringan (tPA),
2. Streptokinase (SK),
3. Urokinase (UK).
Obat Thrombolitik Spesifik
Aktivator Plasminogen Jaringan
Kelompok obat trombolitik digunakan pada infark miokardial akut, stroke
thrombotik serebrovaskular dan embolisme pulmoner. Untuk infark miokardial
akut, aktivator plasminogen jaringan secara umum lebih disukai dari streptokinase
(1).
1. Alteplase (Activase; rtPA) adalah bentuk rekombinan dari tPA manusia.
Alteplase memiliki waktu paruh pendek (5 menit) dan oleh karena itu
diberikan secara bolus intravena diikuti dengan infus.
2. Retaplase (Retavase) dibuat secara genetik, turunan yang lebih kecil dari
tPA rekombinan yang telah ditingkatkan potensinya dan bekerja lebih
cepat dari rTPA.
3. Retaplase biasanya diberikan sebagai injeksi bolus IV. Retaplase
digunakan pada infark miokardial akut dan embolisme paru.

4. Tenecteplase (TNK-tPA) memiliki waktu paruh yang lebih panjang dan


afinitas ikatan yang lebih besar untuk fibrin daripada rTPA. Karena waktu
paruh yang lebih panjang, dapat diberikan secara IV bolus. TNK-TPA
hanya digunakan pada infark miokardial akut.
Streptokinase
Streptokinase dan anistreplase digunakan pada infark miokardial akut, thrombosis
vena dan aterial, dan embolisme paru. Ikatan ini antigenik karena diturunkan dari
bakteri streptokokus (1).
Streptokinase alami (SK) bekerja kurang spesifik sehingga kurang diminati
sebagai obat trombolitik daripada tPA karena menyebabkan banyak fibrigenolisis.
Anistreplase (Eminase) adalah kompleks SK dan plasminogen. Anistreplase lebih
memiliki spesifitas bekerja pada fibrin dan aktivitas yang lebih lama daripada SK
alami. Namun, menyebabkan fibrigenolisis (1).
Urokinase
Urokinase (Abbokinase; UK) aktivator plasminogen tipe urine (uPA) karena
dibentuk di ginjal dan ditemukan di urine. Urokinase jarang digunakan karena
seperti SK, UK menyebabkan fibrigenolisis. Satu kelebihan UK dari SK adalah
nonantigenik (1).

Gambar di atas menggambarkan mekanisme fibrinolitik tPA dan SK.


Turunan tPA adalah obat trombolitik yang paling sering digunakan terutama untuk
gumpalan darah di koroner dan pembuluh darah serebral, karena kekhususannya
mengaktifkan plasminogen yang terikat di fibrin. Mekanisme tPA menghancurkan
gumpalan yaitu (2) :
tPA terikat ke fibrin di permukaan gumpalan darah mengaktivasi plasminogen
yang terikat ke fibrin plasmin dilepaskan dari plasminogen yang terikat fibrin
molekul fibrin dihancurkan oleh plasmin gumpalan terlarut (2).
Plasmin adalah protease yang dapat menghancurkan molekul fibrin, sehingga
dapat melarutkan gumpalan. Namun, penting dicatat bahwa plasmin juga
menghancurkan protein sistemik lain termasuk fibrinogen. Namun karena
spesifitas fibrin yang dihancurkan oleh tPA, pelarutan gumpalan dari fibrinogen
sirkulasi lebih sedikit daripada SK dan UK. Meskipun tPA cenderung selektif
untuk plasminogen yang terikat pada fibrin (2).
tPA mengaktifkan plasminogen melepaskan plasmin penghancuran
fibrinogen sirkulasi menimbulkan keadaan fibrinolitik sistemik (2).
Dalam keadaan normal, 2-antiplasmin yang bersirkulasi dalam darah
menginaktifkan plasmin tetapi dosis terapetik tPA dan SK menyebabkan
pembentukan plasmin berkurang untuk mengatasi konsentrasi 2-antiplasmin
yang bersirkulasi. Secara ringkas, meskipun tPA relatif selektif bekerja pada fibrin
gumpalan darah, tetapi dapat memicu keadaan lisis sistemik dan perdarahan yang
tidak diharapkan (2).
SK bukan protease dan tidak memiliki aktivitas enzimatik, namun membentuk
kompleks dengan plasminogen yang melepaskan plasmin. Berbeda dengan tPA,
SK tidak terikat terutama pada fibrin gumpalan darah dan oleh karena itu terikat
secara seimbang pada plasminogen yang bersirkulasi maupun yang tidak
bersirkulasi. Oleh karena itu, SK memproduksi fibrigenolisis dan fibrinolisis
gumpalan signifikan. Karena alasan ini, tPA lebih disukai sebagai agen trombolitik
daripada SK, terutama untuk melarutkan gumpalan di koroner dan pembuluh
darah serebral. Karena SK dibuat dari streptococci, pasien yang memiliki riwayat
infeksi streptococci membutuhkan dosis SK yang lebih tinggi untuk memproduksi
trombolisis (2).
Penting dicatat bahwa efektivitas obat trombolitik bergantung pada umur
gumpalan. Gumpalan yang lebih lama memiliki fibrin yang berhubungan silang
dan lebih padat. Oleh karena itu, gumpalan lebih sulit dilarutkan. Untuk
mengobati infark miokardial akut, obat trombolitik idealnya diberikan dalam 2
jam pertama. Lebih dari itu, efektivitasnya berkurang dan dosis yang lebih tinggi
dibutuhkan untuk mencapai lisis yang diharapkan (2).

Efeksamping dan Kontraindikasi


Efek samping dari semua obat trombolitik adalah komplikasi perdarahan yang
disebabkan fibrigenolisis sistemik dan lisis sumbatan hemostatik normal.
Perdarahan sering terjadi pada tempat kateterisasi, meskipun perdarahan
gastrointestinal dan otak pun dapat terjadi. Oleh karena itu, pasien yang pernah
mengalami trauma atau yang memiliki riwayat stroke perdarahan serebral
biasanya tidak diberi trombolitik (1).

Daftar Pustaka
1. Majerus PW, Tollefsen DM. Anticoagulant. Thrombolytic and Antiplatelet
Drugs. In: Hardman JG, Limbird LE, eds. Goodman and Gilmans the
pharmacological Basis of Therapeutics. Ed 10. Newyork: McGraw-hill,
2001.
2. White HD, Gersh BJ, Opie LH. Antithrombotic agents: Platelet inhibitors,
Anticoagulants, and Fibrinolitycs. In : Opie LH, Gersh BJ, eds. Drugs for
The Heart. Ed 6. China: Elesevier Saunders; 2001.

Anda mungkin juga menyukai