KETENAGA KERJAAN
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut
UU No. 13 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan
atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Kualitas tenaga kerja dalam suatu Negara dapat ditentukan dengan melihat tingkat
pendidikan Negara tersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia, tingkat
pendidikannya masih rendah. Hal ini menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi menjadi rendah. Minimya penguasaaan ilmu pengetahuan dan
teknologi menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini
akan berpengaruh terhadap rendahnya kualitas hasil produksi barang dan jasa.
Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkkan industry di
Indonesia mengalami gulung tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang
berhenti bekerja. Selain itu, banyaknya perusahaan yang gulung tikar
mengakibatkan semakin sempitnya lapangan kerja yang ada. Di sisi lain jumlah
angkatan kerja terus meningkat. Dengan demikian pengangguran akan semakin
banyak.
PEMBAHASAN
2
Analisa Kasus
Kementrian tenaga kerja mencabut surat izin penempatan terhadap
perusahaan pengerah tenaga kerja indonesia swasta yang nakal. penanggung
jawab perusahaan yang nakal juga di masukan kedalam daftar hitam selama lima
tahun. sepanjang 2014, kementrian tenaga kerja (kemenaker) mencabut surat izin
penempatan (SIP) terhadap 26 perusahaan pengerah tenaga kerja indonesia swasta
(PPTKIS). Menteri tenaga kerja M Hanif Dhakiri menyampaikan hal itu di
jakarta, Rabu (31/12). Kebijkan memasukan penanggung jawab PPTKIS ke dalam
daftar hitam tercantum dalam peraturan menteri tenaga kerja nomor 24 tahun 2014
tentang perubahan tata cara pemberian, perpanjangan dan pencabutan SIP
PPTKIS.
Selama lima tahun penanggung jawab PPTKIS dilarang berbisnis pengiriman
tenaga kerja indonesia. saya harap ini bisa menimbulkan efek jera kata Hanif
yang nakal yang akan membuat para buruh dan PPTKIS tidak terjerumus dalam
lingkungan yang merugikan Negara.
Jika saya melihat keadaan yang terjadi dalam kasus diatas, saya
menyarankan untuk menyelesaikan masalah masalah yang terjadi antara
perusahaan dengan serikat pekerja atau pun para pekerja sebaiknya diselesaikan
dengan cara perundingan Bipartit yaitu perundingan antara pihak pekerja ataupun
serikat pekerja dengan perusahaan untuk menyelesaikan permasalahan hubungan
industrial yang terjadi. Hal ini akan lebih baik karena kedua belah pihak dapat
duduk bersama dan menyampaikan setiap aspirasi ataupun keinginan dari kedua
belah pihak, baik itu dari pihak perusahaan itu sendiri ataupun dari pihak
karyawannya. Disamping itu dengan dilakukannya musyawarah ini kedepannya
tidak akan terjadi lagi kasus seperti yang terjadi seperti kasus diatas. Demikian
analisis yang dapat saya buat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Hukum
Perburuhan dan Ketenaga Kerjaan.
\
Kesimpulan
Kesimpula dari kasus di atas adalah pemerintah seharusnya lebih
memperhatikan para buruh PPTKIS dalam melakukan perkembangan
ketenaga kerjaan terutama kemenaker yang menjadi bagian dari buruh dan
PPTKIS agar PPTKIS tidak masuk kedalam daftar hitam dan pengusaha
yang lain yang tidak melakukan pelanggaran tidak mendapat cap buruk.