Anda di halaman 1dari 3

Mutiara Pertama untuk yang Berilmu

Tanda-tanda berpalingnya Allah taaalaa dari seorang hamba


adalah disibukannya hamba tersebut dengan sesuatu yang
tidak bermanfaat bagi dirinya. Orang yang kehilangan masa
usianya yang tidak digunakan untuk ibadah, maka pasti ia akan
mengalami penyesalan yang berkepanjangan. Barang siapa
yang berumur 40 tahun, tetapi kebaikannya belum bisa
menutupi keburukannya, maka bersiap-siaplah ia masuk ke
dalam neraka, tutur Imam Al-Ghazali.
Selarik nasihat tersebut tentunya sudah dapat dicerna
dengan baik oleh kita, meskipun orang awan sekalipun. Sebagai
seorang mahasiswa, yang masih sangat bersemangat untuk
menjadi seorang aktifis. Terkadang kita lupa akan kemampuan
diri sendiri saking bersemangatnya. Hampir semua yang
keliatanya menarik kita ikuti. Tapi, apa benar semua itu kita
butuhkan? Bukankah amanah untuk kita yang paling pertama
dan utama adalah sebagai seorang muslim dan seorang putra?
Terlebih lagi dan yang paling penting, Apakah benar ilmu yang
kita miliki sudah bisa menjadi pagar untuk menjaga amanah
kita sebagai seorang yang aktivis?
Tak perlu lama-lama berpikir, jawab saja, YA,
INSYAALLAH. InsyaAllahtidak perlu ragu-ragu, bukankah Allah
tidak menyukai orang yang ragu-ragu? Mantapkan hati, niatkan
semua yang kita lakukan adalah untuk Allah SWT semata.
Selain itu, bukankah lebih baik ilmu yang kita miliki itu
diamalkan? Menurut seorang penulis, Ilmu yang tidak
diamalkan itu sama saja dengan menggunakan ilmunya hanya
untuk menunjukkan kehebatan dan keutamaan dirinya serta
untuk hal-hal yang berbau keduniaan. Bagi orang-orang yang
berpikiran seperti itu juga sering memiliki persepsi bahwa
ilmunya
yang
tidak
diamalkan
tersebut
dapat
menyelamatkannya. Padahal, mmm tak perlu berpanjang
lebargimana kalau kita langsung simak hadist berikut? sip
Rasulullah pernah bersabda,

Manusia yang paling berat siksanya pada hari Kiamat nanti


adalah orang alim yang ilmunya tidak diberi manfaat oleh Allah
SWT
Cukup mengerikan memang, tapi itulah kebenarannya. Selain
itu bukankan di pernah dipesankan sebelumnya bahwa Allah
sangat membenci orang yang tidak mau berbagi hidayah pada
yang lainnya?---bener?--Katanya sih, Ilmu yang nggak dimanfaatkan itu tidaklah
akan memiliki faidah, saying banget kan? Oleh karena itu
banyak anjuran untuk mengamalkan ilmu, naik dalam al-quran,
as-sunah, maupun pendapat para sahabat dan para ulama.
Selanjutnya, bukankah ilmu itu adalah senjata untuk
survive? Ya, semoga kita termasuk dalam golongan orangorang yang berilmu dengan begitu insyaAllah kita bia survive di
dunia ini. Akan tetapi, bagaimana dengan mereka yang kurang
paham dengan ilmu? Terutama ilmu agama. Uwah bisa-bisa
ketika kita melakukan sesuatu yang sesuai syariat justru
dianggap aneh oleh sekeliiling kita karena memang sekeliling
kita belum paham mengenai syariat yang seharusnya. Kalau
kayak gitu, bisa-bisa malah kita yang dikucilin dari
masyarakat.---mmm setuju?---hehe itu sih cuma pendapat
doang. Tapi itulah yang sering kami temui dimasyarakat. Mereka
yang berilmu cenderung diam dan terkesan eksklusif sehingga
tampaklah fenomena tersebut. Hii Cuma pendapat sih--Ada pemisalan nih teman-teman, misalnya ada seseorang
yang sudah dinobatkan sebagai seorang ahli dan pemberani.
Kali ini ia sedang berada di tengah hutan dengan membawa 10
pedang dan beberapa senjata lainnya dalam perjalanannya
tiba-tiba ia dihadang oleh harimau besar yang sangat
menakutkan. Nah bayangin kalo seseorang yang udah di kenal
ahli sama pemberani itu justru diam saja tanpa melakukan
apapun dengan senjata yang dimilikinya atau malah ia
bersembunyi yang mungkin bakalan tetep bisa ketauan sama
harimau. Yap. Mungkin, dia akan tewas diterkam harimau.
Jangan salah penciuman harimau tajam loh. Nah, bukankah
seharusnya ia menggunakan senjatanya untuk menghantam
harimau yang hendak menerkamnya itu? Setuju?

Ada tambahan juga, semua ilmu yang kita miliki tidak


akan mendatangkan rahmat Allah SWT meskipun kita telah
membaca 100 tahun untuk mempelajari banyak ilmu bahkan
bisa menulis 1000 kitab. Hal ini dijelaskan dalam kitab suci kita,
Al-Quran, yaitu :
dan bahwasanya seorang manusia tidak memperoleh,
selain apa yang diusahakannya. (QS. An-Najm : 39)
Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka
hendaknya ia mengerjakan amal shalih.(QS. Al-Kahfi : 10)
Sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.
(QS. At-Taubah : 82)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih,
bagi mereka adalah firdause menjadi tempat tinggalnya.
Mereka kekal di dalamnya; mereka tidak ingin berpindah
darinya. (QS. Al-Kahfi : 107-108)
Maka datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang
menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, maka
mereka kelak akan menemui kesesatan, kecuali orang yang
bertaubat, beriman, dan beramal shaleh, maka mereka akan
masuk surge dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun. (QS.
Maryam : 59-60)
Eh, bentar-bentar, kok sepertinya semua ayat-ayat suci
ini saling berkaitan ya---(he penulisnya
juga sudah, baru,
sedang, masih, dan akan terus belajar---afwan---mungkin nanti
bisa temen-temen diskusiken dengan yang lebih berkompeten)
Ternyata cukup banyak ayat yang menjelaskan
pentingnya mengamalkan ilmu yang kita miliki. Kemudian ada
sebuah hadist yang kami temukan dalam sebuah buku,
bunyinya sebagai berikut :
Islam itu dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak
ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad
adalah utusan Allah, melaksanakan shalat, menunaikan zakat,
puasa ramadhan, dan haji ke Baitullah bagi yang mampu
menempuh perjalannan ke Baitullah.
Bagaimana pendapat kalian mengenai hadist tersebut? (Sama
nggak ya hehe)

Berdasar sumber yang kami peroleh hadist tersebut


mengatakan bahwa keislaman itu diucapkan lewat lisan,
dibenarkan dalam hati, dan dijalankan dengan anggota tubuh.
Sebenarnya masih banyak lagi dalil yang menerangkan tentang
amal. Dapat diambil simpulan sementara bahwa amal adalah
jalan menuju surga,---mmm--- meskipun tetap ada seseorang
yang bisa masuk surga, tetapi tentunya dengan fadhilah dan
kemurahan Allah, tetapi setelah orang tersebut menjalankan
ketaatannya dan ibadahnya kepada Allah karena sesungguhnya
rahmat Allah itu dekat dengan orang-orang yang melakuakn
kebaikan.
Hasan Basri pernah berkata Allah berfirman kepada
hamba-Nya pada hari Kiamat nanti : Wahai hamba-Ku,
masuklah ke surge dengan rahmat-Ku dan terimalah bagian
surga menurut amalmu.
Ilmu yang kita miliki, selama tidak digunakan untuk halhal yang baik, tidak digunakan untuk hal-hal yang hanya
diniatkan untuk-Nya, maka semuanya tidaklah bermanfaat.--ckckck---ditambah lagi jelas tidak akan mendapatkan pahala
dari Allah SWT yang artinya tidak dapat membawa kita ke
surga.
Dikisahkan bahwa dahulu ada seorang lelaki dari Bani
Israil beribadah kepada Allah selama 70 tahun, lalu Allah
menunjukkan kepribadian lelaki tersebut kepada para malaikat.
Lanjut kisah, Allah mengutus seorang malaikat untuk
mengabarkan kepadanya bahwa ia tidak pantas masuk surga
dengan seluruh amal ibadah yang dilakukannya.---wah,
bayangkan teman-teman, seperti apa perasaannya. Bagaimana
kalau orang tersebut adalah kita. Pasti kita sudah akan sangat
bersedih, kecewa, bahkan mungkin marah. Naudzubillah...
tapi tidak dengan bani israil yang satu ini.
Masuk cerita lagiTatkala lelaki Bani israil itu mendengar
kabar dari malaikat demikian, maka ia berkata, Aku telah
diciptakan untuk beribadah. Oleh karena itu, aku tetap akan
beribadah kepada Allah meskipun aku tidak mendapat pahala.
---subhanallah---

Sewaktu malaikat itu kembali kepada Allah, ia berkata :


Wahai Tuhanku, Engkau lebih mengetahui apa yang dikatakan
oleh lelaki Bani Israil tersebut.
Kemudian apa firman Allah?
Jika dia tetap tidak berpaling dari ibadah kepada-Ku, maka
dengan kemurahan-Ku, aku juga tidak berpaling dari hamba-Ku
ini. Saksikanlah malaikat bahwa aku telah mengampuninya.--sekali lagi subhanallah---memang hanya amal yang ditujukan
pada Allah yang nantinya akan diterima Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda :
Hitunglah amal kalian sebelum amal kalian dihisab.
Timbanglah amal kalian sebelum amal kalian ditimbang.
Sahabat Ali bin abi thalib pun mengutarakan
pendapatnya mengenai amal, Barangsiapa menyangka bahwa
tanpa jerih payah beribadah dirinya bisa mencapai derajat tingi,
berarti ia mengharapkan perkara yang sulit datangnya.
Barangsiapa menyangka bahwa dengan menyepelekan ibadah
dirinya bisa mencapai derajat tinggi, itu menunjukkan
kesombongan dirinya (sudah merasa cukup amal ibadahnya).
Al-Hasan berkata, Mencari surge tanpa beramal adalah
suatu dosa dari jenis dosa-dosa yang lain.
Al-Hasan berkata kemudian, Di antara tanda orang yang
mencapai derajat hakikat adalah orang yang tidak pernah
menghitung amalannya, juga tidak pernah meninggalkan
amalnya sedikitpun.
Masih ada satu lagi pesan Rasulullah SAW mengenai
amalan sebuah ilmu. Orang yang cerdas adalah orang
yang bisa mengendalikan nafsunya dan beramal untuk
kepentingan setelah mati, sedangkan orang yang bodoh
adalah orang yang senantiasa memperturutkan hawa
nafsunya dan hanya mengharapkan suatu pemberian
dari Allah taaalaa (tanpa usaha beribadah).
Uwah..ternyata emang tali yang nggak dipake meskipun
awalnya kuat lama-lama bisa kendor bahkan rapuh dan menjadi
sampah kemudian membuat si pemilik tali merugi.
Oleh karena itugimana kalau kita terus mengamalkan ilmu
yang kita miliki? Hamazah

(bingung ya?klo gitu sama+_+)


Sumber
Imam Al-Ghazali. 2005. Wahai anakku inilah nasihat berharga
untukmu. IBS : Bandung

Anda mungkin juga menyukai