e-mail: dewi_intankusuma@yahoo.com1imadesuara@yahoo.co.id
2
Ibsm.co.id@gmail.com3
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA
antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Experientialdan siswa yang
dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional di kelas V SD No.5 Kapal tahun
pelajaran 2013/2014. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD No.5 Kapal
yang banyaknya 91 orang siswa. Setelah disetarakan dan diundi sampel dalam penelitian
ini adalah Kelas VB sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 31
dan Kelas VC sebagai kelompok kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 30. Jenis
penelitian menggunakan eksperimen semu atau kuasi eksperimen.
Rancangan
penelitian yang digunakan adalah Non Equivalent Control Group Design. Data tentang
hasil belajar konsep pengukuran dikumpulkan dengan instrumen berupa tes pilihan
ganda. Data analisis dengan t-test melalui tahapan uji normalitas dan uji homogenitas.
Hasil penelitian menunjukkan, terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara siswa
yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Experientialdan siswa yang dibelajrkan
dengan pembelajaran konvensional ( thitung= 5,433>ttabel = 2,000 ) dengan db = 59 ( n2 = 61 2 = 59 ) dan taraf signifikansi 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran Experientialberpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar
IPA Kelas V SD No. 5 Kapal Tahun Pelajaran 2013/2014
Abstract
This study aims to determine significant differences between students' science learning
outcomes that learned through learning model Experiential with students that learned
through conventional teaching in fifth grade of SD No.5 Kapal year 2013/2014 . The study
population was all students in the fifth grade which are contains91 students. After
th
synchronized and samples drawn in this study was 5 B grade as experimental group
th
which are contains 31 students and 5 C grade as a control group which are contains 30
students. Types of research are using quasi-experimental or quasi-experimental . The
study design used is Non- Equivalent Control Group Design . Data on study results was
collected with instruments measuring the concept of a multiple choice test . This data
analysis was by t - test with stage test for normality and homogeneity tests . The results
showed , there was a significant differences between students who take lessons with
Experiential learning model with students who take conventional learning ( of t = 5.433> t
table = 2.000 ) with db = 59 ( n - 2 = 61-2 = 59 ) and significance level of 5 % . It can be
concluded that the learning model Experiential was significantly affect science learning
outcomes in fifth grade of SD No. 5 Kapal year 2013/2014.
Key words : Learning models Experiential , learning outcomes IPA
mengembangkan
pengertian
melalui
konsep spontan dan konsep ilmiah. Konsep
spontan
merupakan
konsep
atau
pengertian
yang
didapatkan
dalam
pengalaman
anak-anak
sehari-hari.
Sedangkan konsep ilmiah merupakan
konsep atau pengertian yang didapatkan di
kelas yang terdefinisi secara logis dalam
suatu sistem yang lebih luas.
Sehingga diduga penerapan model
pembelajaran Experiential dapat membantu
siswa lebih aktif dan mandiri dalam
belajardan untuk pencapaian hasil belajar
yang optimal. Untuk membuktikan dugaan
tersebut dilakukan penelitian yang berjudul
Pengaruh Model Pembelajaran Experiential
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V
SD No. 5 Kapal Tahun Pelajaran
2013/2014.
IPA sendiri berasal dan kata sains
yang berarti alam. Sains menurut Suyoso
(1998:23) merupakan pengetahuan hasil
kegiatan manusia yang bersifat aktif dan
dinamis tiada henti - hentinya serta
diperoleh melalui metode tertentu yaitu
teratur, sistematis, berobjek, bermetode
dan berperilaku secara universal.
Menurut Abdulah (1998:18), IPA
merupakan pengetahuan teoretis yang
diperoleh atau disusun dengan cara yang
khas atau khusus, yaitu dengan melakukan
observasi,
eksperimen,
penyimpulan,
penyusunan teori, observasi dan demikian
seterusnya kait mengkait antara cara yang
satu dengan cara yang lain.
Dari pendapat di atas maka
disimpulkan
bahwa
IPA
merupakan
pengetahuan dari hasil kegiatan manusia
yang diperoleh dengan menggunakan
langkah-langkah ilmiah yang berupa
metode ilmiah dan didapatkan dari hasil
eksperimen atau observasi yang bersifat
umum sehingga akan terus disempurnakan.
Menurut
Maman
(2007)
pembelajaran IPA mencakup semua materi
yang terkait dengan objek alam serta
persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu
makhluk hidup, energy dan perubahannya,
bumi dan alam semesta serta proses materi
dan sifatnya. IPA terdiri dari tiga aspek yaitu
Fisika, Biologi dan Kimia. Pada aspek
Fisika IPA lebih memfokuskan pada benda
benda tak hidup.Pada aspek Biologi IPA
mengkaji pada persoalan yang terkait
Thitung
5,433
Nilai Ttabel
2,000
Keterangan
H0 ditolak
http://www.learningfromexperience.c
om/research-library/.
Maman,Rumanta.2007,
Praktikum
IPA
SD.Jakarta: Universitas Terbuka.
Mardana, I. B. 2006. Implementasi Modul
Eksperimen
Sains
Berbabis
Kompetensi
dengan
Model
Experiential Learning dalam Upaya
Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan
KBK dalam Pembelajaran Sains.
JurnalPendidikan dan Pengajaran
IKIP
Negeri
Singaraja,
Vol.
39(4).676-943.
Margono.(2004). Metodologi Penelitian
Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta.
Noor,
Juliansyah.
2010.
Metodelogi
Penelitian. Jakarta : Kencana
Prenada MediaGroup.
Senduperdana, A. 2007. Analisis Hasil
Belajar Mata Kuliah Umum: Survei
di
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas
Krisnadwipayana
Jakarta. Jurnal
Pendidikan dan
Kebudayaan. No. 064. Tahun Ke-13.
Sudjana,Nana.2005. Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar.Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono.(2001).
Statistika
untuk
Penelitain.Bandung: Alfabeta.
Suparno. 1997. Model Pembelajaran
Experiential Learning. Jakarta: PT
Raja Gafindo Persada.