Anda di halaman 1dari 11

SCB1603402

PTA

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

2015/2016

Drs. IMAN SANTOSO, M.Phil


Dra. SITARESMI, M.Sc

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI


ISOLASI MIKROORGANISME

NAMA

: DIKI PRAWISUDA

NPM

: 1306441275

KELOMPOK

: VIII (DELAPAN) B

TANGGAL PRAKTIKUM

: 4 NOVEMBER 2015

ASISTEN

: RINI ASTUTI

UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN BIOLOGI
2015

ISOLASI MIKROORGANISME

I. TUJUAN
1. Mengetahui cara mengisolasi mikroorganisme dari sampel
2. Mengetahui cara memperoleh biakan murni dengan metode four quadrant streak.
3. Mengetahui cara melakukan enumerasi mikroorganisme

II. HASIL PENGAMATAN


Hasil pengamatan dalam bentuk gambar dan tabel pada lampiran.

III. PEMBAHASAN
3.1. Isolasi mikroorganisme
Isolasi mikroorganisme merupakan proses pemisahan individu sel mikroorganisme dari
berbagai hal, antara lain materi sampel (padatan, cairan, atau udara), sel-sel mikroorganisme
lain yang berbeda jenisnya, atau sel-sel sejenis lain tetapi memiliki strain yang berbeda. Tujuan
umum dari proses isolasi mikroorganisme, yaitu untuk mengidentifikasi sel mikroorganisme
dari isolat dan mempelajari karakteri fisiologi biokimia dari isolat. Karakter fisiologi biokimia
dari isolat dapat dimanfaatkan sebagai studi awal potensi yang dimiliki mikroorganisme hasil
isolat dalam berbagai bidang untuk kesejahteraan manusia. Isolat yang telah diidentifikasi
disebut memiliki biakan murni. Biakan murni (pure culture) adalah suatu biakan dengan
populasi yang mengandung hanya satu jenis mikroorganisme (Madigan dkk. 2012: 647; Tiwari
dkk. 2009: 59).
Proses isolasi yang dilakukan pada praktikum isolasi mikroorganisme, yaitu metode
settle plate, metode tebar, metode sebar, metode tuang, dan metode four quadrant streak.
Proses isolasi yang dilakukan menyesuaikan dengan sampel. Sampel merupakan bahan atau
materi yang mengandung sel mikroorganisme. Bentuk sampel dibagi menjadi tiga, yaitu gas,
cairan, dan padatan. Sampel padatan yang digunakan oleh kelompok 8B, yaitu potongan pepaya
dari Hypermart Depok Town Square. (Talaro & Barry 2012: 7576).

3.1.1. Metode settle plate


Metode settle plate merupakan metode yang digunakan pada proses isolasi sampel
dalam bentuk gas. Metode settle plate digunakan untuk mengetahui kandungan bakteri pada
udara di wilayah tertentu. Metode tersebut dilakukan dengan cara meletakkan medium pada

petri dish dalam keadaan terbuka (tanpa tutup) di titik yang memiliki aliran udara terendah
(CRHB-UFL 2013: 8).
Mikroorganisme umumnya menempel pada partikel ringan yang melayang di udara.
Partikel ringan yang melayang di udara dapat berupa sel kulit mati atau partikel debu.
Mikroorganisme yang tumbuh pada permukaan agar settle plate merupakan mikroorganisme
yang terdeposit. Kecepatan rata-rata partikel dan mikroorganisme terdeposit ke bawah karena
gaya gravitasi ialah 1 cm/s (CRHB-UFL 2013: 9).
Hasil pengamatan praktikum metode settle plate menunjukkan bahwa mikroorganisme
tumbuh di atas medium pada jam ke-24 pertama dan masih mengalami penambahan jumlah sel
saat pengamatan di jam ke-48. Mikroorganisme yang tumbuh pada medium di lab bagian
tengah ruangan lebih banyak daripada medium yang diletakkan di pinggir lab. Hal tersebut
diduga, karena di tengah lab lebih banyak terjadi aktivitas daripada di pinggir lab. Jumlah
aktivitas memengaruhi banyak mikroorganisme yang tumbuh pada settle plate, terkait dengan
udara yang mengandung mikroba ikut bergerak saat aktivitas terjadi.

3.1.2. Metode tebar


Metode tebar merupakan metode yang digunakan pada proses isolasi sampel dalam
bentuk padatan. Metode tebar merupakan metode yang memberi perlakuan pemotongan sampel
menjadi ukuran yang lebih kecil, kemudian potongan sampel segera ditebar di atas medium
secara aseptis. Pemotongan sampel dilakukan untuk memperluas permukaan sampel dan
homogenasi (Burden 2008: 2).
Hasil pengamatan praktikum metode tebar menunjukkan bahwa mikroorganisme yang
tumbuh disekitar potongan sampel tumbuh pada pengamatan jam ke-24 hingga jam ke-48.
Kelompok-kelompok mikroorganisme yang tumbuh pada medium, yaitu bakteri, khamir, dan
kapang. Mikroorganisme sel tunggal (bakteri dan khamir) mengalami pertumbuhan lebih tinggi
daripada pertumbuhan kapang (filamentous fungus).

3.1.3. Metode sebar


Metode sebar merupakan metode yang digunakan pada proses isolasi sampel dalam
bentuk padatan. Metode sebar merupakan metode yang memberi perlakuan perendaman
potongan sampel di dalam larutan pepton, lalu diaduk. Larutan pepton digunakan untuk
mencegah terjadinya kerusakan struktur sel akibat tekanan osmotik, karena larutan pepton
umumnya merupakan larutan isotonis bagi sel mikroorganisme (Wiley dkk. 2008: 132134).

Hasil metode sebar yang dilakukan pada praktikum menunjukkan bahwa sampel
substrat padat ditumbuhi oleh mikroorganisme. Mikroorganisme yang tumbuh pada medium,
yaitu bakteri dan khamir pada pengamatan 24 jam, sedangkan pada pengamatan jam ke-48
berupa pertumbuhan bakteri, khamir, dan kapang. Pertumbuhan bakteri dan khamir, secara
kuantitatif, berjumlah lebih banyak daripada pertumbuhan kapang.

3.1.4. Metode tuang


Metode merupakan metode yang dapat digunakan pada proses isolasi sampel dalam
bentuk padatan dan cairan. Sampel dalam bentuk cairan diisolasi dengan mengambil sebagian
dari sampel lalu dihomogenasi di dalam medium agar saat cair, sedangkan sampel dalam
bentuk padatan, sampel padat disuspensikan terlebih dahulu pada larutan pepton kemudian
dihomogenasi di dalam larutan medium agar saat cair. Larutan pepton digunakan untuk
mencegah terjadinya kerusakan struktur sel akibat tekanan osmotik, karena larutan pepton
umumnya merupakan larutan isotonis bagi sel mikroorganisme (Madigan dkk. 2012: 647;
Wiley dkk. 2008: 132134).
Hasil metode tuang yang dilakukan pada praktikum menunjukkan bahwa terjadi
pertumbuhan pada medium. Mikroorganisme yang tumbuh pada medium di pengamatan jam
ke-24, yaitu mikroorganisme kelompok bakteri dan khamir, sedangkan pada pengamatan jam
ke-48, yaitu bakteri/khamir dan kapang. Pertumbuhan bakteri dan khamir, secara kuantitatif,
tidak mengalami perubahan jumlah selama 24 jam setelah dilakukan pengamatan pertama.

3.1.5. Metode four quadrant streak


Metode four quadrant streak merupakan teknik isolasi yang bertujuan untuk
mendapatkan satu biakan murni dari koloni tunggal. Biakan murni, menurut Madigan dkk.
(2012: 647), merupakan suatu medium yang mengandung hanya satu jenis mikroorganisme.
Biakan murni dapat diperoleh dari biakan koloni tunggal hasil quadrant streak. Koloni tunggal
merupakan hasil pertumbuhan sel tunggal, sehingga seluruh sel pada koloni memiliki sifat
identik di antara sel-sel lain pada satu koloni tunggal tersebut. Mikroorganisme khamir yang
digunakan kelompok 8B, yaitu Saccharomyces cerevisiae (Harley & Prescott 2002: 99; Talaro
& Barry 2012: 7677).
Hasil metode four quadrant streak yang dilakukan pada praktikum menunjukkan
bahwa seluruh praktikan menghasilkan koloni tunggal dan tidak ada kontaminasi pada 24 jam
pertama. Kontaminasi mulai muncul pada pengamatan jam ke-48, yaitu pada medium milik

Anggia, Tri Puspita, dan Diki. Pertumbuhan bakteri atau khamir terbaik, secara kuantitatif,
terdapat pada medium milik Anggia.

3.2. Enumerasi
Enumerasi sel merupakan metode yang digunakan untuk menghitung jumlah sel
mikroorganisme yang viable pada suatu sampel. Basis penghitungan dilakukan pada koloni
yang terbentuk pada medium. Penghitungan jumlah sel pada medium menggunakan koloni,
karena, menurut Madigan dkk. (2012: 129), satu koloni dibentuk oleh satu jenis sel yang
tumbuh. Sel mikroorganisme yang viable merupakan sel yang dapat beradaptasi dan melakukan
pertumbuhan. Pertumbuhan mikroba yang viable diindikasikan oleh koloni yang dibentuk.
Rumus yang digunakan untuk menentukan jumlah koloni per volume (ml) sampel, yaitu
=

( )

Satuan yang digunakan pada penghitungan adalah Colony Forming Unit/ml (CFU/ml) (Harley
& Prescott 2002: 117; Talaro & Barry 2012: 209210).
Hasil pengamatan enumerasi sel menunjukkan bahwa pertumbuhan koloni terbanyak
secara berurutan ada pada pengenceran ke-10-4, 10-5, dan 10-6. Hal ini sesuai dengan literatur
yang menyatakan bahwa pertumbuhan mikroba pada pengenceran tinggi (dengan pelarut yang
lebih banyak dari pada biakan terlarut) akan berkurang dari pada pertumbuhan mikroba pada
pengenceran rendah. Jumlah mikroorganisme viable pada sample, yaitu 4,105 107 /.
(Madigan dkk. 2012: 130). Besaran CFU pada sampel dan penghitungan yang dilakukan hanya
pada hasil pengamatan jam ke-48 berada pada halaman lampiran.

IV. KESIMPULAN
1. Cara mengisolasi mikroorganisme pada sample gas, yaitu dengan metode settle plate,
sedangkan untuk mengisolasi mikroorganisme potongan pepaya (bentuk padatan) dapat
menggunakan metode tebar, sebar, dan tuang.
2. Biakan murni khamir Saccharomyces cerevisiae dapat diperoleh dari koloni tunggal hasil
metode four quadrant streak.
3. Jumlah mikroorganisme viable yang terdapat pada potongan pepaya dapat diketahui, secara
kuantitatif, dengan cara enumerasi sel (pengenceran berseri).
4. Jumlah mikroorganisme pada potongan pepaya yang disuspensikan pada larutan pepton per
volume sampel, yaitu 4,105 107 /.

V. DAFTAR ACUAN
Burden, D.W. 2008. Guide to the Homogenization of Biological Samples. 14 hlm.
http://www.opsdiagnostics.com/notes/ranpri/Homogenization%20Guide%20ver.1.pdf,
11 Nopember 2015 pk. 5.09 WIB.
Center of Excellence for Regenerative Health Biotechnology University of Florida (=CRHBUFL). 2013. Environmental monitoring. 28 hlm.
http://www.cerhb.ufl.edu/pdf/edcenter/environmental_monitoring.pdf, 8 Nopember
2015 pk. 4.13 WIB.
Harley, J.P. & L.M. Prescott. 2002. Laboratory excercise in Microbiology. 5th ed. The
McGraw-Hill Companies, New York: xiv + 449 hlm.
Madigan, M. T., J.M. Martinko, D.A. Stahl & D.P. Clark. 2012. Brocks Biology of
Microorganism. 13th ed. Pearson Education, Inc,. San Fransisco: xxvii + 1061 + A-12
+ G-17 + P-1 + I-36 hlm.
Talaro, K.P. & C. Barry. 2012. Foundations in Microbiology. 8th ed. The McGraw-Hill
Companies, New York: 821 hlm.
Tiwari, R.P., G.S. Hondal, & Tewari R. 2009. Laboratory Techniques in Microbiology and
Biotechnology. Abishek Publication, New Delhi: vi + 187 hlm.
Wiley, J.M., L.M. Sherwood & C.J. Woolverton. 2008. Prescott, Harley, and Kleins
Microbiology. 7th ed. McGraw-Hill Companies, Inc., New York: 1086 + A-13 + G-35
+ C-8 + I-44

VI. LAMPIRAN
Tabel 1. Isolasi mikroorganisme metode tebar
Sampel substrat padat :
Pengamatan 24 jam

Ket

Pengamatan 48 jam

Ket

B/Kh

B/Kh

B/Kh

B/Kh

++

+++

Tabel 2. Isolasi mikroorganisme metode sebar


Sampel substrat padat :
Pengamatan 24 jam

Ket

Pengamatan 48 jam

Ket

B/Kh

B/Kh

B/Kh

B/Kh

++

++

+++

Tabel 3. Isolasi mikroorganisme metode tuang


Sampel substrat cair :
Pengamatan 24 jam

Ket

Pengamatan 48 jam

Ket

B/Kh

B/Kh

B/Kh

B/Kh

Tabel 4. Isolasi mikroorganisme dari udara


Pengamatan 24 jam

Ket

Pengamatan 48 jam

Ket

B/Kh

B/Kh

B/Kh

B/Kh

+ (pinggir lab)

++ (pinggir lab)

++

++ (tengah lab)

+++ (tengah lab)

+++

Tabel 5. Pemurnian mikroorganisme dengan metode four quadrant streak


Sumber/
Praktikan

Pengamatan
24 jam

Pengamatan 48 jam

Ket

B/Kh

++

Tidak ada kontaminasi

Tidak ada kontaminasi

Anggia Nur

+++

Tidak ada kontaminasi

Raisa Julia

Tidak ada kontaminasi

Tri Puspita

++

Tidak ada kontaminasi

Tidak ada kontaminasi

Siti Azhyra
Naomi
Pertiwi

Diki
Prawisuda

B/Kh

Ket

++
20 koloni tunggal
+
18 koloni tunggal
+++
28 koloni tunggal
+
17 koloni tunggal
++
20 koloni tunggal
+
1 koloni tunggal

Tidak ada kontaminasi,

medium sedikit rusak


Tidak ada kontaminasi,

medium tidak rusak


Ada kontaminasi kapang,

medium tidak rusak


Tidak ada kontaminasi,

medium tidak rusak


Ada kontaminasi kapang,

medium tidak rusak


Ada kontaminasi kapang,

medium tidak rusak

Tabel 6. Pengenceran sampel Enumerasi


Sampel substrat :
Pengenceran
ke-

Pengamatan 24 jam

Ket

Pengamatan 48 jam

Ket

B/Kh

B/Kh

B/Kh

B/Kh

10-4/I

276

321

10-4/II

160

162

10-5/I

58

59

10-5/II

53

59

10-6/I

10-6/II

B/Kh

: Bakteri/Khamir

: Kapang

Kolom pengamatan 24 jam / 48 jam diisi:


+

: sedikit

++

: agak banyak

+++

: banyak

++++

: sangat banyak

+++++ : sangat banyak sekali

Kolom Ket diisi jumlah koloni yang terbentuk

Tabel 7. Kalkulasi Koloni per ml Sampel (Enumerasi)


Pengenceran ke10-4
I = 321 koloni

II = 162 koloni

Rerata I dan II = 241,5


10-5
I = 59 koloni

II = 59 koloni

Rerata I dan II = 59
10-6
I = 6 koloni

II = 2 koloni

Rerata I dan II = 4

Rerata

Kalkulasi
=

241,5
0,1 104

= 2,415 107 /
=

59
0,1 105

= 5,9 107 /
=

4
0,1 106

= 4 107 /
=

(2,415 + 5,9 + 4) 107


3

= 4,105 107 /

Tabel 8. Dokumentasi pengamatan pada jam ke-24

Gambar 1. Metode Sebar Gambar 2. Metode Tuang


[dokumentasi pribadi]

Gambar 5. Puspitas
streak
[dokumentasi pribadi]

Gambar 3. Settle plate

[dokumentasi pribadi]

[dokumentasi pribadi]

Gambar 6. Dikis streak

Gambar 7. Naomis streak

[dokumentasi pribadi]

[dokumentasi pribadi]

Gambar 4. Metode
Tebar
[dokumentasi pribadi]

Gambar 8. Raisas
streak
[dokumentasi pribadi]

Gambar 9. Anggias streak

Gambar 10. Ayus streak

Gambar 11. Pengenceran

[dokumentasi pribadi]

[dokumentasi pribadi]

[dokumentasi pribadi]

Tabel 9. Dokumentasi pengamatan pada jam ke-48

Gambar 12. Metode

Gambar 13. Metode

Sebar

Tuang

[dokumentasi pribadi]

[dokumentasi pribadi]

Gambar 16. Puspitas


streak
[dokumentasi pribadi]

Gambar 20. Anggias


streak
[dokumentasi pribadi]

Gambar 14. Settle plate

Gambar 15. Metode Tebar

[dokumentasi pribadi]

[dokumentasi pribadi]

Gambar 17. Dikis streak

Gambar 18. Naomis streak

Gambar 19. Raisas streak

[dokumentasi pribadi]

[dokumentasi pribadi]

[dokumentasi pribadi]

Gambar 21. Ayus streak


[dokumentasi pribadi]

Gambar 22. Pengenceran 105 (atas) dan 106 (bawah)


[dokumentasi pribadi]

Anda mungkin juga menyukai