Anda di halaman 1dari 36

TIA (Transient Ischemik

Attack)

Disusun oleh: dr. Reza Saka Prawira

IDENTITAS
Nama

: Tn. S
No. Med Rec
: 120486
Umur
: 37 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal masuk RS : 4
September 2015

ANAMNESA
Keluhan

utama
: anggota gerak sebelah
kiri tidak bisa digerakkan
Keluhan tambahan
: bibir miring ke kiri
Riwayat penyakit sekarang
:
Seorang pasien usia 37 tahun datang ke Poli
Syaraf RS Pertamina Jaya dengan keluhan utama
tiba-tiba anggota gerak sebelah kiri tidak bisa
digerakkan selama kurang lebih 10 menit sejak
1 minggu sebelum masuk RS Pertamina Jaya.
Setelah itu anggota gerak bisa digerakkan
kembali. Keluhan di sertai dengan bibir miring ke
kiri.

Cont
Pada saat anggota gerak tidak bisa
digerakkan pasien sedang dalam keadaan
istirahat dirumah tidak melakukan aktifitas
yang berat. Sebelumnya pasien sudah di
rawat 4 hari dan pulang paksa di RS OMNI
Pulo Mas dengan alasan tidak puas dengan
pelayanan. Pasien mengatakan hari terakhir
di rawat di RS OMNI pasien mengalami
anggota gerak sebelah kiri tidak bisa
digerakkan kurang lebih 3 sampai 4 kali
dalam waktu 10 menit. Nyeri kepala tidak
dikeluhkan pasien,

Cont
Riwayat

penyakit dahulu :

Tidak ada
Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada

PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran

: Compos mentis (GCS: E4M6V5)


Berat badan : 63 kg
Vital Sign :
TD : 140/80 mm/hg
Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,7 C
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kulit
: Teraba dingin, tidak pucat, tidak ikterik, tidak
sianosis.
Kepala : Bentuk normal, rambut putih, tidak mudah
dicabut.
Mata : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor,
diameter 2 mm, refleks cahaya +/+ normal.
THT
: Tidak ada kelainan.

Cont
Mulut

: Mukosa mulut dan bibir kering.


Leher
: Tidak ada kelainan.
KGB
: Tidak teraba pembesaran KGB
pada leher, axilla, dan inguinal.
Thoraks: Jantung dan paru dalam batas
normal.
Abdomen
Inspeksi : cembung, tidak ada massa ,
tidak ada jejas
Auskultasi
: BU(+)
Perkusi :
Tympani
pada
seluruh
abdomen, tidak ada nyeri
Palpasi
: Supel, tidak teraba massa,
hepatomegaly(-) tidak ada nyeri.

Cont
Punggung

: DBN
Alat kelamin
: Dalam batas normal
Ekstremitas
: Akral dingin, motorik
baik, refilling kapiler dalam batas normal,
sianosis
(-), refleks fisiologis +/+,
refleks patologis -/-.

Status Neurologis
Sikap

tubuh
: lurus dan
simetri
Gerakan abnormal
: tidak ada
Kepala
:
normocephal, ukuran normal
Leher
: kaku
kuduk (-); tanda meningeal (-)

Nervus kranialis
nervus

kanan

kiri

I
Daya Penghidu

DBN

DBN

Daya Penglihatan

dbn

dbn

Penglihatan warna

dbn

dbn

Lapang pandang

dbn

dbn

II

N.III
Ptosis

(-)

(-)

Strabismus divergen

(-)

(-)

Reflek cahaya tidak


langsung

(+)

(+)

Reflek cahaya langsung

(+)

(+)

Bentuk pupil

Bulat

Bulat

Nervus kranialis
nervus

kanan

kiri

Gerakan mata ke atas

Gerakan mata ke bawah

Gerakan mata ke lateral


bawah

Strabismus konvergen

dbn

dbn

Membuka mulut

Sensibilitas muka

Reflek kornea

Trismus

IV

Menggigit

VI

Nervus kranialis
nervus

kanan

kiri

VII
Kedipan mata

Lipatan nasolabial

Sudut mulut

dbn

dbn

Mengerutkan dahi

Mengerutkan alis

Menutup mata

Meringis

Menggembungkan pipi

Daya kecap lidah 2/3


depan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Mendengar suara
berbisik

Tes Rinne

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

VIII

Nervus kranialis
nervus
Tes Schwabach

kanan
Tidak dilakukan

kiri
Tidak dilakukan

IX
Arkus faring

Simetris

Daya kecap lidah 1/3


belakang

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Reflek muntah

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Memalingkan kepala

Sikap bahu

Simetris

Simetris

Mengangkat bahu

Sikap lidah

dbn

dbn

Artikulasi

dbn

dbn

Tremor lidah

Menjulurkan lidah

dbn

dbn

IX

XII

Cont
Leher

: Kaku kuduk (-),


Meningeal Sign (-)
Ekstremitas
: KO: Dbn
Reflek Patologis : Babinski (-),
Scaeffer (-), Chaddock (-),Gordon
(-)
Sensibilitas
: Dbn
Vegetatif
: BAB BAK
normal

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin:
Hb : 14,2 g/dL
Ht
: 45%
Leukosit
: 9.900 /uL
Eritrosit
: *6,35 juta/uL
Trombosit : 350.000 /uL
Hitung jenis :
Basophil
:0%
Eosinophil
:2%
Neutrophil batang : 2 %
Neutrophil segmen : 50 %
Limfosit
: 42 %
Monosit
:4%

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kimia Darah
Natrium : 136 mEq/L
Kalium : 3.9 mEq/L
Klorida : 103 mEq/L
Kolesterol total: 177 mg/dL
Trigliserida : *234 mg/dL
HDL : *33 mg/dL
LDL : 97 mg/dL
Glukosa Darah Sewaktu : 85 mg/dL
AST/SGOT : 16 U/L
ALT/SGPT : 18 U/L
Ureum : 16 mg/dL
Kreatinin : 1,3 mg/dL
Asam Urat : 7,8 mg/dL

PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT-SCAN Kepala
Ekspertise: Susp. Infark pada
perikornu anterior ventrikel
lateralis lobus frontalis kiri, tak
tampak perdarahan atau SOL
pada CT Scan kepala.

Assesment
TIA (Transient Ischemik Attack)

Plan
Terapi:

1.IVFD NaCL + Reotal = 14 tpm


2.Citicolin 2x1000 mg
3.Simvastatin 1x10 mg
4.Mecobalamin 2x500 mg
5.Ascardia 1x80 mg
6.Micardis 1x1
7.Elevasi kepala 30 derajat.
8.Konsul Jantung (dr.Fadjri, Sp.JP)

Follow up
05/09/2015
S:Tidak ada keluhan
O:
Kesadaran : CM (GCS:15)
Vital Sign : 130/80
HR : 72 x/menit
RR : 18 x/menit
Suhu: 37 C
Kepala : Normochepal
Mata: CA (-/-), SI (-/-)
Hidung : NCH (-)
Mulut : Sianosis (-), kering (-)

Thorax

: Retraksi (-)
Cor : BJ I-II Regular, Gallop
(-), Murmur (-)
Pulmo : VBS (+/+), Rhonki
(-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : BU (+) normal,
turgor baik
Ekstremitas : Akral hangat,
Edema (-), Sianosis (-)
Status Neurologis (DBN):
A: TIA
P:
Citicolin 2x1000 mg (3 hari)
Reotal (5 hari)
Piracetam 3x 3 gr IV
Lain2 lanjut

Follow up
06/09/2015
S:Tidak ada keluhan
O:
Kesadaran : CM (GCS:15)
Vital Sign : 140/80
HR : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu: 36,5 C
Kepala : Normochepal
Mata: CA (-/-), SI (-/-)
Hidung : NCH (-)
Mulut : Sianosis (-), kering (-)

Thorax

: Retraksi (-)
Cor : BJ I-II Regular, Gallop
(-), Murmur (-)
Pulmo : VBS (+/+), Rhonki
(-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : BU (+) normal,
turgor baik
Ekstremitas : Akral hangat,
Edema (-), Sianosis (-)
Status Neurologis (DBN):
A: TIA
P:
Allopurinol 1x100 mg (pagi)
Cek PT/APTT

Follow up
07/09/2015
S:Tidak ada keluhan
O:
Kesadaran : CM (GCS:15)
Vital Sign : 150/80
HR : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu: 36,7 C
Kepala : Normochepal
Mata: CA (-/-), SI (-/-)
Hidung : NCH (-)
Mulut : Sianosis (-), kering (-)

Thorax

: Retraksi (-)
Cor : BJ I-II Regular, Gallop
(-), Murmur (-)
Pulmo : VBS (+/+), Rhonki
(-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : BU (+) normal,
turgor baik
Ekstremitas : Akral hangat,
Edema (-), Sianosis (-)
Status Neurologis (DBN):
A: TIA
P:
Citicolin 2x500 mg IV
Reotal 5 hr
Rencana pulang besok

Follow up
07/09/2015
S:Tidak ada keluhan
O:
Kesadaran : CM (GCS:15)
Vital Sign : 150/80
HR : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu: 36,7 C
Kepala : Normochepal
Mata: CA (-/-), SI (-/-)
Hidung : NCH (-)
Mulut : Sianosis (-), kering (-)

Thorax

: Retraksi (-)
Cor : BJ I-II Regular, Gallop
(-), Murmur (-)
Pulmo : VBS (+/+), Rhonki
(-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : BU (+) normal,
turgor baik
Ekstremitas : Akral
hangat, Edema (-),
Sianosis (-)
Status Neurologis (DBN):
A: TIA
P:
Terapi lanjut (dr. Fadjri Sp.JP)

Follow up
08/09/2015
S:Tidak ada keluhan
O:
Kesadaran: CM (GCS:15)
Vital Sign: 130/80
HR : 78 x/menit
RR : 19 x/menit
Suhu: 36,5 C
Kepala : Normochepal
Mata: CA (-/-), SI (-/-)
Hidung : NCH (-)
Mulut : Sianosis (-), kering (-)

Thorax

: Retraksi (-)
Cor : BJ I-II Regular, Gallop (-),
Murmur (-)
Pulmo : VBS (+/+), Rhonki (-/-),
Wheezing (-/-)
Abdomen : BU (+) normal, turgor
baik
Ekstremitas : Akral hangat, Edema
(-), Sianosis (-)
Status Neurologis (DBN):
A: TIA+HT+Dislipidemia
P: terapi pulang:
Piracetam 2x1gr
Neulin 2x1
Ascardia 1x80
Forneuro 1x1
Micardis 1x1
Fenofibrat 1x300 mg
Boleh pulang.

ANALISA KASUS
No
1.

2.

Definisi

Pasien

Autoanamnesa
:
pasien
mengeluh
anggota gerak sebelah
kiri tiba-tiba tidak
bisa digerakkan dan
bibir miring ke kiri
selama kurang lebih
10 menit.
Epidemiologi Pasien laki2 berumur
37 tahun

Teori
Transient Ischemic Attack (TIA)
merupakan suatu defisit neurologis
secara tiba-tiba dan defisit tersebut
berlangsung hanya sementara (tidak
lebih lama dari 24 jam)

Insiden TIA meningkat dengan


bertambahnya usia, dari 1-3 kasus per
100.000 pada usia yang lebih muda
dari 35 tahun. meningkat menjadi
1.500 kasus per 100.000 pada usia
lebih dari 85 tahun
Insiden TIA pada pria (101 kasus per
100.000 penduduk)

No
3.

Etiologi

Pasien

Teori
Iskemia adalah istilah kedokteran yang biasa
digunakan untuk menggambarkan penurunan
suplai darah dan oksigen pada sel. Stroke
iskemik terjadi saat arteri yang mensuplai
perdarahan otak mengalami gangguan. Keadaan
ini bisa disebabkan oleh stenosis dari arteri,
yang mengganggu aliran darah, kemudian
menyebabkan
turbulensi
yang
dapat
membentuk trombus. Klot tersebut dapat
terbentuk pada arteri yang memperdarahi otak,
atau dapat terjadi pada bagian tubuh lainnya
yang kemudian terbawa sampai ke otak.
Partikel bebas yang terbawa arus dinamakan
embolus, dan klot yang terbawa bebas
dinamakan tromboemboli. Klot lokal dan yang
berasal dari bagian tubuh lainnya merupakan
penyebab utama dari stroke dan TIA. Emboli
otak yang paling sering menjadi penyebab
stroke berasal dari arteri carotis pada leher.

No

5.

Faktor Risiko

Pasien
TD:140/80

Teori
Beberapa faktor resiko TIA ada yang dapat
dimodifikasi dan ada yang tidak. Faktor
yang dapat dimodifikasi yaitu
-Hipertensi
-Merokok
-Penyakit Jantung dan Aritmia
-Konsumsi Alkohol
-Diabetes melitus
faktor yang tidak dapat dimodifikasi:
-Jenis Kelamin
-Usia
-Genetik
-Ras

No

6.

Diagnosis

Pasien

Teori

Dari anamnesis didapatkan:

Gejala TIA sangat bervariasi antara pasien, namun gejala pada


individu tertentu cenderung sama. Beberapa gejala yang dapat
Anggota gerak sebelah kiri
ditemukan:
tidak bisa digerakkan
selama kurang lebih 10 onsetnya tiba-tiba dan tanpa peringatan, dan pemulihan biasanya
menit
terjadi dengan cepat, sering dalam beberapa menit
Disertai Bibir miring ke
mati rasa mendadak atau kelemahan pada wajah, lengan atau
kiri
kaki, terutama pada satu sisi tubuh
Serangan pernah 3-4 kali
per hari dan hilang sendiri tiba-tiba kesulitan melihat pada satu atau kedua mata
dalam waktu kurang lebih
kebingungan mendadak, kesulitan berbicara atau memahami
10 menit.
Pada pemeriksaan penunjang:
tiba-tiba kesulitan berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan
Hasil
radiologi
Kepala:
-

CT-Scan atau koordinasi

Susp.
Infark
pada
perikornu
anterior
ventrikel lateralis lobus
frontalis
kiri, tak
tampak perdarahan atau
SOL pada CT Scan kepala.

tiba-tiba sakit kepala parah dengan tidak diketahui penyebabnya


Gejala TIA juga dapat tergantung dari daerah otak yang
mengalami kekurangan darah. Secara klinis, TIA dibagi menjadi
dua golongan besar, yaitu:
a.TIA sistem karotis
b.TIA sistem vertebrobasiler

No

6.

Diagnosis

Pasien

Teori

Darah Rutin:
Hb

: 14,2 g/dL

Ht

: 45%

Leukosit
9.900 /uL

Eritrosit : *6,35
juta/uL
Trombosit
350.000 /uL

Kimia Darah
Natrium
mEq/L

136

Kalium
mEq/L

3.9

Klorida
mEq/L

103

Beberapa pemeriksaan penunjang juga dibutuhkan untuk


mendiagnosis TIA:
Pada evaluasi awal dari gejala TIA, kadar glukosa darah
dan serum elektrolit sebaiknya diukur untuk menyingkirkan
adanya hipoglikemia atau elektrolit imbalans yang dapat
menyebabkan penurunan kesadaran. Pemeriksaan darah
lengkap dan waktu koagulasi dapat membantu dalam
menemukan adanya penyakit yang menyangkut proses
perdarahan dan terbentuknya trombosis. Pada pasien muda,
saat terdapat kecurigaan adanya infeksi SSP, intoksikasi
obat, atau penyakit pembekuan darah, pemeriksaan
tambahan untuk menyingkirkan penyakit tersebut
sebaiknya dilakukan, seperti rapid plasma reagen testing,
pemeriksaan CSF, screening obat pada urin, dan
pemeriksaaan hiperkoagulabilitas lengkap. Kadar lipid
puasa juga harus diukur untuk mengetahui adanya resiko
kardiovaskular. Pemeriksaan kadar kolesterol berguna
untuk penentuan dosis penggunaan awal statin untuk
mencapai target kadar LDL.

No

6.

Diagnosis

Pasien
Kolesterol
177 mg/dL

Teori
total:

Trigliserida : *234
mg/dL
HDL : *33 mg/dL
LDL : 97 mg/dL
Glukosa
Sewaktu
mg/dL

Darah
: 85

AST/SGOT : 16 U/L
ALT/SGPT : 18 U/L
Ureum : 16 mg/dL
Kreatinin
mg/dL

1,3

Asam Urat : 7,8


mg/dL

Pada perawatan penderita di rumah sakit, maka


pemeriksaan rutin laboratorium selalu dikerjakan,
misalnya: hemoglobin (Hb), LED, eritrosit, trombosit,
leukosit, hitung jenis, hematokrit (Ht), serta pemeriksaan
hemostasis lengkap termasuk kadar fibrinogen dan
viskositas darah. Selain itu dilakukan juga pemeriksaan
kimia darah lengkap termasuk kolesterol, lipid, dan
trigliserida. Dari pemeriksaan ini diketahui kemungkinan
polisitemia dan hiperviskositas darah. Pemeriksaan foto
kepala dan servikal juga merupakan pemeriksaan yang
dikerjakan pada penderita TIA. AHA/ASA
merekomendasikan pemeriksaan neroimaging dalam 24
jam pertama setelah onset. Elektrokardigrafi harus
dilakukan dalam perawatan pertama
untuk melihat sumber emboli jantung dan untuk
mengetahui adanya patensi pada foramen oval, penyakit
vaskuler, trombosis jantung, dan aterosklerosis
Sering dilupakan bahwa hipotensi ortostatik dapat juga
menjadi penyebab TIA oleh karena itu pemeriksaan
tekanan darah waktu tidur, duduk, dan berdiri harus
dilakukan

Diagnosis Banding

No

Pasien

8.

Penatalaksanaan 1.IVFD

NaCL
Reotal = 14 tpm

Teori

+ Penatalaksanaan:
beberapa strategi penatalaksanaan berikut: (1)
Pertahankan posisi kepala pada bidang lunak
2. Citicolin 2x1000 yang datar. Posisi ini telah terbukti dapat
mg
meningkatkan perfusi otak hingga 20%,
dibandingkan dengan posisi menekuk ke atas
3. Simvastatin 1x10 30o. (2) Pertahankan euvolemi dan keseimbangan
mg
elektrolit. (3) Optimalisasi perfusi jaringan
dengan mencegah terjadinya hipoksia. Pemberian
4.Mecobalamin
oksigen telah terbukti memiliki hubungan dengan
2x500 mg
peningkatan perbaikan sel-sel saraf.
5.Ascardia 1x80 mg Antihipertensi
Antiplatelet
6.Micardis 1x1
Antiplatelet lain dan kombinasinya
Antikoagulan
Terapi Pembedahan
a. Endarterektomi Carotis
a.Angioplasti dan Pemasangan Stent
b.Ekstrakranial-Intrakranial Bypass
c.Pembedahan pada Kelainan Vertebrobasiler

No

8.

Penatalaksanaan

Pasien

Teori

Modifikasi Faktor Resiko:


1.pertahankan tekanan darah < 140/90
mmHg. Pada pasien dengan diabetes,
tekanan darah yang dianjurkan adalah <
130/85 mmHg.
2.Berhenti merokok..
3.Penyakit jantung koroner, aritmia jantung,
gagal jantung, dan penyakit katup jantung
harus diobati.
4.Konsumsi
alkohol
berlebih
harus
dihentikan.
5.Pengobatan terhadap hiperlipidemia sangat
disarankan..
6.Kadar gula darah puasa yang disarankan
adalah <126 mg/dl. Jika memiliki diabetes,
diet dan obat oral serta insulin sangat
diperlukan.
7.Aktivitas fisik (30-60 menit dalam > 3
atau 4 kali seminggu)
8.Penghentian obat pengganti estrogen
pascamenopause tidak disarankan

Prognosis
Sekitar 40 persen dari semua orang
yang mengalami TIA akan mengalami
stroke. Banyak penelitian menunjukkan
bahwa hampir setengah dari semua
stroke terjadi dalam dua hari pertama
setelah TIA. Bahkan dalam waktu dua
hari setelah TIA, 5 persen orang akan
mengalami stroke, dan dalam waktu
tiga bulan setelah TIA, 10 sampai 15
persen orang akan mengalami stroke
13.

Terimakasih
Alhamdulillah

Anda mungkin juga menyukai