SIROSIS HEPATIS
Pokok Bahasan
Sasaran
Target
Waktu
: 08.00 08.30
Hari / Tanggal
Tempat
: Ruang 403
Penyuluh
I.
LATAR BELAKANG
Sirosis hepatis adalah stadium akhir penyakit hati menahun dimana secara
anatomis didapatkan proses fibrosis dengan pembentukan nodul regenerasi dan
nekrosis. Sirosis hepatis adalah penyakit yang ditandai oleh adanya peradangan difus
dan kronik pada hati, diikuti proliferasi jaringan ikat, degenerasi dan regenerasi,
sehingga timbul kerusakan dalam susunan parenkim hati.
Minuman yang mengandung alkohol dianggap sebagai factor utama terjadinya
sirosis hepatis. Selain pada peminum alkohol, penurunan asupan protein juga dapat
menimbulkan kerusakan pada hati, Namun demikian, sirosis juga pernah terjadi pada
individu yang tidak memiliki kebiasan minum dan pada individu yang dietnya normal
tapi dengan konsumsi alkohol yang tinggi.
Faktor lain diantaranya termasuk pajanan dengan zat kimia tertentu (karbon
tetraklorida, naftalen, terklorinasi, arsen atau fosfor) atau infeksi skistosomiastis dua
kali lebih banyak daripada wanita dan mayoritas pasien sirosis berusia 40 60 tahun.
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang perawatan sirosis
hepatis, diharapkan pasien dan keluarga pasien memahami tentang sirosis hepatis.
IV. METODE
Ceramah, demonstrasi dan diskusi / tanya jawab.
V. MEDIA
1
2
3
Leaflet
Laptop
LCD
Ketua
Moderator
Penyaji
Notulis
Observer
:
:
:
:
:
VIII.RENCANA PELAKSANAAN
No
.
1.
KEGIATAN
Pendahuluan
RESPON KELUARGA
WAKTU
2.
- Menyampaikan salam
- Menjelaskan tujuan
- Apersepsi
Penyampaian materi
Membalas salam
Memperhatikan
Memberikan respon
Memperhatikan penjelasan
3 menit
Hepatis
Penyebab Sirosis Hepatis
Tanda dan gejala Sirosis Hepatis
Penatalaksanaan penderita
Sirosis Hepatis
Memberikan kesempatan pada peserta
20 menit
belum jelas.
Memperhatikan jawaban
penyuluh
3.
Penutup
-
7 menit
pertanyaan.
Menjawab salam penutup.
PENYAJI
LAPTOP
MODERAT
LCD
OBSERV
KETUA
PESERTA
PESERTA
PESERTA
PESERTA
PESERTA
PESERTA
PESERTA
FASILITAT
PESERTA
X. EVALUASI
1. Struktur :
a. Persiapan media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap
b. Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan ditulis dalam brosur serta
disajikan dengan power point agar lebih mudah saat penyampaian kepada
Mahasiswa.
2. Proses penyuluhan :
a. Penyuluhan kesehatan tentang pencegahan penyakit sirosis hepatis
berjalan dengan lancar, mahasiswa cukup antusias untuk mendengarkan
pemaparan materi dan mengerti tentang penyuluhan yang diberikan.
b. Di dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antar penyuluh
dengan mahasiswa yang menerima penyuluhan.
3. Hasil penyuluhan
Mahasiswa mengetahui dan mengerti dari apa yang disampaikan dengan
kriteria mampu menjawab pertanyaan yang akan diberikan oleh penyuluh.
4. Hasil Tanya jawab :
yang
mempertahankan
kalium
(spironolakton)
mungkin
XI. REFERENSI
lampiran
II.
Etiologi
Beberapa penyebab dari sirosis hepatic yang sering adalah:
a. Post nekrotic cirrhosis (viral hepatits)
b. Proses autoimmune:
1 Cronic active hepatitis
2 Biliary cirhosis
c. Alkoholisme
Bagian hati yang terlibat terdiri atas ruang portal dan periportal tempat
kanalikulus biliaris dari masing-masing lobulus hati bergabung untuk membentuk saluran
empedu baru. Dengan demikian akan terjadi pertumbuhan jaringan yang berlebihan
terutama terdiri atas saluran empedu yang baru dan tidak berhubungan yang dikelilingi
oleh jaringan parut.
Faktor Predisposisi dari sirosis hepatis:
a. Hepatitis C
b. Hepatitis B
c. Alkohol Liver Disease
III.
Gejala Klinis
Gejala pada sirosis hepatis, yaitu:
Cepat lelah
Kelemahan otot
Hematemesis, melena
IV.Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan pasien sirosis biasanya didasarkan pada gejala yang ada.
Sebagai contoh, antasid diberikan untuk mengurangi distres lambung dan
meminimalkan kemungkinan perdarahan gastrointestinal. Vitamin dan suplemen
nutrisi akan meningkatkan proses kesembuhan pada sel-sel hati yang rusak dan
memperbaiki status gizi pasien. Pemberian preparat diuretik yang mempertahankan
kalium (spironolakton) mungkin diperlukan untuk mengurangi asites jika gejala ini
terdapat, dan meminimalkan perubahan cairan serta elektrolit yang umum terjadi
pada penggunaan jenis diuretik lainnya. Asupan protein dan kalori yang adekuat
merupakan bagian esensial dalam penanganan sirosis bersama-sama upaya untuk
menghindari penggunaan alkohol selanjutnya. Meskipun proses fibrosis pada hati
yang sirotik tidak dapat diputar balik, perkembangan keadaan ini masih dapat
dihentikan atau diperlambat dengan tindakan tersebut.
Beberapa penelitian pendahuluan menunjukan bahwa colchicine, yang
merupakan
preparat
anti-inflamasi
untuk
mengobati
gejala
gout,
dapat