Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PERENCANAAN PELAT LANTAI

1.1 Data-data

Lokasi bangunan
Zona gempa
Fungsi bangunan
Mutu beton (fc)
Mutu baja (fy)
Penutup lantai
Pondasi

: Dataran Rendah
: Zona 3
: Apartemen
: 32 MPa
: 400 MPa
: Pelat beton
: Telapak

1.2 Pendimensian
1.2.1. Teori
a. Menentukan Perkiraan Dimensi Balok
1
fy

hmin L 0.4

16
700

hmin
b 2 / 3hmin
Penentuan tinggi balok minimum (
)
dihitung berdasarkan SNI 03-2847-2002 Pasal. 11.5.(2(3)) di mana bila
persyaratan ini telah dipenuhi maka tidak perlu dilakukan kontrol
terhadap lendutan.

Jika fy selain 400 Mpa , maka nilai h minimum perlu dikalikan (0.4 +
fy/700)
b. Menentukan Syarat dan Panjang Bentang
Lx adalah bentang arah memendek dan Ly adalah bentang arah
memanjang. Pelat dibedakan menjadi dua, yaitu pelat 1 arah ( Ly/Lx )
2 dan pelat dua arah (Ly/Lx)2.
c. Menentukan Tebal Minimum
Perhitungan tebal pelat untuk jenis pelat dua arah didasarkan pada SNI
03-2847-2002 Pasal 11.5(3(3)) sebagai berikut :

a. Untuk m 0.2 harus menggunakan pasal 11.5.3.2 ;


b. Untuk 0.2 m 2.0 , ketebalan pelat minimum harus memenuhi
fy

Ln 0.8

1500

h2
36 9

Dan tidak boleh kurang dari 120 mm


c. Untuk m 0.2 , ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang dari
Dan tidak boleh kurang dari 90 mm
Ln
= Panjang bentang bersih
fy
= Tegangan Leleh Baja

= Rasio bentang bersih dalam arah memanjang terhadap arah

memendek dari pelat 2 arah


= Nilai rata-rata a untuk semua balok pada tepi tepi dari
suatu panel

1.2.2. Perhitungan Perencanaan


Untuk perencanaan dimensi pelat, balok, dan kolom yang ditinjau adalah
ukuran ruangan yang paling luas. Gedung tersebut memiliki ruangan
paling besar dengan ukuran 6 m x 8 m. Selain itu digunakan pula balok
anak.
1.2.2.1.

Balok
a. Balok Induk
Lx
=6m ;

Ly
=8m
1
1
Ly=8 m, maka hmin Lx= 800 cm=50 cm
16
16

2
2
b= h= 50 cm=33.33 cm
3
3
Maka ukuran balok induk 40 x 60 cm
b. Balok Anak
Lx
=6m ;
Ly
=8m
1
1
Lx=6 m ,maka hmin Lx= 600 cm=37.5 cm
16
16
2
2
b= h= 37.5 cm=25 cm
3
3
Maka ukuran balok induk 25 x 50 cm

1.2.2.2.
Pelat
a. Perhitungan bentang bersih sebagai berikut.
Bentang bersih terpanjang (Ln)
1
1
ln=Ly2 b balok anak =800 cm2 25 cm =775 cm
2
2

Bentang bersih terpendek (Sn)


1
1
Sn=Lx2 b balok induk =600 cm2 40 cm =560 cm
2
2

karena =

ln 775
=
=1.38<2
sn 560

maka pelat tersebut termasuk jenis pelat 2 ara h

b. Perhitungan tebal minimum


fy
ln 0.8+
1500
h=
36+ 9

400
1500
36+ 9 1.38

7750 0.8+
h=

h=170.73mm 170 mm
fy
1500
h=
36+5 (m0.2)

ln 0.8+

400
1500
170=
36+1.38( m0.2)

7750 0.8+

m=0.2< 2.0 , maka h=120 mm

1.3.

Analisa Pelat Lantai

Analisa pelat lantai menggunakan pelat berukuran 3 x 4 m dengan tebal pelat 12


mm.

1.3.1

Data Pelat Lantai


Dari perhitugan diatas diperoleh data-data perencanaan sebagai berikut:
Panjang bentang plat arah x
, Lx = 3.00 m
Panjang bentang plat arah y
, Ly = 4.00 m
Tebal pelat
, h = 0.12 m
Ly/Lx = 4 / 3 = 1.33
Koefisien momen pelat :
Tabel 4.2.b Buku IV hal. 26 (Gideon Kusuma) dengan cara interpolasi
didapat :
- Lapangan arah x , Clx = 41+((1.33-1.2)/(1.4-1.2))*(52-41) = 48
- Lapangan arah x , Cly = 27-((1.33-1.2)/(1.4-1.2))*(27-23) = 24
- Lapangan arah x , Cty = 84+((1.33-1.2)/(1.4-1.2))*(97-84) = 92
- Lapangan arah x , Cty = 74+((1.33-1.2)/(1.4-1.2))*(77-74) = 76
Diameter tulangan yang digunakan , = 10 mm
Tebal bersih selimut beton
, ts = 20 mm (SNI 03-2847-2002,
Pasal 9.7.(1(c))

1.3.2

Pembebanan Pelat Lantai


a. Beban Mati (Dead Load) , PPIUG '83 Bab 2 Tabel 2.1
Beban mati dianalisa sebagai berikut.
No

1
2

Berat

Tebal

satuan

(m)

Berat sendiri plat lantai (kN/m3)

24.0

0.12

Berat finishing lantai (kN/m3)

22.0

0.03

Jenis Beban Mati

Q (kN/m2)
= 24 x 0.12
= 2.880
= 22 x 0.03

Berat plafon dan rangka (kN/m2)


Berat instalasi ME (kN/m2)
Total beban mati,

3
4

0.2
0.5

QD =

= 0.660
= 0.200
= 0.500
4.240

b. Beban Hidup (Live Load) , PPIUG '83 Bab 3 Tabel 3.1


Beban mati dianalisa sebagai berikut.
Beban hidup pada lantai bangunan =
QL =

250
2.50

kg/m2
kN/ m2

c. Beban Rencana Terfaktor


Menurut SNI 03-2847-2002, Pasal 11.2 besar beban rencana terfaktor
yaitu,
Qu=1.2 QD + 1.6 QL =1.2 4.24+1.6 2. 5
9.088 kN /m

d. Momen Pelat Akibat Beban Terfaktor


Menurut tabel 4.2.b Buku IV hal. 26 (Gideon Kusuma) besar momen
pelat akibat beban terfaktor sebagai berikut.
2
- Momen lapangan arah x , Mulx =C lx 0.001 Qu Lx
Mulx =48 0.001 9.088 32
3.938 kNm/m

Momen lapangan arah y ,

Mulx =C ly 0.001 Qu Lx2


Mulx =24 0.001 9.088 32=1.996 kNm/m

Momen tumpuan arah x ,

Mutx =C tx 0.001 Qu Lx2


2

Mulx =92 0.001 9.088 3


7.562 kNm/m

Momen tumpuan arah y ,

Mutx =C ty 0.001 Qu Lx2


Mulx =76 0.001 9.088 32

6.212 kNm/m

Jadi, momen rencana (makasimum) pelat (Mu) sebesar

1.3.3

7.562 kNm/m

Penulangan Pelat
Besar nilai faktor bentuk distribusi tegangan beton ( 1) Menurut SNI

03-2847-2002 Pasal 12.2.7.3 sebagai berikut.


Untuk : fc' 30 MPa,
1 = 0.85
Untuk : fc' > 30 MPa,
1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 30) / 7
Karena fc' = 32 Mpa ,
maka 1 = 0.85 - 0.05 * ( 32 - 30) / 7 = 0.83571429
Besar nilai rasio tulangan pada kondisi balance ( 1) menurut SNI 032847-2002 Pasal 10.4.3 sebagai berikut.
b
= 1* 0.85 * fc'/ fy * (600 / ( 600 + fy ) )
b=

0.836 0.85 32
600
=0.0341
400
600+ 400

Faktor tahanan momen maksimum (Rmax) ,


Rmax=0.75 b fy [1 0.75 b fy/(0.85 fc ' )]
Rmax =0.75 0.0341 400 [10.750.0341 400/( 0.85 32) ]

Rmax=8.3057

Besar nilai faktor reduksi kekuatan lentur () menurut SNI 03-2847-

2002 Pasal 11.3 yaitu,


= 0.8 , karena pelat tersebut mengalami aksial tarik dengan lentur.
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton
ds
= ts + /2
= 20 + 19/2
= 25 mm
Menurut SNI 03-2847-2002 Ps. 11.3 (2) besar nilai Tebal efektif plat

lantai,
d
= h ds
= 120 mm 25 mm = 95 mm
Perhitungan ditinjau pelat lantai sebesar 1 m, maka b= 1000 mm
Momen nominal rencana,
M 7.562
M n= u =
=9.452 kNm

0.8
Faktor tahanan momen,
Rn
= Mn x 10-6 / (b x d2)
Rn
= 9.452 x 10-6 / (1000 x 952)
Rn
= 1.047
Rn
= 1.047 < 8.3057 , maka AMAN

Rasio tulangan yang diperlukan ,


- Rasio
tulangan

yang

digunakan,

=0.85 fc ' /fy [1 1 2 Rn/(0.85 fc')]


=0.85 32/400 [11 2 1.047 /(0.85 32)]
=0.0027
-

Rasio tulangan minimum,


=0.0025
Maka rasio tulangan yang digunakan

=0.0027

Luas tulangan yang diperlukan,


As
=xbxd
As
= 0.0027 x 1000 x 95
As
= 254 mm2
Jarak tulangan,
- Jarak tulangan yang diperlukan
s
= / 4 x 2 x b / As
s
= 3.14 / 4 x 192 x 1000 / 254
s
= 310 mm
- Jarak tulangan maksimum
Smax
= 2 x h = 2 x 120
Smax
= 240 mm
- Jarak tulangan maksimum
Smax
= 200 mm
- Maka jarak tulangan yang digunakan (nilai S terkecil) = 200 mm
Dari perhitungan diatas digunakan tulangan 10 200
Luas tulangan yang terpakai,
As
= / 4 x 2 x b / S
As
= 3.14 / 4 x 192 x 1000 / 200
As
= 393 mm2
1.3.4

Kontrol Lendutan Pelat


Menurut SNI 03-2847-2002 Pasal 10.5.1 nilai modulus elastisitas
beton,
Ec

= 4700 fc '=4700 32=26587 MPa

Menurut SNI 03-2847-2002 Pasal 10.5.2 nilai modulus elastisitas baja


tulangan,
Es
= 200000 MPa
Beban merata (tak terfaktor) pada pelat,
Q
= QD + QL
= 4.24 + 2.5 = 6.74 N/mm
Panjang bentang pelat
Lx
= 3000 mm

Menurut SNI 03-2847-2002 Tabel 9 besar nilai batas lendutan


maksimum yang diijinkan sebesar,
Lx / 240
= 3000 /240
Lx / 240
=12.5 mm

Menurut rumus empiris momen inersia besar nilai momen inersia


bruto penampang pelat sebesar,
Ig
= 1/12 x b x h3
Ig
= 1/12 x 1000 x 1203
Ig

= 144000000 mm3

Menurut SNI 03-2847-2002 Pasal 11.5 (3) besar nilai modulus


keruntuhan lentur beton sebesar,
f r=0.7 fc' =0.7 32=3.96 MPa

Menurut SNI 03-2847-2002 Pasal 25.5.4 besar nilai perbandingan

modulus elastis sebesar,


n
= Es / Ec
n
= 200000 / 26587
n
= 7.52
Jarak garis netral terhadap sisi atas beton sebesar,
c
= n x As / b
c
= 7.52 x 393 / 1000
c
= 2.954 mm
Menurut SNI 03-2847-2002 Pasal S16.8 Persamaan 100 besar nilai

momen inersia penampang retak yang ditransformasikan ke beton


dihitung sebesar,
Icr
= 1/3 x b x c3 + n x As x ( d - c )2
Icr
= 1/3 x 1000 x 2.9543 + 7.52 x 393 x ( 95 2.954 )2

Icr

= 25036610 mm4

yt

= h/2

yt

= 120 / 2 = 60 mm

Menurut SNI 03-2847-2002 Pasal 11.5(3) besar nilai momen retak


sebesar,
Mcr = fr x Ig / yt
Mcr = 3.96 x 144000000 / 60
Mcr

= 9503515 Nmm

Menurut rumus empiris momen akibat beban merata ( 1/8 Q lx 2) besar


nilai momen maksimum akibat beban (tanpa faktor beban) sebesar,

Ma
Ma

= 1 / 8 x Q x Lx2
= 1/8 x 6.74 x 30002

Ma

= 7582500 Nmm

Menurut SNI 03-2847-2002 Ps. 11.5 (3) nilai inersia efektif untuk
perhitungan lendutan sebesar,
Ie = ( Mcr / Ma )3 x Ig + [ 1 - ( Mcr / Ma )3 ] x Icr
Ie = (9503515 / 7582500)3 x 144000000 + [1- (9503515 / 7582500) 3]
x 25036610
Ie = 259259258 mm4

Lendutan elastis seketika akibat beban mati dan beban hidup sebesar,
e
= 5 / 384 * Q * Lx4 / ( Ec * Ie )
e
= 5 / 384 * 6.74 * 30004 / (26587 * 259259258 )
e
= 1.031 mm
Menurut SNI 03-2847-2002 Lampiran besar rasio tulangan pelat lantai
sebesar,

= As / ( b * d )

= 393 / (1000 x 95)

= 0.0041

Menurut SNI 03-2847-2002 Ps.

11.5.2.5 besar nilai faktor

ketergantungan waktu untuk beban mati (jangka waktu > 5 tahun)

sebesar,

=2

= / ( 1 + 50 x )

= 2 / ( 1 + 50 x 0.0041 )

= 1.6574
Lendutan jangka panjang akibat rangkak dan susut sebesar,
g
= x 5 / 384 x Q x Lx4 / ( Ec x Ie )
g
= 1.6574 x 5 / 384 x 6.74 x 30004 / (26587 * 259259258)
g
= 1.709 mm
Lendutan total sebesar,
total = e + g
total = 1.031 + 1.709
total = 2.741 mm
Kontrol lendutan pelat,
Syarat :
total
<
Lx/240
2.741 mm
<
3000/240 mm
2.741 mm
<
12.500 mm .. (OK!)

Anda mungkin juga menyukai