µ
PENDAHULUAN
Tingginya nilai urbanisasi, pertumbuhan arus lalu lintas yang tidak terimbangi
pertumbuhan infrastruktur, dan pesatnya pertumbuhan kepemilikan kendaraan
pribadi menjadi penyebab permasalahan transportasi di perkotaan. Permasalahan
transportasi ini secara visual dapat dilihat dengan adanya kemacetan lalu lintas di
beberapa ruas jalan baik pada jam sibuk maupun tidak sibuk. Kompleksitas
pemasalahan transportasi perkotaan semakin bertambah dengan sistem angkutan
umum yang tidak baik pada sebagian besar kota di Indonesia. Angkutan umum
sebagai salah satu elemen dari sistem transportasi perkotaan memegang peran
yang sangat penting bagi daerah perkotaan. Kota yang ¶baik· dapat ditandai,
antara lain dengan melihat kondisi sistem angkutan umumnya. Sektor
transportasi tersebut harus mampu memberikan kemudahan (aksesibilitas) bagi
seluruh masyarakat dalam segala kegiatannya di semua lokasi yang berbeda dan
tersebar dengan karakteritik fisik yang berbeda pula. Sitem transportasi angkutan
umum yang baik harus bisa menjangkau sebagain besar wilayah perkotaan.
Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, penataan sistem angkutan umum di
Kota Surakarta sangat penting artinya guna mewujudkan angkutan umum yang
nyaman, efisein, aman, dan handal. Bila melihat dari kondisi geografisnya, Kota
Surakarta merupakan daerah yang strategis dan menjadi pusat simpul kegiatan
kabupaten di sekitarnya yakni: Sukoharjo, Wonogiri, Kla ten, Sragen, Boyolali,
Karanganyar. Selain itu Kota Surakarta juga dilewati jalur selatan yang
menghubungkan propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dengan letak geografis
yang sangat strategis tersebut pergerakan orang dan barang sangat padat.
c
c
c
Maksud dan tujuan dari pengoperasian Sistem Batik Solo Trans (BST) adalah
untuk mewujudkan sistem angkutan umum yang nyaman, efisien, aman, handal
dan terjangkau oleh daya beli masyarakat
Dengan adanya pelayanan angkutan umum di kota Surakarta dengan sistem BST,
diharapkan akan didapatkan banyak manfaat, diantaranya:
a. Meningkatkan daya tarik angkutan umum, sehingga pada gilir an
selanjutnya akan terjadi perpindahan moda dari kendaraan pribadi ke
kendaraan umum.
b. Memperkecil derajat kejenuhan jalan yang ada, sebagai dampak dari
berpindahnya kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
c
c
ñ
c
c
c
{
c
PERMASALAHAN TRANSPORTASI
KOTA SURAKARTA
Kota Surakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak terlepas pada
permasalahan transportasi. Kemacetan banyak terjadi di daerah pusat
perdagangan (Jl. dr. Rajiman, Jl. Yos Sudarso, Jl. Letjen S. Parman, simpang
Novotel dll) maupun di koridor kota Surakarta (Simpang Joglo, simpang
Gemblegan dll), yang secara lengkap tertera dalam Gambar 1.
Kondisi lalu lintas di Kota Surakarta di sebagian besar ruas jalannya adalah Ê
(kendaraan cepat dan lambat berada dalam satu jalur), hal ini menyebabkan
timbulnya kesemrawutan di ruas-ruas jalan yang mempunyai lebar lajur yang
kecil. Pada kondisi seperti ini jenis kendaraan yang mempunyai dimensi yang
kecil akan tetapi mempunyai kecepatan yang tinggi akan mempunyai mobilitas
yang lebih tinggi, salah satu jenis kendaraan yang mempunyai kriteria seperti ini
adalah sepeda motor. Banyak kelebihan yang dimiliki oleh sepeda motor yaitu
kecepatan yang hampir sama dengan mobil penumpang, harga yang terjangkau
oleh daya beli masyarakat, dan mempunyai akses yang lebih besar (tidak ada
pembatasan penggunaan sepeda motor baik kepemilikan maupun ruas jalan yang
bisa dilalui) sehingga mendorong para pengguna jalan untuk menggunakannya.
Sehingga cukup beralasan kalau pada saat ini distribusi pergerakan di dalam kota
Surakarta didominasi oleh sepeda motor
yang banyak terdapat di jalan-jalan utama (Jl. Slamet Riyadi, Jl.
Urip Sumoharjo, Jl. dr. Rajiman dll) menyebabkan semakin kecilnya kapasitas
jalan, ditambah lagi dengan meningkatnya hambatan samping akibat gerakan
c
c
c
Kondisi lalu lintas di kota Surakarta di sebagian besar ruas jalannya adalah Ê
(kendaraan cepat dan lambat berada dalam satu jalur), hal ini menyebabkan
timbulnya kesemrawutan di ruas-ruas jalan yang mempunyai lebar lajur yang
kecil. Pada kondisi seperti ini jenis kendaraan yang mempunyai dimensi yang
kecil akan tetapi mempunyai kecepatan yang tinggi akan mempunyai mobilitas
yang lebih tinggi, salah satu jenis kendaraan yang mempunyai kriteria seperti ini
adalah sepeda motor. Banyak kelebihan yang dimiliki oleh sepeda motor yaitu
kecepatan yang hampir sama dengan mobil penumpang, harga yang terjangkau
oleh daya beli masyarakat, dan mempunyai akses yang lebih besar (tidak ada
pembatasan penggunaan sepeda motor baik kepemilikan maupun ruas jalan yang
bisa dilalui) sehingga mendorong para pengguna jalan untuk menggunakannya.
Sehingga cukup beralasan kalau pada saat ini distribusi pergerakan di dalam kota
Surakarta didominasi oleh sepeda motor.
c
c
m
c
c
c
6
c
ñ
RENCANA PELAYANAN TRAYEK
UTAMA
c
c
§
c
Penentuan jenis moda didasarkan pada besaran kapasitas ruas jalan dan demand
di Kota Surakarta. Moda yang digunakan untuk Batik Solo Trans adalah bus
sedang dengan kapasitas 25 tempat duduk, dengan spesifikasi kendaraan jenis
kendaraan Batik Solo Trans, ketinggian pintu samping 70 cm dari tanah, tempat
duduk saling berhadapan, fasilitas Air Conditioner (AC).
Kebutuhan sarana angkutan umum untuk pelayanan rute ini adalah sama
dengan jumlah kendaraan yang sudah melayani yaitu 15 kendaraan.
a (keterjangkauan), a a
(kehandalan) dan , implementasi trayek utama dengan pelayanan
menggunakan Batik Solo Trans (angkutan massal atau ´bus kotaµ)
mempertimbangkan kebutuhan fasilitas pendukung, berupa ;
3.5.2 Shelter
Jumlah halte yang akan dibangun sepanjang koridor pelayanan BST koridor
pertama sebanyak 35 (tiga puluh lima) buah, untuk pembangunan
Pemerintah Kota Surakarta menggandeng pihak ketiga yaitu perusahaan
yang bergerak dibidang jasa advertising, dimana dalam kerjasama
c
c
R
c
c
c
µ
c
c
c
µµ
c
{
RENCANA PENGOPERASIAN
BST KORIDOR 1
c
c
µ
c
koridor tersebut maka sebagai a dipilih rute eksisting dengan lintasan
rute:
Terminal Kartosuro- Jalan Slamet Riyadi- Perempatan Gendengan- Bundaran
Gladag- Jalan Jenderal Sudirman- Balai Kota Surakarta- Pasar Gede- Jalan ²
Jalan Urip Sumoharjo- Panggung- Jl. Ir. Sutami- Terminal Palur kembali
Terminal Palur ² Jl. Ir. Sutami- Panggung ² Jalan Urip Sumoharjo- Bundaran
Gladag- Sangkrah- Jalan Kapten Mulyadi- Perempatan Baturono- Jl. Veteran-
Jalan Bhayangkara- Bundaran Baron- Jalan Dr. Radjiman- Jalan Dr. Wahidin-
Jalan Slamet Riyadi- Terminal Kartosuro.
c
c
µñ
c
c
c
µ{
c
c
c
µ
c
c
c
µ6
c
c
c
µ§
c
4.7 Pengelolaan
c
c
µR
c
Tarif yang akan diberlakukan dalam Program BST ini adalah tarif flat,
dalam arti tarif jauh dekat sama, dan tentunya dalam penetapan tarif
memperhatikan tingkat kemampun bayar dari masyarakat dan bisa
menutp biaya operasi kendaraan. Besaran Tarif yang diakan ditetapkan
berkisar antara Rp. 2500-3000 rupiah dan, besaran tarif ini akan dilakukan
evaluasi setiap tahun.
c
c
c
PERMASALAHAN PELAKSANAAN
PEKERJAAN FASILITAS PENDUKUNG BST
Gambar Keterangan
?
c
c
µ
c
µ§
Gambar Keterangan
c
c
c
2. Marka Jalan
- Marka Tulisan "BUS STOP" 33 33 -
- Marka Larangan Parkir Zig Zag Warna
Kuning 70 - 70
@Ê
a@
Dari table diatas terlihat bahwa kekurangan fasilitas yang harus di penuhi
dan kebutuhan anggaran
Harga
No Uraian Kekurangan Satuan Jumlah
(Buah) (Rp) (Rp)
1 Rambu Larangan Parkir 54 610.000 32.940.000
2 Rambu RPPJ 3 7.100.000 21.300.000
c
c
ñ
c
m
PENUTUP
Batik Solo Trans Surakarta diharapkan dapat membenahi citra angkutan umum
yang ada saat ini serta dapat memenuhi fungsinya sebagai angkutan umum yang
aman, nyaman, cepat dan murah sehingga dapat membantu mengurangi
permasalahan transportasi. Tentunya besar harapan dari Pemerintah Kota
Surakarta dukungan kepada Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementrian
Perhubungan Republik Indonesia dapat merealisasikan kebutuhan fasilitas
pendukungam rangka penyelenggaraan BST di Kota Surakarta.
c
c
{