Anda di halaman 1dari 52

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikhtiologi berasal dari gabungan dua kata Yunani yaitu Ichthyes yang
artinya ikan dan Logos artinya ilmu. Dengan demikian Ikhtiology adalah suatu
ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan dengan segala aspek kehidupannya.
Ikan

didefenisikan

sebagai

binatang

vertebrata

yang

berdarah

dingin

(poikiotherm), hidup dalam lingkungan air, pergerakan dan kesetimbangan


badannya terutama menggunakan sirip dan pada umumnya bernafas dengan
insang.
Secara garis besar ikan yang terdapat dialam terbagi atas dua group yaitu
Agnatha (Ikan yang tidak memiliki rahang) dan Gnathostomata (Ikan yang
memiliki rahang). Kedua group ikan tersebut dikelompokkan kedalam tiga
kelasyaituKelas Cephalaspidomophi, Condrichthyes, dan Osteichthyes.
Setiap jenis ikan memiliki ciri-ciri taksonomi biologis dan ekologis yang
spesifik meskipun ada beberapa kemiripan ikan yang merupakan objek dalam
mata kuliah ichtyology, dalam mempelajarinya diperlukan pendekatan baik secara
kasat mata ( ekternal anatomy), bagian dalam tubuh (internal anatomy) dan organ
tambahan yang dimiliki oleh beberapa jenis ikan.
Morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang
mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan
sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan.
Morfologi adalah berarti mencakup tentang bentuk tubuh dan organ tubuh
bagian luar pada suatu organisme. Pada bentuk tubuh ikan dibedakan menjadi dau

macam yaitu simetris bilateral dan non simetris bilateral. Simetris bilateral adalah
bila ikan dibelah menjadi dua bagian yang sama pada bagian tengahnya, kedua
sisi letak, bentuk maupun ukurannya sama persis. Sedangkan non simetris
Ikan terdapat dua grup yaitu agnatha dan gnathostomata. Yang masingmasing

memiliki

tiga

kelas

utama.

Kelas

pertama

merupakan

kelas

cephalospidomophi, kelas kedua merupakan kelas condrichthyes, kelas ketiga


merupakan kelas osteichthyes. Bentuk ikan terbagi dua yaitu bilateral simetris dan
non bilateral simetris. Bentuk tubuh ikan bermacam-macam misalkan pipih
mendatar, torpedo, pipih (compressed), pipih (depressed), ular, bola, pipa, dan
lain-lain (Penuntun Praktikum ichthyology, 2011).
1.2.Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui pengenalan
morfologi spesies ikan berbeda. Untuk mengetahui bentuk tubuh dan bagian luar
tubuh ikan, ini adalah untuk mengetahui beberapa bentuk ikan air tawar maupun
air

laut

dilihat

dari

morfologinya.

Serta

melatih

mahasiswa

dalam

mengidentifikasi ikan yang dipraktikumkan.


Sedangkan manfaat dari praktikum ini adalah agar praktikan mengetahui
dan memahami tentang pengenalan morfologi spesies ikan berbeda. Serta
mahasiswa dapat mengetahui penggolongan ikan dan mengetahui ciri-ciri dari
setiap ikan yang jadi objek praktikum.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Morfologi Ikan


2.1.1. Ikan yang Bersisik
a. Ikan Mas (Cyprinus Carpio)
Di ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang
terbentuk atas tiga baris gigi geraham. Secara umum hampir seluruh tubuh ikan
mas ditutupi sisik kecuali pada beberapa varietas yang hanya memiliki sedikit
sisik. sisik ikan mas berukuran besar dan digolongkan ke dalam sisik tipe sikloid
(lingkaran). Sirip punggungnya (dorsal) memanjang dengan bagian belakang
berjarikeras dan di bagian akhir (sirip ketiga dan keempat) bergerigi. Letak sirip
punggung berseberangan dengan permukaan sisip perut (ventral). Sirip duburnya
(anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung, yaitu berjari keras dan bagian
akhirnya bergerigi. garis rusuknya (linea lateralis atau gurat sisi) tergolong
lengkap, berada di pertengahan tubuh dengan bentuk melintang dari tutup insang
sampai ke ujung belakang pangkal ekor (Riki, 2010).
b. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Ikan nila memiliki ciri morfologis yaitu berjari-jari keras, sirip perut
torasik, letak mulut subterminal dan berbentuk meruncing. Selain itu, tanda
lainnya yang dapat dilihat dari ikan nila adalah warna tubuhnya hitam dan agak
keputihan. Bagian tutup insang berwarna putih, sedangkan pada nila lokal putih
agak kehitaman bahkan kuning. Sisik ikan nila berukuran besar, kasar dan
tersusun rapi. Sepertiga sisik belakang menutupi sisi bagian depan. Tubuhnya
memiliki garis linea lateralis yang terputus antara bagian atas dan bawahnya.

Linea lateralis bagian atas memanjang mulai dari tutup insang hingga belakang
sirip punggung sampai pangkal sirip ekor. Ukuran kepala relatif kecil dengan
mulut berada di ujung kepala serta mempunyai mata yang besar (Kottelat et al.,
1993).
c. Ikan Tambakan (Helostoma temmincki)
Ikan tambakan termasuk kedalam Pisces, Subclas Teleostei, Ordo
Perciformes, Subordo Anabantoidei, Famili Helostomatidae, Genus Helostoma,
Spesies Helostoma temmincki (Kottelat et al, 1993). Sedangkan (Saanin ,1984)
mengatakan ikan tambakan masuk kedalam ordo Labyrinthici, Subordo
Anabantoidei, Famili Anabantidae, Genus Helostoma, Spesies Helostoma
temmincki.
Sisik tergolong ctenoid, jika diraba kasar karena ada duri-duri pada tepinya.
Jari-jari sirip pertama mengalami modifikasi berbenttuk benang memanjang. Sisik
pada daerah punggung kehijau-hijauan atau kelabu, lebih terang pada bagian perut
dan mempunyai garis membujur/longitudinal (Saanin, 1984).
d. Ikan Kakap Merah
Klasifikasi ikan Kakap Merah adalah Ordo Percifomes, Family Laboridae,
Genus Lutanus, Spesies Lutianus argentimaculas.
Morfologi dan tanda-tanda khusus ikan kakap menurut RABANI dan
SOESANTO dalam YOSIVA ( 1981 ) yaitu mempunyai badan yang memanjang
gepeng dan ekor lebar serta memiliki sisik. Kepala lancip dengan bagian atas
cekung dan menjadi cembung didepan sirip punggung. Mulut lebar, sedikit goreng
rahang atas mecapai bagian belakang kepala,gelegi halus dan tidak mempunyai

taring. Bagian bawah pra penutup insang mempunyai duri yang bergerigi di atas
pangkal gurat sisi.
e. Ikan Kapiek
Ciri-ciri dari ikan Kapiek yaitu antara garis rusuk dan sirip punggung 8
sisik. Pangkal sirip punggung bertepatan dengan sisik garis rusuk ke 11. antara
pangkal sirip punggung dan pangkal kepala terdapat 13 sisik. Bibir bawah tidak
terpisah dari rahang bawah, tidak berkulit tebal dan hidung tidak berbintil-bintil
keras (Saanin, 1984).
f. Ikan Selar Kuning ( Selaroides leptolepis)
Sirip punggung bagian depan dengan VII jari-jari keras (duri) dan sirip
punggung kedua dengan I duri dan 21-23 jari-jari lunak. Sisik-sisik pada gurat sisi
menonjol, berderet melengkung dibagian depan dan lurus mendatar di bagian
belakang tubuh, bagian datar dengan 13-25 sisik kecil-kecil diikuti oleh 24-29
sisik besar, kelokan dari bagian lengkung ke datar terletak kurang-lebih di bawah
jari-jari lunak ke-10 hingga ke-12 sirip punggung kedua. Ikan ini memiliki 24 ruas
tulang belakang (Smith-Vaniz, 2001).
g. Ikan Senangin
Sirip dorsal pertama dengan VIII jari-jari keras (duri); sirip dorsal kedua
dengan I jari-jari keras dan 12-15 (rata-rata 14) jari-jari lunak. Rumus sirip dubur
III, 13-17 (15); dasar sirip dubur lebih panjang daripada dasar sirip dorsal kedua,
dan lebih pendek daripada batang ekor. Sirip dada terletak di bawah garis median;
dengan 15-19 (17) jari-jari lunak tak bercabang dan 4 jumbai pendek serupa

cambuk. Jumbai ke-3 atau ke-4 adalah yang terpanjang, mencapai pertengahan
atau bahkan ujung sirip perut. Sisik-sisik dengan gurat sisi berjumlah 59-91 (77)
(Carpenter, 2001).
h. Ikan Bawal Putih (Stromateus cinereus)
Ikan Bawal, sering kali menjadi pilihan utama sebagai hidangan istimewa
di meja pengantin atau meja utama. Secara amnya ikan Bawal terbahagi kepada
dua jenis iaitu bawal putih dan hitam. Ikan bawal putih dikatakan lebih tinggi
permintaannya berbanding yang bawal hitam. Warna - Badan bawal cermin
diliputi sisik halus berwarna putih beralun perak dan bahagian sirip memancarkan
warna kelabu. Sesetengah bahagian badannya diliputi bintik hitam halus.
i.

Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)


Ikan yang lebar dan pipih. Panjang tubuh (SL, standard length) 2,0-2,1 kali
tinggi tubuh; tubuhnya dikelilingi sisik. Panjang tubuh total (dengan sirip ekor)
bisa mencapai 1.000 mm. Sirip perut dengan jari-jari pertama yang pendek berupa
duri dan jari-jari kedua yang lentur panjang serupa cambuk. Rumus sirip
punggung (dorsal) XI-XIV (jari-jari keras atau duri) dan 12-14 (jari-jari lunak);
sementara sirip dubur (anal) X-XI dan 20-23 (Kottelat, 1993).
j. Ikan Bujuk (Channa lucius)

Kepala bagian atas (belakang) agak mencembung, namun tak begitu


kentara pada spesimen berukuran kecil. Dengan bercak-bercak besar di sisi tubuh
dan garis-garis (pita) miring berwarna gelap di bagian perutnya. Sederetan gigi
berbentuk taring terdapat pada langit-langit (vomer dan palatine) mulutnya, di

antaranya terdapat gigi-gigi yang lebih kecil. Pangkal sirip dorsal dengan gurat
sisi diantarai oleh 5 deret sisik.
k. Ikan Cucut (Carcharinus longimanus)
Lebar cephalofoil ini mencapai 40-50% panjang tubuh cucut, dari atas
terlihat seperti bentuk sayap atau mata panah, dengan tonjolan kecil di depan
hidungnya. Tak sebagaimana cucut martil yang lainnya (marga Sphyrna), hidung
cucut ronggeng ini terletak agak ke tengah pada cephalofoil dan memiliki sisik
ditubuhnya.
l. Ikan Toman (Channa micropeltes)
Ikan yang berkepala besar dan bermulut besar serta bergigi runcing tajam.
Tubuh bulat panjang seperti torpedo dengan ekor membulat dengan sisik
ditubuhnya. Ikan dewasa berwarna hitam kebiruan, dengan perut putih atau
keputihan. Anak-anaknya berwarna kemerahan, dengan garis hitam dan jingga di
sisi tubuhnya. Ikan toman dapat tumbuh sampai mendekati 1,5 m panjangnya.
m. Ikan Sardien (Sardinella sirin)
Sarden merupakan ikan laut yang terdiri dari beberapa spesies dari famili
Clupeidae. Ikan ini mampu bertahan hingga kedalaman lebih dari 1.000 meter.
Beberapa spesies mackerel yang lebih besar, seperti mackerel sirip biru (bluefin
mackerel), dapat menaikkan suhu darahnya di atas suhu air dengan aktivitas
ototnya. Hal ini menyebabkan mereka dapat hidup di air yang lebih dingin dan
dapat bertahan dalam kondisi yang beragam.
n. Ikan kakap Putih (Lates calcalifer)
Kakapputih adalah salah satu predator besar, tumbuh hingga mencapai bobot
60kg, tetapi yang sering tertangkap antara 1-3 kg bahkan kurang. Dapat tumbuh

mencapai 180 cm Dan memiliki sisik. termasuk kedalam jajaran keluarga ikan
yang cukup besar, barramundi merupakan perpaduan antara ikan yang hidup pada
umumnya di air tawar dan air asin karena barramundi sangat cepat beradaptasi
dari perairan air tawar ke air asin (laut).
o. Ikan Betok (Anabas testudinius).
kan yang umumnya berukuran kecil, panjang hingga sekitar 25 cm, namun
kebanyakan lebih kecil. Berkepala besar dan bersisik keras kaku. Sisi atas tubuh
(dorsal) gelap kehitaman agak kecoklatan atau kehijauan. Sisi samping (lateral)
kekuningan, terutama di sebelah bawah, dengan garis-garis gelap melintang yang
samar dan tak beraturan. Sebuah bintik hitam (kadang-kadang tak jelas kelihatan)
terdapat di ujung belakang tutup insang. Sisi belakang tutup insang bergerigi
tajam seperti duri.
2.1.2. Ikan yang Tidak Bersisik
a. Ikan Serai (Caranx rotteri)
Ikan Serai (Caranx rotteri) memiliki ekor yang bercabang, bentuk
tubuhnya turped, tidak memiliki sisik, memiliki sirip yang lengkap. Memiliki
bentuk mulut yang Superior.Mata terletak di kiri dan kanan daerah kepala. Tidak
memiliki sirip lemak.
Ikan Serai memiliki klasifikasi Ordo: Perciformes, Subordo: Teleostei,
Family: Carangidae, Genus: Caranx. Memiliki ekor yang bercabang dan tubuhnya
tidak ditutupi oleh sisik (Taniuchi, 2009).
b. Ikan Alu-alu (Sphyraena jello)

Kelas Pisces, Ordo Perciformes, Famili Sphyraenidae, Genus Sphyraena


dan Spesies Sphyraena jello. Ikan ini termasuk kelompok gnathostomata, dengan
kelas osteicthyes. Bentuk kepala lancip dan tidak bersisik, mulut terminal dan
tidak mempunyai sungut. Memilki lubang hidung monorhinous, letak mata berada
di sisi kanan dan kiri kepala dibelakang sudut mulut, bola mata terdapat pada
kedua sisi. Memilki tutup insang (operculum), memiliki gurat sisi (linea lateralis),
tidak memilki sisik, memilki sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anus
dan sirip ekor.
c. Ikan lele (Clarias batrachus)
Ikan-ikan marga Clarias dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak
bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang kadangkadang menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya nampak seperti sidat yang
pendek. Kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan mata yang kecil dan
mulut lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang
sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele
juga memiliki alat pernapasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya.
Terdapat sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya.
Ada yang mengatakan,bahwa patil ini tidak hanya tajam tapi juga beracun dan
mengakibatkan panas tinggi jika orang tak sengaja terkena patil tersebut.
d. Ikan Baung (Mystus nemurus)
Bertubuh agak mirip dengan lele, ikan-ikan baung memiliki kepala yang
memipih agak mendatar, dengan bagian tulang tengkorak yang kasar di atas
kepala tak tertutupi oleh kulit, dan sirip lemak yang berukuran sedang berada di
belakang sirip punggung (dorsal). Baung bertubuh licin tanpa sisik di tubuhnya;

10

dan serupa dengan lundu dan patin, baung memiliki tiga duri yang berbisa (patil),
yakni pada sepasang sirip dadanya, dan sebuah lagi berada di awal sirip
punggungnya.
e. Ikan Tongkol (Eutynnus allacterates)
Ikan yang berukuran sedang; panjang maksimum sekitar 100 cm FL (fork
length), namun umumnya hanya sekitar 60 cm. Punggung berwarna biru gelap
metalik, dengan pola coret-coret miring yang rumit mulai dari pertengahan sirip
punggung pertama ke belakang; sisi badan dan perut putih keperakan, dengan
bercak-bercak khas berwarna gelap di antara sirip dada dan sirip perut, yang tidak
selalu ada. Tanpa sisik, kecuali di wilayah corselet dan gurat sisi (Carpenter,
2001).
2.1.3. Bentuk Tubuh yang Berbeda
Bentuk tubuh ikan biasanya berkaitan erat dengan tempat dan cara mereka
hidup. Secara umum, tubuh ikan berbentuk setangkup atau simetris bilateral, yang
berarti jika ikan tersebut dibelah pada bagian tengah-tengah tubuhnya (potongan
sagittal) akan terbagi menjadi dua bagian yang sama antara sisi kanan dan sisi kiri.
Selain itu, ada beberapa jenis ikan yang mempunyai bentuk non-simetris bilateral,
yang mana jika tubuh ikan tersebut dibelah secara melintang (cross section) maka
terdapat perbedaan antara sisi kanan dan sisi kiri tubuh, misalnya pada ikan
langkau (Psettodes erumei) dan ikan lidah (Cynoglossus bilineatus). Bentuk tubuh
simetris dapat dibedakan atas:
1. Fusiform atau bentuk torpedo (bentuk cerutu), yaitu suatu bentuk yang sangat
stream-line untuk bergerak dalam suatu medium tanpa mengalami banyak

11

hambatan. Tinggi tubuh hampir sama dengan lebar tubuh, sedangkan panjang
tubuh beberapa kali tinggi tubuh. Bentuk tubuh hampir meruncing pada kedua
bagian ujung. Contoh: Rastrelliger kanagurta (kembung lelaki), Euthynnus
affinis (tongkol), Katsuwonus pelamis (cakalang).
2. Compressed atau pipih, yaitu bentuk tubuh yang gepeng ke samping. Tinggi
badan jauh lebih besar bila dibandingkan dengan tebal ke samping (lebar
tubuh). Lebar tubuh juga lebih kecil daripada panjang tubuh. Contoh:
Parastromateus niger (bawal hitam).
3. Depressed atau picak, yaitu bentuk tubuh yang gepeng ke bawah. Tinggi badan
jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan tebal ke arah samping badan (lebar
tubuh). Contoh: Rhynchobatus djiddensis (pare kekeh).
4. Anguilliform atau bentuk ular atau sidat atau belut, yaitu bentuk tubuh ikan
yang memanjang dengan penampang lintang yang agak silindris dan kecil serta
pada bagian ujung meruncing/tipis. Contoh: Anguilla celebesensis (sidat).
5. Filiform atau bentuk tali, yaitu bentuk tubuh yang menyerupai tali. Contoh:
Pseudophallus straksii (pipefish).
6. Taeniform atau flatted-form atau bentuk pita, yaitu bentuk tubuh yang
memanjang dan tipis menyerupai pita. Contoh: Trichiurus brevis (ikan layur).
7. Sagittiform atau bentuk panah, yaitu bentuk tubuh yang menyerupai anak
panah. Contoh: Esox lucius (pike).
8. Globiform atau bentuk bola, yaitu bentuk tubuh ikan yang menyerupai bola.
Contoh: Diodon histrix (buntal landak).
9. Ostraciform atau bentuk kotak, yaitu bentuk tubuh ikan yang menyerupai
kotak. Contoh: Tetraodon baileyi (hairy puffer).
2.2. Morfometrik dan Meristik
2.2.1. Panjang Tubuh

12

Panjang tubuh pada ikan adalah sebuah ukuran tubuh pada ikan, yang
tubuhnya dapat di hitung panjangnya, sehungga dapat diukur dalam bentuk
ukuran (meter).
2.2.2. Sisik
Semacam lapisan kulit yang keras dan berhelai-helai yang terdapat di luar
bagian tubuh dan berfungsi sebagai pelindung organ bagian dalam dari bendabenda asing.
2.2.3. Jari-jari sirip
Sirip pada ikan berperan sangat penting dalam penentuan arah dan gerak ikan.
Sirip pada ikan terdiri dari sirip punggung (D), sirip dada (P), sirip perut (V), siri
anus (A), sirip ekor (C). Kelima sirip ekor tersebut ada yang bersifat ganda seperti
pada sirip dada dan sirip perut sedangkan yang lainnya bersifat tunggal. Tidak
semua jenis ikan dipermukaan bumi ini memiliki secara utuh kelima sirip tersebut
secara sempurna, melainkan ada yang tidak lengkap.
2.3. Sistem Pencernaan, Sistem Pernafasan & Sistem Reproduksi
2.3.1. Sistem Pencernaan
Digesti merupakan proses yang diperlukan dalam nutrisi heterotrofik
seperti proses adsorbsi molekul-molekul besar karbohidrat, protein, dan lemak
dari bagian-bagian sel. Jaringan yang dikonsumsi harus dipecah menjadi bagianbagian yang kecil, seperti gula dan asam amino agar dapat diangkat melalui
membran sel. Transfer molekul besar melalui membran,tetapi senyawa organik
yang disintesis oleh suatu heterotrof sering kali tidak sama dengan senyawa yang
dikonsumsi sebagai makanan. Oleh karena itu, sebelum didapatkan perakitan
kembali diperlukan digesti (Villee et al, 1984).Pencernaan makanan adalah proses

13

penyederhanaan makanan yang pada awalnya berupa molekul komplek menjadi


molekul sederhana (Affandi, dkk, 2005).
Setiap jenis ikan mempunyai daya cerna yang berbeda pada nutrisi yang
dikonsumsinya.Ikan salmon merupakan salah satu jenis ikan karnivora yang
rendah terhadap karbohidrat. Energi yang diperoleh ikan salmon dari proses
pencernaan terhadap karbohidrat hanya dapat dicerna sebanyak 140%, sedangkan
ikan Catfish merupakan salah satu jenis ikan omnivora mempunyai kemampuan
mencerna karbohidrat lebih tinggi dibandingkan ikan karnivora, yaitu 70%
(Peureulak, 2009).
2.3.2. Sistem Pernafasan
Proses pernapasan dapat dibagi menjadi 4 tahap, yakni: (1) pertukaran
udara melalui permukaan alat pernapasan, (2) difusi oksigen dan karbondioksida
antara insang dan darah, (3) transpor oksigen dan karbondioksida di dalam darah
dan cairan tubuh ke dan dari sel, dan (4) pengaturan pernapasan. Proses ini dapat
berlangsung karena adanya perbedaan tekanan parsial gas (Fujaya, 2008).
Proses pernapasan pada ikan adalah dengan cara membuka dan menutup
mulut secara bergantian dengan membuka dan menutup tutup insang. Pada waktu
mulut membuka, air masuk ke dalam rongga mulut sedangkan tutup insang
menutup. Oksigen yang terlarut dalam air masuk berdifusi ke dalam pembuluh
kapiler darah yang terdapat dalam insang. Dan pada waktu menutup, tutup insang
membuka dan air dari rongga mulut keluar melalui insang. Bersamaan dengan
keluarnya air melalui insang, karbondioksida dikeluarkan. Pertukaran oksigen dan
karbondioksida terjadi pada lembaran insang (http://gurungeblog.wordpress.com)

14

Insang pada ikan dibedakan menjadi dua macam yaitu insang dengan tutup
insang (operkulum) dan insang tanpa operkulum. Insang dengan operkulum
dimiliki oleh ikan bertulang sejati sedangkan insang tanpa operkulum dimiliki
oleh ikan bertulang rawan. Ikan bertulang sejati umumnya memiliki empat pasang
insang pada masing-masing sisi faring dan terlindungi oleh operkulum. Masingmasing insang terdirri dari sebuah lengkung insang (arkus brankhialis) dan
tersusun atas tulang rawan (http://sweetir1s.multiply.com).
Selain insang atau paru-paru, beberapa jenis ikan memiliki alat pernapasan
tambahan yang dapat mengambil oksigen secara langsung dari udara, seperti
insang tambahan yang dimiliki oleh ikan lele (claria sp.) bebentuk pohon di
bagian atas lengkung insang kedua dan ketiga disebut arborescent organ, kulit
yang dimiliki oleh ikan blodok (Periopthalmus dan Boleopthalmus) selain
penutup insang yang berkembang berlipat-lipat dan bagian dalamnya terdapat
banyak pembuluh darah. Ikan-ikan yang memiliki alat pernapasan tambahan
mampu bertahan hidup dalam kondisi hipoxia, bahkan anoxia (Soesono, 1983).
Dibandingkan yang terdapat dalam udara, oksigen dalam air lebih sedikit.
Udara kira-kira mengandung 20% O2. 1 liter udara mengandung (200 ml O2 pada
tekanan udara (P O2) 150 mmHg atau 0,2 atmosfer. Dalam air yang jenuh udara,
persentase kelarutan gas dan tekanan partialnya adalah sama dengan udara. 1 liter
air pada suhu 150o C hanya mengandung 7 ml O2 (Affandi, 2005).
2.3.3 Sistem Reproduksi
Pada organ kelamin jantan (testis) merupakan sepasang organ memanjang
yang terletak pada dinding dorsal, struktur testis bervariasi antar spesies namun

15

demikian dapat di golongkan menjadi dua tipe lobular (lobul-lobul) dan tubular
(tabung). Testis tipe lobular merupakan tipe pada kebanyakan ikan teleostei terdiri
dari sejumlah lobul yang terpisahkan satu sama lain oleh selaput tipis dari jaringan
pengikat berserat.(Yusnaini,dkk.2014).
Organ kelamin betina (ovari) pada kebanyakan ikan teleostei adalah
berupa sepasang organ terletak di rongga tubuh. Rongga ovari berlanjut dengan
oviduct yang terbuka ke arah ovivore pada papilla urogenital, pada sebagian
spesies pasangan ovari menyatu menjadi satu organ.(Yusnaini,dkk.2014).
Ikan jantan jantan yang matang gonad di tandai dengan gerakan lincah,
warna sisik tampak lebih gelap dan kasar, alat genital berwarna kemerahan, perut
ramping dan bila di urut keluar cairan sperma. Sedangkan pada ikan betina perut
tampak membesar ke arah anusdan bila di raba terasa lunak, warna sisik lebih
cerah dan halus, alat genitalia berwarna merah cerah dan gerakan lamban.
(Yusnaini,dkk.2014).
Menurut Anonim (2006), meskipun tidak semua individu mampu
menghasilkan keturunan, namun setidaknya reproduksi berlangsung pada
sebagian besar individu yang hidup di permukaan bumi ini. Tingkah laku
reproduksi pada ikan merupakan suatu siklus yang dapat dikatakan berkala dan
teratur. Kebanyakan ikan mempunyai siklus reproduksi tahunan. Sekali mereka
memulainya maka hal itu akan berulang terus menerus sampai mati. Beberapa
ikan malahan bisa bereproduksi lebih dari satu kali dalam satu tahun.

16

17

III. METODOLOGI PRATIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 03 Agustus 2015 pada pukul
10.00 WIB - 15.00 WIB. Yang bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.2. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan dalam praktikum pengenalan morfologi spesies
ikan yang berbeda adalah 10 jenis ikan air tawar dan 10 jenis ikan air laut.
Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah nampan yang
berguna untuk tempat ikan yang dijadikan objek, serbet untuk membersihkan meja
dan nampan, dan alat-alat tulis seperti pena, pensil dan penghapus yang digunakan
untuk menggambar ikan serta menulis klasifikasi ikan dan ciri ciri nya.
Sedangkan penggaris berguna untuk mengukur tubuh ikan yang dijadikan objek
tersebut.
3.3. Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode pengamatan
langsung di Laboratorium Biologi Perikanan.
3.4. Prosedur Praktikum
Ikan diletakkan dinampan untuk diamati dengan teliti lalu digambar
setelah itu diukur morphometriknya seperti TL, SL, Bdh, dan Bdl. Selanjutnya
memperhatikan sirip, posisi sirip, bentuk sirip ekor serta jari-jari sirip dan
jumlahnya.

18

Lalu gambarkanlah pada buku gambar dengan menggunakan ukuran yang


telah didapatkan dengan skala tertentu, mulai dari Ikan Biji nangka, Barau, Bujuk,
Bawaj air tawar, Kapas-kapas, Sepat Mutiara dan Ikan Pari. Usahakan gambar
benar-benar tertata dengan baik. Setelah digambarkan, buatlah deskripsi objek,
ukuran tubuh (morfometriknya; TL, SL, BdH, HdL,), linelateralisnya (susunan,
bentuk, jumlah), perhitungan sisik dan catatlah. Tuliskan juga klasifikasi dan
habitat dari ikan tersebut.

19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I.1.

Morfologi

4.1.1. Klasifikasi & deskripsi


4.1.1.Ikan Nila
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) mempunyai klasifikasi yaitu:
Phylum

: Chordata

Kelas

: Osteichtyes

Ordo

: Perciformes

Family

: Cichlidae

Genus

: Oreochromis

Spesies

: Oreochromis niloticus

Ikan peliharaan yang berukuran sedang, panjang total (moncong hingga


ujung ekor) mencapai sekitar 30 cmdan kadang ada yang lebih dan ada yang
kurang dari itu. Sirip punggung ( pinnae dorsalis) dengan 16-17 duri (tajam) dan
11-15 jari-jari (duri lunak); dan sirip dubur (pinnae analis) dengan 3 duri dan 8-11
jari-jari.
Ikan nila yang masih kecil belum tampak perbedaan alat kelaminnya.
Setelah berat badannya mencapai 50 gram, dapat diketahui perbedaan antara
jantan dan betina. Perbedaan antara ikan jantan dan betina dapat dilihat pada
lubang genitalnya dan juga ciri-ciri kelamin sekundernya. Pada ikan jantan, di
samping lubang anus terdapat lubang genital yang berupa tonjolan kecil

20

meruncing sebagai saluran pengeluaran kencing dan sperma. Tubuh ikan jantan
juga berwarna lebih gelap, dengan tulang rahang melebar ke belakang yang
memberi kesan kokoh, sedangkan yang betina biasanya pada bagian perutnya
besar.

Gambar 1. Morfologi Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)


4.1.2. Ikan Alu-Alu
Ikan Alu-alu (Sphyraena jello) mempunyai klasifikasi yaitu:
Phylum

: Chordata

Kelas

: Pisces

Ordo

: Perciformes

Family

: Sphyraenidae

Genus

: Sphyraena

Spesies

: Sphyraena jello

Bentuk tubuhnya bulat panjang dengan kepalanya menirus kebagian


moncong, mulutnya lebar, rahang bawah lebih panjang dari pada rahang atas.
kedua rahang serta langit-langit mempunyai gigi yan relatif besar dan tajam,
badan dan kepala pada pipi dan tutup insang ditutupi dengan sisik-sisik kecil,
pinggir tubuh dan perutnya berwarna perak dan mengkilat, tetapi punggungnya

21

berwrna hijau abu-abu, mempunyai dua sirip punggung yang di depan


seluruhnya disokong oleh jari-jari keras dan sebanyak lima buah, dan yang
belakang hanya mempunyai satu jari-jari keras dan sebanyak sembilan jari-jari
lunak, sirip ekor bercagak, berlekuk dua dan mempunyai 17 jari-jari lunak,
sirip dubur mempunyai satu jari-jari keras dan 8-9 jari-jari lunak, sirip dada
letaknya lebih ke bawah, biasanya hidup di laut tropis dan sub tropis.

Gambar 2. Morfologi Ikan Alu-alu (Sphyraena jello)


4.1.3. Ikan Selar kuning
Ikan Selar kuning (Selaroides leptolepis) mempunyai klasifikasi yaitu:
Phylum

: Chordata

Kelas

: Actinopterygii

Ordo

: Perciformes

Family

: Carangidae

Genus

: Selaroides

Spesies

: Selaroides leptolepis

Ikan yang bertubuh kecil, mencapai panjang tubuh maksimal 22 cm,


namun umumnya kurang dari 15 cm.Bentuk jorong memanjang dan pipih tegak
kurang lebih simetris pada lengkung punggung dan perutnya. Garis tengah mata

22

sebanding atau lebih pendek daripada panjang moncong, dengan pelupuk mata
berlemak setengah penuh pada separuh bagian belakang mata. Rahang atas tak
bergigi, dan rahang bawah dengan sederet gigi kecil-kecil. Sisir saring insang
pada lengkung insang yang pertama berjumlah 10-14 buah pada lengan (bagian)
sebelah atas, dan 27-32 pada lengan bawah. Cleithrum (gelangan bahu) halus pada
tepiannya, tanpa tonjolan-tonjolan.
Sirip punggung bagian depan dengan VIII jari-jari keras (duri); dan sirip
punggung kedua dengan I duri dan 21-23 jari-jari lunak. Sisik-sisik pada gurat sisi
menonjol, berderet melengkung di bagian depan dan lurus mendatar di bagian
belakang tubuh; bagian datar dengan 13-25 sisik kecil-kecil diikuti oleh 24-29
sisik besar; kelokan dari bagian lengkung ke datar terletak kurang-lebih di bawah
jari-jari lunak ke-10 hingga ke-12 sirip punggung kedua.
Punggung biru metalik, dengan suatu pita kuning terang yang lebar
berjalan dari sisi atas mata ke belakang tubuh hingga ke batang ekor. Sebuah
noktah hitam besar menonjol di bagian atas tutup insang, dekat bahu. Sisi tubuh
dan perut keperakan. Sirip-sirip punggung, sirip dubur, dan sirip ekor kuning
pucat atau kuning kelabu sirip perut putih.

Gambar 3. Morfologi Ikan Selar Kuning (Selaroides leptolepis)

23

4.1.4. Ikan serai (Caranx rotteri)


Ikan Serai (Caranx rotteri)mempunyai klasifikasi yaitu:
Ordo

: Perciformes

Subordo

: Teleostei

Family

: Carangidae

Genus

: Caranx

Spesies

: Caranx rotteri
Ikan Serai (Caranx rotteri) memiliki ekor yang bercabang, bentuk

tubuhnya turped, tidak memiliki sisik, memiliki sirip yang lengkap. Memiliki
bentuk mulut yang Superior.Mata terletak di kiri dan kanan daerah kepala. Tidak
memiliki sirip lemak.

Gambar 4. Morfologi Ikan Serai (Caranx rotteri)


4.1.5. Ikan Lele
Ikan Lele (Clarias gariepinus) mempunyai klasifikasi yaitu:
Klas

: Actinopterygii

Ordo

: Siluriformes

24

Family

: Clariidae

Genus

: Clarias

Spesies

: Clarias gariepinus

Pada mulanya nama ilmiah ikan Lele Dumbo adalah Clarias fuscus dan
kemudian diganti menjadi Clarias gariepinus. Pengganti nama ini berdasarkan
atas sifat-sifat induk jantan yang dominan diturunkan kepada anaknya. Dari hasil
penyilangan itu ternyata keturunan ikan Lele yang dihasilkan mempunyai sifatsifat yang unggul.
Tubuhnya licin,tak bersisik,dengan sirip punggung dan sirip anus yang
panjang,mempunyai 4 pasang sunggut (berbels) sebagian indra peraba dan untuk
berjalan ditempat yang gelap. Bentuk kepalanya gepeng. Sirip yang berpasangan
antara lain adalah sirip dada (pectoral),sirip perut (ventral),sedangkan sirip yang
tunggal adalah sirip punggung (dorsal) ekor (caudal) dan sirip dubur (anal),
bentuk sirip ekor berpinggiran tegak dan ukurannya kecil.

Gambar 5. Morfologi Ikan Lele (Polynemus tetradactylus)


4.1.6. Ikan Kapiek
Ikan Selar kuning ( Barbonymus schwanenfeldii) mempunyai klasifikasi yaitu:
Phylum

: Chordata

25

Kelas

: Actinopterygii

Ordo

: Cypriniformes

Family

: Cyprinidae

Genus

: Barbonymus

Spesies

: Barbonymus schwanenfeldii

badannya bundar telur memanjang apabila dilihat dari samping, dan


memipih tegak dilihat dari depan; dengan garis tengkuk yang melengkung hingga
awal sirip dorsal. Sisik-sisik relatif berukuran besar. Tinggi tubuh 2,3-2,4 kalinya
sebanding dengan panjang standar; sementara panjang kepalanya 3,5-4 kalinya
sebanding dengan panjng standar. Moncongnya menumpul; dua pasang sungut
terdapat di atas dan di sudut mulutnya, di rahang atas.
Sirip dorsal (punggung) dengan III jari-jari keras (duri) dan 8 jari-jari
lunak; sirip anal (dubur) III, 5; sirip pektoral (dada) I, 14-15; dan sirip ventral
(perut) II, 8. Sisik-sisik dengan gurat sisi berjumlah 35-36. Diantarai oleh 8 deret
sisik vertikal, awal sirip dorsal kira-kira sejajar dengan gurat sisi ke-11. Awal sirip
dorsal ini dipisahkan oleh 13 sisik dari kepala belakang. Duri ke-III sirip dorsal
besar dan kuat, dengan gerigi kuat di sisi belakangnya. Batang ekor dikelilingi
oleh 16 sisik. Sirip kaudal (ekor) berbelah dalam, ujung-ujungnya meruncing,
lebih panjang dibandingkan kepala.
Punggungnya kehijauan; sisi sampingnya keperakan hingga putih di
bagian perut; sisik-sisik di arah punggung dengan pangkal berwarna gelap
keunguan. Sirip-sirip dorsal dan kaudal berwarna merah indah; bagian muka sirip

26

dorsal dan tepi atas serta tepi bawah sirip kaudal dengan pita ungu kehitaman.
Sirip-sirip yang lain kemerah-jambuan.

Gambar 6. Morfologi Ikan Kapiek ( Barbonymus schwanenfeldii)


4.1.7. Ikan senangin (Polynemus tetradactylus)
Ikan Senangin (Polynemus tetradactylus) mempunyai klasifikasi yaitu:
Phylum

: Chordata

Klas

: Actinopterygii

Ordo

: Perciformes

Family

: Polynemidae

Genus

: Eleutheronema

Spesies

: Eleutheronema tetradactylum

Bentuk mulut nonprotactile,ukuran mulut lebar,posisi mulut didepan bola


mata,ukuranbibir tipis dan tidak memiliki sungut. Tubuhnya ditutupi oleh sisik
yang besar-besar, sedangkan tutup insang,moncong dan bagian sirip ditutupi oleh
sisik yang halus.

27

ikan senangin adalah ikan dengan badan yang panjang dan sedikit gepeng.
Tubuh ditutupi oleh sisik yang besar-besar. Sedangkan tutup insang, moncong
dan bagian sirip ditutupi oleh sisik yang halus.

Gambar 7. Morfologi Ikan Senangin (Eleutheronema tetradactylum)


4.1.8. Ikan Baung
Ikan baung (Bagrus nemurus) mempunyai klasifikasi yaitu:
Phylum

: Chordata

Kelas

: Actinopterygii

Ordo

: Siluriformes

Family

: Bagridae

Genus

: Hemibagrus

Spesies

: Bagrus nemurus

Marga Hemibagrus pada mulanya dianggap satu dengan marga Mystus


(ikan-ikan keting atau lundu), atau yang sebelumnya dikenal sebagai Macrones.
Marga ini dipisahkan, salah satunya ialah karena anggotanya yang dewasa
umumnya memiliki tubuh yang berukuran besar. Sejenis baung dari Indocina
bagian tengah, H. wyckioides, diketahui sebagai jenis baung terbesar yang dapat

28

mencapai bobot tubuh 80 kg. Bertubuh agak mirip dengan lele, ikan-ikan baung
memiliki kepala yang memipih agak mendatar, dengan bagian tulang tengkorak
yang kasar di atas kepala tak tertutupi oleh kulit, dan sirip lemak yang berukuran
sedang berada di belakang sirip punggung (dorsal). Baung bertubuh licin tanpa
sisik di tubuhnya; dan serupa dengan lundu dan patin, baung memiliki tiga duri
yang berbisa (patil), yakni pada sepasang sirip dadanya, dan sebuah lagi berada di
awal sirip punggungnya.

Gambar 8. Morfologi Ikan Baung (Bagrus nemurus)


4.1.9. Ikan Tongkol
Ikan tongkol (Euthynnus affinis) mempunyai klasifikasi yaitu:
Phylum

: Chordata

Kelas

: Actinopterygii

Ordo

: Perciformes

Family

: Scombridae

Genus

: Euthynnus

Spesies

: Euthynnus affinis

Ikan tongkol masih tergolong pada ikan Scombridae, bentuk tubuh seperti
betuto, dengan kulit yang licin .Sirip dada melengkung, ujngnya lurus dan

29

pangkalnya sangat kecil. Ikan tongkol merupakan perenang yang tercepat diantara
ikan-ikan laut yang berangka tulang. Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada
pada pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat
dilipat masuk kedalam lekukan tersebut, sehingga dapat memperkecil daya
gesekan dari air pada waktu ikan tersebut berenang cepat. Dan dibelakang sirip
punggung dan sirip dubur terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil yang
disebut finlet.

Gambar 9. Morfologi Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)


4.1.10. Ikan Bawal Putih
Ikan Bawal Putih (P. Argenteus) mempunyai klasifikasi yaitu:
Filum

: Kordata

Subfilum

: Vertebrat

Kelas

: Actinopterygii

Order

: Perciformes

Famili

: Bramidae

Genus

: Pampus

Spesies

: P. argenteus

30

Ikan Bawal Pampus argenteus, sering kali menjadi pilihan utama sebagai
hidangan istimewa di meja pengantin atau meja utama. Secara amnya ikan Bawal
terbahagi kepada dua jenis iaitu bawal putih dan hitam. Ikan bawal putih
dikatakan lebih tinggi permintaannya berbanding yang bawal hitam.
Bawal putih juga dikenali dengan panggilan bawal cermin, kilat, dueh putih atau
dueh bujang. Ia juga dipanggil Silver Pomfret. Bawal cermin berbentuk seperti
rombus dan sedikit cembung. Bawal cermin dewasa kelihatan lebih lebar dan
cembung. Mata terletak di bahagian kepala yang kelihatan seakan bersambung
terus dengan badan.

Gambar 10. Morfologi Ikan Bawal Putih (P. Argenteus)


4.1.11. Ikan Mujair
Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) mempunyai klasifikasi yaitu:
Phylum

: Chordata

Kelas

: Actinopterygii

Ordo

: Perciformes

Family

: Cichlidae

Genus

: Oreochromis

31

Spesies

: Oreochromis mossambicus

Ikan berukuran sedang, panjang total maksimum yang dapat dicapai ikan
mujair adalah sekitar 40 cm. Bentuk badannya pipih dengan warna hitam,
keabu-abuan, kecoklatan atau kuning.
Sirip punggungnya (dorsal) memiliki 15-17 duri (tajam) dan 10-13 jarijari (duri berujung lunak); dan sirip dubur (anal) dengan 3 duri dan 9-12 jari-jari.

Gambar 11. Morfologi Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus)


4.1.12. Ikan Gurame
Ikan Gurame (Osphronemus goramy) mempunyai klasifikasi yaitu:
Phylum

: Chordata

Kelas

: Actinopterygii

Ordo

: Perciformes

Family

: Osphronemidae

Genus

: Osphronemus

Spesies

: Osphronemus goramy

32

Ikan yang lebar dan pipih. Panjang tubuh (SL, standard length) 2,0-2,1
kali tinggi tubuh panjang tubuh total (dengan sirip ekor) bisa mencapai 1.000 mm.
Sirip perut dengan jari-jari pertama yang pendek berupa duri dan jari-jari kedua
yang lentur panjang serupa cambuk.
Rumus sirip punggung (dorsal) XI-XIV (jari-jari keras atau duri) dan 1214 (jari-jari lunak); sementara sirip dubur (anal) X-XI dan 20-23. Ikan yang muda
memiliki moncong yang meruncing, dengan 8-10 pita melintang (belang) di
tubuhnya. Jika beranjak dewasa warna-warna ini memudar, dan kepala ikan akan
membengkak secara tidak teratur.

Gambar 12. Morfologi Ikan Gurame (Osphronemus goramy)


4.1.13. Ikan Bujuk
Ikan Bujuk (channa lucius) mempunyai klasifikasi yaitu:
Ordo

: Labyrinthici

Family

: Channidae

Genus

: Channa

Spesies

: channa lucius

33

Ikan Bujuk adalah tergolong dalam ikan air tawar yang terdapat di negaranegara ASEAN, termasuk di Malaysia. Nama saintifiknya Channa lucius. Ikan
Bujuk tergolong dalam spesies kepala ular. Tubuhnya mempunyai bentuk corak
badan yang menarik. Ikan Bujuk mendiami kawasan-kawasan berpaya dan
kawasan-kawasan yang kandungan Ph airnya rendah, sama seperti ikan Haruan
Palas. Diet utamanya adalah rumpair, lumut, anak-anak ikan dan juga udang,
katak, cengkerik, dan cacing.

Gambar 13. Morfologi Ikan Bujuk (channa lucius)


4.1.14. Ikan Cucut air tawar (Lepisosteus osseus)
Ikan cucut air tawar (Lepisosteus osseus) mempunyai klasifikasi yaitu:
Kingdom

: Animalia

Phylum

: Chordata

Class

: Actinopterygii

Order

: Lepisosteiformes

Family

: Lepisosteidae

Genus

: Lepisosteus

Species

: Lepisosteus osseus

34

Gambar 14. Morfologi Ikan Cucut air tawar (Lepisosteus osseus)


4.1.15. Ikan Toman
Ikan Toman (Channa micropeltes) mempunyai klasifikasi yaitu:
Phylum

: Chordata

Kelas

: Actinopterygii

Ordo

: Perciformes

Family

: Channidae

Genus

: Channa

Spesies

: Channa micropeltes

Toman adalah nama sejenis ikan buas dari suku ikan gabus (Channidae).
Memiliki bentuk tubuh yang mirip dengan ikan gabus, toman dapat tumbuh
besar mencapai panjang lebih dari satu meter dan menjadi spesies yang
terbesar dalam sukunya.
Ikan yang berkepala besar dan bermulut besar serta bergigi runcing tajam.
Tubuh bulat panjang seperti torpedo dengan ekor membulat. Toman tergolong
kepada ikan buas, yakni predator yang memangsa aneka jenis ikan lainnya,

35

serta hewan-hewan lain seperti serangga dan kodok yang berada di


lingkungannya.
Ikan dewasa berwarna hitam kebiruan, dengan perut putih atau keputihan.
Anak-anaknya berwarna kemerahan, dengan garis hitam dan jingga di sisi
tubuhnya. Ikan toman dapat tumbuh sampai mendekati 1,5 m panjangnya.

Gambar 15. Morfologi Ikan Toman (Channa micropeltes)


4.1.16. Ikan Kakap Merah
Ikan Kakap merah (Lutjanus campechanus) mempunyai klasifikasi yaitu:
Ordo

: Perciformes

Family

: Lutjanidae

Genus

: Lutjanus

Spesies

: Lutjanus campechanus

Mulut terletak dibagian kepala dengan posisi terminal memiliki mata besar
dan bulat. Terdapat 4 lubang hidung. Tutup insang terletak dibelakang mata.
Kakap memiliki sisik dan memiliki gurat. Terdapat sirip dada,sirip
punggung,sirip ekor yang terpisah. Ukuran mulut besar. Bibir tebal ukuran
lancip dan tumpul bagi muncung memiliki sirip punggung, posisi
thorcic. Sirip anus terpisah dengan sirip ekor.

perut

36

Gambar 16. Morfologi Ikan Kakap merah (Lutjanus campechanus)


4.1.17. Ikan Kakap Putih
Ikan Kakap putih (Lates calcalifer) mempunyai klasifikasi yaitu:
Phylum
Sub phylum

: Chordata
:Vertebrata

Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

: Pisces
: Percomorphi
: Centropomidae
: Lates
: Lates calcalifer

Ikan kakap juga seperti ikan lainnya memiliki sirip. Sirip ekor ikan kakap
putih berbentuk bulat. Ikan kakap putih memiliki sirip punggung berjari jari keras,
kuat dan kaku. Jari jari siripnya terdiri dari 3 jari keras dan 7-8 jari lunak pada
sirip punggungnya. Sedangkan sirip yang lainnya tidak ada menunjukkan ciri ciri
khusus jika di bandingkan dengan ikan lainnya.

Gambar 17. Morfologi Ikan Kakap Putih (Lates calcalifer)

37

4.1.18. Ikan sardin


Ikan Sardin (Sardinella sirin) mempunyai klasifikasi yaitu:
Phylum

: Chordata

Kelas

: Actinopterygii

Ordo

: Clupeiformes

Family

: Clupeidae

Genus

: Sardinella

Spesies

: Sardinella sirin

Ikan yang berukuran kecil dan ramping, panjang tubuh sekitar 15 cm atau kurang,
namun ada pula yang dapat mencapai lebih dari 20 cm. Lemuru biasanya hampir
silindris, dengan tinggi tubuh (body depth) sekitar 25% panjang standar. Tembang
bertubuh lebih lebar dan pipih, dengan tinggi tubuh sekitar 30% panjang standar.
Sirip punggung berukuran sedang, di tengah tubuh, kira-kira sejajar dengan sirip
perut. Sirip ekor berbagi dalam. Sisi bawah tubuh berlingir (berlunas tajam).
Lemuru dan tembang sering ditemukan berenang dalam kelompok besar,
dekat permukaan laut tidak jauh dari pantai (pesisir). Lemuru diketahui memangsa
plankton (fitoplankton dan zooplankton), terutama kopepoda. Ikan-ikan ini
dilengkapi dengan tapis insang (gill rakers, sisir insang) untuk menyaring
makanannya.

38

Gambar 18. Morfologi Ikan Sardin (Sardinella sirin)


4.1.19. Ikan mas
Ikan Mas (Cyprinus Carpio) mempunyai klasifikasi yaitu:
Phylum

: Chordata

Kelas

: Actinopterygii

Ordo

: Cypriniformes

Family

: Cyprinidae

Genus

: Cyprinus

Spesies

: Cyprinus carpio

Secara umum ikan mas mempunyai tubuh Bilateral Simetris. Yang artinya,
tubuhnya terdiri dari dua belahan yang sama. Dan jika tubuh ikan mas dibelah,
maka hasil kedua belahan sama. Bentuk tubuh ikan ini cenderung memanjang.
Selain itu, ia juga memipih tegak atau dikenal dengan istilah comprossed.
Mulut ikan mas ada pada bagian tengah ujung kepala terminal atau berada
tepat di ujung hidung. Mulut tersebut bisa disembulkan atau dikenal dengan istilah
protaktil. Pada wilayah anterior mulut ikan mas terdapat dua pasang sungut. Jika
dicermati, sisik pada ikan mas cenderung berukuran besar Sisik ini termasuk sisik

39

jenis sikloid atau lingkaran. Sisik ini juga digolongkan sebagai Ctenoid yakni sisik
dengan bentuk layaknya sisir. Bentuk ini lazim ditemui pada ikan dengan jari-jari
sirip yang keras.

Gambar 19. Morfologi Ikan Mas (Chyprinus carpio)


4.1.20. Ikan Betok
Ikan Betok (Channa micropeltes) mempunyai klasifikasi yaitu:
Phylum

: Chordata

Kelas

: Actinopterygii

Ordo

: Perciformes

Family

: Anabantidae

Genus

: Anabas

Spesies

: Anabas testudineus

Ikan yang umumnya berukuran kecil, panjang hingga sekitar 25 cm,


namun kebanyakan lebih kecil. Berkepala besar dan bersisik keras kaku.Sisi atas
tubuh (dorsal) gelap kehitaman agak kecoklatan atau kehijauan. Sisi samping

40

(lateral) kekuningan, terutama di sebelah bawah, dengan garis-garis gelap


melintang yang samar dan tak beraturan.
Dalam keadaan normal, sebagaimana ikan umumnya, betok bernapas
dalam air dengan insang. Akan tetapi seperti ikan gabus dan lele, betok juga
memiliki kemampuan untuk mengambil oksigen langsung dari udara. Ikan ini
memiliki organ labirin (labyrinth organ) di kepalanya, yang memungkinkan hal
itu. Alat ini sangat berguna manakala ikan mengalami kekeringan dan harus
berpindah ke tempat lain yang masih berair.

Gambar 20. Morfologi Ikan Betok (Anabas testudineus)

4.2.

Pengukuran morfometrik dan perhitungan


4.2.1 Hasil pengukuran morfometrik

Tabel.1
No

Keteranga
n

Ikan lele (mm)

Ikan Tongkol

Ikan Betok

(mm)

(mm)

41

PT

230

135,2

170

130,7

240

114,2

PB

170

130

210

PKBD

50

29,4

50

38,4

60

28,5

PKBL

50

29,4

450

34,6

70

33,3

PPD

30

17,6

10

7,6

20

9,5

PPED

20

11,7

10

7,6

10

4,7

PPEA

20

11,7

10

7,6

10

4,7

PAP

40

23,5

20

15,3

50

23,8

TKM

10

5,8

10

7,6

20

9,5

10

TKT

20

11,7

30

23

50

23,8

11

TBP

30

17,6

50

38,4

60

28,5

12

TBAD

20

11,7

20

15,3

30

14,2

13

TBAA

50

29,4

20

15,3

40

19

14

TBE

20

11,7

20

15,3

10

4,7

15

TDE

20

11,7

20

15,3

30

14,2

16

DBM

50

29,4

10

7,6

10

4,7

17

PDSP

10

5,8

10

7,6

10

4,7

18

PDSD

30

17,6

90

69,2

50

23,8

42

19

PSP

10

5,8

20

15,3

10

4,7

20

PDA

10

5,8

50

38,4

20

9,5

21

PS

150

88,2

22

PJSDT

40

23,5

150

11,5

30

14,2

23

PJSPT

30

17,6

30

23

30

14,2

24

PCSEBA

60

5,8

40

40

19

25

PCSEBB

40

23,5

40

40

19

4.2.2. Perhitungan meristik


Tabel.2

No

Jumlah

Keterangan

meristik
1

D X 7,3

Sirip DorsalJari-jari keras 10,lemah mengeras 73

P I 6,5

Sirip PectoraJari-jari keras 1,lemah mengeras 65

V I 3,2

Sirip Ventral jari-jari keras 1, lemah mengeras 32

A I 3,2

Sirip Anal Jari-jari keras 1 ,lemah


mengeras 3-2

43

C IV 6,10

Sirip Caudal Jari-jari 4 lemah


mengeras 6 dan lemah10

D 22,5

Sirip Dorsal Jari-jari keras tidak ada, lemah


mengeras 22-5

A 8,15

Sirip Anal jari-jari keras tidak ada, lemah


mengeras 8, dan lemah 15

P II 4,5-2

Sirip Pektoral jari jari keras 2, lemah mengeras 4


dan lemah 5-2

V 5,20

Sirip Vektoral jari-jari keras tidak ada, lemah


mengeras 5, dan lemah 20

10

C II 4,5

Sirip Caudal jari-jari keras 2, lemah mengeras 4,


dan lemah 5

Integumen merupakan sistem pembalut tubuh ikan yang terdiri dari kulit
dan derivat-derivatnya. Kulit selain berfungsi sebagai pembalut tubuh juga
berguna sebagai alat pertahanan pertama terhadap penyaklit, perlindungan dan
penyesuaian diri terhadap faktor-faktor lingkungan, alat ekskresi dan
osmoregulasi dan alat pernafasan tambahan pada bebeapa jenis ikan (Tim
Ikhtiologi, 1989).

44

Kulit sebagai pembungkus pada ikan terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan
luar yang disebut dengan epidermis dan lapisan dalam yang disebut dengan
dermis atau corium. Lapisan dalam dari epidermis merupakan pertumbuhan sel
yang aktif. Lapisan dermis berisi saluran darah, urat saraf, organ peraba dan
jaringan penghubung. Lapisan dermis berperan dalam pembentukan sisik dan
erat kaitannya dalam pembentukan struktur integumen (Manda et al., 2005).
Ikan Mujair (Orechromis mossambicus) memiliki bentuk tubuh pipih
(compressed), Tubuh ikan ini berbentuk pipih tetapi tidak mendatar, mulai dari
kepala hingga kebatang ekor. Lebar tubuhnya lebih pendek dan tingginya, ikan
tersebut berbentuk pipih secara vertikal. Kebiasaan makanannya adalah memakan
fitoplankton, (Kriswantoro dan Sunyoto,1986).
Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) merupakan ikan yang tergolong
keluarga

Cichilidae

mempunyai

tubuh

yang

lonjong

dan

badannya

tinggi,kepalanya besar, mulutnya lebar, mempunyai bibir yang tebal. Sisiknya


besar-besar, gurat sisi terputus di bagian tengah-tengah

badan.ikan Mujair

temasuk ikan teleostei yaitu insang yang dimilikinya mempunyai tutup insang.
Ciri lain dari morfologi ikan Mujair mengerami telur didalam mulutnya.
Tubuhnya sedikit gepeng, pada bagian depan badan dan kepala bentuknya lebih
bulat. Mulutnya besar, bibirnya tebal. Sirip punggung bentuknya panjang,
disokong oleh 15 17 jari jari keras dan 9 10 jari jari lunak. Ikan mujair ini
adalah memiliki type sirip ekor isocercal dan sirip ekornya berpinggiran tegak.
(Djuhanda, 1981).

45

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa ikan ini tidak punya sisik, linea
lateralisnya hampir menyerupai garis lurus atau horizontal dengan jumlah dua
baris. Warna tubuhnya bertingkat mulai dari bagian perut berwarna keperakan
(leukophore) dan pada bagian atas dari linnea lateralis berwarna coklat kehitaman
(Melanophore).

4.3. Sistem pencernaan, sistem pernafasan, dan sistem reproduksi


4.3.1. pencernaan
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme
fisik dan kimiawi sehingga makanan menjadi bahan yang mudah diserap dan
diedarkan ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Sistem pencernaan
atau sistem gastrointestin, adalah sistem organ multisel yang menerima makanan,
mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut.
Sistem pencernaan antara satu dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.
Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga
lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari sari makanan yang terjadi di
dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa sisa makanan melalui anus
(Puspa, 2011).

4.3.1.1 saluran pencernaan


Saluran pencernaan merupakan saluran yang kontinyu berupa tabung yang
dikelilingi otot. Saluran pencernaan mencerna makanan, memecah nya menjadi

46

bagian yang lebih kecil dan menyerap bagian tersebut menuju pembuluh darah.
Organ-organ yang termasuk di dalam nya adalah : mulut, faring, esofagus,
lambung, usus halus serta usus besar. Dari usus besar makanan akan dibuang
keluar tubuh melalui anus.
4.3.1.2. mulut dan gigi
Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada
hewan. Pengertian Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan
bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Pengertian
Mulut terdiri dari gigi dan lidah, sedangkan gigi merupakan komponen yang
bertugas sebagai penghalus makanan sehingga memudahkan makanan tersebut
masuk kedalam atau ke komponen berikutnya.

4.3.2. Sistem pernapasan


Ikan bernapas dengan insang yang terdapat di sisi kanan dan kiri kepala
(kecuali ikan dipnoi, bernapas dengan paru-paru). Selain berfungsi sebagai alat
pernapasan, insang juga berfungsi sebagai alat ekskresi dan transportasi garamgaram.
Oksigen dalam air akan berdifusi ke dalam sel-sel insang. Pembuluhpembuluh darah yang sangat banyak pada insang memungkinkan darah mengikat
oksigen dan membawanya beredar ke seluruh jaringan tubuhnya. Dalam jaringan
tubuh, oksigen dilepaskan dan kemudian darah mengikat karbondioksida (CO2)
serta membawanya ke insang. Dari insang, karbon dioksida keluar dari tubuh ke
air secara difusi.
4.3.2.1.

47

4.3.3. Sistem reproduksi


Reproduksi adalah suatu proses makhluk hidup dalam usaha pengabdian
spesies dan proses pemunculan spesies dengan ciri atau sifat yang merupakan
kombinasi perubahan genetik. Ikan mengembangkan berbagai strategi reproduksi
untuk mencapai keberhasilan reproduksi.
4.3.3.1. Alat kelamin
Testis (gonad jantan) bersifat internal dan bentuknya memanjang
(longitudinal) pada umumnya berpasangan. Beratnya bisa mencapai 12 % atau
lebih dari bobot tubuhnya. Kebanyakan testis berwarna putih atau kekuningan
sedangkan,
Ovarium berbentuk longitudinal. Letaknya internal dan biasanya berjumlah
sepasang. Jika dalam keadaan matang ovarium bisa mencapai 30-70% dari berat
tubuhnya. Warnanya pun berbeda-beda, sebagian besar berwarna keputih-putihan
dan menjadi kekuning-kuningan pada waktu matang. Kematangan testis dan
ovarium dipengaruhi oleh umur, spesies dan, ukuran.

48

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari hasil pratikum kali ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
keanekaragaman jenis-jenis ikan, baik itu habitatnya atau cirri-ciri morfologi dan
anatominya yang akan membedakannya dalam kelas-kelas yang dikenal dengan
metode pengklasifikasian. Keanekaragaman jenis ikan itu bisa kita lihat dari
bentuk morfologinya maupun anatominya, ciri-cirinya dan klasifikasi dari pada
ikan itu sendiri. Dapat dilat juga dengan bentuk tubuh ikan, jenis ikan yang
berbeda beda.
5.2. Saran
Demi kelancaran dari Praktikum ini pada waktu yang akan datang
alangkah baiknya jika kita semua dapat memahami dengan sepenuhnya tentang
semua jenis ikan yang dijadikan sample pada waktu praktikum dilaksanakan
sehingga kita dapat mengetahui beberapa literature pendukung atau ilmu yang
akan dijadikan acuan pada saat melakukan praktikum. Agar pratikum ichthyology
ini dapat berjalan dengan lancar dan baik serta tidak begitui banyak kekurangan
didalamnya selain itu diharapkan para asisten untuk dapat mendampingi pratikan
dalam melakukan pratikumnya supaya apabila terjadi kekeliruan langsung dapat
dibantu oleh asisten tesebut. serta diharapkan sarana dan prasarana

yang

mendukung kegiatan pratikum ini dapat cukup memadai sehingga memudahkan


objek yang akan kita teliti.

49

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, 2005. Biologi Perikanan. Sinar Baru, Bandung.


Anonim, 2006. Penuntun Praktikum Ikhtiologi. Untad, Palu.
Anonim. 2006. Bahan Ajar Mata Kuliah Ichtiologi. Universitas Hasanuddin
Makasar: Makasar.
CARPENTER, K.E. & V.H. NIEM (eds). 2001. FAO species identification guide for
fishery purposes. The living marine resources of the Western Central
Pacific. Vol. 5. Bony fishes part 3 (Menidae to Pomacentridae): 3096.
Rome, FAO. ISSN 1020-6868.
Effendie, M.I. 2004. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta.
Fujaya, 2008. Fisiologi Ikan. PT Rineka Cipta, Jakarta.
Hardanto, 2001. Perikanan Indonesia, PT Cipta Sari Grafika, Bandung.
Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari, S. Wirjoatmodjo. 1993. Ikan Air
Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition (HK) Ltd.
dan Proyek EMDI KMNKLH Jakarta. hal 220.
Lalli, 2002. Kegiatan Magang Mata Ajaran Iktiologi. IPB, Fakultas Perikanan.
Lagler, 2003. FAO Spesies Identification Sheat For Fisheries Purpose, Kodansha,
Japan.
Mahardono, 2002. Perikanan Darat. Sinar Baru. Bandung.
Ng, Heok Hee; Dodson, Julian J. (1999). "Morphological and Genetic
Descriptions of a New Species of Catfish, Hemibagrus chrysops, from
Sarawak, East

50

Putra, 2009. Anatomi dan Fisiologi Ternak. PT Inter Masa, Jakarta.


Peureulak.2009.NutrisiIkan.http//iendeb_naakka.blogspot.com/2009/10/nutrisi_ik
an.html. diakses pada tanggal 18 Oktober 2010Priyambodo dan Tri.
2005. Budidaya Pakan Alami untuk Ikan. Penebar Swadaya: Jakarta.
Rahardjo, M.F. 2001. Ichtyologi. Fakultas Perikanan Departemen Perairan Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Saanin, 2007. Mahluk Hidup. Erlangga, jakarta.
Sjafei,2003. Fisiologi Ikan. IPB , Fakultas Perikanan.
Smith-Vaniz, W.F. Selaroides leptolepis 2001. In kent E. Carpenter & Volker H.
Niem (Eds). FAO spesies Identification Guide: The Living Marine
Resource of The Western Pasific. Vol.4 Bony fishes part 2 (Mugilidae to
Carangidae)
Soesono, 1983. Anatomi Ikan. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Yusaini, dkk. 2014. Penuntun Praktikum Reproduksi ikan. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan. Universitas Halu Oleo. Kendari.

51

LAMPIRAN

52

1.Gambar alat-alat dan bahan yang digunkan dalam pratikum:

Nampan

Serbet

Tisu gulung

Pensil

Penggaris

Buku gambar

Sarung tangan

Masker

Anda mungkin juga menyukai