BAB IV
PENGATURAN BEBAN DI PT. PLN (Persero) P3B JB APB
JAWA TIMUR
4.1 Pengendalian Operasi
Pada Area Pengaturan Beban PLN terdapat beberapa aturan baku
pelaksanaan kerja. Acuan-acuan ini menjadi pedoman mutlak bagi
karyawan-karyawati dalam melaksanaakan pekerjaan. Salah satu acuan
yang ada adalah tentang pengendalain operasi, hal ini menjadi begitu
penting mengingat ini memiliki kaitan erat terhadap ketersediaan listrik
dia daerah Jawa-Bali.
4.1.1. Tujuan pengendalian operasi
Tujuan pengendalian operasi sistem tenaga yaitu mengatur
operasi sistem pembangkitan dan sistem penyaluran secara rasional dan
ekonomis dengan memperhatikan mutu dan keandalan, sehingga
penggunaan tenaga listrik dapat mencapai daya guna dan hasil guna
yang semaksimal mungkin
4.1.2. Kriteria Penyediaan Tenaga Listrik
Dalam memenuhi perubahan uktuasi beban dalam
menyediakan tenaga listrzik harus memenuhi 3 faktor yang saling
berkaitan satu samu lainnya yaitu:
a. Ekonomis / Murah
Biaya operasi (fuel cost) dari unit pembangkit yang bermacammacam jenis harus semurah mungkin
b. Mutu
Tolok Ukurnya Adalah Tegangan & Frekuensi
c. Keandalan
Tolok ukurnya kontinyuitas pasokan daya
4.1.3. Sasaran Pengendalian Operasi Sistem
Dalam melakukan pengendalian operasi sistem PLN memiliki
beberapa sasaran utama yaitu :
23
PT PLN (Persero)
a.
b.
c.
24
PT PLN (Persero)
25
PT PLN (Persero)
26
PT PLN (Persero)
PT PLN (Persero)
28
PT PLN (Persero)
a.
b.
c.
d.
e.
29
PT PLN (Persero)
JCC
DISPATCHER
RCC
DISPATCHER
RCC
DISPATCHER
GI/ PL 500 KV
OPERATOR
RCC
DISPATCHER
30
PT PLN (Persero)
A. Rencana Tahunan
Masalah-masalah yang penyelesaiannya memerlukan waktu
kira-kira satu tahun dicakup dalam rencana ini, misalnya rencana
pemeliharaan unit-unit pembangkit yang memerlukan persiapan
satu sebelmnnya karena pengadaan suku cadangnya memerlukan
waktu satu tahun. Di lain pihak pemeliharaan unit-unit pembangkit sistem tenaga listrik perlu dikoordinir agar unit- unit
yang tidak mengalami pemeliharaan dan siap operasi
menyediakan daya bagi beban. Rencana Operasi juga meliputi
perencanaan alokasi energi yang akan dalam satu tahun dalam
setiap Pusat Listrik dalam rencana pemeliharaan unit
pembangkit tersebut beban tahunan, beroperasinya unit-unit
pembangkit perkiraan hujan atau perkiraan produksi PLTA
dalam tahun yang bersangkutan. Alokasi energi yang akan
diproduksi Pusat Listrik Termis berarti pula alokasi biaya bahan
bakar yang merupakan biaya terbesar dalam Perusahaan Listrik
pada umumnya demikian pula halnya pada Pemsahaan Umum
Listrik Negara (PLN) Rencana pemeliharaan unit-unit
pembangkit sesungguhnya merupakan bagian dari rencana
pemeliharaan peralatan secara keseluruhan
dan biaya
pemeliharaan unit-unit pembangkit menelan biaya terbesar dari
biaya pemeliharaan peralatan PLN. Dari uraian diatas kiranya
jelas bahwa rencana operasi tahunan merupakan bahan utama
bagi penyusunan rencana anggaran biaya tahunan suatu
perusahaan listrik.
B. Rencana Triwulan
Rencana operasi triwulan merupakan peninjauan kembali
Rencana Operasi Tahunan dengan horison waktu tiga bulan ke
depan. Hal-hal yang direncanakan dalam Rencana Operasi
Tahunan tetapi ternyata setelah waktu berjalan tidak cocok
dengan kenyataan perlu dikoreksi dalam Rencana Operasi
Triwulan. Misalnya unit pembangkit baru yang diperkirakan
dapat beroperasi triwulan ke dua dari Rencana Tahunan ternyata
31
PT PLN (Persero)
PT PLN (Persero)
33
PT PLN (Persero)
PT PLN (Persero)
PT PLN (Persero)
36
PT PLN (Persero)
Perencanaan
Operasi
Perencanaan
Operasi
Realisasi
Evaluasi
37
PT PLN (Persero)
38
PT PLN (Persero)
PT PLN (Persero)
40
PT PLN (Persero)
41
PT PLN (Persero)
b.
c.
Brown Out
Brown out dilakukan dengan menurunkan kualitas tegangan
sistem pada rentang normal operasi. Brown out dapat
dilaksanakan bila tidak sedang terjadi ekskursi tegangan sistem.
Brown out dilaksanakan pada saat :
Frekuensi sistem dibawah nominal karena sistem
kekurangan daya
Beban sebuah instalasi (trafo dan penghantar radial) elah
mencapai nilai nominalnya dan diperkirakan beban
masih akan naik.
Load Curtailment
Permintaan distribusi ke pelanggannya untuksecara sukarela
menggurangi pemakaian beban pada saat sistem mengalami
kondisi deficit
Manual Load Shedding
Pelepasan beban secara manual dalam rangka mengatasi kondisi
deficit sistem. Lokasi dari beban yang akan dilepas ini sudah
ditetapkan melalui kesepakatan bersama antara pengatur beban
42
PT PLN (Persero)
PT PLN (Persero)
PT PLN (Persero)
e.
f.
g.
h.
45
PT PLN (Persero)
PT PLN (Persero)
47
PT PLN (Persero)
h. Switchover Computer
Yaitu alat pemindah otomatis jika komputer yang sedang
beroperasi (on line) mengalami suatu gangguan, maka tugasnya
secara otomatis akan digantikan oleh komputer yang stand by.
i. Pen Recorder
Yaitu untuk mencatat besaran-besaran ukur dalam bentuk
grafik dari gulungan kertas yang berjalan dalam fungsi waktu.
Besaran yang diukur adalah MW, MVAR, Hz dari beberapa Unit
Pembangkit Listrik atau GI tertentu.
j. Mimic Board
Mimic Board adalah diagram satu garis dari jaringan sistem
tenaga dalam kendali Master Station yang ditampilkan ke dalam
bentuk peta dinding yang besar untuk menunjukkan keadaan Gardu
Induk, arah dan besarnya aliran daya (MW dan VAR) serta status
dari pemutus daya (PMT / circuit breaker) dan pemisah (PMS I
disconnecting switch) serta tegangan bus.
Pada Mimic board tertera diagram pembangkit, trafo, PMT,
PMS dan jaringan transmisinya sesuai kondisi saat itu. Informasiinformasi yang dapat diperoleh lewat mimic board adalah :
a. Indikator alarm GI dan Pusat Pembangkit listrik Jika ada
alarm maka lampu indikator A akan menyala.
b. Indikator keadaan transmisi data Jika ada RTU atau peralatan
transmisi data mengalami gangguan sehingga data tidak
sampai terkirim ke Master Station, maka lampu indikator B
akan menyala.
c. Indikator PMT dan PMS pada trafo, saluran dan antar bus
Lampu merah menyala berarti posisi masuk/tertutup. Lampu
hijau menyala berarti posisi lepas/terbuka. Lampu merah
menyala berkedip berarti posisi masuk tetapi perlu
pemeriksaan lebih lanjut Lampu hijau menyala berkedip
berarti posisi keluar tetapi perlu pemeriksaan lebih lanjut.
48
PT PLN (Persero)
PT PLN (Persero)
50
PT PLN (Persero)
51
PT PLN (Persero)
52
PT PLN (Persero)
53
PT PLN (Persero)
b.
54
PT PLN (Persero)
c.
55
PT PLN (Persero)
d.
PT PLN (Persero)
e.
PT PLN (Persero)
58