Buku ini adalah salah satu bentuk tugas untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah
SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum). Dalam waktu satu semester, akhirnya buku ini dapat
terselesaikan. Semoga tujuan pengerjaan tugas ini, yakni untuk menambah pemahaman mahasiswa
dapat dicapai dengan baik. Dukungan berbagai pihak sangat membantu saya dalam menyelesaikan
tugas ini dengan baik. Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada:
1. Allah yang telah memberi kemudahan dan kesehatan,
2. Ibu, Ayah, Kakak, dan keluarga atas segala dukungan baik moral, materi, maupun
doanya,
3. Bapak Alfan selaku dosen mata kuliah yang senantiasa memberikan ilmu,
4. Bapak Bowo selaku dosen pembimbing,
5. Teman-teman dan sahabat-sahabat atas kebersamaan, kritik, saran dan keceriaannya,
Sebagaimana peribahasa menyebutkan bahwa tiada gading yang tak retak, begitupun
dengan penyusunan buku ini. Oleh karenanya, saya dengan senang hati menerima segala kritik dan
saran yang membangun untuk kemajuan yang lebih baik, silahkan menghubungi saya melalui
ayunoerss@gmail.com.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1
PENDAHULUAN
8
9
9
BAB 2
11
GAMBARAN UMUM
11
2.1 GEOGRAFI
2.2 TOPOGRAFI
2.3 HIDROLOGI DAN KLIMATOLOGI
11
12
13
BAB 3
15
TINJAUAN PUSTAKA
15
15
15
17
18
18
20
21
22
24
24
26
27
27
28
29
32
35
35
35
35
36
36
37
40
40
41
41
41
42
42
ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
42
43
43
ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
BAB 5
44
44
44
45
46
48
52
58
58
64
BAB 6
68
68
68
68
71
84
86
BAB 7
91
DETAIL JUNCTION
91
91
93
BAB 8
108
108
108
108
110
115
116
117
121
BAB 9
124
124
DAFTAR PUSTAKA
125
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Batas Administrasi Kabupaten Bojonegoro
11
Gambar 2.2 Peta Kecamatan Bojonegoro
12
Gambar 3.1 Pola Jaringan Distribusi cabang
25
Gambar 3.2 Pola Jaringan Distribusi Loop
26
Gambar 3.3 Gate Valve
29
Gambar 3.4 Air Release Valve
29
Gambar 3.5 Blow Off Valve
30
Gambar 3.6 Cek Valve ( Non Return Valve)
30
Gambar 3.7 Trust Blok untuk Tee All Flange
31
Gambar 3.8 Pelintasan pipa melewati sungai
31
Gambar 3.9 Manhole
31
Gambar 3.10 Meter Tekanan
32
Gambar 3.11 Meter Air
32
Gambar 3.12 Clam Saddle
32
Gambar 3.13 Bell dan Spigot
33
Gambar 3.14 Flange Joint
33
Gambar 3.15 Bend
33
Gambar 3.16 Increaser dan Reducer
34
Gambar 3.17 Tee
34
Gambar 3.18 Tapping Band
34
Gambar 3.19 G-Bault Join
34
Gambar 3.20 Menentukan satuan dimensi dalam Epanet
38
Gambar 3.21 Menentukan satuan dimensi dalam Epanet (meter)
38
Gambar 3.22 Mengatur mengenai dasar-dasar jaringan pipa pada Epanet
38
Gambar 3.23 Mengatur mengenai satuan debit, formula headloss, maximum trial dan deman multiplier
pada Epanet
39
Gambar 5.1 Pipa Utama Kecamatan Bojonegoro
64
Gambar 5.2 Blok Pelayanan Air Minum Kecamatan Bojonegoro Tahun 2024
67
Gambar 6.1 Memasukkan Peta Pada Program Epanet
72
Gambar 6.2 Peta Bojonegoro pada Program Epanet
72
Gambar 6.3 Menentukan Satuan Dimensi dalam Epanet (meter) Kota Bojonegoro
73
Gambar 6.4 Menentukan Default Dimensi Debit, Headloss Formula, Maximum Trial dan Demand
Multiplier dalam Epanet Kota Bojonegoro
73
Gambar 6.5 Toolbar Browser Data Options Hydraulics pada Epanet
74
Gambar 6.6 Toolbar Hydraulics pada Epanet
74
Gambar 6.7 Toolbar Times Option pada Epanet
75
Gambar 6.8 Jaringan Pipa Induk
75
Gambar 6.9 Memasukkan Data Pipa pada Jaringan Induk
76
Gambar 6.10 Run Data Epanet
78
Gambar 6.11 Tampilan Nodes dan Links Hasil Run
78
Gambar 6.12 Memasukkan Data Head dan Debit Pompa
79
Gambar 6.13 Toolbar Browser Data-Pump
80
Gambar 6.14 Memasukkan Kurva Pompa ke Data Pompa
80
Gambar 6.15 Membuka WebCAPS pada Aplikasi Grundfos
87
Gambar 6.16 Default setting untuk Product Range
87
Gambar 6.17 Default setting untuk User Defined
88
Gambar 6.18 Catalog pada WebCAPS
88
Gambar 6.19 Jenis Pompa yang Dipilih
88
Gambar 6.20 Memasukkan Kriteria Pompa
89
Gambar 6.21 Pilihan Pompa sesuai Kriteria yang Diperlukan
89
Gambar 6.22 Grafik Pilihan Pompa Sesuai Kriteria yang Diperlukan
90
Gambar 6.23 Dimensi Pompa Sesuai Kriteria yang Diperlukan
90
Gambar 7.1 Simbol Valve yang Ada di Autocad
91
Gambar 8.1 Penggalian Pipa
110
Gambar 8.2 Potongan A-A
110
Gambar 8.3 Potongan B-B
111
Gambar 8.2 Trust Block untuk bend 45
115
Tabel 8.6 BOQ Pembetonan Trust Blok Bend 45 0
116
116
117
119
121
121
121
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Luas Tanah Kering dan Tanah Sawah Masing-Masing Kelurahan
Tabel 2.2 Nama, Panjang, dan Debit Air Sungai di Kabupaten Bojonegoro
Tabel 3.1 Kebutuhan Air Bersih Untuk Domestik Berdasarkan Kategori Kota
Tabel 3.2 Kebutuhan Air Domestik Berdasarkan P3KT
Tabel 3.3 Kebutuhan Air Non Domestik
Tabel 3.4 Faktor Hari Maksimum dan Faktor Jam Puncak Berdasarkan Kategori Kota
Tabel 5.1 Data Penduduk Kota Bojonegoro Tahun 2000 - 2010
Tabel 5.2 Perhitungan Nilai Korelasi Metode Aritmatik
Tabel 5.3 Perhitungan Nilai Korelasi Metode Geometri
Tabel 5.4 Perhitungan Nilai Korelasi Metode Least Square
Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Nilai Korelasi (r)
Tabel 5.6 Perhitungan Rata-rata Prosentase Tambahan Penduduk Pertahun
Tabel 5.7 Proyeksi Penduduk Kota Bojonegoro Hingga Tahun 2024
Tabel 5.8 Data Jumlah Fasilitas di Kota Bojonegoro pada Tahun 2013
Tabel 5.9 Proyeksi Fasilitas Pendidikan Kota Bojonegoro Hingga Tahun 2024
Tabel 5.10 Hasil Proyeksi Fasilitas Kesehatan Kota Bojonegoro Hingga Tahun 2024
Tabel 5.11 Hasil Proyeksi Fasilitas Peribadahan Kota Bojonegoro Hingga Tahun 2024
Tabel 5.12 Hasil Proyeksi Fasilitas Perindustrian Kota Bojonegoro Hingga Tahun 2024
Tabel 5.13 Besar Unit Konsumsi Berdasarkan Jumlah Penduduk
Tabel 5.14 Besar Unit Konsumsi Berdasarkan Instansi
Tabel 5.15 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kota Bojonegoro 2012-2024
Tabel 5.16 Prosentase Jumlah Penduduk Masing-Masing Kelurahan Tahun 2024
Tabel 5.17 Proyeksi Kebutuhan Air Masing-Masing Kelurahan Tahun 2024
Tabel 5.18 Pembagian Blok dan Kebutuhan Air Bersih Tiap Blok Kota Bojonegoro
Tabel 6.1 Perhitungan Hardy Cross Iterasi 1
Tabel 6.2 Perhitungan Hardy Cross Iterasi 2
Tabel 6.3 Perhitungan Hardy Cross Iterasi 3
Tabel 6.4 Perhitungan Hardy Cross Iterasi 4
Tabel 6.5 Hasil Perhitungan Junction dengan Program Epanet
Tabel 6.6 Hasil Perhitungan Pipes dengan Program Epanet
Tabel 6.7 Daftar Ukuran Diameter Pipa HDPE merek Vinilon
Tabel 6.8 Fluktuasi Pemakaian Air
Tabel 6. 9 Hasil Fluktuasi Pengaliran Air dari IPAM ke Ground Reservoir
Tabel 7. 1 Simbol Detail Junction
Tabel 7.2 Diameter tapping untuk Masing-Masing Blok
Tabel 7.3 Detail Junction Masing-Masing Tapping
Tabel 8.1 BOQ Pipa
Tabel 8.2 BOQ Aksesoris Pipa
Tabel 8.3 Standar Urugan yang Diperkenankan
Tabel 8.4 Perhitungan Galian Normal Pipa SPAM
Tabel 8.5 Dimensi A,B,C,D pada Trust Blok Bend 45 0
Tabel 8.7 Dimensi A,B,C,D pada Trust Blok Bend 90 0
Tabel 8.8 BOQ Pembetonan Trust Blok Bend 90 0
Tabel 8.9 Dimensi A,B,C,D pada Trust Blok Increaser/Reducer
Tabel 8.11 Dimensi Trust Blok Tee All Flange
Tabel 8.12 BOQ Pembetonan Trust Blok Tee All Flange
Tabel 8.13 Perhitungan BOQ Reservoir
Tabel 9. 1 Kedalaman Instalasi Pipa
13
14
19
20
20
23
44
45
47
48
49
49
51
53
54
55
56
57
58
59
60
61
63
65
70
70
71
71
81
82
82
85
85
91
93
95
108
108
111
113
115
116
117
117
119
120
123
124
BAB 1
PENDAHULUAN
Perencanaan sistem drainase perkotaan tentu saja wajib direncanakan dengan baik agar tidak
menimbulkan kerugian besar yang tidak diinginkan di kemudian hari.
10 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
BAB 2
GAMBARAN UMUM
Kecamatan Bojonegoro memiliki luas wilayah sebesar 25,71 Km2 terdiri dari dataran rendah dan
berada di sisi selatan aliran bengawan solo, serta dihuni oleh 26.879 kepala keluarga, berpenduduk
90588 jiwa terdiri dari
Laki-laki
: 44439
Perempuan
: 46149
2.1 Geografi
Secara administrasi Kecamatan Bojonegoro dibagi menjadi 18 Kelurahan dengan luas
wilayah keseluruhan adalah 25,71 Km2. Batas-batas administrasi Kecamatan Bojonegoro adalah :
11 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Secara geografis, Kabupaten Bojonegoro berada pada koordinat 6o59sampai 7o37 Lintang
Selatan dan 112o25 sampai 112o09 Bujur Timur,dengan jarak + 110 km dari ibu kota propinsi.
Gambar 2.2 Peta Kecamatan Bojonegoro
12 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Tabel 2.1 Luas Tanah Kering dan Tanah Sawah Masing-Masing Kelurahan
e. perkebunan
b. Kering
c. Basah
d. Hutan
e. Perkebunan
2.3 Hidrologi dan Klimatologi
Kondisi Hidrologi di Kabupaten Bojonegoro dijelaskan berdasarkan sumber air yang terdapat di
Kabupaten Bojonegoro yaitu air sungai, mata air, air tanah. Selain itu jenis sumber daya alam diatas
juga terdapat sumber daya alam air yang telah termanfaatkan dan dikelola oleh Pemerintah dan
Masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk pemanfaatan waduk dan saluran irigasi.
Dareah Aliran sungai yang terdapat di Kabupaten Bojonegoro terbagi dalam beberapa ordo
sungai yang membedakan antara sungai besar, sungai dan anak sungai. Dimana pada kabupaten
wilayah Bojonegoro terdapat satu sungai yang menjadi hulu dari semua sungai yaitu Sungai
Bengawan Solo.
Sungai ini merupakan sungai besar yang menjadi induk sungai dari seluruh sungai di
kabupaten Bojonegoro. Sementara sungai lainnya terklasifikasi sebagai anak sungai. Lebih jelas
nama, panjang dan debit air sungai di Kabupaten Bojonegoro dijelaskan pada tabel 2.5. sebagai
berikut. Tabel 2.5. Nama, Panjang dan Debit Air Sungai di Kabupaten Bojonegoro
13 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Tabel 2.2 Nama, Panjang, dan Debit Air Sungai di Kabupaten Bojonegoro
Kecamatan Bojonegoro memiliki musim penghujan antara April s.d Oktober. Dari pantauanstasiun
pengamat hujan diperoleh hari hujan pada tahun 2009 sebesar 92 hari dengan curah hujan rata-rata
150 mm, sedangkan pada tahun 2010 naik menjadi 134 hari dengan curah hujan mencapai 221 mm
dan pada Tahun 2011 turun menjadi 99 hari dengan curah hujan rata-rata sebesar 146 mm.
14 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Proyeksi Penduduk
Proyeksi jumlah penduduk dan fasilitas-fasilitas yang ada sangat diperlukan untuk
kepentingan perencanaan dan perancangan serta evaluasi penyediaan air bersih. Kebutuhan akan air
bersih semakin lama semakin meningkat sesuai dengan semakin berkembangnya jumlah penduduk
dimasa yang akan datang. Untuk suatu perencanaan diperlukan suatu proyeksi penduduk (termasuk
juga fasilitas-fasilitas umum). Walaupun proyeksi bersifat ramalan dimana keberadaannya dan
ketelitiannya bersifat subjektif, namun bukan berarti tanpa pertimbangan dan metoda.
Dalam proyeksi penduduk ada beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu:
1. Jumlah populasi peduduk dalam suatu area
Bila perkembangan penduduk pada masa lampau tidak terdapat penurunan, maka proyeksi
penduduk akan semakin teliti.
2. Kecepatan pertambahan penduduk
Apabila angka kecepatan pertambahan penduduk pada masa lampau semakin besar, maka
proyeksi penduduk akan berkurang petelitiannya.
3. Kurun waktu proyeksi
Semakin panjang kurun waktu proyeksi, maka proyeksi penduduk akan semakin berkurang
ketelitiannya.
Data penduduk masa lampau sangat penting untuk menentukan proyeksi penduduk pada
masa yang akan datang. Jadi pada dasarnya proyesi penduduk pada masa yang akan datang sangat
bergantung pada data penduduk saat sekarang ataupun masa lampau.
Po
15 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
dn
} {
} {
Pn
= Penduduk tahun n
dn
= kurun waktu
Untuk menentukan metode yang dipakai untuk proyeksi penduduk, terlebih dahulu mencari
nilai koefisien korelasi (r) untuk tiap - tiap metode. Untuk metode yang mempunyai nilai koefisien
korelasi yang mendekati nilai 1 (satu), sesuai atau tidaknya analisa yang akan dipilih ditentukan
dengan menggunakan nilai koefisien korelasi yang berkisar antara 0 (nol) sampai 1 (satu) maka
metode itulah yang dipakai untuk memproyeksikan penduduk.
Persamaan yang dipakai adalah sebagai berikut:
}{
(3.4)
16 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
(3.5)
Dalam menentukan kebutuhan air non domestik, selain melalui proyeksi fasilitas, ada juga
yang langsung diasumsikan sebesar 25 % dari kebutuhan domestik yang telah diketahui dari proyeksi
penduduk. Namun cara ini kurang representatif karena tidak memperhatikan jenis fasilitas yang ada
17 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
pada daerah pelayanan tersebut, meskipun pertambahan penduduk dianggap sebanding dengan
pertambahan fasilitas.
Harga air.
Fasilitas distribusi
rumah-rumah dengan menggunakan sambungan pipa-pipa distribusi air melalui water meter dan
18 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
instalasi pipa yang dipasang di dalam rumah. Pelayanan air minum dengan menggunakan
sambungan rumah ditujukan bagi warga yang telah menempati rumah permanen. Golongan
masyarakat ini akan sanggup membayar air untuk mendapatkan air bersih demi kesehatan. Biasanya
yang termasuk golongan ini adalah golongan ekonomi kelas menengah hingga atas.
b.
suatu tempat tertentu agar mudah dipergunakan oleh masyarakat umum untuk mencukupi
kebutuhan mandi, cuci dan minum. Pelayanan air minum ini ditujukan bagi masyarakat dengan
golongan ekonomi bawah atau menempati rumah non permanen yaitu rumah yang terbuat dari
bambu atau kayu. Golongan ini berpenghasilan rendah dan lebih mengutamakan penggunaan air
tanah yang bebas biaya sehingga tingkat penggunaan air dengan sumber air permukaan akan
menjadi sangat rendah karena memerlukan biaya.
Tabel 3.1 Kebutuhan Air Bersih Untuk Domestik Berdasarkan Kategori Kota
19 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
NO
Metropolitan
>1.000.000
120
30
15-25%
Besar
500.000-1.000.000
100
30
15-25%
Sedang
100.000-500.000
90
30
15-25%
Kecil
20.000-100000
60
30
15-25%
IKK
3000-20000
45
30
15-25%
Sub IKK
<20000
30
30
15-25%
Sumber : P3KT
3.4.2 Kebutuhan Non Domestik
Kebutuhan dasar air non domestik ditentukan banyaknya konsumen non domentik yang
meliputi fasilitas-fasilitas :
Industri
Tabel 3.3 Kebutuhan Air Non Domestik
20 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
(3.)
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water supply) dengan air
yang dikonsumsi (water consumtion). Dalam kenyataanya, kehilangan air dalam suatu perencanaaan
sistem distribusi selalu ada. Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis. Yang
misanya kebocoran pipa itu sendiri. Sedangkan yang bersifat non teknis misalnya pencurian air dari
pipa distribusi. Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuha air untuk kebocoran dengan maksuk agar titik-titik pelayanan tetap dapat terpenuhi
kebutuhan airnya.Pengertian mengenahi kehilangan air ada tiga macam, yaitu :
1. Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana dialokasikan untuk kelancaran operasidan pemeliharan fasilitas
penyediaan air bersih. Kehilangan air ini akan diperhitungkan dalam penetapan harga air, yang mana
biayanya akan dibebankan pada pemakai air (konsumen).
2. Kehilangan air percuma.
Kehilangan air percuma menyangkut aspek penggunaan fasilitas penyediaan air bersih dan
pengelolaannya. Hal ini sangat tidak diharapkan, dan harus diusahakan untuk ditekan dengan cara
penggunaan dan pengelolaan fasilitas air bersih secara baik dan benar. Kehilangan air percuma ini
terbagi dua, yaitu leakage dan wastage. Leakage adalah kehilangan air percuma pada komponen
fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh pengelola, sedangkan wastage adalah kehilangan
air percuma pada saat pemakaian fasilitas oleh konsumen.
3. Kehilangan air insidentil
21 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Kehilangan air insidentil adalah kehilangan air diluar kekuasaan manusia, seperti bencana
alam. Dalam perhitungan perencanaan penyediaan air bersih, dipakai istilah kehilangan air rencana
dengan anggapan bahwa kehilangan air percuma dan insidentil telah termasuk di dalamnya.
Besarnya kehilangan air rencana ini diperkirakan sebanyak 15 % sampai 25 % dari total kebutuhan
air domestik. Dalam perencanaan ini besarnya kehilangan air diambil sebanyak 20 % dari kebutuhan
air total (kebutuhan domestik + kebutuhan non-domestik).
Penyebab kehilangan air terbagi menjadi dua macam yaitu :
Fisik. Kehilangan air disebabkan oleh jaringan pipa yang sudah rusak, tua dan bocor,
kerusakan meter air dan pengaliran air tidak tercatat oleh meter air.
Untuk menghitung kebutuhan air bersih, diperlukan pula angka faktor pengali tertentu yaitu
faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak (fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air
maksimum dan kebutuhan air puncak.
a. Kebutuhan air rata-rata harian (Qav)
Adalah jumlah air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan domestik, non domestik dan
kehilangan air
b. Kebutuhan air hari maksimum (Qhm)
Yang dimaksud dalam fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih besar dibanding hari
lainnya dalam satu tahun tadi. Kebutuhan air maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata
22 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
dikalikan dengan faktor maksimum harian. Faktor ini merupakan perbandingan antara pemakaian
pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu tahun
Perhitungan kebutuhan air hari maksimum dapat dihitung berdasarkan rumus berikut :
(3.6)
Dimana:
Fhm
(3.7)
Dimana :
Fjm
Nilai faktor hari maksimum dan faktor jam puncak telah ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan
Umum Direktorat Cipta Karya. Nilai-nilai tersebut seperti terdapat pada Tabel berikut ini.
Tabel 3.4 Faktor Hari Maksimum dan Faktor Jam Puncak Berdasarkan Kategori Kota
23 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
24 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Pada sistem ini air hanya mengalir dari satu arah dan pada setiap ujung pipa akhir daerah
pelayanan terdapat titik akhir (dead end), serta pipa distribusi tidak saling berhubungan.
Area konsumen disuplai air melalui satu jalur pipa utama. Sistem ini biasanya digunakan
pada daerah dengan sifat sifat sebagai berikut :
25 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
26 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
27 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Karakteristik PVC adalah bebas dari korosi, ringan sehingga mempermudah dalam
pengangkutan, mudah dalam penyambungan dan mempunyai umur yang relatif lama.
6. Poly Ethylene (PE)
Karakteristik pipa PE adalah memiliki fleksibilitas tinggi, memiliki kemampuan dalam
menahan benturan, memiliki ketahanan akan temperatur rendah bahkan temperatur air
beku, ringan, mudah dalam penanganan dan transportasi, metode penyambungan cepat dan
mudah, tahan terhadap korosi dan abrasi, permukaan halus sehingga akan meminimalisir
hilangnya tekanandan jangka waktu pemakaian cukup lama sekita 50 tahun.
Perencanaan sistem distribusi air minum perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
28 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Pipa akan lebih mudah pecah bila pada dinding, bekerja tanah terpusat (misal dengan
adanya batu atau benda keras lainnya pada dinding pipa). Tekanan kerja pipa yang diizinkan telah
disebutkan oleh produsen atau pabrik pembuat pipa tersebut.
3.8.3 Perlengkapan Pipa
Beberapa perlengkapan pipa yang umumnya dipasang dalam sistem distribusi air minum
adalah:
1. Gate Valve
Mempunyai fungsi untuk mengontrol aliran dalam pipa. Gate Valve dapat menutup suplai air
bisa diinginkan dan membagi lainnya di dalam jaringan distribusi. Gate Valve diletakkan pada
:
Setiap titik persilangan atau cabang pipa (2 buah valve untuk tee dan 3 buah valve untuk
cross)
Pipa tekan setelah pompa dan check valve (untuk melindungi pompa terhadap (back
flow)
Gambar 3.3 Gate Valve
29 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
30 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
7. Manhole
Berfungsi sebagai tempat pemeriksaan atau perbaikan bila terjadi gangguan pada valve.
Manhole biasanya ditempatkan pada tempat aksesoris yang penting dan pada jalur pipa
pada setiap jarak 300 sampai 600 meter, terutama pada diameter besar.
Gambar 3.9 Manhole
31 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
8. Meter Tekanan
Alat ini dipasang pada pompa agar dapat diketahui besarnya tekanan kerja pompa. Kontrol
pada meter tekanan ini perlu dilakukan untuk menjaga keamanan distribusi dari tekanan
kerja pipa dan untuk menjaga kontinuitas air.
Gambar 3.10 Meter Tekanan
9. Meter Air
Berfungsi untuk mengetahui jumlah pemakaian air dan juga sebagai alat pendeteksi besarnya
kebocoran air. Meteran air ini terpasang pada setiap sambungan rumah dan dipasang secara
kontinu.
Gambar 3.11 Meter Air
32 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Spigot dari suatu pipa dimasukkan ke dalam bell (Socket) pipa lainnya. Untuk menghindari
kebocoran dan menahan pipa serta memungkinkan terjadinya defleksi (berubahnya sudut
sambungan), maka sambungan biasanya dilengkapi dengan gasket.
Gambar 3.13 Bell dan Spigot
2. Flange Joint.
Biasanya dipakai pada pipa betekanan tinggi, untuk sambungan yang dekat dengan instalasi
pompa . Sebelum kedua flange disatukan mur-baut, maka diantara flange disisipkan packing
untuk mencegah kebocoran.
Gambar 3.14 Flange Joint
3. Bend.
Merupakan belokan pipa, dengan sudut belokan 90o, 45o, 22,5o, 11,5o.
Gambar 3.15 Bend
33 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
5. Tee
Pipa yang digunakan untuk menyambung pipa pada percabangan.
Gambar 3.17 Tee
6. Tapping Band
Dipasang pada tempat yang perlu disadap, untuk dialirkan ke tempat lain. Dalam hal ini pipa
distribusi dibor dan tapping band dipasang dengan baut disekeliling pipa dengan memeriksa
agar cincin melingkar penuh pada sekeliling lubang dan tidak menutupi lubang tapping.
Gambar 3.18 Tapping Band
7. G-bault Join
Aksesoris untuk menyambungkan antar pipa yang mudah untuk dilepas atau disambung
kembali
Gambar 3.19 G-Bault Join
34 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Dimana :
Q = debit aliran (m3/det)
V = kecepatan aliran (m/det)
D = diameter pipa (m)
3.9.2 Sisa Tekanan
Nilai sisa tekanan minimum pada setiap titik jaringan pipa induk yang direncanakan adalah
sebesar 10 meter kolom air. Hal ini dimaksudkan agar air dapat sampai di konsumen dengan tekanan
yang cukup. Untuk mendapatkan tekanan minimum ini dapat dengan cara antara lain dengan
menaikkan elevated reservoir, mengatur nilai kecepatan aliran dalam pipa serta headloss total.
3.9.3 Kehilangan Tekanan
Kehilangan tekanan air dalam pipa (Hf) terjadi akibat adanya friksi antara fluida dengan fluida
dan antara fluida dengan permukaan dalam pipa yang dilaluinya. Kehilanan tekanan maksimum 10
m/km panjang pipa.
Kehilangan tekanan ada dua macam, yaitu :
1. Mayor Losses
Yaitu kehilangan tekanan sepanjang pipa lurus, dapat dihitung dengan persamaan Hanzenwilliam:
[
(3.9)
35 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
dimana :
Hf
2. Minor Losses
Yaitu kehilangan tekanan yang terjadi pada tempat-tempat yang memungkinkan adanya
perubahan karakteristik aliran, misalnya pada belokan, valve, dan aseksoris lainnya.
Persamaan yang digunakan :
(
(3.10)
Dimana :
Hfm = minor losses (m)
K = konstanta konstraksi (sudah tertentu) untuk setiap jenis peralatan pipa
berdasarkan diameternya.
V = kecepatan aliran (m/det)
Pengaturan kehilangan tekanan aliran dapat diusahakan dengan pemilihan diameter. Untuk
mengetahui tekanan dan kecepatan aliran yang ada dalam pipa, selain besarnya debit aliran
dan panjang pipa, diperlukan juga penentuan elevasi tanah pada titik-titik tertentu (node)
dari daerah pelayanan.
3.10 Perhitungan Dimensi Pipa
Metoda perhitungan dimensi pipa dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu secara
manual dan dengan menggunakan program komputer. Penggunaan metoda secara manual yaitu
dengan menggunakan persamaan Hardy-Cross, sedang dengan menggunakan program komputer
digunakan program Epanet.
3.10.1 Hardy-Cross
Langkah-langkah perhitungan analisa jaringan pipa induk secara manual, yaitu sebagai berikut
1. Mengasumsikan kecepatan aliran (min 0,3 m/s) dan debit yang mengalir pada setiap pipa
2. Mencari diameter pipa dengan menggunakan persamaan kontinuitas
3. Menghitung head loss dengan persamaan Hazen Williams
4. Menghitung Hf/Q untuk mencari Q
36 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
(3.11)
Dimana :
Hf
Headloss (m)
= Q+Q
(3.12)
37 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
38 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Gambar 3.23 Mengatur mengenai satuan debit, formula headloss, maximum trial dan deman
multiplier pada Epanet
4. Memasukkan peta daerah perencanaan melalui perintah pada toolbar, View backdrop Load, kemudian pilih peta yang akan dimasukkan (Gambar 2.7). Peta yang akan dimasukkan
harus dalam format bmp (dapat dikonversikan dari program paint).
5. Kemudian membuat loop jaringan pipa distribusi dengan memasang node, reservoir/pompa,
dan pipa, atau aksesoris lain yang diperlukan pada peta (Gambar 2.9).
39 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
6. Membuka Property masing-masing node, pipa dan reservoir dengan meng-kliknya dua kali
(Gambar 2.10 s.d Gambar 2.12). Memasukkan data-data mengenai node, pipa dan reservoir:
8. Untuk node perlu diisi data mengenai elevasi dan kebutuhan air
9. Untuk pipa perlu diisi data mengenai panjang dan asumsi diameter
10. Untuk reservoir perlu diisi data mengenai total head (elevasi+ketinggian reservoir)
11. Setelah semua diisi, menjalankan program (run), bila sistemnya benar dan air dapat
mengalir, maka run akan sukses. Akan tetapi tidak semudah itu, karena air yang mengalir
harus memenuhi kriteria yaitu dengan velocity minimal 0,3 dan pressure minimal 10 m.
Jika masih belum sesuai maka, diameter pipa atau ketinggian dari resevoir dapat diubah
ubah hingga dapat memenuhi kriteria.
12. Untuk menampilkan nilai dari pressure, velocity, base demand, diameter, panjang pipa,
elevasi di layar, dapat di klik kanan, pilih option, pilih notation, dan klik node value dan links
value. Kemudian klik pada data atau map dan me-klik apa yang diinginkan
Jika menginginkan data berupa tabel, klik pada report, pilih table, pilih network table links
atau network table nodes, kemudian pilih apa yang anda ingin masukkan dalam tabel.
Perhatian :
Bila pada data yang diperoleh terdapat pressure negatif dan ada juga yang velocitynya
kurang dari 0,3 m/det maka perlu diperbaiki. Kita dapat mengecek pada tiap node dan pipa yang
perlu perubahan khususnya untuk elevasi dan debit tapping (pada node) dan diameter & panjang
(untuk pipa) tanpa merubah semua data inputnya kemudian data di RUN-kan dan lihat kembali pada
TABLE.
3.11 Reservoir dan Pompa
Reservoir diperlukan dalam sistem distribusi air minum karena konsumsi air yang
berfluktuasi oleh konsumen. Pada saat pemakaian air dibawah konsumsi air rata-rata maka supply
air yang berlebih akan ditampung dalam reservoar, yaitu untuk mengimbangi pemakaian air yang
besar dari pemakaian rata-rata (kebutuhan konsumen). Berdasarkan keadaan topografi, reservoir
terletak di atas permukaan tanah sebagai elevated reservoar atau dibawah permukaan tanah
sebagai ground reservoar.
3.11.1 Volume Reservoir
Kapasitas/volume reservoar dapat ditentukan berdasarkan analisa fluktuasi pemakaian air
dan pengalirannya (supply and demand analysis) yang terjadi dalam satu hari. Kapasitas reservoar
dapat ditentukan dengan 2 metoda, yaitu secara analisis dan grafis.
40 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
(3.13)
= Head Total
Hs
Hp
= perbedaan tekanan
Hf
41 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
BAB 4
KRITERIA PERENCANAAN
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air minum, diperlukan beberapa kriteria dasar
dan acuan perencanaan. Tujuan dari pengajuan beberapa kriteria prencanaan adalah untuk
mendapatkan suatu hasil perencanaan yang sesuai dengan kondisi daerah perencanaan. Secara
umum dasar-dasar yang dipergunakan sebagai kriteria umum pada perencanaan sistem penyediaan
air minum yaitu :
Perkiraan perkembangan kota dan tata guna lahan berdasarkan kondisi kota pada waktu
sekarang dan prospeknya pada masa yang akan datang.
Kondisi fisik kota seperti topografi, geografi, pola jaringan jalan dll.
Kepadatan penduduk pada awal perencanaan dan proyeksi pertambahan penduduk kota
dalam waktu perencanaan.
Diusahakan perencanaan seekonomis mungkin tanpa meningggalkan fungsinya.
4.1 Area dan Blok Pelayanan
Penentuan daerah pelayanan dibagi menjadi beberapa blok dimana kebutuhan air per blok
hampir sama
Pembagian blok pelayanan disesuaikan berdasarkan jalan hal ini dikarenakan untuk
memudahkan dalam jaringan distribusi perpipaan penyediaan air minum nantinya
4.2 Kebutuhan Air Bersih
: 2 m/unit/hari
Kesehatan
: 2 m/unit/hari
Peribadatan
: 3 m/unit/hari
Industri
: 8 m/unit/hari
1.
2.
42 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
3.
Target pelayanan dalam perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum ini adalah pada
tahun 2024 telah terlayani 100% pada masing-masing kelurahan.
43 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
BAB 5
PERHITUNGAN PROYEKSI PENDUDUK DAN KEBUTUHAN AIR BERSIH
{[
] [
]}
Dari data Biro Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk dari tahun 2000 sampai tahun
2010 kota Bojonegoro yang dapat dilihat pada Tabel .
Tabel 5.1 Data Penduduk Kota Bojonegoro Tahun 2000 - 2010
Jumlah
Tahun
Penduduk
2004
77823
2005
78923
2006
79921
2007
83011
2008
83628
2009
84537
2010
82933
2011
90538
2012
99526
2013
97764
Jumlah
858604
44 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai koefisien korelasi dan pertumbuhan penduduk dengan
menggunakan metode-metode sebagai berikut.
Dimana:
Pn
Po
dn
] [
]}
Dan Perhitungan Koefisien korelasi ( r ) dengan metode aritmatik dapat dilihat pada pada Tabel .
Tabel 5.2 Perhitungan Nilai Korelasi Metode Aritmatik
ARITMATIK
Tahun
Jumlah
Penduduk
xy
x2
y2
2004
77823
2005
78923
1100
1100
1210000
2006
79921
998
1996
996004
2007
83011
3090
9270
9548100
2008
83628
617
2468
16
380689
2009
84537
909
4545
25
826281
2010
82933
-1604
-9624
36
2572816
45 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
2011
90538
7605
53235
49
57836025
2012
99526
8988
71904
64
80784144
2013
97764
-1762
-15858
81
3104644
JUMLAH
858604
45
19941
119036
285
157258703
0,2976147
= urutan tahun
= pertambahan penduduk
2
X
Y
= jumlah data
Maka dapat dihitung nilai korelasi (r) metode aritmatik sebagai berikut :
{[
{[
] [
] [
]}
]}
Dimana :
Po
Pn
= Penduduk tahun n
dn
= kurun waktu
46 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
{[
] [
]}
Perhitungan Koefisien korelasi ( r ) dengan metode Geometri dapat dilihat pada pada Tabel .
GEOMETRI
Jumlah
Tahun
Penduduk
2004
77823
2005
78923
2006
79921
2007
83011
2008
83628
2009
84537
2010
82933
2011
90538
2012
99526
2013
97764
JUMLAH
858604
r
xy
x2
y2
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
45
11,26219
11,27623
11,28879
11,32673
11,33413
11,34494
11,32579
11,41352
11,50817
11,49031
113,5708
0
11,27623
22,57759
33,98019
45,33653
56,72472
67,95473
79,89467
92,06539
103,4128
513,2229
0
1
4
9
16
25
36
49
64
81
285
126,8369753
127,1533173
127,4368683
128,2947764
128,4625861
128,7077677
128,2734813
130,2685514
132,4380733
132,0272627
1289,89966
0,9193877
Keterangan :
X
= urutan tahun
= ln jumlah penduduk
X2
Y2
= jumlah data
Maka
dapat
dihitung
nilai
korelasi
{[
{[
(r)
metode
] [
] [
Geometri
sebagai
berikut
]}
]}
47 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Dimana :
t = tambahan tahun terhitung dari tahun dasar
a={
b={
} {
} {
] [
]}
Dan perhitungan koefisien korelasi ( r ) dengan metode aritmatik dapat dilihat pada pada Tabel .
Tabel 5.4 Perhitungan Nilai Korelasi Metode Least Square
LEAST SQUARE
Jumlah
Tahun
x
y
xy
x2
y2
Penduduk
2004
77823
1
77823
77823
1
6056419329
2005
78923
2
78923
157846
4
6228839929
2006
79921
3
79921
239763
9
6387366241
2007
83011
4
83011
332044
16
6890826121
2008
83628
5
83628
418140
25
6993642384
2009
84537
6
84537
507222
36
7146504369
2010
82933
7
82933
580531
49
6877882489
2011
90538
8
90538
724304
64
8197129444
2012
99526
9
99526
895734
81
9905424676
2013
97764
10
97764
977640
100
9557799696
JUMLAH
858604
55
858604 4911047
385
74241834678
0,909642
Keterangan :
X = urutan tahun
Y = jumlah penduduk
48 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Maka
dapat
dihitung
nilai
korelasi
(r)
{[
metode
Least
sebagai
berikut
] [
{[
Square
] [
]}
]}
Kemudian dibandingkan nilai koefisien korelasi (r) pada setiap metode. Nilai koefisien korelasi (r)
untuk setiap metode dapat dilihat pada Tabel.
Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Nilai Korelasi (r)
Metode
Korelasi (r)
Aritmatika
0,297614700
Geometri
0,919387705 paling mendekati 1
Least Square
0,909641956
Sumber : Hasil Perhitungan
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi dengan ketiga metode tersebut, maka nilai koefisien korelasi
yang dipilih dalam perenanaan ini adalah nilai koefisien korelasi pada metode Geometrik, yaitu r =
0,919387705 karena nilai ini yang paling mendekati 1. Sehingga untuk perhitungan proyeksi
penduduknya menggunakan metode Geometrik.
Dalam menghitung proyeksi penduduk menggunakan metode geometrik, perlu diketahui
rata-rata prosentase tambahan penduduk pertahunnya. Hasil perhitungan rata-rata prosentase
tambahan penduduk pertahun dapat dilihat pada Tabel.
Tabel 5.6 Perhitungan Rata-rata Prosentase Tambahan Penduduk Pertahun
Jumlah
Penduduk
2004
77823
2005
78923
2006
79921
2007
83011
2008
83628
2009
84537
2010
82933
2011
90538
2012
99526
2013
97764
Jumlah
858604
Jumlah
Rata-rata per tahun
Tahun
Pertumbuhan Penduduk
Jiwa
%
0
0
1100
1,413463886
998
1,26452365
3090
3,866317989
617
0,743274988
909
1,086956522
-1604
-1,89739404
7605
9,170052934
8988
9,927323334
-1762
-1,770391656
19941
23,80412761
47,60825521
5,289806135
49 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Kemudian dilakukan perhitungan proyeksi penduduk Kota Bojonegoro hingga tahun 2024
menggunakan metode geometrik.
Contoh perhitungan proyeksi penduduk dengan menggunakan metode geometri:
Kelurahan Jetak
Pn
= Po (1+r)n
P2013
Pn
Pn
= 3028 jiwa
50 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Kelurahan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Jetak
Pacul
Sukorejo
Sumbang
Klangon
Kepatihan
Mojokampung
Kadipaten
Ngrowo
Karangpacar
Campurejo
Semanding
Kalirejo
Mulyoagung
Banjarejo
Ledok Wetan
Kauman
Ledok Kulon
JUMLAH
Data asli
2012
2876
5173
12400
5257
4017
2474
4440
4096
5549
5211
5317
1338
2418
3407
7298
4901
3542
10874
90588
2013
3028
5447
13056
5535
4229
2605
4675
4313
5843
5487
5598
1409
2546
3587
7684
5160
3729
11449
95380
2014
3188
5735
13747
5828
4453
2743
4922
4541
6152
5777
5894
1483
2681
3777
8091
5433
3927
12055
100425
2015
3357
6038
14474
6136
4689
2888
5183
4781
6477
6082
6206
1562
2822
3977
8518
5721
4134
12693
105738
2016
3535
6358
15239
6461
4937
3040
5457
5034
6820
6404
6534
1644
2972
4187
8969
6023
4353
13364
111331
2017
3722
6694
16046
6803
5198
3201
5745
5300
7180
6743
6880
1731
3129
4409
9444
6342
4583
14071
117220
Tahun
2018
2019
3918
4126
7048
7421
16894
17788
7162
7541
5473
5762
3371
3549
6049
6369
5581
5876
7560
7960
7100
7475
7244
7627
1823
1919
3294
3469
4642
4887
9943
10469
6677
7031
4826
5081
14815
15599
123421 129950
2020
4344
7813
18729
7940
6067
3737
6706
6187
8381
7871
8031
2021
3652
5146
11023
7402
5350
16424
136824
2021
4574
8227
19720
8360
6388
3934
7061
6514
8825
8287
8456
2128
3845
5418
11606
7794
5633
17293
144061
2022
4816
8662
20763
8802
6726
4143
7434
6858
9291
8725
8903
2240
4049
5705
12220
8206
5931
18208
151682
2023
5070
9120
21861
9268
7082
4362
7828
7221
9783
9187
9374
2359
4263
6007
12866
8640
6245
19171
159706
51 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
2024
5339
9602
23017
9758
7457
4592
8242
7603
10300
9673
9870
2484
4488
6324
13547
9097
6575
20185
168154
Dimana :
Pn
Po
Fn
Fo
Pn Fn
Po Fo
=
=
F2024 = 1,86
52 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Kelurahan
Jetak
Pacul
Sukorejo
Sumbang
Klangon
Kepatihan
Mojokampung
Kadipaten
Ngrowo
Karangpacar
Campurejo
Semanding
Kalirejo
Mulyoagung
Banjarejo
Ledok Wetan
Kauman
Ledok Kulon
TOTAL
Hasil perhitungannya selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 5.9 Proyeksi Fasilitas Pendidikan Kota Bojonegoro Hingga Tahun 2024
53 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Tabel 5.9 Proyeksi Fasilitas Pendidikan Kota Bojonegoro Hingga Tahun 2024
FASILITAS PENDIDIKAN
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Kelurahan
Jetak
Pacul
Sukorejo
Sumbang
Klangon
Kepatihan
Mojokampung
Kadipaten
Ngrowo
Karangpacar
Campurejo
Semanding
Kalirejo
Mulyoagung
Banjarejo
Ledok Wetan
Kauman
Ledok Kulon
TOTAL
Data
2012
2013
2014
2015
2016
2017
1
12
16
17
9
11
5
17
8
4
7
4
6
7
9
8
9
11
161
1
13
17
18
9
12
5
18
8
4
7
4
6
7
9
8
9
12
170
1
14
19
20
11
13
6
20
9
5
8
5
7
8
11
9
11
13
188
1
15
20
21
11
14
6
21
10
5
9
5
7
9
11
10
11
14
198
1
16
21
22
12
14
6
22
10
5
9
5
8
9
12
10
12
14
208
1
16
22
23
12
15
7
23
11
5
10
5
8
10
12
11
12
15
219
Proyeksi
2018
2019
1
17
23
24
13
16
7
24
11
6
10
6
9
10
13
11
13
16
231
2
18
24
26
14
17
8
26
12
6
11
6
9
11
14
12
14
17
243
2020
2021
2022
2023
2024
2
19
25
27
14
17
8
27
13
6
11
6
10
11
14
13
14
17
256
2
20
27
28
15
18
8
28
13
7
12
7
10
12
15
13
15
18
270
2
21
28
30
16
19
9
30
14
7
12
7
11
12
16
14
16
19
284
2
22
30
32
17
20
9
32
15
7
13
7
11
13
17
15
17
20
299
2
23
31
33
18
21
10
33
16
8
14
8
12
14
18
16
18
21
315
54 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Tabel 5.10 Hasil Proyeksi Fasilitas Kesehatan Kota Bojonegoro Hingga Tahun 2024
FASILITAS KESEHATAN
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Kelurahan
Jetak
Pacul
Sukorejo
Sumbang
Klangon
Kepatihan
Mojokampung
Kadipaten
Ngrowo
Karangpacar
Campurejo
Semanding
Kalirejo
Mulyoagung
Banjarejo
Ledok Wetan
Kauman
Ledok Kulon
TOTAL
Data
2012
2013
2014
2015
2016
2017
6
6
9
6
3
3
4
3
4
7
4
3
4
4
6
3
4
11
90
6
6
9
6
3
3
4
3
4
7
4
3
4
4
6
3
4
12
95
7
7
10
7
3
3
4
3
4
8
4
3
4
4
7
3
4
12
100
7
7
11
7
4
4
5
4
5
8
5
4
5
5
7
4
5
13
105
7
7
11
7
4
4
5
4
5
9
5
4
5
5
7
4
5
14
111
8
8
12
8
4
4
5
4
5
9
5
4
5
5
8
4
5
14
116
Proyeksi
2018
2019
8
8
12
8
4
4
5
4
5
10
5
4
5
5
8
4
5
15
123
9
9
13
9
4
4
6
4
6
10
6
4
6
6
9
4
6
16
129
2020
2021
2022
2023
2024
9
9
14
9
5
5
6
5
6
11
6
5
6
6
9
5
6
17
136
10
10
14
10
5
5
6
5
6
11
6
5
6
6
10
5
6
17
143
10
10
15
10
5
5
7
5
7
12
7
5
7
7
10
5
7
18
151
11
11
16
11
5
5
7
5
7
12
7
5
7
7
11
5
7
19
159
11
11
17
11
6
6
7
6
7
13
7
6
7
7
11
6
7
20
167
55 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Tabel 5.11 Hasil Proyeksi Fasilitas Peribadahan Kota Bojonegoro Hingga Tahun 2024
FASILITAS PERIBADAHAN
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Kelurahan
Jetak
Pacul
Sukorejo
Sumbang
Klangon
Kepatihan
Mojokampung
Kadipaten
Ngrowo
Karangpacar
Campurejo
Semanding
Kalirejo
Mulyoagung
Banjarejo
Ledok Wetan
Kauman
Ledok Kulon
TOTAL
Data
2012
2013
2014
2015
2016
2017
9
17
39
38
21
14
15
18
14
12
18
9
11
13
23
18
12
26
327
9
18
41
40
22
15
16
19
15
13
19
9
12
14
24
19
13
27
344
10
19
43
42
23
16
17
20
16
13
20
10
12
14
25
20
13
29
363
11
20
46
44
25
16
18
21
16
14
21
11
13
15
27
21
14
30
382
11
21
48
47
26
17
18
22
17
15
22
11
14
16
28
22
15
32
402
12
22
50
49
27
18
19
23
18
16
23
12
14
17
30
23
16
34
423
Proyeksi
2018
2019
12
23
53
52
29
19
20
25
19
16
25
12
15
18
31
25
16
35
446
13
24
56
55
30
20
22
26
20
17
26
13
16
19
33
26
17
37
469
2020
2021
2022
2023
2024
14
26
59
57
32
21
23
27
21
18
27
14
17
20
35
27
18
39
494
14
27
62
60
33
22
24
29
22
19
29
14
17
21
37
29
19
41
520
15
28
65
64
35
23
25
30
23
20
30
15
18
22
39
30
20
44
548
16
30
69
67
37
25
26
32
25
21
32
16
19
23
41
32
21
46
576
17
32
72
71
39
26
28
33
26
22
33
17
20
24
43
33
22
48
607
56 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Tabel 5.12 Hasil Proyeksi Fasilitas Perindustrian Kota Bojonegoro Hingga Tahun 2024
FASILITAS PERINDUSTRIAN
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Kelurahan
Jetak
Pacul
Sukorejo
Sumbang
Klangon
Kepatihan
Mojokampung
Kadipaten
Ngrowo
Karangpacar
Campurejo
Semanding
Kalirejo
Mulyoagung
Banjarejo
Ledok Wetan
Kauman
Ledok Kulon
TOTAL
Data
2012
2013
2014
2015
2016
2017
6
12
65
6
10
2
1
1
8
11
67
4
16
72
69
21
10
114
495
6
13
68
6
11
2
1
1
8
12
71
4
17
76
73
22
11
120
521
7
13
72
7
11
2
1
1
9
12
74
4
18
80
76
23
11
126
549
7
14
76
7
12
2
1
1
9
13
78
5
19
84
81
25
12
133
578
7
15
80
7
12
2
1
1
10
14
82
5
20
88
85
26
12
140
608
8
16
84
8
13
3
1
1
10
14
87
5
21
93
89
27
13
148
641
Proyeksi
2018
2019
8
16
89
8
14
3
1
1
11
15
91
5
22
98
94
29
14
155
674
9
17
93
9
14
3
1
1
11
16
96
6
23
103
99
30
14
164
710
2020
2021
2022
2023
2024
9
18
98
9
15
3
2
2
12
17
101
6
24
109
104
32
15
172
748
10
19
103
10
16
3
2
2
13
17
107
6
25
115
110
33
16
181
787
10
20
109
10
17
3
2
2
13
18
112
7
27
121
116
35
17
191
829
11
21
115
11
18
4
2
2
14
19
118
7
28
127
122
37
18
201
873
11
22
121
11
19
4
2
2
15
20
124
7
30
134
128
39
19
212
919
57 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
58 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
59 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
2017
104527
47
49128
Tahun
2018
107563
49
52706
2019
110686
50
55343
2020
113900
60
68340
2021
117208
70
82045
2022
120611
80
96489
2023
124114
90
111702
2024
127718
100
127718
44
45
46
42207
44420
46726
5
5
5
8441
8884
9345
100
100
130
48,85
51,41
70,30
Kebutuhan Non Domestik
47
49128
5
9826
130
73,92
49
52706
5
10541
130
79,30
50
55343
5
11069
130
83,27
60
68340
5
13668
130
102,83
70
82045
5
16409
130
123,45
80
96489
5
19298
130
145,18
90
111702
5
22340
130
168,07
100
127718
5
25544
130
192,17
166
2
3,835
175
2
4,061
181
2
4,179
186
2
4,300
191
2
4,425
197
2
4,554
202
2
4,686
208
2
4,822
214
2
4,962
221
2
5,106
227
2
5,254
234
2
5,407
90
2
2,083
93
2
2,144
95
2
2,206
98
2
2,270
101
2
2,336
104
2
2,404
107
2
2,474
110
2
2,546
113
2
2,619
116
2
2,696
120
2
2,774
123
2
2,854
127
2
2,937
Unit
m3/unit.hr
L/dtk
327
3
11,354
336
3
11,684
346
3
12,023
356
3
12,372
367
3
12,732
377
3
13,101
388
3
13,482
400
3
13,873
411
3
14,276
423
3
14,691
435
3
15,117
448
3
15,556
461
3
16,008
Unit
m3/unit.hr
L/dtk
L/dtk
L/dtk
%
L/dtk
L/dtk
L/dtk
L/dtk
11
8
1,019
18,18
60,12
20
12,02
72,15
108,22
79,36
11
8
1,048
18,71
65,10
20
13,02
78,13
117,19
85,94
12
8
1,079
19,37
68,22
20
13,64
81,86
122,80
90,05
12
8
1,110
19,93
71,34
20
14,27
85,61
128,42
94,17
12
8
1,142
20,51
90,81
20
18,16
108,98
163,47
119,88
13
8
1,175
21,11
95,02
20
19,00
114,03
171,04
125,43
13
8
1,209
21,72
101,02
20
20,20
121,23
181,84
133,35
13
8
1,244
22,35
105,62
20
21,12
126,74
190,12
139,42
14
8
1,281
23,00
125,82
20
25,16
150,99
226,48
166,09
14
8
1,318
23,67
147,11
20
29,42
176,54
264,81
194,19
15
8
1,356
24,35
169,53
20
33,91
203,44
305,16
223,78
15
8
1,395
25,06
193,13
20
38,63
231,76
347,64
254,93
16
8
1,436
25,79
217,96
20
43,59
261,55
392,32
287,70
No
Uraian
Satuan/ Unit
1
2
3
Jumlah Penduduk
Prosentase Pelayanan
Penduduk Terlayani
Fasilitas Pendidikan
Jumlah Pelanggan
Unit Konsumsi
Pemakaian Rata-rata
Fasilitas Kesehatan
Jumlah Pelanggan
6
Unit Konsumsi
Pemakaian Rata-rata
Fasilitas Peribadatan
Jumlah Pelanggan
7
Unit Konsumsi
Pemakaian Rata-rata
Fasilitas Perindustrian
Jumlah Pelanggan
8
Unit Konsumsi
Pemakaian Rata-rata
Q Non Domestik Total
Q Domestik + Q non domestik
5
Q Kebocoran
Q Rata-rata
Q Jam Puncak
Q Hari Maksimum
Orang
%
Orang
2012
90588
40
36235
2013
93219
43
40084
2014
95926
44
42207
%
Orang
Org/SR
Unit
L/org.hr
L/dtk
40
36235
5
7247
100
41,94
43
40084
5
8017
100
46,39
Unit
m3/unit.hr
L/dtk
161
2
3,727
Unit
m3/unit.hr
L/dtk
2015
2016
98711
101578
45
46
44420
46726
Kebutuhan Domestik
60 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
2024
Kelurahan
JIWA
Jetak
2876
3,17
Pacul
5173
5,71
Sukorejo
12400
13,69
Sumbang
5257
5,80
Klangon
4017
4,43
Kepatihan
2474
2,73
Mojokampung
4440
4,90
Kadipaten
4096
4,52
Ngrowo
5549
6,13
10
Karangpacar
5211
5,75
11
Campurejo
5317
5,87
12
Semanding
1338
1,48
13
Kalirejo
2418
2,67
14
Mulyoagung
3407
3,76
15
Banjarejo
7298
8,06
61 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
16
Ledok Wetan
4901
5,41
17
Kauman
3542
3,91
18
Ledok Kulon
10874
12,00
90588
100
JUMLAH
62 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Kelurahan
Jetak
Pacul
Sukorejo
Sumbang
Klangon
Kepatihan
Mojokampung
Kadipaten
Ngrowo
Karangpacar
Campurejo
Semanding
Kalirejo
Mulyoagung
Banjarejo
Ledok Wetan
Kauman
Ledok Kulon
TOTAL
Penduduk
(%)
3,17
5,71
13,69
5,80
4,43
2,73
4,90
4,52
6,13
5,75
5,87
1,48
2,67
3,76
8,06
5,41
3,91
12,00
100
Fasilitas (%)
Pd
0,62
7,45
9,94
10,56
5,59
6,83
3,11
10,56
4,97
2,48
4,35
2,48
3,73
4,35
5,59
4,97
5,59
6,83
100
K
6,67
6,67
10,00
6,67
3,33
3,33
4,44
3,33
4,44
7,78
4,44
3,33
4,44
4,44
6,67
3,33
4,44
12,22
100
P
2,75
5,20
11,93
11,62
6,42
4,28
4,59
5,50
4,28
3,67
5,50
2,75
3,36
3,98
7,03
5,50
3,67
7,95
100
I
1,21
2,42
13,13
1,21
2,02
0,40
0,20
0,20
1,62
2,22
13,54
0,81
3,23
14,55
13,94
4,24
2,02
23,03
100
Q Domestik +
Q kebocoran
(L/s)
235,76
5,41
2,94
16,01
1,44
235,76
5,41
2,94
16,01
1,44
K
0,20
0,20
0,29
0,20
0,10
0,10
0,13
0,10
0,13
0,23
0,13
0,10
0,13
0,13
0,20
0,10
0,13
0,36
2,937
P
0,44
0,83
1,91
1,86
1,03
0,69
0,73
0,88
0,69
0,59
0,88
0,44
0,54
0,64
1,13
0,88
0,59
1,27
16,01
I
0,017
0,035
0,189
0,017
0,029
0,006
0,003
0,003
0,023
0,032
0,194
0,012
0,046
0,209
0,200
0,061
0,029
0,331
1,44
Q
Domestik Q ratarata
+Q
kebocoran
7,48
8,17
13,46
14,93
32,27
35,20
13,68
16,33
10,45
11,91
6,44
7,60
11,56
12,59
10,66
12,21
14,44
15,55
13,56
14,54
13,84
15,28
3,48
4,17
6,29
7,21
8,87
10,08
18,99
20,82
12,76
14,06
9,22
10,27
28,30
30,63
235,76
261,55
Keterangan
Pd: Pendidikan
K: Kesehatan
P: Peribadahan
I: Industri
Berdasarkan Q rata-rata maka dapat dihitung Q jp dan Q HM (sudah ada pada tabel) Q jp: 261,55 x 1,5 = 392,32 dan Q HM : 261,55 x 1,1 = 287,70
63 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
5.4 Pembagian Blok Pelayanan dan Kebutuhan Air Bersih Tiap Blok
Pembagian blok adalah hal yang harus dilakukan saat kita akan merencanakan
sistem penyediaan air minum di suatu kota. Hal tersebut bertujuan agar pengecekan
debit air dan kebocoran pipa mudah dilakukan (dibanding tidak ada blok). Akan tetapi,
sebelum membuat blok, pada perencanaa SPAM Bojonegoro berikut ini dilakukan
perencanaan pipa utama. Perencanaan pipa utama disini mempertimbangkan paling
utama adalah tersedianya akses menuju daerah pelayanan ( adanya jalan raya/ jalan
milik pemerintah). Hal tersebut dilakukan agar pemasangan pipa lebih mudah dan tidak
akan ada sengketa lahan di kemudian hari.
Pipa utama yang akan direncanakan berikut ini adalah pipa utama yang
berbentuk loop dan bercabang. Pipa loop digunakan agar tekanan air di dalam loop
tersebut dapat tetap sama. Sedangkan pipa bercabang dimaksudkan untuk daerah yang
peruntukkannya tidak hanya untuk permukiman penduduk (misal: sawah). Peruntukkan
masing-masing wilayah dapat dilihat di gambaran umum (lihat peta dari google earth).
Peta tersebut menggambarkan daerah yang sebenarnya dan terkini, yaitu Oktober 2014.
Gambar 5.1 Pipa Utama Kecamatan Bojonegoro
64 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Blok
Kelurahan
Tabel 5.18 Pembagian Blok dan Kebutuhan Air Bersih Tiap Blok Kota Bojonegoro
Q (L/s)
% blok
Q domestik
Q non domestik
Q kebocoran Q total
Q rata-rata harian
100
23,067
2,33
5,08
25,40
30,48
33,53
45,72
Ledok Wetan
17
1,77
0,22
0,40
1,99
2,39
2,63
3,58
24,83
2,55
5,48
27,39
32,87
36,15
49,30
Ledok Wetan
83
8,63
1,09
1,94
9,72
11,66
12,82
17,49
Kauman
100
7,514
1,05
1,71
8,56
10,28
11,30
15,41
Kepatihan
100
5,248
1,16
1,28
6,41
7,69
8,46
11,53
Klangon
100
8,521
1,46
2,00
9,98
11,97
13,17
17,96
29,91
4,75
6,93
34,66
41,60
45,76
62,39
Total Q blok
Karangpacar
100
11,054
0,98
2,41
12,04
14,44
15,89
21,67
Kadipaten
100
8,689
1,55
2,05
10,24
12,29
13,52
18,44
Mojokampung
100
9,419
1,04
2,09
10,45
12,55
13,80
18,82
Ngrowo
58
6,827
0,64
1,49
7,47
8,96
9,86
13,45
35,99
4,21
8,04
40,20
48,24
53,07
72,36
Total Q blok
4
Qjp
Ledok Kulon
Total Q blok
Qhm
Ngrowo
0,71
0,07
0,15
0,77
0,93
1,02
1,39
Sukorejo
100
26,30
2,93
5,85
29,23
35,08
38,59
52,62
27,01
3,00
6,00
30,01
36,01
39,61
54,01
Total Q blok
65 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Sumbang
100
11,15
2,64
2,76
13,80
16,56
18,21
24,83
Jetak
100
6,10
0,69
1,36
6,79
8,15
8,96
12,22
Pacul
100
10,97
1,47
2,49
12,44
14,93
16,42
22,39
28,23
4,80
6,60
33,02
39,63
43,59
59,44
Total Q blok
Ngrowo
36
4,24
0,40
0,93
4,64
5,56
6,12
8,35
Campurejo
51
5,75
0,73
1,30
6,49
7,78
8,56
11,68
Banjarejo
100
15,48
1,82
3,46
17,31
20,77
22,84
31,15
25,47
2,96
5,69
28,43
34,12
37,53
51,17
Total Q blok
Campurejo
49
5,53
0,71
1,25
6,23
7,48
8,23
11,22
Semanding
100
2,84
0,68
0,70
3,52
4,23
4,65
6,34
Kalirejo
100
5,13
0,92
1,21
6,05
7,26
7,98
10,88
Mulyoagung
100
7,23
1,21
1,69
8,44
10,13
11,14
15,19
Total Q blok
20,72
3,52
4,85
24,24
29,09
32,00
43,63
192,17
25,79
43,59
217,96
261,55
287,70 392,32
66 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Gambar 5.2 Blok Pelayanan Air Minum Kecamatan Bojonegoro Tahun 2024
67 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
BAB 6
PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN PIPA, RESERVOIR, DAN POMPA
2.
68 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Dimana :
3.
Hf
= Headloss (m)
Cara perhitungan :
a.
Mengasumsikan arah dan debit aliran setiap pipa dalam sistem jaringan dengan jumlah debit
masuk pada tiap sambungan sama dengan debit keluar sambungan pipa.
b.
memilih loop per loop dalam sistem dan hitung headloss berdasarkan debit asumsi dengan
memperhatikan arah aliran :
c.
d.
Menghitung debit koreksi dengan persamaan Q dan koreksi nilai Q tiap loop
e.
Mengulangi prosedur di atas untuk setiap loop, sehingga headloss yang diperoleh nilainya
kecil sekali (Q 0,01)
69 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Pipa
AB
BC
CD
DE
AZ
EZ
Panjang
(m)
1423
1456
271
1096
896
754
ED
DG
GF
FE
1096
1421
1132
1645
CD
DG
GH
HI
IC
271
1421
2122
3880
1243
Arah
+
+
+
JUMLAH
+
+
JUMLAH
+
+
JUMLAH
Debit
(L/s)
66,78
66,78
20
110
66,78
200
ITERASI 1
D terpakai
Vcek
(mm)
290,6
1,007
290,6
1,007
290,6
0,302
409,2
0,836
290,6
1,007
409,2
1,521
110
110
90
90
368,2
368,2
204,6
327,4
1,033
1,033
2,738
1,069
20
90
180
46,78
46,78
290,6
368,2
409,2
204,6
290,6
0,302
0,845
1,369
1,423
0,705
Headloss
(m)
-5,762
-5,895
0,118
2,113
-3,628
4,393
-8,660
-3,532
-4,579
43,892
6,476
42,257
-0,118
3,159
10,175
-44,837
-2,605
-34,226
Hf/Q
86,276
88,277
5,896
19,210
54,324
21,967
275,951
32,108
41,629
487,688
71,954
633,380
5,896
35,101
56,527
958,457
55,688
1111,669
0,017
Q koreksi
(L/s)
66,763
66,763
20,017
110,017
66,763
200,017
-0,036
110,036
110,036
89,964
89,964
0,017
19,983
90,017
180,017
46,763
46,763
Pipa
AB
BC
CD
DE
AZ
EZ
Panjang
(m)
1423
1456
271
1096
896
754
ED
DG
GF
FE
1096
1421
1132
1645
CD
DG
GH
HI
IC
271
1421
2122
3880
1243
Arah
Debit
(L/s)
66,76
66,76
20,02
110,02
66,76
200,02
+
+
+
JUMLAH
110,04
110,04
+
89,96
+
89,96
JUMLAH
19,98
+
90,02
+
180,02
46,76
46,76
JUMLAH
ITERASI 2
D terpakai
Vcek
(mm)
290,6
1,007
290,6
1,007
290,6
0,302
409,2
0,837
290,6
1,007
409,2
1,521
368,2
368,2
204,6
327,4
1,033
1,033
2,736
1,069
290,6
368,2
409,2
204,6
290,6
0,301
0,845
1,369
1,422
0,705
Headloss
(m)
-5,759
-5,892
0,118
2,114
-3,626
4,394
-8,651
-3,534
-4,582
43,859
6,471
42,214
-0,118
3,160
10,177
-44,807
-2,603
-34,191
Hf/Q
86,257
88,258
5,901
19,212
54,313
21,969
275,910
32,117
41,641
487,522
71,930
633,210
5,892
35,107
56,531
958,167
55,671
1111,368
0,017
Q koreksi
(L/s)
66,746
66,746
20,034
110,034
66,746
200,034
-0,036
110,072
110,072
89,928
89,928
0,017
19,967
90,033
180,033
46,747
46,747
70 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Pipa
AB
BC
CD
DE
AZ
EZ
Panjang
(m)
1423
1456
271
1096
896
754
ED
DG
GF
FE
1096
1421
1132
1645
CD
DG
GH
HI
IC
271
1421
2122
3880
1243
Arah
Debit
(L/s)
66,75
66,75
20,03
110,03
66,75
200,03
+
+
+
JUMLAH
110,07
110,07
+
89,93
+
89,93
JUMLAH
19,97
+
90,03
+
180,03
46,75
46,75
JUMLAH
ITERASI 3
D terpakai
Vcek
(mm)
290,6
1,006
290,6
1,006
290,6
0,302
409,2
0,837
290,6
1,006
409,2
1,521
368,2
368,2
204,6
327,4
1,034
1,034
2,735
1,068
290,6
368,2
409,2
204,6
290,6
0,301
0,846
1,369
1,422
0,705
Headloss
(m)
-5,756
-5,890
0,118
2,114
-3,624
4,395
-8,643
-3,536
-4,585
43,827
6,466
42,172
-0,118
3,161
10,178
-44,778
-2,602
-34,157
Hf/Q
86,239
88,239
5,905
19,215
54,301
21,970
275,869
32,126
41,652
487,356
71,905
633,040
5,888
35,112
56,536
957,878
55,654
1111,067
0,017
Q koreksi
(L/s)
66,729
66,729
20,051
110,051
66,729
200,051
-0,036
110,108
110,108
89,892
89,892
0,017
19,950
90,050
180,050
46,730
46,730
Pipa
AB
BC
CD
DE
AZ
EZ
Panjang
(m)
1423
1456
271
1096
896
754
ED
DG
GF
FE
1096
1421
1132
1645
CD
DG
GH
HI
IC
271
1421
2122
3880
1243
Arah
Debit
(L/s)
66,73
66,73
20,05
110,05
66,73
200,05
+
+
+
JUMLAH
110,11
110,11
+
89,89
+
89,89
JUMLAH
19,95
+
90,05
+
180,05
46,73
46,73
JUMLAH
ITERASI 4
D terpakai
Vcek
(mm)
290,6
1,006
290,6
1,006
290,6
0,302
409,2
0,837
290,6
1,006
409,2
1,521
368,2
368,2
204,6
327,4
1,034
1,034
2,734
1,068
290,6
368,2
409,2
204,6
290,6
0,301
0,846
1,369
1,421
0,705
Headloss
(m)
-5,753
-5,887
0,118
2,115
-3,623
4,396
-8,634
-3,538
-4,588
43,794
6,462
42,130
-0,117
3,162
10,180
-44,748
-2,600
-34,122
Hf/Q
86,220
88,220
5,909
19,217
54,289
21,972
275,828
32,135
41,664
487,190
71,881
632,870
5,884
35,118
56,540
957,582
55,637
1110,761
0,017
Q koreksi
(L/s)
66,712
66,712
20,068
110,068
66,712
200,068
-0,036
110,144
110,144
89,856
89,856
0,017
19,933
90,067
180,067
46,713
46,713
71 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
murah (merupakan software gratis) dan cukup mudah untuk digunakan. Berikut ini akan dijelaskan
secara rinci langkah - langkah penggunaan program epanet adalah sebagai berikut.
A. Membuka Program dan Setting Program Epanet 2
1. Menjalankan program Epanet
Start Program Epanet 2.0
2. Setelah muncul Program Epanet, kemudian klik File lalu klik New untuk membuat lembar
kerja baru.
3. Membuat file gambar untuk peta dasar yang akan dibuat jaringan pipa induk dengan file
BMP atau WMF yang akan dimasukkan dalam Epanet.
4. Memasukkan gambar peta dalam bentuk WMF, yaitu klik View Backdroop Load tekan
file gambar rencana.
Gambar 6.1 Memasukkan Peta Pada Program Epanet
72 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
5. Setelah muncul peta Bojonegoro sebagai backdrop, kemudian mengatur dimension dan
default-nya sesuai satuan dan persamaan yang kita gunakan. Untuk membuka dimension,
klik view pada toolbar, pilih dimension. Pilihlah map units dalam meter. Ini menunjukkan
satuan yang dipakai nanti adalah dalam meter.
Gambar 6.3 Menentukan Satuan Dimensi dalam Epanet (meter) Kota Bojonegoro
6. Dengan cara yang sama pada toolbar Project default , akan muncul tampilan untuk
mengatur mengenai pipa, satuan aliran yang digunakan, dan lain-lain yang perlu untuk
diperhatikan. Untuk satuan debit digunakan LPS (Liter Per Second), Headloss Formula H-W
(Hazen-William), Maximum trial (lebih banyak lebih baik) 1000 kali, demand multiplier 1
untuk Q average yang digunakan.
Gambar 6.4 Menentukan Default Dimensi Debit, Headloss Formula, Maximum Trial dan Demand
Multiplier dalam Epanet Kota Bojonegoro
7. Kemudian sebelum membuat jaringan suatu sistem, terlebih dahulu menyamakan ukuran
satuan debit dan penentuan formula/rumus headloss, yaitu klik pada Toolbar Browser :
-
73 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Pada Hydraulics klik 2 kali, kemudian isi Flow unit (LPS); Headloss Formula (H-W);
Maximum Trial 1000; Demand Multiplier 2 : untuk Q average yang dimasukkan dalam
data; Status Report (Yes).
Gambar 6.6 Toolbar Hydraulics pada Epanet
74 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Klik Toolbar Pipa dan hubungkan antar junction (tekan junction untuk node kemudian
letakkan pada gambar rencana)
75 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
C. Memasukkan Data
1. Setelah membuat jaringan sistem, kemudian mengisi masing-masing data pada junction,
pipe, reservoirs, pump, tanks dll.
2. Mengisi data Junctions. Pada Junction properties yang harus diisi antara lain:
-
Nama Junction (Junction ID) misal N1 (agar lebih cepat pengerjaannya, nama otomatis
yang telah diberikan oleh EPANET tidak perlu diganti).
Debit (Base Demand) dalam L/s (Debit yang dimasukkan adalah debit rata-rata)
Isi angka saja (tanpa satuan) dan jika koma diperlukan penggunaannya digantikan titik
(.).
Nama Pipa (Pipe ID) misal P1 (agar lebih cepat pengerjaannya, nama otomatis yang
telah diberikan oleh EPANET tidak perlu diganti).
Diameter Pipa dalam mm. Pengisian diameter menggunakan diameter dalam pipa PE.
Isi angka saja (tanpa satuan) dan jika koma diperlukan penggunaannya digantikan titik
(.).
4. Mengisi data Reservoir. Pada Reservoir properties yang harus diisi antara lain:
-
Head Total (Total Head) dalam meter (pengisian secara trial sebelum diberikan pompa)
76 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Setelah semua selesai, tekan RUN (berbentuk gambar kilat). Bila sistemnya benar dan air
dapat mengalir, maka run akan sukses. Jika masih belum sesuai maka, diameter pipa atau
ketinggian dari resevoir dapat diubah ubah hingga dapat memenuhi kriteria.
2.
Apabila RUN SUCCESSFULL maka dilanjutkan dengan penampilan data dan pengecekan data
apakah sudah memenuhi kriteria yaitu dengan velocity minimal 0,3 dan pressure minimal 10
m.
77 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
3.
Klik Report Table Type (network node dan network links) Columns (dipilih data
yang akan ditampilkan) OK
Gambar 6.11 Tampilan Nodes dan Links Hasil Run
4.
Pengecekan Data
Data yang dicek meliputi kecepatannya, headloss, pressure tiap node maupun pipa. Apabila
masih terdapat data yang tidak sesuai dengan standar maka isian untuk junction dan pipa
dapat diubah hingga didapatkan data yang sesuai dengan standar. Kemudian dilakukan RUN
dan ditampilkan lagi hasil entri data. Bila BELUM SUCCESS dicari kekurangannya, bisa dalam
penambahan pompa pada pipa, peningkatan debit, pengubahan diameter pipa.
5.
Penambahan Pompa
Penambahan pompa diperlukan untuk memenuhi head pipa induk. Head awal yang
dimasukkan adalah head total dimana jumlah head pompa dengan elevasi tinggi reservoar
(50 m). Elevasi tinggi di reservoar 22 m maka head pompa sebesar 28 m.
78 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
79 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
80 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Data kemudian ditampilkan dengan cara yang sama dalam bentuk tabel. Hasil running epanet
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6.5 Hasil Perhitungan Junction dengan Program Epanet
81 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
2.3
20.4
25
2.3
20.4
82 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
32
26
40
3.7
32.6
50
4.6
3.7
40.8
42.6
63
5.8
4.7
51.4
53.6
75
6.8
5.6
61.4
63.8
90
8.2
6.7
73.6
76.6
110
10
8.1
90
93.8
125
11.4
9.2
102.2
106.6
160
14.6
11.8
130.8
136.4
180
16.4
13.3
147.2
153.4
200
18.2
14.7
163.6
170.6
225
20.5
16.6
184
191.8
250
22.7
18.4
204.6
213.2
315
28.6
23.2
257.8
268.6
355
32.2
26.1
290.6
302.8
400
36.3
29.4
327.4
341.2
450
40.9
33.2
368.2
383.6
500
45.4
36.8
409.2
426.4
630
57.2
46.3
515.6
537.4
710
52.2
605.6
800
900
1000
1200
Sehingga berdasarkan analisis menggunakan program EPANET 2.0, dapat diketahui bahwa diameter
terpasang masing-masing pipa adalah sebagai berikut (diurutkan dari ukuran terkecil hingga
terbesar).
SDR 11
ID
OD
(mm)
(mm)
102.2
125
83 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
184
225
204.6
250
290.6
355
327.4
400
368.2
450
409.2
500
515.6
630
84 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
%
Pengaliran
b
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
Kumulatif
Pengaliran
c
4,17
8,33
12,50
16,67
20,83
25,00
29,17
33,33
37,50
41,67
45,83
50,00
54,17
58,33
62,50
66,67
70,83
75,00
79,17
83,33
87,50
91,67
95,83
100,00
Faktor
%
Pemakaian Konsumsi
d
e
0,27
1,13
0,38
1,58
0,42
1,75
0,51
2,13
1,00
4,17
1,40
5,83
1,50
6,25
1,46
6,08
1,32
5,50
1,30
5,42
1,25
5,21
1,22
5,08
1,20
5,00
1,20
5,00
1,22
5,08
1,29
5,38
1,35
5,63
1,40
5,83
1,10
4,58
0,90
3,75
0,70
2,92
0,50
2,08
0,33
1,38
0,30
1,25
Kumulatif
Konsumsi
f
1,13
2,71
4,46
6,58
10,75
16,58
22,83
28,92
34,42
39,83
45,04
50,13
55,13
60,13
65,21
70,58
76,21
82,04
86,63
90,38
93,29
95,38
96,75
98,00
Selisih
Volume
b-e
3,04
2,58
2,42
2,04
0,00
-1,67
-2,08
-1,92
-1,33
-1,25
-1,04
-0,92
-0,83
-0,83
-0,92
-1,21
-1,46
-1,67
-0,42
0,42
1,25
2,08
2,79
2,92
c-f
3,04
5,63
8,04
10,08
10,08
8,42
6,33
4,42
3,08
1,83
0,79
-0,13
-0,96
-1,79
-2,71
-3,92
-5,38
-7,04
-7,46
-7,04
-5,79
-3,71
-0,92
2,00
85 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Kumulatif terbesar
= 10,08 %
Kumulatif terkecil
= -7,46 %
Jadi berdasarkan pada data di atas dapat diketahui kapasitas reservoir, yaitu:
Kapasitas reservoir = 10,08 % + 7,46 % = 17,54%
Maka volume reservoir tersebut adalah :
V = 17,54% x Q hari maksimum = 17,54% x 287,7 L/s
= 50,46 L/s x 1/1000 m 3 / L x 86400 s/hari x 1 hari
= 4360,4 m 3
Volume reservoir yang diperoleh sebesar 4360,4 m 3, sehingga dapat dihitung dimensi reservoir.
Perhitungan dimensi ground reservoir sebagai berikut.
= 5 m
= 0,3 m
Panjang : lebar
=3:2
= 3/2 L
= 3/2 L2
= 4360,4 m 3
= V / (T fb)
= 4360,4 m 3/ (5 0,3) = 927,8 m2
3/2 L 2
= 927,8 m2
= 37,4 m
= 60 m
= 60 m
= 37,4 m
= 5 m
Free board
= 0,3 m
penyediaan
air
minum,
digunakan
aplikasi
yang
tersedia
pada
alamat
web
86 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
www.grundfos.com . Head yang akan digunakan pada pompa adalah 24 m, dan debit 287,71 L/s.
Berikut ini adalah langkah-langkah menggunakan aplikasi di alamat web grundfos tersebut.
a. Membuka alamat web www.grundfos.com kemudian mengetik WebCAPS pada alat pencarian
maka akan muncul Launch WebCAPS pada kolom sebelah kiri (klik link) atau dapat langsung
mengetikkan alamat berikut
(http://net.grundfos.com/Appl/WebCAPS/custom?userid=GMAtotal).
Gambar 6.15 Membuka WebCAPS pada Aplikasi Grundfos
b. Akan muncul tab pada seperti pada gambar 4.19, kemudian sebelum memilih karakteristik
pompa yang akan digunakan, terlebih dahulu melakukan settings
c. Pada tab default setting, product range diganti menjadi international (gambar 4.20). Sedangkan
units diganti menjadi user defined (gambar 4.21). Pada setting user defined, satuan flow diganti
menjadi L/s, dan head menjadi m.
Gambar 6.16 Default setting untuk Product Range
87 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
d. Setelah setting selesai, maka tutup tab default setting, kemudian pilih catalog. Klik pressure
boosting dan kemudian dipilih jenis pompa HS pada tab catalog application (gambar 4.23)
Gambar 6.18 Catalog pada WebCAPS
88 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
e. Setelah memilih jenis pompa HS, maka karakteristik pompa yang kita perlukan dimasukkan pada
aplikasi WebCAPS. Pada kolom Flow (Q) dimasukkan 727,32 L/s dan pada kolom head (H)
dimasukkan 32 m, kemudian di enter.
Gambar 6.20 Memasukkan Kriteria Pompa
f.
Kemudian akan muncul seluruh pompa yang sesuai dengan kriteria yang kita perlukan. Pada
kriteria ini, terdapat 4 jenis pilihan pompa. Dari keempat jenis pompa tersebut, dipilih pompa
dengan persen efisiensi tertinggi, dan energi cost terendah untuk menghemat biaya operasional.
Kemudian dipilih pompa dengan product number 96793603.
Gambar 6.21 Pilihan Pompa sesuai Kriteria yang Diperlukan
89 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
g. Kemudian dipilih Efficiency yang paling tinggi dan Energy cost yang terendah, dari software yang
ada di web resmi grundfoss didapat spesifikasi dan dimensi pompa sebagai berikut
Gambar 6.22 Grafik Pilihan Pompa Sesuai Kriteria yang Diperlukan
90 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
BAB 7
DETAIL JUNCTION
Berikut akan diberikan beberapa simbol yang sering digunakan dalam perencanaan SPAM ini. Simbol
ini hanya sedikit dari simbol yang ada.
Tabel 7. 1 Simbol Detail Junction
No
Nama
Fungsi
Digunakan bila ada percabangan
91 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Gate valve
6
Reducer
Increaser
7
Meter air
9.
Quadrina
92 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Gambar detail junction menunjukkan jenis-jenis aksesoris yang digunakan pada tiap
node yang ada pada saluran distribusi air minum Kota Bojonegoro. Detail Junction termasuk juga
tapping (titik pengambilan air). Perincian setiap detail junction dapat dilihat pada gambar berikut.
Terlebih dahulu harus diketahui diameter dari tapping yang diinginkan, berikut adalah contoh
perhitungan diameter tapping untuk salah satu tapping yang ada pada blok 1 (blok 1 mempunyai 3
titik tapping :
Debit (Q)
= 0,46 m/detik
4 xQ
4 x0,01274
xV
3,14 x0,6
= 127 mm
Kemudian dari diameter di atas dicocokkan dengan diameter yang ada di pasaran. Masing-masing
diameter tapping perencanaan SPAM Bojonegoro disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 7.2 Diameter tapping untuk Masing-Masing Blok
ID terpasang
Q (L/s) v (m/s) ID (mm)
V cek
(mm)
Blok
Tapping
1a
12,74
127
130,8
0,95
160
1b
12,74
127
130,8
0,95
160
1c
12,74
127
130,8
0,95
160
2a
12,64
127
130,8
0,94
160
2b
12,64
127
130,8
0,94
160
2c
12,64
127
130,8
0,94
160
3a
12,71
127
130,8
0,95
160
3b
12,71
127
130,8
0,95
160
3c
12,71
127
130,8
0,95
160
4a
12,72
127
130,8
0,95
160
4b
12,72
127
130,8
0,95
160
4c
12,72
127
130,8
0,95
160
5a
12,6
127
130,8
0,94
160
5b
12,6
127
130,8
0,94
160
OD (mm)
93 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
5c
12,6
127
130,8
0,94
160
6a
12,7
127
130,8
0,94
160
6b
12,7
127
130,8
0,94
160
6c
12,7
127
130,8
0,94
160
7a
12,8
128
130,8
0,95
160
7b
12,8
128
130,8
0,95
160
7c
12,8
128
130,8
0,95
160
94 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
1a
Node
Detail Junction
Keterangan
1. 2. Tee All Flange 125 mm x 125 mm (3
buah)
3. Reducer 125 x 110
4. Increaser 110 x 160
5. Pipa 160 mm
6. Gate Valve 125 mm (4 buah)
7. Giboult Joint 125 mm (2 buah) dan
165 mm (1 buah)
8. Flange with Thrust 125 mm (2 buah)
9. Bend All Flange 90o 125 mm (2 buah)
10. Pipa 125 mm
11. Meter air
95 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
1b
1. Pipa 125 mm
2. Giboult Joint 125 mm
3. Gate valve 125 mm
4. Increaser 110 x 125
5. Reducer 160 x 110
6. Tee all flange 160 mm (3 buah)
7. Reducer 200 x 160
8. Reducer 250 x 200
9. Tee all flange 250 mm
10. Pipa 250 mm
11. Reducer 355 x 250
12. Reducer 400 x 355
13. Gate valve 400 mm
14. Giboult joint 400 mm
15. Pipa 400 mm
16. Elbow 45 160 mm (3 buah)
17. Gate valve 16 mm (3 buah)
18. Giboult Joint 160 mm (3 buah)
19. Pipa 160 mm
20. Flange with Thrust 160 mm (2 buah)
21. Meter air
96 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
1c
1. Pipa 450 mm
2. Giboult Joint 450 mm
3. Gate valve 450 mm
4. Tee all flange 450 mm
5. Reducer 450 x 315 (2 buah)
6. Reducer 315 x 250 (2 buah)
7. Pipa 250 mm
8. Tee all flange 450 mm
9. Reducer 450 x 400
10. Gate valve 400 mm
11. Giboult joint 400 mm
12. Pipa 400 mm
13. Reducer 250 x 160
14. Elbow 45 160 mm
15. Gate valve 150 mm (4 buah)
16. Giboult joint 160 mm
17. Pipa 160 mm (2 buah)
18. Flange with thrust 160 mm (2 buah)
19. Tee all flange 160 mm (2 buah)
20. Meter air
97 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
2a
1. Pipa 630 mm
2. Giboult joint 630 mm
3. Gate valve 630 mm
4. Reducer 630 x 450
5. Tee all flange 450 mm
6. Increaser 450 x 500
7. Pipa 500 mm
8. Tee all flange 450 mm
9. Gate valve 450 mm
10. Giboult joint 450 mm
11. Pipa 450 mm
12. Reducer 450 x 315
13. Reducer 315 x 200
14. Reducer 200 x 160
15. Elbow 45 160 mm (3 buah)
16. Gate valve 160 mm (3 buah)
17. Giboult joint 160 mm (2 buah)
18. Pipa 160 mm (2 buah)
19. Flange with thrust (2 buah)
20. Tee all flange 160 mm (2 buah)
21. Meter air
98 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
2b
1. Pipa 500 mm
2. Giboult joint 500 mm
3. Gate valve 500 mm
4. Reducer 500 x 355
5. Tee all flange 355 mm
6. Elbow 90 355
7. Gate valve 355
8. Giboult joint 355 mm
9. Increaser 355 x 450
10. Pipa 450 mm
11. Reducer 355 x 250
12. Reducer 250 x 160
13. Elbow 45 160 mm
14. Gate valve 160 mm
15. Giboult joint 160 mm
16. Pipa 160 mm (2 buah)
17. Thrust with flange 160 mm (2 buah)
18. Tee all flange 160 mm
19. Elbow 90 160 mm (2 buah)
20. Meter air
99 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
2c
1. Pipa 250 mm
2. Giboult joint 250 mm
3. Gate valve 250 mm
4. Increaser 250 x 315
5. Increaser 315 x 450
6. Tee all flange 450 mm
7. Tee all flange 450 mm
8. Pipa 450 mm
9. Gate valve 355
10. Giboult joint 355 mm
11. Pipa 450 mm
12. Reducer 450 x 315
13. Reducer 315 x 250
14. Gate valve 160 mm
15. Giboult joint 160 mm
16. Pipa 160 mm (2 buah)
17. Thrust with flange 160 mm (2 buah)
18. Tee all flange 160 mm
19. Elbow 90 160 mm (2 buah
20. Meter air
21. Reducer 250 x 160
3a
100 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
3b
101 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
3c
1. Pipa 250 mm
2. Giboult joint 250 mm
3. Gate valve 250 mm
4. Tee all flange 250 mm
5. Pipa 250 mm
6. Tee all flange 250 mm
7. Gate valve 250 mm
8. Reducer 250 x 160
9. Reducer 160 x 110
10. Increaser 110 x 125
11. Giboult joint 125 mm
12. Pipa 125 mm
13. Reducer 250 x 160
14. Elbow 45 160 mm
15. Gate valve 160 mm
16. Giboult Joint 160 mm (3 buah)
17. Pipa 160 mm
18. Flange with Thrust 160 mm (2 buah)
19. Tee all flange 160 mm
20. Elbow 90 160 mm
21. Meter air
102 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
4a
103 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
4b
5a
1. Pipa 355 mm
2. Giboult joint 355
3. Gate valve 355
4. Reducer 355 x 250
5. Tee all flange 250 mm
6. Tee all flange 250 mm
7. Gate valve 250
8. Giboult joint 250
9. Pipa 250 mm
10. Reducer 250 x 225
11. Pipa 255
12. Reducer 250 x 160
13. Elbow 45 160
14. Gate valve 160 (4 buah)
15. Giboult joint 160 mm (2 buah)
16. Pipa 160 mm
17. Thrust with flange (2 buah)
18. Tee all flange 160 mm
19. Elbow 90 160 mm
20. Meter air
1. Pipa 630 mm
2. Giboult joint 630 mm (2 buah)
3. Gate valve 630 (2 buah)
4. Tee all flange 630
5. Reducer 630 x 400
6. Reducer 450 x 315
7. Reducer 315 x 200
8. Reducer 200 x 160
9. Gate valve 160 mm (4 buah)
10. Giboult joint 160 mm (2 buah)
11. Pipa 160 mm
12. Thrust with flange 160 mm
13. Tee all flange 160 mm (2 buah)
104 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
5b
105 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
6a
6b
1. Pipa 250 mm
2. Giboult joint 250
3. Gate valve 250
4. Tee all flange 250
5. Reducer 250 x 160
6. Elbow 45 160 mm
7. Gate valve 160 (4 buah)
8. Giboult joint 160 (2 buah)
9. Pipa 160 mm
10. Flange with thrust 160 mm
11. Tee all flange 160 mm (2 buah)
12. Elbow 90 160 mm
13. Meter air
1. Pipa 250 mm
2. Tee all flange 250 mm
3. Reducer 250 x 160
4. Gate valve 160 (4 buah)
5. Giboult joint 160 mm (2 buah)
6. Pipa 160 mm
7. Flange with thrust 160 mm (2 buah)
8. Tee all flange 160 mm (2 buah)
9. Elbow 90 160 mm (2 buah)
10. Meter air
106 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
1. Pipa 250 mm
2. Tee all flange 250 mm
3. Reducer 250 x 160
4. Gate valve 160 (4 buah)
5. Giboult joint 160 mm (2 buah)
6. Pipa 160 mm
7. Flange with thrust 160 mm (2 buah)
8. Tee all flange 160 mm (2 buah)
9. Elbow 90 160 mm (2 buah)
10. Meter air
11. Reducer 400 x 315
12. Reducer 315 x 250
6c
107 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
BAB 8
BILL OF QUANTITY (BOQ) DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
BOQ atau
Bill of Quantity merupakan perincian jumlah dari seluruh peralatan dan pekerjaan yang
dibutuhkan di dalam perencanaan sistem penyediaan air minum Kota Bojonegoro, sedangkan RAB adalah
biaya-biaya yang diperlukan dalam pengadaan peralatan dan biaya pembayaran tenaga kerja. Berikut
merupakan hasil perhitungan dari peralatan dan pekerjaan yang akan digunakan dalam perencanaan sistem
penyediaan air minum Kota Bojonegoro.
8.1 BOQ Perpipaan
Dalam perencanaan ini digunakan pipa PE. Data masing masing diameter dan panjang pipa diketahui
dari analisa epanet. Setiap batang pipa PE sepanjang 6 m dengan harga satuan per 6 m agar didapat harga
yang lebih ekonomis. Berikut ini perincian jumlah (BOQ) perpipaan dapat dilihat pada tabel 7.1.
Tabel 8.1 BOQ Pipa
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Diameter
mm
125
225
250
355
400
450
500
630
Satuan
material
L saluran
m
HDPE SDR 11
12
HDPE SDR 11
12
HDPE SDR 11
12
HDPE SDR 11
12
HDPE SDR 11
12
HDPE SDR 11
12
HDPE SDR 11
12
HDPE SDR 11
12
Sumber : Hasil Perhitungan
m
3135
758
12731
5289
2054
1892
2182
1172
Jumlah
pipa
buah
261
63
1061
441
171
158
182
98
Aksesoris
Reducer /
Increaser
Jumlah
108 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
D1
D2
125
110
160
110
200
160
250
160
250
200
250
225
315
200
315
250
355
250
400
315
400
355
450
315
450
355
450
400
500
355
500
400
500
450
630
400
630
450
Giboult Joint
125
160
250
355
400
450
500
630
Gate valve
125
160
250
355
400
450
500
630
Flange with
Thrust
125
160
450
Bend 90
125
160
4
4
5
16
1
1
4
7
5
3
1
7
1
1
1
1
2
1
1
Jumlah
4
36
7
7
3
3
2
3
Jumlah
5
59
8
7
3
6
2
3
Jumlah
2
20
2
Jumlah
3
22
109 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
355
450
Bend 45
160
Tee
125
160
250
355
400
450
630
Meter air
3
2
Jumlah
6
18
Jumlah
3
32
10
7
5
2
9
1
Jumlah
8
20
Sumber : Hasil Perhitungan
8.3 BOQ Penanaman Pipa
Penggalian pipa direncanakan pada keadaan tanah stabil (normal) seperti gambar. Penanaman pipa dari
muka tanah direncanakan sesuai dengan diameter pipa yang dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 8.1 Penggalian Pipa
Tanah Urug
Pasir Urug
Pipa Beton
b
D
c
GALIAN NORMAL
110 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
b
d
c
L pipa
Adapun nilai a,b,c,d dan w diatur dalam standar Departemen Pekerjaan Umum pada tabel berikut :
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
h pasir
b
15
15
15
15
15
15
15
15
15
c
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Adapun contoh dari perhitungan untuk penggalian Pipe5 dengan diameter 400 mm dapat dilihat sebagai
berikut :
Lebar
= 1,2 m
= 0,7 m
Panjang pipa
= 1678 m
Volume galian/m
sebagai berikut :
Lebar
= 1,2 m
111 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
= 0,75 m
Panjang pipa
= 1678 m
Volume tanah/m
sebagai berikut :
Lebar
= 1,2 m
= 0,15 m
Panjang pipa
= 1678 m
Volume pasir/m
Volume tanah yang dibuang adalah volume penggalian tanah dikurangi dengan volume urugan tanah.
Berikut adalah contoh perhitungan urugan tanah untuk pipa P12 dengan diameter 400 mm dapat dilihat
sebagai berikut :
Volume galian/m
= 1409,52 m3
= 1012.5 m3
112 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
L
No
Pipa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Pipe 5
Pipe 7
Pipe 8
Pipe 9
Pipe 11
Pipe 12
Pipe 13
Pipe 14
Pipe 16
Pipe 20
Pipe 10
Pipe 22
Pipe 23
Pipe 24
Pipe 4
Pipe 2
Pipe 6
Pipe 18
Pipe 25
Pipe 26
Pipe 27
Pipe 15
Pipe 17
Pipe 30
ID
mm
mm
volume
galian (m)
1678
856
1421
1096
1423
1456
271
1243
1457
896
758
1532
1132
789
253
1036
1086
658
1765
1764
634
1214
2341
2156
102,2
368,2
368,2
409,2
290,6
290,6
290,6
290,6
102,2
290,6
184,0
102,2
204,6
361,8
515,6
368,2
409,2
204,6
204,6
204,6
204,6
204,6
204,6
204,6
125
450
450
500
355
355
355
355
125
355
225
125
250
400
630
450
500
250
250
250
250
250
250
250
1,20
1,60
1,60
1,60
1,50
1,50
1,50
1,50
1,20
1,50
1,30
1,20
1,30
1,50
1,80
1,60
1,60
1,30
1,30
1,30
1,30
1,30
1,30
1,30
0,70
1,00
1,00
1,00
0,75
0,75
0,75
0,75
0,70
0,75
0,75
0,70
0,75
0,95
1,30
1,00
1,00
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,70
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
1409,52
1369,60
2273,60
1753,60
1600,88
1638,00
304,88
1398,38
1223,88
1008,00
739,05
1286,88
1103,70
1124,33
592,02
1657,60
1737,60
641,55
1720,88
1719,90
618,15
1183,65
2130,31
2102,10
volume
urugan
tanah
(m)
1510,20
1027,20
1705,20
1315,20
1600,88
1638,00
304,88
1398,38
1311,30
1008,00
739,05
1378,80
1103,70
887,63
341,55
1243,20
1303,20
641,55
1720,88
1719,90
618,15
1183,65
2282,48
2102,10
volume
urugan
pasir
(m)
302,04
205,44
341,04
263,04
320,18
327,60
60,98
279,68
262,26
201,60
147,81
275,76
220,74
177,53
68,31
248,64
260,64
128,31
344,18
343,98
123,63
236,73
456,50
420,42
volume
pembuangan
tanah (m)
-100,68
342,40
568,40
438,40
0,00
0,00
0,00
0,00
-87,42
0,00
0,00
-91,92
0,00
236,70
250,47
414,40
434,40
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
-152,17
0,00
113 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
25
26
27
28
29
Pipe 31
Pipe 32
Pipe 33
Pipe 1
Pipe 21
1265
1213
986
165
754
327,4
204,6
204,6
515,6
515,6
400
250
250
630
630
0,75
1,50
0,95
0,75
0,75
1,3
0,75
0,75
1,3
1,3
0,75
1,8
1,3
0,75
1,8
Sumber : Hasil Perhitungan
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
1802,63
1182,68
961,35
386,10
1764,36
1423,13
1182,68
961,35
222,75
1017,90
284,63
236,54
192,27
44,55
203,58
379,50
0,00
0,00
163,35
746,46
114 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
A1
A2
(
[
(
[
)]
]
)]
Karena ada 1 Bend 450 diameter 280 maka volume total = 18 x 0,026 m3 = 0,470 m3
Perhitungan selengkapnya tersaji dalam tabel berikut.
115 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
JENIS
A1
A2
160
0,5
0,5
0,4
0,2
0,25
0,032
0,2
NO
JENIS
Jumlah
160
18
Vol
Beton
Total
(m3)
0,028
Vol
Pipa
(m3)
Vol
Beton
(m3)
0,0020
0,026
Vol
Total
(m3)
0,470
Sumber : Hasil Perhitungan
A1
A2
= d x D = 0,125 m x 0,25 m
= 0,031 m2
= C - D = 0,6 m 0,25 m
= 0,35 m
)]
116 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
]
)]
JENIS
1
2
3
4
125
160
355
450
0,7
0,7
1,6
2
0,7
0,7
1,6
2,4
NO
JENIS
Jumlah
1
2
125
160
3
22
0,6
0,6
1
1,2
Vol
Total
(m3)
0,264
1,979
3
4
355
450
3
2
2,787
4,297
A1
A2
0,25
0,25
0,25
0,25
0,49
0,49
2,56
4,8
0,031
0,040
0,089
0,113
0,35
0,35
0,75
0,95
Vol
Beton
Total
(m3)
0,090
0,092
0,941
2,168
Vol
Pipa
(m3)
Vol
Beton
(m3)
0,0015
0,0025
0,0124
0,0199
0,088
0,090
0,929
2,148
a
D1
a
D1
D1
D2
c
117 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
400
400
355
355
355
315
315
315
280
250
250
225
225
200
315
280
315
280
250
280
250
225
225
200
160
160
140
140
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Contoh perhitungan:
Pembetonan untuk Trust block Increaser/reducer untuk diameter 225 x 200 mm
D1
= 125 mm
= 0,125 m
D2
= 110 mm
= 0,110 m
= 0,01 m
= 0,02 m
[(
)
)
D1(m)
D2 (m)
a (m)
b (m)
Volume
beton (m)
1
2
3
4
5
6
7
8
0,125
0,16
0,2
0,25
0,25
0,25
0,315
0,315
0,110
0,110
0,160
0,160
0,200
0,225
0,200
0,250
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,13
0,1419
0,1577
0,1742
0,1765
0,1781
0,1967
0,2002
Jumlah
Volume
beton total
(m)
4
4
5
16
1
1
4
7
0,518
0,568
0,789
2,787
0,176
0,178
0,787
1,402
118 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
0,355
0,4
0,4
0,45
0,45
0,45
0,5
0,5
0,5
0,63
0,63
0,250
0,315
0,355
0,315
0,355
0,400
0,355
0,400
0,450
0,400
0,450
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2120
0,2305
0,2347
0,2438
0,2480
0,2533
0,2605
0,2659
0,2725
0,2948
0,3015
5
3
1
7
1
1
1
1
2
1
1
1,060
0,691
0,235
1,707
0,248
0,253
0,261
0,266
0,545
0,295
0,301
cm
cm
cm
cm
250
300
350
100
100
120
100
100
120
80
100
100
35
40
40
400
120
120
120
45
450
140
140
120
45
500
710
140
160
140
160
140
160
60
80
800
900
180
180
180
180
160
180
80
100
Contoh perhitungan:
Pembetonan untuk Trust block Tee All Flange untuk diameter 125 mm
A1
=AxB=1mx1m
= 1 m2
119 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
A2
= d x D = 0,125 m x 0,35 m
= 0,044 m2
= C - D = 0,8 m 0,35 m
= 0,45 m
)
)
]
]
[
[
)]
)]
Karena ada 3 Tee All Flange maka volume total = 3 x 0,306 m3 = 0,91 m3
NO
JENIS
1
2
3
4
5
6
7
125
160
250
355
400
450
630
1
1
1
1,2
1,2
1,4
1,6
NO
JENIS
Jumlah
Vol Total
(m3)
1
2
3
4
5
6
7
125
160
250
355
400
450
630
3
32
10
5
2
9
1
0,917372
9,93215
3,189097
3,375265
1,252156
15,45713
2,08761
Vol
Pipa
(m3)
Vol Beton
(m3)
0,0021
0,0035
0,0086
0,0198
0,0283
0,0358
0,1246
0,306
0,310
0,319
0,675
0,626
1,717
2,088
120 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
B
b
1m
1m
1m
1m
1m
1m
Pada perencanaan ini, reservoir digunakan satu ground reservoir dengan dimensi masing-masing
yaitu panjang 60 m, lebar 37,4 m, kedalaman 5 m dan tinggi free boar 0,3 m. Berikut ini perhitungan
BOQ reservoar meliputi penggalian tanah, urugan pasir dan tanah, pembetonan, bekisting :
Satu Dimensi ground reservoar
Panjang
= 60 m
Lebar
= 37,4 m
121 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Kedalaman
=5m
Free board
= 0,3 m
=1m
Luas dasar R
= 60 m x 37,4 m = 2244 m
=1m
Luas dinding R
=1m
Luas atap 1 R
= 60 m x 37,4 m = 2244 m
= 0,5 m
Jumlah sekat
= 5 buah
= 20 m x 4 m x 5 buah = 400 m
= 200 m3
Pekerjaan Bekisting
Volume Bekisting untuk Lantai
Volume bekisting untuk lantai adalah 25% dari Volume beton lantai reservoir.
Volume
122 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
Volume bekisting untuk atap adalah 100% dari Volume beton atap reservoir.
Volume
= 2244 m2
= 252136 m2
= Luas sekat R
= 200 m2
Volume (m3)
2244
252136
2244
200
561
201869
2244
-
Luas (m2)
2244
252136
200
123 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
BAB 9
PROFIL HIDROLIS SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
Instalasi pipa, bak pipa transmisi maupun distribusi sedapat mungkin dipasang didalam
tanah untuk menghindari dari kerusakan yang disebabkan oleh alam (pohon tumbang, cuaca, tanah
longsor) atau hewan dan manusia. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menginstalasi antara
lain: lebar galian, kedalaman penanaman pipa, serta perlu tidaknya lapisan pasir sebagai alas dan
penutup.
Lebar galian dimaksudkan untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Untuk jenis pipa kecil
yang memungkinkan penyambungan setelah pemasangan, lebar galian tersebut tidak terlalu
dipermasalahkan. Untuk pipa denan diameter yang lebih besar, lebar galian adalah diameter pipa
ditambah ruang kerja secukupnya di kiri dan kanan.
Kondisi lahan yang dilalui pipa sangat menentukan kedalaman pipa. Kedalaman diukur dari
bagian atas pipa sampai muka tanah asal. Pada tabel di bawah ini disajikan persyaratan kedalaman
dengan kondisi lahan yang berbeda-beda.
Tabel 9. 1 Kedalaman Instalasi Pipa
124 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5
DAFTAR PUSTAKA
AL-Layla, M.A., Ahmad, S., dan Middlebrooks, E.J. (1977). Water Supply Engineering Design. Ann
Arbor Science publishers, Inc., Michigan.
BPS Kota Bojonegoro. (2011). Kota Bojonegoro dalam Angka 2010. Bojonegoro : BPS.
Fair, G.M., J.C., dan Okun, D.A.(1966). Water and waste water engineering. John Wiley dan Sons,
M.C., NewYork.
Mangkoedihardjo, S. (1985). Penyediaan Air bersih. Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya. Surabaya : Jurusan Teknik Lingkungan ITS.
Marsono, B.D. (1984). Hidrolika Teknik Penyehatan dan Lingkungan. Surabaya : Teknik
Penyehatan FTSP-ITS.
Noerbambang, Soufyan M, dan Takeo Morimura, 1996, Perancangan dan Pemeliharaan Sistem
Plambing. Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
125 | A Y U N O E R A N N I S A / 3 3 1 2 1 0 0 0 8 5