Anda di halaman 1dari 10

QOMI AT-TUGHYAN

(Penghilang Kedhaliman)
Segala puji bagi Allah Dzat yang sempurna. Semoga rahmat dan
keselamatan senantiasa tercurahkan kepada nabi kita Muhammad SAW yang
telah diberikan mukjizat oleh Allah SWT beserta seluruh keluarga dan
sahabat yang senantiasa melakukan kebaikan-kebaikan dan menjauhi
kemungkaran-kemungkaran.
Pensyarah berharap dan berdoa kepada Allah SWT agar Muhammad
Nawawi bin Umar yang telah mencurahkan segala pemikirannya untuk
mengoreksi nadzam milik Syekh Zainuddin bin Ali bin Ahmad diampuni
kesalahan-kesalahannya, dikabulkan cita-cita dan angan-angannya. Nadzam
tersebut berada di dalam buku yang dikenal dengan nama syubul iman.
Buku tersebut merupakan buku berbahasa Arab yang menjadi ringkasan dari
buku syubul iman yang berbahasa Persia yang dikarang oleh Nuruddin AlIijaa. Al-Iijaa merupakan julukan yang dikaitkan dengan Ija, yaitu salah satu
kota di Persia.
Nadzam tersebut memakai gaya bahasa bahr kamil dengan rumus
enam kali kata danmemiliki 26 bait syair yang biasanya bersifat
.Kemudian ketika mensyarahinya aku ingin menulis di dalamnya
penjabaran yang bermanfaat bagi diriku dan anak-anakku yang termasuk
orang-orang yang menginginkan keberuntungan. Di dalamnya Aku
menambahkan tiga bait syair di awal dan 1 bait di akhir yang ditambahkan
oleh Abdul Munim, sehingga keseluruhannya berjumlah 30 bait syair.Saya
memberikan nama buku ini qami at-tughyanala mandzumat syubil iman.
Dan saya berdoa kepada Allah SWT dengan rahmat dan kemuliaan-Nya
semoga buku ini bermanfaat. Karena pada-Nya lah segala sesuatu yang Ia
kehendaki dan Ia lah berhak mengabulkan segala doa, Amin. Maka Saya
katakan:

)




Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan iman seseorang bercabangcabang kemudian menyempurnakannya
Ini mengibaratkan pada membiasakan rasa syukur dengan
mengucapkan hamdallah, hal ini berdasarkan bahwa pada dasarnya semua
pujian hanyalah milik Allah.Maksud dari bait ini ialah, bahwa perbuatanperbuatan iman mempunyai beberapa bagian dan karakteristik. Yang
dimaksud dengan perbuatan-perbuatan iman di sini adalah di mana amal

seseorang dapat bertambah (positif) jika ia melakukannya (perbuatanperbuatan iman), dan sebaliknya dapat berkurang jika meninggalkannya.
Adapun asal iman adalah pembenaran atas sesuatu secara seratus
persen, tanpa ada kurang sedikitpun. Karena jika di sana terdapat
kekurangan sekecil apapun, maka akan ada rasa ragu-ragu. Oleh karena itu
iman tidaklah sah jika dibarengi dengan karagu-raguan.
merupakan bentuk jamak dari
. Dan
Pada bait di atas kata

pada kata

tersimpan dlomir yang kembali pada .
)

)



(

Bait-bait ini diambil dari buku karangan syekh Zainuddin bin Ali bin Ahmad
As-Syafii Al-Kusyini Al-Fananni Al-Malibari, yaitu orang yang berkata setelah
saya membaca salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga
dan para sahabat beliau ketika matahari dan bintang-bintang beredar
diangkasa
Pembahasan ini merupakan sekumpulan bait yang dinukil dari buku
karangan syekh Zainuddin bin Ali bin Ahmad As-Syafii Al-Kusyini Al-Fananni
Al-Malibari, oleh karena itu jumlah kandungan yang ada pada bait-bait
tersebut setara dengan kandungan yang ada pada penjelasan yang berupa
kalimat prosa.
merupakan julukan untuk pemilik makalah ini, bahwa ia
Kata

yang terletak di kota Malibari. Ia lahir setelah
dilahirkan di daerah

matahari terbit di hari Kamis tanggal 12 Syaban tahun 872 H. Disaat masih
kecil ia dipindahkan oleh pamannya ke daerah Fanan. Ia mempunyai banyak
karya, seperti; hidayah al-adzkiya, tuhfah al-ahya, irsyad al-qashidin fi
ikhtishari manhaj al-abidin karya Al-Ghazali.
Kata
merupakan athaf bayan. Yang dimaksud di sini adalah bait
bait yang ada setelah penuturan salawat dan salam kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarga dan para sahabatnya.
Adapun maksud dari kata
yang memakai kata ganti

orang pertama jamak adalah bahwa yang mengucapkan salawat dan salam
bukan hanya penulis saja, namun juga sang pengarang bait-bait ini syekh
Zainuddin.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:


)




Iman kita mempunyai tujuh puluh tujuh cabang yang dipakai oleh para orang
bijak untuk menyempurnakan dan meningkatkan kualitas diri mereka
Cabang-cabang dari iman ada 77, sebagaimana sabda Nabi SAW:

( )
Iman mempunyai 77 cabang, yang paling baik diantaranya adalah
mengucapkan kalimat La Ilaha Illa Allah, sedangkan yang terendah adalah
menyingkirkan bahaya dari jalanan, dan malu termasuk salah satu dari
cabang iman.
Perkataan nadhim adalah cabang-cabang dari iman. Dan kata

(di-kasrah atau di-fathah huruf ba-nya)menurut Al-Khalil yang dimaksud di
sini adalah bilangan tujuh (), sedangkan pada kata
yang dimaksud
adalah bilangan tujuh puluh (), karena huruf ain mempunyai nilai tujuh
puluh sebagaimana huruf hamzah mempunyai nilai satu, ya sepuluh, qaf
seratus dan ghain seribu.
adalah kata yang ber-irab nashabyang menjadi tamyiz. Dan
Kata

kata

di dalamnya terdapat nun taukidkhafifah, sedangkan huruf sin
adalah untuk menunjukkan artijumlah atau keperluan, kata tersebut
berbentuk fiil mudhari yang fail-nya adalah ahlu fadllin (orang bijak).
Maksud dari bait ini adalahbahwa para orang bijak menjadikan ketujuh puluh
tujuh cabang iman ini sebagai sarana untuk menyempurnakan diri mereka,
karena dengannya dapat membuat segala urusan dunia menjadi benar, dan
segala urusan akhirat menjadi baik. Sehingga pada akhirnya mereka
mendapatkan kesempurnaan dari 77 cabang iman tersebut.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:

)

(





Berimanlah kepada tuhan mu, para malaikat(Nya), kitab-kitab (suci), nabinabi(Nya) dan hari di mana alam akan hancur
Nadhim menyebutkan lima cabang iman pada bait ini. Sebagai berikut:
1. Iman kepada Allah SWT:
a. Beriman bahwa Allah adalah Dzat yang Esa tidak ada sekutu bagi-Nya

b. Tidak ada yang menyamai-Nya sebagai Dzat tempat semua makhluk


bergantung
c. Tidak ada yang menandingi-Nya
d. Tidak ada awal dan akhir keberadaan-Nya, karena Allah mempunyai
sifat abadi,keberadaan-Nya tidak rusak karena keabadian-Nya dan
tidak berubah oleh waktu. Akan tetapi Ia adalah Dzat yang Awal-Akhir,
Dhahir-Bathin yang dibersihkan dari sifat jismiyah (badaniyah), karena
tidak ada yang menyamai-Nya.
2. Iman kepada Malaikat:
a. Beriman dan membenarkan keberadaan Malaikat
b. Malaikat merupakan hamba Allah yang dimuliakan yang tidak pernah
membangkang terhadap apa yangtelah diperintahkan oleh Allah
kepadanya. Ia melakukan apa yang telah diperintahkan Allah
kepadanya.
Malaikat adalah jisim (tubuh) yang bersifat lembut yang memiliki
ruh. Allah memberikannya keahlian untuk menyerupai berbagai bentuk
yang bagus-bagus.
3. Iman pada Kitab
Yaitu beriman dan membenarkan bahwa kitab yang telah
dditurunkan oleh Allah kepada para Nabi-Nya adalah wahyu dari Allah. Di
dalamnya mengandung hukum-hukum dan khabar (pemberitahuan)-Nya.
4. Iman kepada Nabi:
a. Beriman bahwa para Nabi jujur dalam menyampaikan khabar dan
wahyu dari Allah SWT
b. Bahwa di antara para Nabi tersebut terdapat Nabi yang diutus (Allah)
kepada
para
umat
untuk
menunjukkan,
menyempurnakan
penghidupan dan akhirat mereka.
c. Mereka (para Nabi) dibekali (Allah) dengan Mukjizat-mukjizat yang
menunjukkan kejujuranmereka. Oleh karena itu Allah memberikan
risalah (wahyu) kepada mereka dan mereka menjelaskannya kepada
orang-orang kafir.
5. Iman pada Hari Hancurnya Dunia:
a. Percaya terhadap kehancuran dunia.
b. Percaya terhadap hari akhir (kiamat) beserta apa yang ada di
dalamnya, seperti pembalasan, penghitungan amal, penimbangan
amal, berjalan di jembatan shirath al-mustaqim, surga dan neraka.
Kata

dibaca dengan harakatkasrahpada huruf kaf-nya, besertaan
dengan pembuangan huruf ha (dhamir). Dan pada kata dibaca jar

besertaan dengan pembuangan harakat tanwin, inilah dianggap lebih fasih


karena kata di-idhafah-kan pada jumlah filiyah (kalimat kerja) yang
murab (menerima irab), oleh karena itu diperbolehkan untuk me-mabni-kan
fathah(kata ) dalam keadaan irab jar.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:


)




Dan berimanlah pada pembangkitan (dari kematian), taqdir yang agung dan
berkumpulnya kita dipadang makhsyar, dan di sana semua makhluk akan merasa
malu
Dalam bait ini Nadhim menyebutkan tiga cabang iman yang selanjutnya,
yaitu:

6. Iman pada pembangkitan:


Yaitu beriman bahwa Allah SWT akan membangkitkan makhlukmakhluk yang mati, baik ia mati dikubur, mati karena tenggelam di air
ataupun yang lainnya.Allah membangkitkan jasad mereka (bukan ruhnya
saja). Allah SWT berfirman:
() ))
) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) )
Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan
dibangkitkan. Katakanlah: "Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan
dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan." yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS. At-Taghabun: 7).
7. Iman pada taqdir
Yaitu yakin dan percaya bahwa Allah menciptakan makhlukmakhluk-Nyadisesuaikan dengan sesuatu(taqdir) yang sudah lampau, dan
Allah telah mengetahui sebelumnya.Maka semua perbuatan dan aktivitas
makhluk-makhluk-Nya merupakan taqdir Allah SWT.Oleh karena itu
hendaknya para manusia ikhlas dan menerima segala apa yang sudah
menjadi qadhaAllah.
Diceritakan oleh syekh Afifuddin Az-Zahid, ia sedang berada di
negara Mesir. Ia mengadukan tentang peristiwa yang telah terjadi di
Bagdad, peristiwa itu adalah pembunuhan orang-orang kafir terhadap
orang-orang muslim hingga ia porak-poranda mengalami masa
keruntuhan. Selama tiga tahun setengah kota bagdad lengang tanpa

seorang khalifah, orang-orang kafir mengalungkan mushaf-mushaf (AlQuran) dileher binatang anjing dan membuang buku-buku para imam ke
sungai Tigris, sehingga tumpukan-tumpukan buku tersebut menjadi
sebuah jembatan yang dilewati oleh kuda-kuda. Ia pun sangat geram dan
mengutuk keras hal peristiwa itu, ia berkata: Ya Tuhan, bagaimana hal ini
bisa terjadi, sedangkan di dalamnya terdapat banyak anak-anak dan
orang-orang yang tak berdosa. Kemudian ia bermimpi ada seorang lakilaki yang membawa sebuah buku, ia pun mengambil buku itu dari tangan
laki-laki tersebut. Ia pun menemui isi yang ada di dalamnya, sebagaimana
yang ada pada dua bait nadhamyang menggunakan bahr almutaqaribberikut:

Tinggalkanlah (kebiasaan suka) berkomentar atau membantah, niscaya


kamu tidak akan menemui masalah pada dirimu dan tidak akan pernah
ada hukum yang menjerat perjalanan lintasan hidup mu
Dan janganlah sekali-kali kamu bertanya kepada Allahmengenai apa yang
telah Allah kerjakan (tetapkan), oleh karena itu barang siapa masuk ke
dalam palung lautan yang dalam, maka ia akan rusak (tenggelam)
8. Iman pada hari dikumpulkannya manusia di padang makhsyar
Yaitu beriman dan percaya bahwa kelak setelah proses
pembangkitan (dari mati) semua makhluk akan digiring dan dikumpulkan
di tanah makhsyar, yaitu tempat pemberhentianakhir para makhluk
setelah digiring. Tempat ini berupa hamparan tanah datar yang berwarna
putih, di tanah lapang ini berbentuk rata tanpa ada bagian yang
berstruktur cembung (tinggi tanahnya) yang bisa dipakai untuk
bersembunyi, dan juga tidak ada yang berbentuk cekung (rendah
tanahnya) yang bisa dipakai untuk berlindung dari pengawasanpengawasan yang ada.Mereka digiring dengan berkelompok-kelompok
dengan rapi. Di antaranya yaitu:
a. Golongan yang menaiki kendaraan, yaitu orang-orang yang bertakwa
b. Golongan yang berjalan kaki, yaitu orang-orang yang mempunyai amal
baik sedikit
c. Golongan yang berjalan menggunakan wajahnya sebagai alas, itu
adalah orang-orang kafir.

Setelah mereka berkumpul di padang makhsyar, kemudian mereka


bubar menuju surga atau pun neraka dan melewati jembatan shirath almustaqim. Adapun untuk umat dari Nabi Muhammad SAW akan terbagi
menjadi tujuh macam golongan, yaitu; orang-orang yang jujur, orangorang yang berilmu agama, para wali pengganti, para syuhada (yang
berjihad dan mati di jalan Allah), para haji (mabrur), orang-orang yang
taat (pada perintah dan hukum Allah) dan orang-orang yang suka
melakukan maksiat.
a. Untuk orang-orang jujur akan melewati jembatan shirath al-mustaqim
seperti kilat yang menyambar
b. Untuk para ilmuan agama akan melewati jembatan shirath almustaqimseperti angin yang bertiup
c. Untuk para wali pengganti akan melewati jembatan shirath almustaqim seperti burung yang terbang dalam jangka waktu beberapa
jam saja.
d. Untuk para syuhada akan melewati jembatan shirath almustaqimseperti kuda pacuan yang berlari di tengah hari.
e. Untuk para haji (mabrur) akan melewati jembatan shirath almustaqimhanya dalam jangka waktu satu hari saja.
f. Untuk orang-orang yang bertakwa akan melewati jembatan shirath almustaqimdalam waktu satu bulan saja.
g. Sedangkan untuk orang-orang yang suka melakukan maksiat, kaki-kai
merekaakan diletakkan di atas jembatan shirath al-mustaqim,
diletakkanlah dosa-dosa mereka di atas punggung mereka dan mereka
pun menyeberang. Besertaan dengan itu di bawah mereka panasnya
api neraka menyala-nyala menyambar mereka. Dan ketika itu mereka
melihat cahaya iman di dalam hati mereka, seraya berkata: Silahkan
engkau berjalan lebih dulu wahai orang yang beriman! Karena cahaya
iman mu bisa meredam panasnya api neraka. Sebagaimana yang
disebutkan oleh Muhammad Al-Hamdaniy
Dalam bait ini, kata dibaca dengan harakat fathahhuruf dal-nya. Dan
kata termasuk dalam bab yang mempunyai arti malu untuk
diperlihatkan dan dibeberkan perihalnya ketika diadukan kepada Allah Dzat Yang
Maha Memaksa.

yaitubahwa setiap orangakan sibuk




mengurus dirinya sendiri saat dipadang makhsyardan semua orang akan
berdesak-desakan dan bertumpuk-tumpukan layaknya hewan belalang yang
tersebar di tanah. Di sana orang-orang akan saling melihatantarsanak
saudara mereka dan mengenalinya.Mereka tak bicara sedikit pun dan
Maksud dari

berjalan tanpa alas kaki dalam keadaan telanjang. Nabi Muhammad SAW
bersabda:

Manusia akan dibangkitkan (dari kematian) dalam keadaan telanjang, tak
beralas kaki dan dalam keadaan belum dikhitanbenar-benar tersumbat
keringatnya dan sampai rusaknya telinga
Kata artinya adalah tidak memakai sandal (alas kaki). Kata artinya
adalah tidak tertutupi (telanjang). Dan kata artinya adalah tidak dikhitan.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:

)




Beriman bahwa tempat kembali orang Islam adalah di surga dan tempat
kembali orang kafir adalah neraka jahanam
9. Beriman bahwa surga adalah tempat bagi orang Islam dan neraka
adalah tempat bagi orang kafir
Bait ini bermaksud memberitahukan bahwa cabang iman yang kesembilan yaitu beriman bahwa surga adalah tempat tinggal kekal (tetap)
untuk orang Islam.Yang dimaksud orang Islam di sini adalah orang yang
meninggal dalam keadaan memeluk agama Islam, walaupun sebelumnya
iaadalah kafir dan kemudian ia berpaling untuk memeluk agama
Islam.Untukjenis orang yang kedua ini iatidak akan kekal ditempatkan di
neraka, melainkan setelah itu ia akan ditempatkan di surga sebagai
tempat tinggal tetapnya. Oleh karena itu ia tidak di siksa selamanya di
neraka, karena ia mati ketikasudah memeluk agama Islam.Ketika ia
dimasukkan ke dalam neraka, ia dalam keadaan mati dalam jangka waktu
yang hanya diketahui oleh Allah SWT, maka ia tidak akan dihidupkan
sampai ia keluar dari neraka. Yang dimaksud mati di sini bukanlah mati
yang sebenarnya, yaitu mati dengan keluarnya ruh dari badan, melainkan
sebuah kiasan di mana ia dalam keadaan tidak merasakan siksa neraka.
Kata
merupakan kata benda jamak dari kata , yaitutempat

tinggal kekal (tetap) untuk orang-orang kafir. Orang kafir di sini adalah
orang yang mati dalam keadaan kafir, atau orang yang hidup lama dalam
keadaan Islam, namun kemudian ia berpaling menjadi kafir.Barang siapa
yang bersikeras berangan-angan namun tidak menemukan yang

haq (kebenaran), dan meninggalkan taqlid (mengikuti orang lain


dalam melakukan syariat agama, tanpa mengetahui dasar-dasar
hukumnya), dan anak-anak orang musyrik yang tidak masuk
dalam ke kafiran, menurut pendapat yang shahih maka tempat
mereka kelak adalah di surga.
Label kafir dan muslim di sini tidak hanya diperuntukkan bagi
manusia saja, melainkan jin juga.
Kata
dalam bait ini dibaca dengan harakat dhammah pada

huruf mim-nya, karena untuk menyesuaikan bentuk akhir bait (dalam
sastra Indonesia disebut rima).
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
(









)

Cintailah Tuhan mu, takutlah akan sakitnya siksa-Nya, harapkanlah rahmatNya dan bertawakallah kepada-Nya wahai orang Islam!
Dalam bait ini nadhim menyebutkan empat macam cabang iman yang
selanjutnya, sebagai berikut:
10.

Mencintai Allah SWT


Sahl mengatakan beberapa hal sebagai berikut:

a. Ciri-ciri orang cinta kepada Allah adalah cinta pada Al-Quran


b. Ciri-ciri orang yang yang cinta Al-Quran adalah cinta kepada Nabi
Muhammad SAW
c. Ciri-ciri cinta Nabi SAW adalah cinta pada sunah-nya, ciri-ciri cinta pada
sunah Nabi adalah cinta pada akhirat
d. Ciri-ciri cinta akhirat adalah benci terhadap (kehidupan) dunia
e. Ciri-ciri benci dunia adalah dengan tidak mengambil sesuatu yang
berbau duniawi sebagai bekal untuk menuju akhirat.
Hatim bin Alwan mengatakan bahwa barang siapa yang mengakungaku atas tiga hal tanpa adanya tiga hal yang lain, maka ia dinilai
berbohong. Ketiga hal tersebut yaitu:
a. Barang siapa yang mengaku-ngaku cinta kepada Allah SWT tanpa
menjaga dirinya dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah, maka ia telah
berbohong.
b. Barang siapa yang mengaku-ngaku mencintai Nabi SAW tanpa
mencintai orang-orang fakir, maka ia telah berbohong.

c. Barang siapa mengaku-ngaku mencintai surga tanpa menginfakkan


hartanya, maka ia telah berbohong.
Sebagian orang-orang bijak mengatakan bahwa ketikasebuah iman
berada pada kulit hati, maka iman itu adalah cinta kepada Allah yang
hanya berukuran sedang. Namun ketika iman itu berada di dalam hati,
maka iman tersebut adalah benar-benar sangat mencintai Allah dan
meninggalkan kemaksiatan.
Ada beberapa dakwaan cinta yang sangat mengkhawatirkan. Oleh
karena itu Al-Fadhil mengatakan; Ketika dikatakan kepada mu: Apakah
kamu mencintai Allah? Maka hendaklah engkau diam, karena jika kamu
mengatakan tidak, maka kamu telah kufur. Namun jika kamu
mengatakan iya, maka kamu bukan termasuk orang-orang yang cinta
(kepada Allah).

Anda mungkin juga menyukai