BAB I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
TUJUAN
PENELITIAN
SEJARAH
ALKALOID
PENELITIAN
ALKALOID DI
BIDANG
KIMIA
ALKALOID TELAH
DIISOLASI &
DITENTUKAN
STRUKTUR
BAB I
PENDAHULUAN
TUJUAN
PENELITIAN
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
GOLONGAN
SENYAWA
ALKALOID
SENYAWA KAFFEIN
PADA Coffea
arabica
A. Pengertian
Alkaloid
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
GOLONGAN
SENYAWA
ALKALOID
SENYAWA KAFFEIN
PADA Coffea
arabica
B. Sifat-sifat
Alkaloid
1. Mengandung atom nitrogen yang
umumnya berasal dari asam amino
dan golongan heterogen
2. Berupa padatan Kristal yang halus /
serbuk amorf dengan titik lebur
tertentu yang bereaksi dengan
asam membentuk garam
3. Dalam tumbuhan alkaloid berada
dalam bentuk bebas, dalam bentuk
N-oksida atau dalam bentuk
garamnya.
4. Umumnya mempunyai rasa yang
pahit dan sering beracun
5. Alkaloid dalam bentuk bebas, tidak
larut dalam air
6. Alkaloid dalam bentuk garamnya
mudah larut dalam air. Alkaloid
bebas bersifat basa karena adanya
pasangan electron bebas, garam
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
GOLONGAN
SENYAWA
ALKALOID
SENYAWA KAFFEIN
PADA Coffea
arabica
C. Klasifikasi
Alkaloid
1. Berdasarkan jenis cincin
heterosiklik nitrogen
2. Berdasarkan jenis tumbuhan
darimana alkaloida
3. Berdasarkan asal-usul biogenetik
a) Alkaloida alisiklik yang berasal
dari asam-asam amino ornitin
dan lisin.
b) Alkaloida aromatik jenis
fenilalanin yang berasal dari
fenilalanin, tirosin dan 3,4dihidrofenilalanin.
c) Alkaloida aromatik jenis indol
yang berasal dari triptofan.
4. Sistem klasifikasi berdasarkan
Hegnauer yang paling banyak
diterima, dimana alkaloida
dikelompokkan atas :
d) Main Alkaloid
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
GOLONGAN
SENYAWA
ALKALOID
SENYAWA KAFFEIN
PADA Coffea
arabica
Kegunaan Alkaloid
D. Kegunaan
Alkaloid
1. Alkaloid berfungsi sebagai hasil
buangan nitrogen seperti urea dan
asam urat hewan.
2. Alkaloid berguna sebagai tendon
penyimpanan nitrogen meskipun
banyak alkaloid ditimbun dan
tidak mengalami metabolisme.
3. Alkaloid dapat melindungi
tumbuhan dari serangan parasit
atau pemangsa tumbuhan.
4. Alkaloid dapat berlaku sebagai
pengatur tumbuh, dimana ada
sebagian alkaloid yang
merangsang perkecambahan dan
ada sebagian yang menghambat.
5. Alkaloid dapat mengganti basa
mineral dalam mempertahankan
kesetimbangan ion dalam
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
GOLONGAN
SENYAWA
ALKALOID
SENYAWA KAFFEIN
PADA Coffea
arabica
A.(coffea
DESKRIPSI
Kopi arabika
arabica)
TANAMAN
KOPI
pertama kali
dijelaskan
dan
diklasifikasikan oleh orang swedia
bernama Carl Linnaeus pada 1753
Jenis kopi arabika (coffea arabica)
akan tumbuh baik didaerah
ketinggian 700-1700 m (dpl)
dengan suhu 16-20C serta
beriklim kering 3 bulanan secara
berturut-turut.
Kopi arabica, aslinya dari brazil
dan Etiopia, kopi tersebut kini
telah menguasai sebagian besar
kopi dunia. Arabica memiliki
banyak varietas, tergantung
negara, iklim, dan tanah tempat
kopi ditanam. Di indonesia kita
bisa menemukannya kopi arabika
pada kopi toraja, kopi mandailing
dan mungkin ada juga ditempat
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
B. TAKSONOMI
GOLONGAN
SENYAWA
ALKALOID
SENYAWA KAFFEIN
PADA Coffea
arabica
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
GOLONGAN
SENYAWA
ALKALOID
SENYAWA KAFFEIN
PADA Coffea
arabica
C. KANDUNGAN
1. Kaffein
Kafeina atau lebih populernya kafein,
ialah senyawa alkaloid xantina
berbentuk kristal dan berasa pahit
2. Ethyphenol
zat ini seperti adalah aroma khusus
pada kopi, zat ini mirip dengan tar
dan mengandung pheromone.
3. Dicaffeoylquinic
Zat ini adalah salah satu zat
antioksidan yang dapat menangkal
radikal bebas. Meskipun kadar
antioksidan didalam biji kopi tidak
sebanyak tumbuhan obat lain, namun
kopi adalah salah satu suplayer
antioksidan paling banyak
dikonsumsi didunia.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
GOLONGAN
SENYAWA
ALKALOID
SENYAWA KAFFEIN
PADA Coffea
arabica
D. MANFAAT
antidota
(penawar
racun)
anti piretik
(obat
demam)
diuretik
(peluruh
seni)
stimulansi
SSP
BAB III
PEMBAHASAN
BIOSINTESIA
SENYAWA
BAB III
PEMBAHASAN
BIOSINTESIA
SENYAWA
Sintesis basa
Schiff
BAB III
PEMBAHASAN
Reaksi Mannich
BIOSINTESIA
SENYAWA
Reaksi
Mannich
BAB III
PEMBAHASAN
BIOSINTESIA
SENYAWA
Biosintesis
kaffein
BAB III
EKSTRAKSI
PEMBAHASAN
1. Soxhletasi
SENYAWA
Soxhlet merupakan ekstraksi dengan pelarut yang
selalu baru, umumnya dilakukan menggunakan alat
khusus sehingga terjadi ekstraksi konstan dengan
adanya pendingin balik (kondensor). Disini sampel
disimpan dalam alat soxhlet dan tidak dicampur
langsung dengan pelarut dalam wadah yang di
panaskan, yang dipanaskan hanyalah pelarutnya,
pelarut terdinginkan dalam kondensor dan pelarut
dingin inilah yang selanjutnya mengekstraksi sampel.
2. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada
temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan
jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya
pendingin balik. Ekstraksi refluks digunakan untuk
mengektraksi bahan-bahan yang tahan terhadap
BAB III
PEMBAHASAN
IDENTIFIKASI
SENYAWA
BAB III
PEMBAHASAN
IDENTIFIKASI
SENYAWA
BAB III
PEMBAHASAN
IDENTIFIKASI
SENYAWA
BAB IV
KESIMPULAN
DARI HASIL PEMBAHASAN DAPAT DISIMPULKAN
BAHWA :
1. ALKALOID ADALAH SENYAWA ORGANIK YANG BANYAK
DITEMUKAN DI ALAM YANG BERASAL DARI TUMBUHTUMBUHAN, HEWAN DAN MIKROBA
2. ALKALOID BERFUNGSI SEBAGAI HASIL BUANGAN
NITROGEN SEPERTI UREA DAN ASAM URAT HEWAN.
3. ALKALOID BERGUNA SEBAGAI TENDON PENYIMPANAN
NITROGEN MESKIPUN BANYAK ALKALOID DITIMBUN
DAN TIDAK MENGALAMI METABOLISM
4. DALAM TUMBUHAN ALKALOID BERADA DALAM
BENTUK BEBAS, DALAM BENTUK N-OKSIDA ATAU
DALAM BENTUK GARAMNYA.
5. UMUMNYA MEMPUNYAI RASA YANG PAHIT DAN SERING
BERACUN