Anda di halaman 1dari 20

ALKALOID KAFFEIN PADA

TANAMAN KOPI (Coffea arabica)


1.FYGA MONICA - 066113075
2.HILDA PERMATA HATI 066113104
3.NOVIANDARI - 066113125
4.FUJI FUJAWATI - 066113133
5.MERKURI PUSPASARI 066115703
6.DEBBY ALITA MARGAHANA 066115704
UNIVERSITAS PAKUAN
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2015

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR
BELAKANG
TUJUAN
PENELITIAN

SEJARAH
ALKALOID

PENELITIAN
ALKALOID DI
BIDANG
KIMIA
ALKALOID TELAH
DIISOLASI &
DITENTUKAN
STRUKTUR

BAB I
PENDAHULUAN

Untuk mempelajari tentang


LATAR BELAKANG

TUJUAN
PENELITIAN

biosintesa senyawasenyawa alkaloid


ekstraksi senyawasenyawa alkaloid
identifikasi senyawasenyawa alkaloid

BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
GOLONGAN
SENYAWA
ALKALOID
SENYAWA KAFFEIN
PADA Coffea
arabica

A. Pengertian
Alkaloid

Alkaloid adalah senyawa organik


yang banyak ditemukan di alam
yang berasal dari tumbuhtumbuhan, hewan dan
mikroba.Senyawa ini
mengandung sebuah atom
nitrogen yang bersifat basa
lemah, mempunyai cincin
nitrogen yang sebagian besar
heterosiklik yang bersifat aktif
dan mempunyai efek
fisiologis.Hampir semua alkaloid
yang ditemukan di alam
mempunyai efek fisiologis
tertentu. Oleh karena itu alkaloid
digunakan sebagai obat
diantaranya atropine sebagai

BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
GOLONGAN
SENYAWA
ALKALOID
SENYAWA KAFFEIN
PADA Coffea
arabica

B. Sifat-sifat
Alkaloid
1. Mengandung atom nitrogen yang
umumnya berasal dari asam amino
dan golongan heterogen
2. Berupa padatan Kristal yang halus /
serbuk amorf dengan titik lebur
tertentu yang bereaksi dengan
asam membentuk garam
3. Dalam tumbuhan alkaloid berada
dalam bentuk bebas, dalam bentuk
N-oksida atau dalam bentuk
garamnya.
4. Umumnya mempunyai rasa yang
pahit dan sering beracun
5. Alkaloid dalam bentuk bebas, tidak
larut dalam air
6. Alkaloid dalam bentuk garamnya
mudah larut dalam air. Alkaloid
bebas bersifat basa karena adanya
pasangan electron bebas, garam

BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
GOLONGAN
SENYAWA
ALKALOID
SENYAWA KAFFEIN
PADA Coffea
arabica

C. Klasifikasi
Alkaloid
1. Berdasarkan jenis cincin
heterosiklik nitrogen
2. Berdasarkan jenis tumbuhan
darimana alkaloida
3. Berdasarkan asal-usul biogenetik
a) Alkaloida alisiklik yang berasal
dari asam-asam amino ornitin
dan lisin.
b) Alkaloida aromatik jenis
fenilalanin yang berasal dari
fenilalanin, tirosin dan 3,4dihidrofenilalanin.
c) Alkaloida aromatik jenis indol
yang berasal dari triptofan.
4. Sistem klasifikasi berdasarkan
Hegnauer yang paling banyak
diterima, dimana alkaloida
dikelompokkan atas :
d) Main Alkaloid

BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
GOLONGAN
SENYAWA
ALKALOID
SENYAWA KAFFEIN
PADA Coffea
arabica

Kegunaan Alkaloid

D. Kegunaan
Alkaloid
1. Alkaloid berfungsi sebagai hasil
buangan nitrogen seperti urea dan
asam urat hewan.
2. Alkaloid berguna sebagai tendon
penyimpanan nitrogen meskipun
banyak alkaloid ditimbun dan
tidak mengalami metabolisme.
3. Alkaloid dapat melindungi
tumbuhan dari serangan parasit
atau pemangsa tumbuhan.
4. Alkaloid dapat berlaku sebagai
pengatur tumbuh, dimana ada
sebagian alkaloid yang
merangsang perkecambahan dan
ada sebagian yang menghambat.
5. Alkaloid dapat mengganti basa
mineral dalam mempertahankan
kesetimbangan ion dalam

BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
GOLONGAN
SENYAWA
ALKALOID
SENYAWA KAFFEIN
PADA Coffea
arabica

A.(coffea
DESKRIPSI
Kopi arabika
arabica)
TANAMAN
KOPI
pertama kali
dijelaskan
dan
diklasifikasikan oleh orang swedia
bernama Carl Linnaeus pada 1753
Jenis kopi arabika (coffea arabica)
akan tumbuh baik didaerah
ketinggian 700-1700 m (dpl)
dengan suhu 16-20C serta
beriklim kering 3 bulanan secara
berturut-turut.
Kopi arabica, aslinya dari brazil
dan Etiopia, kopi tersebut kini
telah menguasai sebagian besar
kopi dunia. Arabica memiliki
banyak varietas, tergantung
negara, iklim, dan tanah tempat
kopi ditanam. Di indonesia kita
bisa menemukannya kopi arabika
pada kopi toraja, kopi mandailing
dan mungkin ada juga ditempat

BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA

B. TAKSONOMI

GOLONGAN
SENYAWA
ALKALOID
SENYAWA KAFFEIN
PADA Coffea
arabica

Nama Tanaman Asal : Coff ea


arabica
Keluarga
: Rubicaceae
Divisi
: Maghnoliophyta
Sub divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Rubales
Family
: Rubiaceae
Genus
: Coff ea
Spesies
: Coff ea Arabica L.

BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
GOLONGAN
SENYAWA
ALKALOID
SENYAWA KAFFEIN
PADA Coffea
arabica

C. KANDUNGAN

1. Kaffein
Kafeina atau lebih populernya kafein,
ialah senyawa alkaloid xantina
berbentuk kristal dan berasa pahit
2. Ethyphenol
zat ini seperti adalah aroma khusus
pada kopi, zat ini mirip dengan tar
dan mengandung pheromone.
3. Dicaffeoylquinic
Zat ini adalah salah satu zat
antioksidan yang dapat menangkal
radikal bebas. Meskipun kadar
antioksidan didalam biji kopi tidak
sebanyak tumbuhan obat lain, namun
kopi adalah salah satu suplayer
antioksidan paling banyak
dikonsumsi didunia.

BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
GOLONGAN
SENYAWA
ALKALOID
SENYAWA KAFFEIN
PADA Coffea
arabica

D. MANFAAT
antidota
(penawar
racun)
anti piretik
(obat
demam)
diuretik
(peluruh
seni)
stimulansi
SSP

BAB III
PEMBAHASAN

BIOSINTESIA
SENYAWA

Cara biosintesis alkaloid terlalu banyak dan tidak dapat


dengan mudah diklasifikasikan. Namun, ada reaksi yang
khas yang terlibat dalam biosintesis berbagai kelas
alkaloid, termasuk sintesis basa Schiff dan reaksi Mannich.
Reaksi utama yang mendasari biosintesis senyawa alkaloid
adalah Reaksi Mannich antara suatu aldehida dan suatu
amin primer dan sekunder, dan satu enol atau fenol.
Biosintesis alkaloid juga melibatkan reaksi rangkap
oksidatif fenol dan metilasi. Jalur poliketida dan jalur
mevalonat juga ditemukan dalam biosintesis alkaloid.

BAB III
PEMBAHASAN

BIOSINTESIA
SENYAWA
Sintesis basa
Schiff

Basa Schiff dapat diperoleh dengan mereaksikan


amina dengan keton atau aldehida. Reaksi-reaksi
adalah metode umum memproduksi C = N
obligasi.

Dalam biosintesis alkaloid, reaksi tersebut dapat


berlangsung dalam molekul, seperti dalam
sintesis piperidin:

BAB III
PEMBAHASAN

Reaksi Mannich

BIOSINTESIA
SENYAWA
Reaksi
Mannich

Komponen integral dari reaksi Mannich,


selain amina dan karbonil senyawa,
adalah carbanion yang memainkan peran
Nukleofil dalam penambahan nukleofilik
pada ion yang terbentuk oleh reaksi
amina dan karbonil.

BAB III
PEMBAHASAN

BIOSINTESIA
SENYAWA
Biosintesis
kaffein

BAB III
EKSTRAKSI
PEMBAHASAN
1. Soxhletasi
SENYAWA
Soxhlet merupakan ekstraksi dengan pelarut yang
selalu baru, umumnya dilakukan menggunakan alat
khusus sehingga terjadi ekstraksi konstan dengan
adanya pendingin balik (kondensor). Disini sampel
disimpan dalam alat soxhlet dan tidak dicampur
langsung dengan pelarut dalam wadah yang di
panaskan, yang dipanaskan hanyalah pelarutnya,
pelarut terdinginkan dalam kondensor dan pelarut
dingin inilah yang selanjutnya mengekstraksi sampel.
2. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada
temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan
jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya
pendingin balik. Ekstraksi refluks digunakan untuk
mengektraksi bahan-bahan yang tahan terhadap

BAB III
PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI
SENYAWA

1. Berdasarkan sifat spesifik.


Alkaloid dalam larutan HCl dengan pereaksi
Mayer dan Bouchardhat membentuk endapan
yang larut dalam alkohol berlebih. Protein juga
memberikan endapan, tetapi tidak larut dalam
alkohol berlebih.
2. Berdasarkan bentuk basa dan garam-nya /
Pengocokan
Alkaloid sebagai basanya tidak larut dalam air,
sebagai garamnya larut baik dalam air.
Sebaiknya pelarut yang digunakan adalah
pelarut organik : eter dan kloroform. Pengocokan
dilakukan pada pH: 2, 7, 10 dan 14.

BAB III
PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI
SENYAWA

3. Reaksi Gugus Fungsionil


a. Gugus Amin Sekunder
Reaksi SIMON: larutan alkaloida + 1% asetaldehid + larutan
na.nitroprussida = biru-ungu. b. Gugus Metoksi
Larutan dalam Asam Sulfat + Kalium Permanganat = terjadi
formaldehid, dinyatakan dengan reaksi SCHIFF. Kelebihan
Kalium Permanganat dihilangkan dengan Asam Oksalat.
Hasil positif untuk Brucin, Narkotin, koden, Chiksin,
Kotarnin, Papaverin, Kinidin, Emetin, Tebain, dan lain-lain.
c. Gugus Alkohol Sekunder
Reaksi SANCHES : Alkaloida + Larutan 0,3% Vanilin dalam
HCl pekat, dipanaskan diatas tangas air = merah-ungu.
Hasil positif untuk Morfin, Heroin, Veratrin, Kodein, Pronin,
Dionin, dan Parakonidin.
d. Gugus Formilen
Reaksi WEBER & TOLLENS : Alkaloida + larutan Floroglusin
1% dalam Asam Sulfat (1:1), panaskan = merah.

BAB III
PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI
SENYAWA

4. Pereaksi untuk analisa lainnya


a. Iodium-asam hidroklorida
Merupakan pereaksi untuk golongan Xanthin.
Digunakan untuk pereaksi penyemprot pada
lempeng KLT (Kromatografi Lapis Tipis) dimana
akan memberikan hasil dengan noda ungu-biru
sampai coklat merah.
b. Iodoplatinat
Pereaksi untuk alkaloid, juga sebagai pereaksi
penyemprot pada lempeng KLT dimana hasilnya
alkaloid akan tampak sebagai noda ungu sampai
biru-kelabu.
c. Pereaksi Meyer (Larutan kalium
Tetraiodomerkurat)
Merupakan pereaksi pengendap untuk alkaloid.

BAB IV
KESIMPULAN
DARI HASIL PEMBAHASAN DAPAT DISIMPULKAN
BAHWA :
1. ALKALOID ADALAH SENYAWA ORGANIK YANG BANYAK
DITEMUKAN DI ALAM YANG BERASAL DARI TUMBUHTUMBUHAN, HEWAN DAN MIKROBA
2. ALKALOID BERFUNGSI SEBAGAI HASIL BUANGAN
NITROGEN SEPERTI UREA DAN ASAM URAT HEWAN.
3. ALKALOID BERGUNA SEBAGAI TENDON PENYIMPANAN
NITROGEN MESKIPUN BANYAK ALKALOID DITIMBUN
DAN TIDAK MENGALAMI METABOLISM
4. DALAM TUMBUHAN ALKALOID BERADA DALAM
BENTUK BEBAS, DALAM BENTUK N-OKSIDA ATAU
DALAM BENTUK GARAMNYA.
5. UMUMNYA MEMPUNYAI RASA YANG PAHIT DAN SERING
BERACUN

Anda mungkin juga menyukai