Anda di halaman 1dari 3

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PADA TN.

M DENGAN PPOK RUANG


BETHANI B RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU KUDUS
A. PENGKAJIAN
Nama Tn. M, umur 50 tahun, jenis kelamin laki-laki, status kawin, agama
islam, warga negara Indonesia, bahasa yang digunakan bahasa Indonesia dan
jawa, hari selasa, tanggal pengkajian 18 Agustus 2015 jam 10.00 WIB,
sumber data autoanamnesa & alloanamnesa dirawat tanggal 10 Agustus 2015,
alamat rumah Mlaten, Demak. Penanggung Jawab istri pasien.
Dikirim oleh UGD, keluhan utama pasien mengatakan sesak napas. Riwayat
Kesehatan Sekarang pasien mengatakan sudah 2 bulan pasien sesak napas,
batuk-batuk, pada saat batuk sering mual dan muntah, dan ketika batuk pasien
mengeluh dadanya terasa sakit. Saat pagi hari pasien merasa sesak napas dan
dadanya sakit, maka oleh keluarga dibawa ke UGD RS Mardi Rahayu, di
sarankan oleh dokter UGD untuk opname, setelah opname di lakukukan
pemeriksaan foto thorax, klinis : batuk lama, dyspnea. Cor : Batas kiri
jantung bergeser ke lateracaudal (minimal), Pulmo : Tak tampak kesuraman
pada paru, corakan bronkovaskuler meningkat, Kesan : suspek cardiomegaly,
gambaran bronchitis dengan toraks emfisematus. Riwayat kesehatan
keluarga, keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit seperti
hipertensi, diabettus mellitus dan penyakit menular. Diagnosa medik Penyakit
Paru Obstruktif kronik.
Keadaan umum kesadaran compos mentis. Skala coma Glasgow respon
motorik 6, respon bicara 5 , respon membuka mata 4. Tekanan darah 130/70
mmHg, suhu 36,50c (axillar), pernafasan 22x /menit, nadi 84x/menit. Tinggi
badan 168 cm, berat badan 70 Kg.
.70....
..70...
Kg
...24,8.. Kg / m 2
2
2
2,82
(..1,68...) m

IMT

Pemeriksaan fisik kepala rambut beruban, tipis tidak berketombe.Mata


konjungtiva merah muda, skelera putih dan tidak ada ikterik. Hidung tidak
ada sekret, terpasang Nasal Kanul 3lt/mnt. Mulut mukosa kering, tidak ada
stomatitis. Telinga bersih ,tidak ada serumen. Leher tidak ada lesi tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid. Kulit bersih, turgor kulit kering. Paru inspeksi

dada simetris pada torak, Palpasi

tidak nyeri tekan ,tracktil femitus

getaran kanan dan kiri sama dan tidak ada bunyi krepidasi, perkusi suara
sonor, auskultasi nafas vesikuler, terdapat ronki. Jantung inspeksi ictus cordis
tidak nampak, palpasi IC tidak teraba,perkusi suara pekak, auskultasi suara
lup dup dan tidak ada bunyi gallop. Abdomen inspeksi bentuk simetris, tidak
ada lesi, auskultasi bising usus 15 x /mnt, palpasi tidak ada nyeri tekan
perkusi suara timpani. Genetalia bersih, tidak ada lesi. Ekstremitas tangan
kanan pasien terpasang infus RL 20 tetes/menit.
Pengkajian pola kesehatan, pola persepsi dan konsep diri di rumah pasien
mengatakan menerima keadaan sakit yang dialami saat ini dengan sabar,
pasien mengatakan selalu bersyukur atas apa yang diberikan kepada klien. Di
5555sakit
5555
5555 bahwa
5
5sakit yang dialami pasti segera
rumah
pasien5555
mengatakan
5

sembuh dan pasien patuh terhadap terapi yang diberikan oleh dokter. Pola
Persepsi Kognitif di rumah pasien mengatakan sakitnya parah, tetapi pasien
percaya sakit yang dideritanya akan sembuh. di rumah sakit pasien
mengatakan yakin bahwa sakit yang dideritanya dapat sembuh.
Data penunjang pemeriksaan laboratorium tanggal periksa 10 Agustus 2015
Hemoglobin L12,7 g/dl, Limfosti L 20,70%, Eritrosit L 4.1 10^ 6/l,
Hematrokit L 38,8%. Obat parentral Salbutamol 3x1, Codern 3x10mg, Pct 1
x 500mg.
B. ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hari/Tgl/Ja
m
Selasa/

Data

18 Ds : pasien mengatakan

Agustus

sesak napas,

2015
jam 10.00

rasannya berat

wib

Etiologi

Masalah

Dispnea Pola napas


tidak efektif

untuk bernapas
Do : pasien tampak
lemas dan sesak napas,
Terpasang nasal kanul
3lt/mnt

Diagnosa keperawatan:
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depsnea

TTD

C. INTERVENSI, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depsnea. Tujuan setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam pola napas efektif
menunjukkan tidak ada depsnea. Kriteria hasil depsnea tidak terjadi, RR
normal (12-18 x/mnt). Intervensi observasi tanda vital, implementasinya
menobservasi frekuensi pernapasan, kolaborasi pemberian nebulizer.
Evaluasinya pasien mengatakan sesak napas berkurang. Intervensi Observasi
tanda-tanda vital, implementasi mengukur tanda-tanda vital TD 110/80
mmHg, N 80 x/mnt, RR 20 x/mnt, S 36.3o C.

Anda mungkin juga menyukai