Untuk memproduksi feronikel, bijih nikel feronikel yang memiliki kadar nikel minimum 1,8%
dan kadar besi maksumum 25%, diolah untuk menjadi calcine melalui proses penghancuran,
pengeringan, pemanasan, dan penambahan beberapa material untuk mengurangi tingkat
keasaman melalui beberapa alat. Bijih nikel yang telah diolah kemudian dilebur dengan rasio
antara 70-80 wmt bijih nikel, tergantung dari kadar bijih nikel, untuk setiap ton feronikel yang
dihasilkan. Teknologi phyrometalurgi yang digunakan membutuhkan energi yang besar dan
suplai listrik yang konsisten.
ANTAM memiliki tiga pabrik feronikel yakni pabrik FeNi I, FeNi II dan FeNi III. Kapasitas
terpasang ketiga pabrik tersebut adalah 26.000 TNi dengan mengasumsikan beban puncak
42MW serta menggunakan umpan bijih nikel dengan kadar 2,38%. Meski demikian, untuk
konservasi cadangan, ANTAM umumnya menggunakan umpan bijih dengan kadar rata-rata
1,8%-2,0% dan beban pabrik sekitar 38-40MW, sehingga total produksi ketiga pabrik feronikel
berada di kisaran level 18.000-20.000 TNi.
terhadap total kapasitas produksi semen Holcim Indonesia sehingga menjadi 12,5 juta ton per
tahun.
Pabrik Tuban melengkapi pabrik Holcim Indonesia yang sudah ada sebelumnya di
Narogong, Jawa Barat dan Cilacap, Jawa Tengah. Pada peresmian tersebut, Menperin didampingi
Dirjen IKTA Harjanto menandatangani prasasti dengan disaksikan Bupati Tuban Fathul Huda,
Exco LafargeHolcim Group Mr. Ian Thackwray, dan Presiden Direktur PT. Holcim Indonesia
Tbk. Gary Schutz.
Saya memberikan apresiasi sebesar-besarnya terhadap upaya yang telah dilakukan PT.
Holcim Indonesia Tbkdalam mengembangkan dan meningkatkan kapasitasnya melalui
pembangunan pabrik ini, yang jugasebagai salah satu wujud kontribusi dan komitmennya
terhadap industri semen di Indonesia, tegas Menperin dalam sambutannya.
Dapat disampaikan, produsen semen terintegrasi yang sudah beroperasi secara penuh saat
ini mencapai 13 perusahaan. Sementara itu, investasi pabrik semen baru pada tahun 2015 yang
sedang dalam proses pembangunan sebanyak 17 unit dengan nilai sebesar USD 6,4 miliar.
Sedangkan, kapasitas produksi semen Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai 70 juta
ton per tahun dengan kebutuhan dalam negeri sebanyak 62 juta ton per tahun. Dengan demikian,
pengembangan yang dilakukan para pelaku industri semen, diharapkan dapat meningkatkan
kapasitas produksi semen nasional sebesar 39% atau menjadi 100 juta ton pada tahun 2017.
Dengan berdirinya pabrik baru PT. Holcim Indonesia Tbk.di Tuban ini
tentunya akan menambah kapasitas produksi semen nasional secara signifikan,
kata Menperin. Hal ini mendorongprogram percepatan pembangunan infrastruktur
terpadu yang telah dicanangkan Pemerintah, sehingga potensi pengembangan
industri semen dalam negeri terus meningkat.
Di samping itu, Menperin meminta kepadapara pelaku industri khususnya
manajemen PT. Holcim Indonesia, Tbk. agar secara konsisten menerapkan program
Pemerintah untuk mengembangkan industri berwawasan lingkungan (industri hijau)
yang mewujudkan komitmen sustainable development.