Anda di halaman 1dari 10

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lahirnya Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) telah membuat perubahan hebat terhadap
pola pengelolaan keuangan pemerintah di Indonesia. Standar tersebut dikukuhkan dengan
terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. Standar Akuntansi Pemerintahan tersebut menggunakan basis kas untuk
pengakuan transaksi pendapatan, belanja dan pembiayaan, dan basis akrual untuk pengakuan
asset, kewajiban dan ekuitas dana. Sekarang telah diganti dengan Peraturan Pemerintah No .
71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menggunakan basis kas, kas
menuju akrual (cash towards accrual) sampai basis akrual.
Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia telah semakin
maju dan profesional karena telah direvisi beberapa kali sesuai dengan perkembangan
akuntansi, baik di Indonesia maupun dunia. Mengkaji SAP tidak akan lepas dari
perbandingannya dengan SAK. Kelemahan-kelemahan yang kini masih terdapat pada SAP
tersebut selayaknya bisa diperbaiki dengan membandingkannya dengan SAK. Namun, karena
pemakainya berbeda, perbandingan yang dilakukan juga tidak bisa kaku. Perbandingan itu
baiknya lebih dititikberatkan pada sejauh mana keduanya mampu menjadi pedoman bagi
masing-masing penggunanya.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.
Untuk mengetahui perbandingan antara Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dengan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
2.

Untuk lebih menambah pengetahuan tentang Peraturan SAP dan SAK

3.

Syarat untuk menyelesaikan tugas EKT mata kuliah Akuntansi Pemerintahan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)


Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan
dalam menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah yang terdiri atas Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Permerintah Daerah (LKPD).
Laporan keuangan pokok menurut SAP
adalah:
1. Laporan Realisasi Anggaran;
2. Neraca;
3. Laporan Arus Kas
4. Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan keuangan Pemerintah untuk tujuan umum juga mempunyai kemampuan prediktif
dan prospektif dalam hal memprediksi besarnya sumber daya yang dibutuhkan untuk operasi
berkelanjutan, sumber daya yang dihasilkan dari operasi yang berkelanjutan serta resiko dan
ketidakpastian yang terkait.

Pengguna laporan keuangan pemerintah adalah:


1. Masyarakat.
2. Para wakil rakyat, lembaga pemeriksa dan lembaga pengawas.
3. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan

pinjaman.

4. Pemerintah.
SAP memiliki dua basis Penerapan yaitu :
1.

SAP Berbasis Kas

Basis Akuntansi yang digunakan dengan laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk
pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis
akrual untuk pengakuan asset, kewajiban dan ekuitas dalam Neraca.
Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas
di terima di Rekening Kas Umum Negara / Daerah atau oleh entitas pelaporan dan belanja
diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara / Daerah atau entitas
pelaporan (PP No.71 tahun 2010).

SAP Berbasis Kas Menuju Akrual


Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) menyusun SAP berbasis akrual
yang mecakup PSAP berbasis kas untuk pelaporan pelaksanaan anggaran ( budgetary
reports), sebagaimana di cantumkan pada PSAP 2, dan PSAP berbasis akrual untuk pelaporan
financial, yang pada PSAP 12 mempasilitasi pencatatan, pendapatan, dan beban dengan basis
akrual.
Penerapan SAP Berbasis Akrual dilaksanakan secara bertahap dari penerapan SAP Berbasis
Kas Menuju Akrual menjadi penerapan SAP Berbasis Akrual. SAP Berbasis Kas Menuju
Akrual yaitu SAP yang mengakuipendapatan, belanja, dan pembiayaan berbasis kas, serta
mengakui aset, utang, dan ekuitas dana berbasis akrual. Ketentuan lebih lanjut mengenai
penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada pemerintah pusat diatur dengan
Peraturan Menteri Keuangan. Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis
Akrual secara bertahap pada pemerintah daerah diatur dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri.
Perbedaan mendasar SAP berbasis kas menuju akrual dengan SAP berbasis akrual terletak
pada PSAP 12 menganai laporan operasional. Entitas melaporkan secara transparan besarnya
sumber daya ekonomi yang didapatkan, dan besarnya beban yang di tanggung untuk
menjalankan kegiatan pemerintahan. Surplus / deficit operasional merupakan penambah atau
pengurang ekuitas/ kekayaan bersih entitas pemerintahan bersangkutan ( PP NO 71 Tahun
2010)
2.

SAP berbasis Akrual

SAP Berbasis Akrual, yaitu SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang,
dan ekuitas dalampelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja,
dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan
dalam APBN/APBD.
Basis Akrual untuk neraca berarti bahwa asset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan di catat
pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh
pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas di terima atau di
bayar (PP No.71 tahun 2010).
SAP berbasis akrual di terapkan dalam lingkungan pemerintah yaitu pemerintah pusat,
pemerintah daerah dan satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/ daerah, jika
menurut peraturan perundang undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan
laporan keuangan (PP No.71 Tahun 2010).
SAP Berbasis Akrual tersebut dinyatakan dalam bentuk PSAP dan dilengkapi dengan
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah. PSAP dan Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan dalam rangka SAP Berbasis Akrual dimaksud tercantum dalam Lampiran I
Peraturan Pemerintah nomor 71 Tahun 2010.
Penyusunan SAP Berbasis Akrual dilakukan oleh KSAP melalui proses baku penyusunan
(due process). Proses baku penyusunan SAP tersebut merupakan pertanggungjawaban
profesional KSAP yang secara lengkap terdapat dalam Lampiran III Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010.
Penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap dilakukan dengan memperhatikan urutan
persiapan dan ruang lingkup laporan. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual dinyatakan dalam

bentuk PSAP dan dilengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. PSAP
dan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan dalam rangka SAP Berbasis Kas Menuju
Akrual tercantum dalam Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

2.1.1 Tahap - tahap penyiapan SAP yaitu (Supriyanto:2005):


a.

Identifikasi Topik untuk Dikembangkan Menjadi Standar

b.

Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam Komite

c.

Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja

d.

Penulisan draf SAP oleh Kelompok Kerja

e.

Pembahasan Draf oleh Komite Kerja

f.

Pengambilan Keputusan Draf untuk Dipublikasikan

g.

Peluncuran Draf Publikasian SAP (Exposure Draft)

h. Dengar Pendapat Terbatas (Limited Hearing) dan Dengar Pendapat Publik (Publik
Hearings)
i.

Pembahasan Tanggapan dan Masukan Terhadap Draf Publikasian

j.

Finalisasi Standar

Sebelum dan setelah dilakukan publik hearing, Standar dibahas bersama dengan Tim
Penelaah Standar Akuntansi Pemerintahan BPK. Setelah dilakukan pembahasan berdasarkan
masukan-masukan KSAP melakukan finalisasi standar kemudian KSAP meminta
pertimbangan kepada BPK melalui Menteri Keuangan. Namun draf SAP ini belum diterima
oleh BPK karena komite belum ditetapkan dengan Keppres. Suhubungan dengan hal tersebut,
melalui Keputusan Presiden, dibentuk Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. Komite ini
segera bekerja untuk menyempurnakan kembali draf SAP yang pernah diajukan kepada BPK
agar dapat segera ditetapkan.
Draf SAP pun diajukan kembali kepada BPK dan mendapatkan pertimbangan dari BPK.
BPK meminta langsung kepada Presiden RI untuk segera Menetapkan Standar Akuntansi
Pemerintahan dengan Peraturan Pemerintah (PP). Proses penetapan PP SAP pun berjalan
dengan Koordinasi antara Sekretariat Negara, Departemen Keuangan, dan Departemen
Hukum dan HAM, serta pihak terkait lainnya hingga penandatanganan Peraturan
Pemerintah.

2.1.2 Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan (KKAP) dan Kerangka


Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDP-LK).
KKAP dan KDPP-LK sama-sama menujukan pada 4 (empat) pihak yaitu: komite penyusun
standar, penyusun laporan keuangan, pemeriksa (auditor) dan para pemakainya. Ini agaknya
memang suatu hal yang tak bisa dihindari, sebab keempat pihak tersebut telah
menjadi fixed sebagai pengguna standar akuntansi.

Perbedaan baru mulai terlihat pada poin ruang lingkup. Sebab merupakan hal yang baru,
cakupan ruang lingkup yang dibahas dalam KKAP memang terkesan lebih banyak
pertimbangan adaptasi.
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, kerangka ini merumuskan konsep yang
mendasari penyusunan dan penyajiaan laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah.
Sebagai acuan bagi :
1.

Penyusunan Standar Akuntansi pemerintah (KSAP)

Tujuan KSAP adalah untuk meningkatkan transparasi dan akubilitas penyelenggaraan


akuntansi pemerintahan, melalui penyusunan dan pengembangan SAP.
2.

Penyusun laporan keuangan

3.

Pemeriksa

Adalah orang yang melakukan tugas pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
Negara untuk dan atas nama BPK(Badan Pemeriksa Keuangan).
4.

Para pengguna laporan keuangan

Pada KKAP ruang lingkupnya meliputi:


a) tujuan kerangka konseptual;
b) lingkungan akuntansi pemerintahan;
c) pengguna kebutuhan informasi para pengguna;
d) entitas pelaporan;
e) peranan dan tujuan pelaporan keuangan, serta dasar hukum;
f) asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang menentukan manfat informasi dalam laporan
keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala informasi akuntansi; dan
g) defenisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan.
(KKAP Paragraf 4)
Sementara pada KDPP-LK, ruang lingkupnya meliputi:
a) tujuan laporan keuangan;
b) karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan;
c) defenisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan; dan
d) konsep modal serta pemeliharaan modal.(KDPP-LK, paragraf 05)

2.1.3 Kandungan PP SAP


Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan terdiri
dari:

SAP berbasis Akrual


Lampiran I.01 ; Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan
Lampiran I.02 ; Penyajian laporan keuangan
Lampiran I.03 ; Laporan realisasi anggaran berbasis kas
Lampiran I.04 ; Laporan arus kas
Lampiran I.05 ; Catatan atas laporan keuangan
Lampiran I.06 ; Akuntansi persediaan
Lampiran I.07 ; Akuntansi investasi
Lampiran I.08 ; Akuntansi asset tetap
Lampiran I.09 ; Akuntansi kontruksi dalam pengerjaan
Lampiran I.10 ; Akuntansi kewajiban
Lampiran I.11; Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi
akuntansi, dan operasi yang tidak di lanjutkan
Lampiran I.12 ; Laporan keuangan konsolidasi
Lampiran I.13 ; Laporan keuangan operasional
SAP berbasis Kas menuju Akrual
Lampiran II.01 ; Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan
Lampiran II.02 ; Penyajian laporan keuangan
Lampiran II.03 ; Laporan realisasi anggaran
Lampiran II.04 ; Laporan arus kas
Lampiran II.05 ; Catatan atas laporan keuangan
Lampiran II.06 ; Akuntansi persediaan
Lampiran II.07 ; Akuntansi investasi
Lampiran II.08 ; Akuntansi asset tetap
Lampiran II.09 ; Akuntansi kontruksi dalam pengerjaan
Lampiran II.10 ; Akuntansi kewajiban
Lampiran III ; Proses penyusunan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual
2.2 Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan kerangka acuan dalam prosedur
yang berkaitan dengan penyajian laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan ini sendiri

terdiri dari sebuah pernyataan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan
serta seperangkat standar akuntansi keuangan.

Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PASK)
No. 1 paragraf 7 adalah :
Neraca;
Laporan laba-rugi;
Laporan perubahan ekuitas;
Laporan Arus Kas;
Catatan atas laporan keuangan.
Keberadaan SAK dibutuhkan untuk membentuk kesamaan prosedur dalam menjelaskan
bagaimana laporan keuangan disusun dan disajikan, oleh karenanya ia sangat berarti dalam
hal kesatuan bahasa dalam menganalisa laporan laporan keuangan bagi perusahaan, dana
pensiun dan unit ekonomi lainya.
Di Indonesia standar akuntansi keuangan tersebut dikenal dengan istilah Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang merupakan hasil perumusan Komite Prinsipil Akuntansi Indonesia
pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntansi Indonesia tahun 1984.
Standar Akuntansi Keuangan ini sendiri terdiri dari sebuah pernyataan kerangka dasar
penyusunan dan penyajian laporan keuangan serta seperangkat standar akuntansi keuangan
dengan 35 pernyataan. SAK ini mulai berlaku efektif tanggal 1 januari 1995. Sebagai
pedoman penyusunan dan penyajian laporan keuangan ia menjadi peraturan yang mengikat,
sehingga pengertian yang bias terhadap suatu pos laporan keuangan dapat dihindari.
Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan
Standar akuntansi merupakan salah satu cabang yang penting dalam mewujudkan suatu
tranparansi di segala bidang, khusunsya dunia binis ataupun praktik-praktik akuntansi yang
lain. Akuntansi berkembang dengan sangat cepat sejalan dengan adanya revolusi industri
dunia, prosedur akuntansi selama ini sering dikembangkan tanpa perdebatan maupun diskusi
yang berkepanjangan. Para akuntan mengembangkan metode-metode yang tampaknya akan
memenuhi kebutuhan perusahaan mereka masing-masing, sehingga hal ini menimbulkan
prosedur yang berbeda-beda di antara berbagai perusahaan dalam perlakukan akuntansi untuk
aktivitas yang sama. Standar akuntansi dirancang untuk membantu para akuntan dalam
menerapkan prinsipprinsip yang konsisten dalam perusahan yang berbeda.
Standar akuntansi oleh profesi dianggap sebagai cerminan posisi profesi yang diterima
umum, dan harus diikuti dengan penyusunan setiap laporan keuangan, kecuali jika keadaan
membenarkan adanya pengecualian terhadap standar yang ada. Standarstandar ini sering
disebut Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (PABU). Proses pembentukan standar
akuntansi atau sering disebut standar setting prosses merupakan proses yang cukup pelik
karea melibatkan aspek politik, bisnis, sosial dan budaya. Aspek politik cukup dominan
karena tarikan beberapa kepentingan, baik pihak pemerintah, swasta maupun profesi akuntan
itu sendiri. Hal ini dapat dipahami karena standar akuntansi yang akan diberlakukan akan
mengingat semua pihak.

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penetapan standar akuntansi, antara lain
:
1. Standar memberikan pedoman tentang informasi yang harus disajikan dalam laporan
posisi keuangan, kinerja, dan aktivitas sebuah organisasi bagi seluruh pengguna
informasi.
2. Standar memberikan petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yang memungkinkan
pengujian secara hati hati dan independen saat menggunakan keahlian dan
integritasnya dalam mengaudit laporan suatu organisasi serta saat membuktikan
kewajarannya.
3. Standar memberikan petunjuk tentang kumpulan data yang perlu disajikan yang
berkaitan dengan berbagai variable yang patut dipertimbangkan dalam bidang
perpajakan, regulasi, perencanaan serta regulasi ekonomi dan peningkatan efisiensi
ekonomi serta tujuan sosial lainnya.
4. Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang
berkepentingan dalam disiplin ilmu akuntansi.

2.3 Perbedaan SAK dan SAP


Perbandingan Definisi Aktiva, Kewajiban dan Ekuitas
menurut PSAK dan SAP

Aktiva

SAK

SAP

sumber daya yang dikuasai

sumber daya ekonomi yang

oleh perusahaan sebagai akibatdikuasai dan/atau dimiliki oleh


dari peristiwa masa lalu dan
dari mana manfaat ekonomi dipemerintah sebagai akibat dari
masa depan diharapkan akan
peristiwa masa lalu dan dari mana
diperoleh perusahaan.
manfaat ekonomi dan atau sosial
di masa depan diharapkan dapat
diperoleh,
baik oleh pemerintah maupun
masyarakat, serta dapat diukur
dalam satuan uang, termasuk
sumber daya non-keuangan yang
diperlukan untuk penyediaan jasa
bagi
masyarakat umum dan

sumber- sumber daya yang


dipelihara karena Balasan
sejarah dan budaya.
Kewajiban hutang perusahaan masa kiniutang yang timbul dari
yang timbul dari peristiwa masa
lalu,
penyelesaiannyaperistiwa masa lalu yang
diharapkan mengakibatkan arus
penyelesaiannya
keluar dari sumber daya
perusahaan yang mengandungmengakibatkan aliran keluar
manfaat ekonomi.
sumber daya ekonomi
pemerintah
Ekuitas

hak residual atas aktiva

Dikenal dengan ekuitas dana

perusahaan setelah dikurangi

adalah kekayaan bersih

semua kewajiban. hak residual pemerintah yang merupakan


atas aktiva perusahaan setelah selisih antara aset dan
dikurangi semua kewajiban.

kewajiban pemerintah.

Sumber : SAK Kerangka Konseptual par 49 dan SAP No 1 Par 8


Bila dalam PSAK dengan tegas memakai istilah laporan keuangan, maka karena masih
adaptasi, PSAP menggunakan istilah pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan tidak
mengacu secara tegas pada fisik laporan keuangan, melainkan pada proses penyusunannya.

BAB III
KESIMPULAN
Strategi adaptasi yang dipakai oleh KSAP dalam menyusun SAP merupakan langkah tepat
dalam memperkenalkan akuntansi pemerintahan di Indonesia. Meski strategi itu akhirnya
menimbulkan banyak kerancuan dan memiliki fleksibilitas yang tinggi, namun SAP terbukti
mampu menciptakan paradigma baru dalam akuntabilitas dan transparansi pengelolaan
keuangan negara.
Namun, membandingkan SAP dengan SAK hanya salah satu cara dalam rangka mengukur
sejauh mana standar tersebut bisa memenuhi tujuan awal disusunnya. Dengan catatan,
pembandingan itu tentu tidak bisa secara kaku, sebab sifat entitas pemakai keduanya berbeda.
Setelah membandingkan dengan SAK, dapat disimpulkan, SAP baru bisa menghasilkan
laporan keuangan yang memiliki tingkat keterbandingan (comparability) yang memadai bila
masing-masing entitas mempunyai pemahaman yang sama terhadap poin-poin SAP. Namun,
hal itu sepertinya sulit dicapai, karena strategi adaptasi yang diterapkan KSAP telah
menyebabkan SAP memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi. Artinya, uniformity atau
keseragaman menjadi suatu hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan standar
tersebut di kemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai