Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS

PERDARAHAN INTRA SEREBRAL

Oleh :
Putri Rara Imas Balerna Pratiwi
FAA 110 030

Pembimbing :
dr. Sutopo Marsudi Widodo, Sp.RM
dr. Tagor Sibarani
dr. Tharina Lawei

Dibawakan dalam rangka tugas kepaniteraan klinik pada bagian


Ilmu Rehabilitasi Medik dan Emergency Medicine

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU REHABILITASI MEDIK DAN


EMERGENCY MEDICINE
RSUD dr. DORIS SYLVANUS/FK UNPAR
PALANGKA RAYA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
Perdarahan intraserebral (PIS) adalah perdarahan yang terjadi di otak yang
disebabkan oleh pecahnya (ruptur) pada pembuluh darah otak. Perdarahan dapat
terjadi hanya pada satu hemisfer (lobar intracerebral hemorrhage), atau dapat pula
terjadi pada struktur dari otak, seperti thalamus, basal ganglia, pons, ataupun
cerebellum (deep intracerebral hemorrhage).
Perdarahan intraserebral lebih sering terjadi pada pria daripada wanita,
terutama yang lebih tua dari 55 tahun, dan dalam populasi tertentu, termasuk
orang kulit hitam dan Jepang. Selama periode 20 tahun studi The National Health
and Nutrition Examination Survey Epidemiologic menunjukkan insiden
perdarahan intraserebral antara orang kulit hitam adalah 50 per 100.000, dua kali
insiden orang kulit putih.

BAB II
LAPORAN KASUS
I. Primary Survey
Tn.D, laki laki
Vital sign

Tekanan Darah

: 180/110 mmHg

Nadi

: 90x/menit

Pernapasan

: 30x/menit

Suhu

: 37

Airway

: tidak terdapat sumbatan jalan nafas

Breathing

Spontan,

30x/menit

dengan

jenis

pernapasan

torakoabdominal, pergerakan thoraks simetris dan


tidak ditemukan ketinggalan gerak pada salah satu
thoraks.
Circulation

: TD 180/110 mmHg. Nadi 90 kali/menit, reguler, isi


cukup, CRT < 2 detik.

Dissability

: tidak sadar

Evaluasi masalah :Kasus ini merupakan kasus yang termasuk dalam


emergency yaitu penurunan kesadaran. Pasien pada
kasus ini diberi label pewarnaan triase dengan warna
merah.
Tatalaksana awal : Pasien ditempatkan di ruangan resusitasi.
II. Identitas Penderita
Nama

: Tn. D

Usia

: 60 tahun

Agama

: Islam

Pekerjaan : Pensiunan
Alamat

: Jln. G. Obos XII

III.Anamnesis
Alloanamnesis dengan penderita pada tanggal 22 Desember 2015 pukul
21.30 WIB.
1. Keluhan Utama : pasien tidak sadar
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang diantar keluarga dengan keluhan tidak sadarkan diri setelah
terjatuh dikamar mandi dan kepala pasien terbentur disudut BAK kamar
mandi 1 jam SMRS.
Anak pasien mengatakan pasien ditemukan cucunya dikamar mandi
dalam keadaan tergeletak dilantai dan tidak menyahut saat dipanggilpanggil. Pasien lalu langsung dibawa ke IGD.
Sebelum kejadian, pasien ingin mandi sehabis menonton televisi.
Pasien tidak memiliki riwayat serangan stroke sebelumnya dan tidak
pernah dirawat dirumah sakit.
3 hari yang lalu pasien ada mengatakan kepada anaknya, tubuhnya lemas
dan kepalanya terasa pusing. Pasien ada muntah 1x saat itu, kemudian
digosok minyak angin lalu pasien beristirahat tidak dibawa ke rumah
sakit.
Pasien memiliki riwayat Hipertensi tetapi tidak rutin meminum obat.
Pasien pernah menjalani pengobatan paru paru 1 tahun yang lalu dan
sudah selesai program meminum obat TBC.
Riwayat trauma sebelumnya yang lain disangkal. Kejang (-), demam (-)
IV. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum: Tampak sakit berat
Kesadaran

: Koma

GCS

: Eye (1), Motorik (1), Verbal (1).

2. Tanda vital
Tensi

:
: 180/110 mmHg

Nadi

: 90x/menit, reguler, isi cukup,

Suhu

: 37C, aksila

Respirasi

: 30 x/menit, torakoabdominal.

3. Kepala

: Normocephal, hematom di regio frontalis uk. 1x1

cm Palpebra hematom -/-, Conjungtiva anemis -/- , konjungtiva hiperemi


-/-, sklera tidak ikterik hypema -/-,

pupil anisokor 5 mm/3mm , racoon

eyes -/-, rhinorhea -, otorhea 4. Leher

: peningkatan JVP (-), KGB > (-)


5. Thoraks

a. Paru
Inspeksi

: Simetris, tidak ada ketinggalan gerak, frekuensi


napas

30

kali/menit,

jenis

pernapasan

torakoabdominal.
Palpasi

: Fremitusvocal sulit dievaluasi

Perkusi

: Sonor +/+ pada kedua lapang paru

Auskultasi

: Suara napas vesikuler pada kedua lapang paru, ronki


(-/-), wheezing (-/-).

b. Jantung
Inspeksi

: Ictus cordis tidak tampak

Palpasi

: Teraba pada SIC V 1 jari lateral midklavikula


sinistra

Auskultasi

: S1-S2 tunggal, tidak ada murmur dan gallop


6. Abdomen

datar, jejas -, laserasi -, supel

bising usus (+) normal , perkusi timpani , hepar dan


lien tidak membesar
7. Ekstremitas

Atas

: akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)

111/111
Bawah

: akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)

111/111
Pemeriksaan neurologis
-

Kaku kuduk (-), Babinsky Test (-), Oppenheim test (-)

V. Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium pada tanggal 23 Desember 2015 :
WBC

: 15,39 /uL

GDS

RBC

: 4,68/uL

Kreatinin : 1,42

HGB

: 13,6 g/dL

PLT

: 199/uL

CT scan kepala tanpa kontras & Rontgen Thorax

: 70 mg/dL

VI. Diagnosis Banding


Stroke Hemmoragik

Perdarahan Intraserebral

Stroke Iskemik

Perdarahan Sub arachnoid

VII. Diagnosis Kerja


Perdarahan intraserebri talamus, Perdarahan Intraventrikuler Hidrocefalus
Non- Communicans
VIII.
-

Penatalaksanaan

O2 10 lpm NRM
Head Up 30 degree
Infus Nacl 0,9% 16 tpm
Inj. Citicholin 2x 500 mg
o I
: penurunan

kesadaran

akibat

trauma

cerebral,

memperbaiki sirkulasi darah agar mencegah iskemik cerebri


o KI
: Reaksi Hipersensitif
Inj. Metamizole 3x 500 mg
o I
: meringankan nyeri dan kolik post operaso
o KI
: hipersenstif terhadap metamizole Na, hamil dan
menyusui, bayi < 3 bulan, Hipotensi dengan sistolik < 100 mmHg
Inj. Ranitidin 2 x 50 mg
o I

: tukak usus, tukak lambung, Sindroma Zollinger Ellison

o KI

: Reaksi Hipersensitif

Inj. Ceftriaxone 2x1 gram


o I
: infeksi patogen sensitif terhadap ceftriaxone, infeksi
saluran kemih, infeksi telinga, infeksi intra abdomen, meningitis,
infeksi tulang, profilaksis preoperatif.

o KI

: hipersensitif terhadap cephalosporin dan penisilin (reaksi

silang)
Manitol 20 % 200cc dalam 20 menit
o I
: terapi pada edema otak, oliguria pada gagal ginjal akut,
dan memiliki efek diuretik
o KI
: gagal jantung, edema paru, dan dehidrasi
Pemasangan DC dan NGT

IX. Usulan
Observasi KU dan TTV
Cek AGD dan elektrolit
Lumbal pungsi

Pro operasi Kraniotomy

BAB III
PEMBAHASAN
Pasien Tn.D datang ke IGD RSUD Dorys Sylvanus, kegawatan pada
kasus ini adalah penurunan kesadaran.
Perdarahan intraserebral (PIS) adalah perdarahan fokal dari pembuluh darah
dalam parenkim otak. Penyebabnya biasanya hipertensi kronis. Gejala umum
termasuk defisit neurologis fokal, seringkali dengan onset mendadak sakit kepala,
mual, dan penurunan kesadaran.

Pada pasien ini ditemukan tanda perdarahan intraserebral yakni


penurunan kesadaran dan pada pasien ditemukan riwayat hipertensi tak
terkontrol.
Kebanyakan perdarahan intraserebral juga dapat terjadi basal ganglia, lobus
otak, otak kecil, atau pons. Perdarahan intraserebral juga dapat terjadi di bagian
lain dari batang otak atau otak tengah. Sindroma utama yang menyertai stroke
hemoragik menurut Smith dapat dibagi menurut tempat perdarahannya yaitu
putaminal hemorrhage, thalamic hemorrhage, pontine hemorrhage, cerebellar
hemorrhage, lobar hemorrhage.
Untuk dapat mendignosis terjadinya stroke perdarahan intraserebral atau
stroke perdarahan sub arachnoid dengan melihat gejala awal dan pemeriksaan
klinis yaitu:
Tabel 1. Diagnosa banding stroke hemoragik dan non hemoragik
GEJALA

PERDARAHAN

INFARK

Umur

Sangat akut

Sub akut

Waktu serangan

Aktif

Bangun tidur

Peringatan sebelumnya

++

Nyeri Kepala

++

Muntah

++

Kejang-kejang

++

Kesadaran Menurun

++

+/-

Bradikardi

+++ (dari hari 1)

Perdarahan di Retina

++

Papil Edema

++

Ptosis

++

Lokasi

Subkortikal

Kortikal/subkortika

Kaku

Kuduk,

Brudzinski

Kernig,

Tabel 2. Diagnosa banding stroke perdarahan intraserebral dan perdarahan


subarachnoid
GEJALA

PIS

SAH

Timbulnya

Dalam 1 jam

1-2 menit

Nyeri Kepala

Hebat

Sangat hebat

Kesadaran

Menurun

++

Kejang

General

Tanda rangsang meningeal

+/-

+++

Hemiparase

++

+/-

Gangguan saraf otak

+++

Gejala-gejala pada penyumbatan pembuluh darah berbeda-beda tergantung


pembuluh darah mana yang tersumbat. Pada penyumbatan arteri cerebri media
terdapat hemiparesis yang sama. Hal ini terjadi jika sumbatan di pangkal arteri,
bila tidak di pangkal maka lengan lebih menonjol. Apabila terdapat penyumbatan
pada arteri cerebri anterior maka kelainan yang paling menonjol adalah pada
daerah tungkai.
Perdarahan Intraserebral paling sering terjadi ketika hipertensi kronis
melemahkan arteri, menyebabkannya robek. Penggunaan kokain atau amfetamin
dapat menyebabkan tekanan darah dan perdarahan sementara tapi sangat tingg.
Pada beberapa orang tua, protein abnormal yang disebut amiloid terakumulasi di
arteri otak. Akumulasi ini disebut angiopati amiloid melemahkan artei dan dapat
menyebabkan perdarahan.
Gejala klinis
Pada PIS yang akut dapat dijumpai :

Gejala awal biasanya pada waktu melakukan kegiatan


Nyeri kepala, mual, muntah
Biasanya terdapat hipertensi sedang dan berat
Riwayat kejang
Riwayat penggunaan obat antikoagulan atau trombolitik

Gold standart untuk mendefinisikan stroke hemoragik dengan stroke non


hemoragik adalah dengan CT SCAN, MRI, tetapi alat ini membutuhkan biaya
yang besar sehingga diagnosis ditegakkan atas dasar adanya suatu kelumpuhan
gejala yang dapat membedakan manifestasi klinis antara perdarahan infark.
Pemeriksaan Penunjang yang dapat dilakukan :
-

Kimia Darah
Lumbal pungsi
EEG
CT SCAN
Arterografi

Penatalaksanaan
-

Terapi Umum

a. Breathing : menjaga jalan nafas dengan memposisikan kepala sedikit ekstensi


untuk mencegah lidah jatuh ke belakang, pemberian oksigen 2-3 L/menit.
b. Blood
c. Brain

: kontrol tekanan darah dan nadi


: mengurangi edema, memenuhi intake cairan dengan pemberian

cairan isotonis seperti RL 12 jam/kolf, atasi gelisah dan kejang.


d. Bladder

: pasang kateter untuk miksi dan mengetahui output urine

e. Bowel

: memenuhi asupan makanan, kalori dan elektrolit

f. Body skin, bone

dilakukan rawat luka

Terapi Khusus
Operatif

apakah ada dekubitus, bila ditemukan dekubitus bisa

Tindakan operatif pada stroke perdarahan intraserebral dilakukan secara


elektif sesuai dengan indikasinya yaitu derajat kesadaran, lokasi dan besar
hematoma serta tidak adanya penyakit lain yang memperberat keadaan.
Tindakan operatif dilakukan pada kasus dengan efek massa atau
perdarahan pada fossa posterior atau perdarahan cerebellum. peradarahan
serebelum dengan diameter lebih dari 3 cm dilakukan kraniotomi dekompresi
Volume hematoma : bila massa hematoma >60 cc
Maasa dengan pergeseran midlineshift > 5 mm
Pasien dengan penurunan kesadaran disertai berkembangnya tanda-tanda
local dan peningkatan tekanan intracranial > 25mmHg.
Bila ditemukan hidrosefalus akut akibat perdarahan intraventrikel atau
serebelum dapat dilakukan VP shunting

Non operatif
Rehabilitasi : penderita perlu perawatan lanjutan secara intensif dan

dimobilisasi sesegera mungkin bila klinis neurologis dan hemodinamik stabil.


Perubahan posisi badan dan ekstremitas setiap 2 jam untuk mencegah
dekubitus.

Prognosis bervariasi bergantung pada tingkat keparahan stroke dan lokasi serta
volume dari perdarahan. Skor dari Skala Koma Glasgow yang rendah dapat
berhubungan dengan prognosis yang lebih buruk dan mortalitas yang tinggi.
Adanya darah dalam ventrikel bisa meningkatkan resiko kematian dua kali lipat.
Pasien yang menggunakan antikoagulan oral yang berhubungan dengan
perdarahan intraserebral juga memiliki outcome fungsional yang buruk dan
tingkat mortalitas yang tinggi.

BAB IV
KESIMPULAN
Demikian telah dilaporkan suatu kasus perdarahan intra serebri dari
seorang pasien laki-laki, Tn. D usia 60 tahun dengan keluhan tidak sadarkan diri
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.

DAFTAR PUSTAKA
1. Sidharta, Priguna. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. Penerbit : Dian
Rakyat. Jakarta : 2009
2. Harsono. 2000. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta. Gajah Mada
University Press.
3. Luyendijk W. Intracerebral hemorrhage. In : Vinken FG, Bruyn GW,
editors. Handbook of Clinical Neurology. New York : Elsevier ; 2005;
660-719.
4. M. Hasan dkk. 2011. Buku ajar Ilmu Penyakit Saraf. Surabaya: Pusat
Penerbitan dan Percetakan Unair
5. Silbernagl, S., Florian Lang. Teks & Atlas Berwarna Patofisiolofi. EGC :
Jakarta, 2007

Anda mungkin juga menyukai