haus, sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada
perabaan. Penampilan klinik ini seperti pada putaran tangkai tumor ovarium
atau mioma bertangkai.
Degenerasi lemak
Jarang terjadi, merupakan kelanjutan degenerasi hialin.
Pemeriksaan Diagnostik
Terapi
Pencegahan
Faktor Resiko
Hiperplasia Endometrium seringkali terjadi pada sejumlah wanita yang memiliki
resiko tinggi :9
1. Obesitas ( konversi perifer androgen menjadi estrogen dalam jaringan lemak )
2. Penderita Diabetes melitus
3. Pengguna estrogen dalam jangka panjang tanpa disertai pemberian progestin
pada kasus menopause
`Gejala Klinik
Siklus menstruasi tak teratur, tidak haid dalam jangka waktu lama (amenore)
ataupun menstruasi terus-menerus dan banyak. Selain itu, akan sering mengalami
plek bahkan muncul gangguan sakit kepala, mudah lelah dan sebagainya. Dampak
berkelanjutan dari penyakit ini, adalah penderita bisa mengalami kesulitan hamil dan
terserang anemia. Hubungan suami-istri pun terganggu karena biasanya terjadi
perdarahan yang cukup parah. 9
Terdapat 2 golongan :
1. Simple Hyperplasia
2. Complex Hyperplasia
dikerjakan
secara
poliklinis
dengan
Dilakukan dilatasi dan kuretase untuk terapi dan diagnosa perdarahan uterus. 9
Histeroskopi
Histeroskopi adalah tindakan dengan memasukkan peralatan teleskop kecil
kedalam uterus untuk melihat keadaan dalam uterus dengan peralatan ini selain
melakukan inspeksi juga dapat dilakukan tindakan pengambilan sediaan biopsi untuk
pemeriksaan histopatologi. 9
Terapi
Pada sebagian besar kasus , terapi hiperplasia endometrium atipik dilakukan
dengan
memberikan
hormon
progesteron.
Dengan
pemberian
progesteron,
Bila menstruasi tidak terjadi setiap bulan maka harus diberikan terapi
progesteron untuk mencegah pertumbuhan endometrium berlebihan.
Terapi terbaik adalah memberikan kontrasepsi oral kombinasi.
B. KURETASE
Definisi
Dilatasi serviks dan kuretase endometrium (D & C) adalah sebuah prosedur
pembedahan di mana leher rahim diperluas menggunakan dilator dan dinding rahim
dikerok dengan kuret, dilakukan untuk diagnosis dan pengobatan berbagai kondisi
rahim. 10
D & C adalah tindakan pembedahan ginekologi yang paling sering. Jika D&C
dikerjakan pada kecurigaan kanker endometrium atau serviks, harus diambil
spesimen dari endoserviks dulu (sebelum sondase dan dilatasi) dan diserahkan
terpisah dengan spesimen dari endometrium. Ini adalah kuretase fraksional (kuretase
bertingkat).10
Tujuan
D & C biasanya digunakan untuk memperoleh jaringan untuk evaluasi
mikroskopis untuk menyingkirkan kanker. Prosedur ini juga dapat digunakan untuk
mendiagnosa dan mengobati pendarahan menstruasi berat dan mendiagnosa polip
endometrium dan uterus fibroid . D & C dapat digunakan untuk menghapus jaringan
kehamilan setelah keguguran, aborsi yang tidak lengkap, atau melahirkan , atau
sebagai teknik aborsi awal hingga 16 minggu. Polip endometrium dapat dihilangkan,
dan kadang-kadang tumor jinak rahim (fibroid) dapat hilang.10
Deskripsi
D & C biasanya dilakukan di bawah anestesi umum, meskipun lokal
atau anestesi epidural juga dapat digunakan. Menggunakan lokal anestesi mengurangi
risiko dan biaya, tetapi pasien akan merasakan kram selama prosedur. Jenis anestesi
sering digunakan tergantung pada alasan untuk D & C.10
Untuk memulai prosedur (yang hanya beberapa menit untuk dilakukan),
dokter memasukkan alat untuk terus membuka dinding vagina , dan kemudian meluas
pembukaan uterus sampai vagina ( serviks ). Hal ini dilakukan dengan memasukkan
serangkaian batang runcing, masing-masing lebih tebal daripada yang sebelumnya,
atau dengan menggunakan instrumen khusus lainnya. Proses pembukaan leher rahim
disebut dilatasi .10
Setelah serviks dilatasi, dokter memasukkan perangkat berbentuk sendok yang
disebut
kuret ke
dalam
rahim. Kuret
ini
digunakan
rahim. Satu atau lebih sampel jaringan kecil dari lapisan rahim atau saluran leher
rahim akan dikirim untuk analisis dengan mikroskop untuk memeriksa sel-sel yang
abnormal. Walaupun
sedikit lebih
mahal
seperti
vakum aspirasi dengan cepat menggantikan D & C sebagai metode diagnostik, masih
sering digunakan untuk mendiagnosa dan mengobati beberapa kondisi, terutama bila
dicurigai kanker.10
Indikasi lain: perdarahan yang banyak (erratic bleeding), gagal pengobatan
(failed medical treatment) atau ada temuan kelainan seperti polyp atau tumor rahim
(fibroid).10
Dilatasi dan kuretase adalah teknik tradisional untuk mendapatkan sampel
endometrium untuk pemeriksaan patologis. Namun D dan C telah terbukti
menunjukkan
hilangnya
sejumlah
besar
patologi
termasuk: 10
polip endometrium
intrauterine mukus fibroid
sedikit daerah endometritis
hiperplasia atau kanker
IUD yang tertinggal
Persiapan
Karena pembukaan leher rahim dapat menyakitkan, obat penenang dapat
diberikan sebelum prosedur dimulai. Pernapasan yang dalam dan teknik relaksasi
lainnya dapat membantu mengurangi kram selama dilatasi serviks .10
Rehabilitasi
Seorang wanita yang telah dilakukan D & C di rumah sakit biasanya bisa
pulang pada hari yang sama atau hari berikutnya. Banyak wanita mengalami sakit
punggung dan kram ringan setelah prosedur ini dan mungkin akan mengeluarkan
darah beku kecil dalam satu atau dua hari. Pewarnaan vagina atau pendarahan dapat
terus berlangsung selama beberapa minggu.11
Kebanyakan ibu bisa melanjutkan kegiatan sehari-hari segera. Pasien harus
menghindari hubungan seksual, douching, dan tampon digunakan sedikitnya dua
minggu
untuk
mencegah
infeksi
sementara
serviks
menutup
dan
untuk
Demam
Perdarahan berat
D & C adalah operasi bedah yang membawa risiko tertentu yang terkait
dengan anestesi umum. Komplikasi jarang termasuk menusuk rahim (yang biasanya
sembuh
sendiri)
atau
kemih (yang
memerlukan
Hasil yang dianggap normal jika tidak terdapat penebalan serta tidak terdapat
pertumbuhan kanker. Penghapusan dinding rahim tidak menimbulkan efek samping,
bahkan menguntungkan. Lapisan rahim biasanya segera tumbuh lagi, sebagai bagian
dari siklus haid .10
Hasil Abnormal
Beberapa jenis penebalan rahim, yang disebut hiperplasia , dianggap
abnormal. Hiperplasia sederhana adalah suatu kondisi jinak di mana lapisan rahim
menjadi lebih tebal dan terdapat lebih
hiperplasia kompleks, kondisi lain di mana lapisan rahim telah menebal, juga kelenjar
endometrium lebih padat. Dalam 80% kasus kondisi ini akan diperbaiki, dan ada
sedikit risiko kanker. Hanya 1% dari hiperplasia sederhana dan 3% dari hiperplasia
kompleks akan menjadi kanker.10
Hiperplasia atipikal ditemukan lebih serius. Dalam tipe ini endometrium
menebal,
sel-selnya
abnormal. Dua
puluh
sembilan
persen
perempuan
dengan atipikal hiperplasia berkembang menjadi kanker. Bahkan, dalam 17% sampai
25%
dari
perempuan
dengan
atipikal
hiperplasia
yang
telah
dilakukan
10
serviks dan kemudian jepitlah dengan tenakulum atau klem Allis. Kuretlah kanalis
endoserviks dengan kuret Kevorkian atau yang serupa. Sondase uterus.10
Untuk wanita yang berusia > 40 tahun wajib (mandatory) dilakukan kuretase
jika mengalami PUD. Kuretase diagnostik memerlukan dilatasi serviks > 8mm
dengan menggunakan kuret tajam kecil secara sistematis, menyeluruh, sampel yang
baik dari semua bagian rongga rahim termasuk daerah ostium tuba. Kuretase
bertingkat dilakukan kuretase pada endoserviks diikuti dengan kuretase endometrium
dengan dua sampel diperiksa secara terpisah.10
D & C bukan sebuah prosedur yang sangat mudah karena hanya sebagian
lapisan rahim sebagai sampel. Oleh karena itu, sangat mungkin untuk kanker yang
akan dihilangkan. Karena itu, pasien dengan hiperplasia atipikal harus dilakukan D &
C lagi dalam tiga atau empat bulan. Menggabungkan histeroskopi dengan D&C dapat
meningkatkan ketepatan diagnosis dalam beberapa kasus. Namun, kombinasi ini tidak
dianjurkan
bila
karena
kemungkinan
bahwa
histeroskopi itu sendiri dapat membantu dalam penyebaran kanker melalui saluran
tuba .10
BAB II
ILUSTRASI KASUS
A.
IDENTITAS
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Suku/bangsa
Alamat
:
:
:
:
:
:
:
:
Ny. D
Perempuan
43 tahun
SMP
Ibu Rumah Tangga
Islam
Jawa/Indonesia
Jl. Gotong Royong
11
B.
1.
Keluhan Utama
Keluar darah dari kemaluan
Keluhan Tambahan
Lemas, batuk
2.
3.
4.
5.
Riwayat Menstruasi
Haid pertama umur 13 tahun
12
Sirkulasi haid :
6.
i.
Siklus
: Teratur, 28 hari
ii.
Lamanya
: Tujuh hari/bulan
iii. Banyaknya
: (+)
Riwayat Pernikahan
Ini adalah pernikahan pertama pasien, pada waktu nikah pasien berumur 25
tahun dan telah berlangsung 18 tahun
7.
Riwayat Obstetri
Pasien mempunyai 4 orang anak. Anak pertama lahir pada tahun 1994 dengan
panjang 38 cm dan berat 2600 gram, jenis kelaminnya laki-laki, lahir dengan
bantuan dokter. Anak kedua lahir pada tahun 1995 dengan panjang 40 cm dan
berat 3100 gram. jenis kelaminnya laki-laki, lahir dengan bantuan dokter. Anak
ketiga lahir pada tahun 1998 dengan panjang 40 cm dan berat 2700 gram. jenis
kelaminnya laki-laki, lahir dengan bantuan bidan. Anak keempat lahir pada tahun
2000 dengan panjang 40 cm dan berat 3000 gram. jenis kelaminnya laki-laki,
lahir dengan bantuan bidan.
8.
9.
Riwayat Operasi
Disangkal pasien
C.
PEMERIKSAAN FISIK
1.
Status Generalis
13
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Frekuensi nadi
: 66 x/menit
Suhu
: 35,8 C
Mata
Thoraks
2.
Cor
Pulmo
Abdomen
Ekstremitas
Genitalia
Status Ginekologi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Inspekulo
Genital
14
V-U-V
Portio
VT
D.
LABORATORIUM
Hb
: 8,8 gr/dl
Leukosit
: 5,8 ribu/l
Ht
: 27,7 %
Trombosit
: 415 ribu/ l
Masa perdarahan
: 3 menit
Masa pembekuan
: 15 menit
Masa protrombin
: Kontrol : 12 detik
Pasien : 15 detik
E.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG
15
16
F.
RESUME
Pasien datang dengan keluhan keluar darah dari kemaluan sejak tujuh hari yang lalu.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
Genital
Inspekulo
V-U-V
Portio
VT
G.
DIAGNOSIS
Uterus miomatosus + hiperplasia endometrium + menometroragia
H.
PENATALAKSANAAN
1) Rawat inap
2) Periksa H2TL, MP 3
3) IVFD
II RL
17
II Dx 5 % dalam 24 jam
4) mm/ Biosanbe 2x1 tab
Transamin 3 x 500 mg
Becom- C 1x1 tab
Amoxan 3 x 500 mg
R/ Kuretase bertingkat
Puasa 6 jam preoperatif
1 jam preoperatif diberi Taxegra 1 gram (IV)
I.
PROGNOSIS
Ad Vitam
: Bonam
J.
LAPORAN OPERASI
18
6. Dilakukan sondasi uterus dan didapatkan cavum uteri 11 cm dan uterus pada
posisi retroflexi
7. Dilatasi canalis servikalis dengan busi hegar No VI-IX
8. Dilakukan kuretase endocervix secara sistematis searah jarum jam dimulai
dari arah jam 12.00 dengan menggunakan sendok kuret tajam. Didapatkan
jaringan dari endocervix secukupnya. Endocervix tebal, putih, mengkilat dan
tidak rapuh. Hasil jaringan endocervix dimasukkan dalam botol I berisi
formalin untuk diperiksa ke PA.
9. Dilakukan kuretase endometrium secara sistematis searah jarum jam dimulai
dari arah jam 12.00 dengan menggunakan sendok kuret tajam. Didapatkan
jaringan dari endometrium secukupnya. Endometrium tebal, putih, mengkilat
dan tidak rapuh. Hasil jaringan endometrium dimasukkan dalam botol II berisi
formalin untuk diperiksa ke PA.
10. Dilakukan sondase ulang panjang corpus 11 cm
11. Pendarahan 50 cc
12. Koegel tang dan spekulum sims dilepaskan.
13. Dilakukan asepsis anti sepsis pada regio genitalia eksterna dan sekitarnya.
14. Perdarahan per vaginam pasca kuretase negatif.
19
K.
FOLLOW UP
Tanggal 13 April 2010, pukul 19.00 WIB
S/
O/
Status Generalis
Kesadaran umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 72 x/menit
RR
: 18 x/menit
Suhu
: 36,6 oC
Mata
Thoraks
Ekstremitas
Status Ginekologi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Genitalia
20
A/
P/
Diet
: TKTP
IVFD
: II RL
II Dextrose 5 %
Mm/ Amoxan
Biosanbe
Transamin 3x 500 mg
Becom C
1x 1 tab
Keluar gumpalan darah sebanyak 3 x dari kemaluan, lemas, BAK lancar BAB
(+)
O/
Status Generalis
Kesadaran umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 120/90 mmHg
Nadi
: 69 x/menit
RR
: 20 x/menit
Suhu
: 36,3 oC
Mata
Thoraks
21
Status Ginekologi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Genitalia
A/
P/
Diet
IVFD
: II RL
II Dextrose 5 %
Mm/ Amoxan
24 Jam
Biosanbe
2x1 tab
Transamin 3x 500 mg
Becom C
1x 1 tab
:9,8 gr/dl
Leukosit : 4,900 / l
Trombosit : 387 ribu / l
Ht : 31,5 %
22
Pusing, sakit tenggorokan karena batuk, BAK lancar, flatus (-), BAB (-),
O/
Status Generalis
Kesadaran umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 68 x/menit
RR
: 25 x/menit
Suhu
: 36,4 oC
Mata
Thoraks
23
Status Ginekologi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Genitalia
A/
menometroragia
P/
Diet
: Biasa
IVFD
: Aff
Mm/ Amoxan
Biosanbe
2x1 tab
Kalnex
3 x 500 mg
:9,8 gr/dl
Leukosit
: 4,900 / l
Trombosit
: 387 ribu / l
Ht
: 31,5 %
24
O/
Status Generalis
Kesadaran umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 64 x/menit
RR
: 24 x/menit
Suhu
: 36,3 oC
Mata
Thoraks
Ekstremitas
Status Ginekologi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Genitalia
25
A/
menometroragia
P/
Diet
: Biasa
Mm/ Ciprofloxacin
2 x 1 gr
Biosanbe
2x1 tab
26
BAB III
DISKUSI
Pada kasus ini hasil diagnosa yaitu uterus miomatosus dengan hiperplasia
endometrium dan menometrhoragia didapat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Dari anamnesis pasien mengaku keluar darah dari kemaluan sejak tujuh hari
yang lalu dan mengganti pembalut hingga 2 kali ( 100 cc) menandakan adanya suatu
kelainan pada uterus yang kemungkinan besar disebabkan oleh hiperplasia
endometrium. Pasien juga berusia 43 tahun, hal ini sesuai dengan literatur yang
mengatakan bahwa pada kasus uterus miomatosus paling sering ditemukan pada usia
35-45 tahun. Pada anamnesis juga didapatkan keluhan keluar darah dan haid yang
banyak dan memanjang (14 hari) sejak 1 tahun, hal ini sesuai dengan kepustakaan
bahwa gejala yang paling sering ditemukan pada pasien uterus miomatosus adalah
menometrorhagia. Pada kasus ini pasien juga mengeluh lemas hal ini kemungkinan
besar disebabkan oleh perdarahan yang keluar melalui kemaluannya.
Berdasarkan pemeriksaan fisik, didapatkan konjungtiva anemis, hal ini
disebabkan oleh adanya perdarahan pervaginam yang banyak sehingga pasien
mengalami anemia. Selain itu juga pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb
pasien 8,8 gr/dl yang juga disebabkan oleh perdarahan uterus yang berlebihan, hal ini
mendukung diagnosa uterus miomatosus. Pada pemeriksaan dengan memakai sonde
uterus didapatkan panjang cavum uterusnya adalah 11 cm, hal ini menguatkan
diagnosa uterus miomatosus, karena ukuran uterusnya berada antara 9-12 cm.
Pemeriksaan
penunjang
yang
dilakukan
adalah
USG,
didapatkan
27
28
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Mioma uteri adalah suatu tumor jinak yang tumbuh dalam otot uterus.
Tumor ini paling sering ditemukan pada wanita umur 35 45 tahun
(kurang lebih 25%) dan jarang pada wanita 20 tahun dan wanita post
menopause.
Salah satu gejala yang paling sering pada mioma uteri adalah
menometroragia.
Diagnosis pasti mioma uteri dengan USG dan penanganan mioma utieri
dan terapi
Saran
Sebaiknya dilakukan pemeriksaan patologi anatomi karena sangat
DAFTAR PUSTAKA
29
1.
Yuad
H.,
2007.
Miomectomi
Pada
Kehamilan.
Diunduh
dari
Santoso,
2007.
Mioma
Uteri.
Diunduh
dari
from
Jevuska
O,
2007.
Mioma
Geburt.
Available
5.
6.
Sutoto J. S. M., 2005. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital dalam Buku Ilmu
Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo, Jakarta.338-345
7.
Marjono
B.
A,
2008.
Tumor
Ginekologi.
Available
from
9.
Uterus,
Diunduh
Dari:
http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/10/hyperplasia-endometrium.html, 16
April 2010
10.
30