Anda di halaman 1dari 30

saASaASatampak khas apabila terjadi pada kehamilan muda disertai emesis,

haus, sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada
perabaan. Penampilan klinik ini seperti pada putaran tangkai tumor ovarium
atau mioma bertangkai.

Degenerasi lemak
Jarang terjadi, merupakan kelanjutan degenerasi hialin.

Komplikasi yang terjadi pada mioma uteri : 6


1. Degenerasi ganas.
Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6% dari seluruh
mioma; serta merupakan 50-75% dari semua sarkoma uterus. Keganasan umumnya
baru ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus yang telah diangkat. Kecurigaan
akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila terjadi
pembesaran sarang mioma dalam menopause.
2. Torsi (putaran tangkai).
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut
sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah sindrom abdomen akut.
Jika torsi terjadi perlahan-lahan, gangguan akut tidak terjadi.
3. Nekrosis dan infeksi.
Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karena
gangguan sirkulasi darah padanya.
A. HIPERPLASIA ENDOMETRIUM
Hiperplasia endometrium adalah keadaan dimana endometrium tumbuh secara
berlebihan. Kelainan ini bersifat benigna ( jinak ) ; akan tetapi pada sejumlah kasus
dapat berkembang kearah keganasan uterus . Sejumlah wanita berada pada resiko

tinggi menderita hiperplasia endometrium. Tulisan ini akan memberi penjelasan


mengenai : 9

Pemeriksaan Diagnostik

Terapi

Pencegahan

Faktor Resiko
Hiperplasia Endometrium seringkali terjadi pada sejumlah wanita yang memiliki
resiko tinggi :9
1. Obesitas ( konversi perifer androgen menjadi estrogen dalam jaringan lemak )
2. Penderita Diabetes melitus
3. Pengguna estrogen dalam jangka panjang tanpa disertai pemberian progestin
pada kasus menopause
`Gejala Klinik
Siklus menstruasi tak teratur, tidak haid dalam jangka waktu lama (amenore)
ataupun menstruasi terus-menerus dan banyak. Selain itu, akan sering mengalami
plek bahkan muncul gangguan sakit kepala, mudah lelah dan sebagainya. Dampak
berkelanjutan dari penyakit ini, adalah penderita bisa mengalami kesulitan hamil dan
terserang anemia. Hubungan suami-istri pun terganggu karena biasanya terjadi
perdarahan yang cukup parah. 9
Terdapat 2 golongan :
1. Simple Hyperplasia
2. Complex Hyperplasia

dengan dua subgolongan : dengan atau tanpa atypia


Complex Atypical Hyperplasia memiliki potensi keganasan paling tinggi
dimana sekitar20 30% tanpa pengobatan akan mengalami perubahan ke karsinoma
endometrium. 9
Pemeriksaan
Pada penderita perdarahan uterus abnormal yang disertai dengan faktor resiko
harus dilakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinan hiperplasia
endometrium:9
Pemeriksaan Ultrasonografi
Pada wanita pasca menopause ketebalan
endometrium pada pemeriksaan ultrasonografi
transvaginal kira kira < 4 mm. Untuk dapat
melihat keadaan dinding cavum uteri secara
lebih baik maka dapat dilakukan pemeriksaan
hysterosonografi dengan memasukkan cairan
kedalam uterus. 9
Biopsy
Diagnosis hiperplasia endometrium dapat
ditegakkan melalui pemeriksaan biopsi yang
dapat

dikerjakan

secara

poliklinis

dengan

menggunakan mikrokuret. Metode ini juga dapat


menegakkan diagnosa keganasan uterus. 9
Dilatasi dan Kuretase

Dilakukan dilatasi dan kuretase untuk terapi dan diagnosa perdarahan uterus. 9
Histeroskopi
Histeroskopi adalah tindakan dengan memasukkan peralatan teleskop kecil
kedalam uterus untuk melihat keadaan dalam uterus dengan peralatan ini selain
melakukan inspeksi juga dapat dilakukan tindakan pengambilan sediaan biopsi untuk
pemeriksaan histopatologi. 9

Simple, typical hyperplasia of endometrium. The hyperplastic endometrium consists


in proliferated epithelium with quasi-normal appearing (stratified, tall columnar, or
cuboidal) and proliferated cells in stroma. Often, the glands are dilated (cystic "Swiss
cheese" hyperplasia). (H&E, ob. x10). Diunduh dari
http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/10/hyperplasia-endometrium.html.

Complex Hyperplasia. Diunduh dari


http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/10/hyperplasia-endometrium.html

Terapi
Pada sebagian besar kasus , terapi hiperplasia endometrium atipik dilakukan
dengan

memberikan

hormon

progesteron.

Dengan

pemberian

progesteron,

endometrium dapat luruh dan mencegah pertumbuhan kembali. Kadang kadang


disertai dengan perdarahan per vaginam. Besarnya dosis dan lamanya pemberian
progesteron ditentukan secara individual. Setelah terapi , dilakukan biopsi ulang
untuk melihat efek terapi.9
Umumnya jenis progesteron yang diberikan adalah Medroxyprogetseron
acetate (MPA) 5 10 mg per hari selama 10 hari setiap bulannya dan diberikana
selama 3 bulan berturut turut. 9

Pada pasien hiperplasia komplek harus dilakukan evaluasi dengan D & C


fraksional dan terapi diberikan dengan progestin setiap hari selama 3 6 bulan. Pada
pasien hiperplasia komplek dan atipik sebaiknya dilakukan histerektomi kecuali bila
pasien masih menghendaki anak. 9
Pencegahan hiperplasia endometrium
Harus diambil langkah untuk menurunkan resiko hiperplasia endometrium : 9

Penggunaan etsrogen pada masa pasca menopause harus disertai


dengan pemberian progestin untuk mencegah karsinoma endometrium.

Bila menstruasi tidak terjadi setiap bulan maka harus diberikan terapi
progesteron untuk mencegah pertumbuhan endometrium berlebihan.
Terapi terbaik adalah memberikan kontrasepsi oral kombinasi.

Ubah gaya hidup untuk menurunkan berat badan.

B. KURETASE
Definisi
Dilatasi serviks dan kuretase endometrium (D & C) adalah sebuah prosedur
pembedahan di mana leher rahim diperluas menggunakan dilator dan dinding rahim
dikerok dengan kuret, dilakukan untuk diagnosis dan pengobatan berbagai kondisi
rahim. 10
D & C adalah tindakan pembedahan ginekologi yang paling sering. Jika D&C
dikerjakan pada kecurigaan kanker endometrium atau serviks, harus diambil
spesimen dari endoserviks dulu (sebelum sondase dan dilatasi) dan diserahkan

terpisah dengan spesimen dari endometrium. Ini adalah kuretase fraksional (kuretase
bertingkat).10
Tujuan
D & C biasanya digunakan untuk memperoleh jaringan untuk evaluasi
mikroskopis untuk menyingkirkan kanker. Prosedur ini juga dapat digunakan untuk
mendiagnosa dan mengobati pendarahan menstruasi berat dan mendiagnosa polip
endometrium dan uterus fibroid . D & C dapat digunakan untuk menghapus jaringan
kehamilan setelah keguguran, aborsi yang tidak lengkap, atau melahirkan , atau
sebagai teknik aborsi awal hingga 16 minggu. Polip endometrium dapat dihilangkan,
dan kadang-kadang tumor jinak rahim (fibroid) dapat hilang.10
Deskripsi
D & C biasanya dilakukan di bawah anestesi umum, meskipun lokal
atau anestesi epidural juga dapat digunakan. Menggunakan lokal anestesi mengurangi
risiko dan biaya, tetapi pasien akan merasakan kram selama prosedur. Jenis anestesi
sering digunakan tergantung pada alasan untuk D & C.10
Untuk memulai prosedur (yang hanya beberapa menit untuk dilakukan),
dokter memasukkan alat untuk terus membuka dinding vagina , dan kemudian meluas
pembukaan uterus sampai vagina ( serviks ). Hal ini dilakukan dengan memasukkan
serangkaian batang runcing, masing-masing lebih tebal daripada yang sebelumnya,
atau dengan menggunakan instrumen khusus lainnya. Proses pembukaan leher rahim
disebut dilatasi .10
Setelah serviks dilatasi, dokter memasukkan perangkat berbentuk sendok yang
disebut

kuret ke

dalam

rahim. Kuret

ini

digunakan

untuk mengikis lapisan

rahim. Satu atau lebih sampel jaringan kecil dari lapisan rahim atau saluran leher

rahim akan dikirim untuk analisis dengan mikroskop untuk memeriksa sel-sel yang
abnormal. Walaupun

sederhana, teknik yang

sedikit lebih

mahal

seperti

vakum aspirasi dengan cepat menggantikan D & C sebagai metode diagnostik, masih
sering digunakan untuk mendiagnosa dan mengobati beberapa kondisi, terutama bila
dicurigai kanker.10
Indikasi lain: perdarahan yang banyak (erratic bleeding), gagal pengobatan
(failed medical treatment) atau ada temuan kelainan seperti polyp atau tumor rahim
(fibroid).10
Dilatasi dan kuretase adalah teknik tradisional untuk mendapatkan sampel
endometrium untuk pemeriksaan patologis. Namun D dan C telah terbukti
menunjukkan

hilangnya

sejumlah

besar

patologi

termasuk: 10

polip endometrium
intrauterine mukus fibroid
sedikit daerah endometritis
hiperplasia atau kanker
IUD yang tertinggal
Persiapan
Karena pembukaan leher rahim dapat menyakitkan, obat penenang dapat
diberikan sebelum prosedur dimulai. Pernapasan yang dalam dan teknik relaksasi
lainnya dapat membantu mengurangi kram selama dilatasi serviks .10
Rehabilitasi
Seorang wanita yang telah dilakukan D & C di rumah sakit biasanya bisa
pulang pada hari yang sama atau hari berikutnya. Banyak wanita mengalami sakit

punggung dan kram ringan setelah prosedur ini dan mungkin akan mengeluarkan
darah beku kecil dalam satu atau dua hari. Pewarnaan vagina atau pendarahan dapat
terus berlangsung selama beberapa minggu.11
Kebanyakan ibu bisa melanjutkan kegiatan sehari-hari segera. Pasien harus
menghindari hubungan seksual, douching, dan tampon digunakan sedikitnya dua
minggu

untuk

mencegah

infeksi

sementara

serviks

menutup

dan

untuk

memungkinkan endometrium untuk sembuh sepenuhnya.10


Risiko
Risiko utama setelah prosedur tersebut adalah infeksi. Tanda-tanda infeksi meliputi:10

Demam

Perdarahan berat

Bau cairan vagina seorang wanita harus dilaporkan gejala-gejala tersebut ke


dokter, yang dapat mengobati infeksi dengan antibiotik sebelum menjadi serius.

D & C adalah operasi bedah yang membawa risiko tertentu yang terkait
dengan anestesi umum. Komplikasi jarang termasuk menusuk rahim (yang biasanya
sembuh

sendiri)

atau

menusuk usus atau kandung

pembedahan lebih lanjut untuk memperbaiki).11


Komplikasi jarang terjadi, antara lain:10
Perforasi uterus.
Hasil Normal

kemih (yang

memerlukan

Hasil yang dianggap normal jika tidak terdapat penebalan serta tidak terdapat
pertumbuhan kanker. Penghapusan dinding rahim tidak menimbulkan efek samping,
bahkan menguntungkan. Lapisan rahim biasanya segera tumbuh lagi, sebagai bagian
dari siklus haid .10
Hasil Abnormal
Beberapa jenis penebalan rahim, yang disebut hiperplasia , dianggap
abnormal. Hiperplasia sederhana adalah suatu kondisi jinak di mana lapisan rahim
menjadi lebih tebal dan terdapat lebih

banyak kelenjar endometrium . Pada

hiperplasia kompleks, kondisi lain di mana lapisan rahim telah menebal, juga kelenjar
endometrium lebih padat. Dalam 80% kasus kondisi ini akan diperbaiki, dan ada
sedikit risiko kanker. Hanya 1% dari hiperplasia sederhana dan 3% dari hiperplasia
kompleks akan menjadi kanker.10
Hiperplasia atipikal ditemukan lebih serius. Dalam tipe ini endometrium
menebal,

sel-selnya

abnormal. Dua

puluh

sembilan

persen

perempuan

dengan atipikal hiperplasia berkembang menjadi kanker. Bahkan, dalam 17% sampai
25%

dari

perempuan

dengan

atipikal

hiperplasia

yang

telah

dilakukan

histerektomi dalam waktu satu bulan setelah diagnosis, karsinoma ditemukan di


tempat lain dalam endometrium.10
D&C hampir selalu dikerjakan di ruang periksa atau ruang pembedahan untuk
pasien rawat jalan. Untuk D&C, pasien diletakkan pada posisi litotomi. Meskipun
paling sering digunakan anastetik lokal (misalnya blok paraserviks), kadang-kadang
diperlukan anastesi umum.11
Langkah D&C yang biasa dilakukan adalah sebagai berikut. Ulangi
pemeriksaan panggul. Bersihkan vagina dan perineum dengan antiseptik dan pasang
kain penutup. Masukkan spekulum yang berat ke posterior vagina. Perlihatkan

10

serviks dan kemudian jepitlah dengan tenakulum atau klem Allis. Kuretlah kanalis
endoserviks dengan kuret Kevorkian atau yang serupa. Sondase uterus.10
Untuk wanita yang berusia > 40 tahun wajib (mandatory) dilakukan kuretase
jika mengalami PUD. Kuretase diagnostik memerlukan dilatasi serviks > 8mm
dengan menggunakan kuret tajam kecil secara sistematis, menyeluruh, sampel yang
baik dari semua bagian rongga rahim termasuk daerah ostium tuba. Kuretase
bertingkat dilakukan kuretase pada endoserviks diikuti dengan kuretase endometrium
dengan dua sampel diperiksa secara terpisah.10
D & C bukan sebuah prosedur yang sangat mudah karena hanya sebagian
lapisan rahim sebagai sampel. Oleh karena itu, sangat mungkin untuk kanker yang
akan dihilangkan. Karena itu, pasien dengan hiperplasia atipikal harus dilakukan D &
C lagi dalam tiga atau empat bulan. Menggabungkan histeroskopi dengan D&C dapat
meningkatkan ketepatan diagnosis dalam beberapa kasus. Namun, kombinasi ini tidak
dianjurkan

bila

diduga karsinoma endometrium

karena

kemungkinan

bahwa

histeroskopi itu sendiri dapat membantu dalam penyebaran kanker melalui saluran
tuba .10
BAB II
ILUSTRASI KASUS

A.

IDENTITAS
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Suku/bangsa
Alamat

:
:
:
:
:
:
:
:

Ny. D
Perempuan
43 tahun
SMP
Ibu Rumah Tangga
Islam
Jawa/Indonesia
Jl. Gotong Royong

11

ANEMNESA : Tanggal 13 April 2010

B.

1.

Keluhan Utama
Keluar darah dari kemaluan
Keluhan Tambahan
Lemas, batuk

2.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan keluar darah dari kemaluan sejak tujuh hari yang
lalu dan mengganti pembalut hingga 2 kali ( 100 cc). Hari ini darah yang keluar
disertai dengan gumpalan dan tidak terdapat nyeri perut. Sebelumnya pasien juga
mengaku menstruasinya tidak berhenti. Sejak 1 tahun terakhir ini mengalami
menstruasi selama 14 hari. Setiap hari ganti 7x pembalut. Pasien juga mengeluh
batuk sejak dua hari yang lalu, dan bila pasien batuk darah yang keluar semakin
lama semakin banyak. Untuk mengurangi keluhan tersebut pasien hanya
memakai pembalut saja. Pasien sebelumnya sudah pernah dirawat di RS UKI
dengan keluhan yang sama. Selama ini bila haid banyak, lancar, nyeri haid ( + ).

3.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien pernah dirawat di RS UKI dengan diagnosis uterus myiomatosus,
hiperplasia endometrium, kista fungsional ovarium kanan, anemia gravis,
riwayat menometrhoragia. Terdapat riwayat maag, riwayat alergi, hipertensi dan
diabetes melitus disangkal.

4.

Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan seperti pasien.

5.

Riwayat Menstruasi
Haid pertama umur 13 tahun

12

Sirkulasi haid :

6.

i.

Siklus

: Teratur, 28 hari

ii.

Lamanya

: Tujuh hari/bulan

iii. Banyaknya

: 2-3 ganti kain/ 150 cc

iv. Sakit saat haid

: (+)

Riwayat Pernikahan
Ini adalah pernikahan pertama pasien, pada waktu nikah pasien berumur 25
tahun dan telah berlangsung 18 tahun

7.

Riwayat Obstetri
Pasien mempunyai 4 orang anak. Anak pertama lahir pada tahun 1994 dengan
panjang 38 cm dan berat 2600 gram, jenis kelaminnya laki-laki, lahir dengan
bantuan dokter. Anak kedua lahir pada tahun 1995 dengan panjang 40 cm dan
berat 3100 gram. jenis kelaminnya laki-laki, lahir dengan bantuan dokter. Anak
ketiga lahir pada tahun 1998 dengan panjang 40 cm dan berat 2700 gram. jenis
kelaminnya laki-laki, lahir dengan bantuan bidan. Anak keempat lahir pada tahun
2000 dengan panjang 40 cm dan berat 3000 gram. jenis kelaminnya laki-laki,
lahir dengan bantuan bidan.

8.

Riwayat Keluarga Berencana


Pasien tidak menggunakan KB

9.

Riwayat Operasi
Disangkal pasien

10. Riwayat Kebiasaan Psikososial


Pasien tidak merokok dan minum alkohol

C.

PEMERIKSAAN FISIK
1.

Status Generalis

13

Keadaan umum

: Tampak sakit ringan

Kesadaran

: Compos mentis

Tanda-tanda Vital

Tekanan darah

: 130/80 mmHg

Frekuensi nadi

: 66 x/menit

Suhu

: 35,8 C

Frekuensi napas : 20 x/menit

Mata

: Conjungtiva anemis +/+, sklera tidak ikterik

Thoraks

2.

Cor

: BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

Pulmo

: BND vesikuler, Rhonki -/-, wheezing -/-

Abdomen

: Bising usus 4x/menit

Ekstremitas

: Akral hangat, oedema tungkai -/-

Genitalia

: Keluar darah 25 cc, Fluor (-)

Status Ginekologi
Abdomen

Inspeksi

: Perut tampak datar

Palpasi

: Supel, nyeri tekan (-), defence muscular (-)

Perkusi

: Timpani, nyeri ketok (-)

Auskultasi

: Bising usus 4x/menit

Inspekulo

Genital

14

V-U-V

: Rugae(+), massa(-), agak hiperemis, fluksus (+), fluor


()

Portio

: Portio sebesar bola ping-pong, hiperemis (-), erosi (+),


OUE menutup

VT

: Rugae (+),Portio lunak


Ukuran uterus : sebesar telur bebek
Adneksa parametrium ki-ka nyeri (-), massa (-)
Cavum douglasi tidak menonjol
Nyeri goyang (-)

D.

LABORATORIUM
Hb

: 8,8 gr/dl

Leukosit

: 5,8 ribu/l

Ht

: 27,7 %

Trombosit

: 415 ribu/ l

Masa perdarahan

: 3 menit

Masa pembekuan

: 15 menit

Masa protrombin

: Kontrol : 12 detik
Pasien : 15 detik

E.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG

15

Uterus retrofleksi, 10,64 cm x 6,12 cm x 8,30 cm, GS (-), endometrium tebal


( 2,42 cm )
Kesan : Uterus miomatosus, hiperplasia endometrium, kista folikel ovarium kanan

16

F.

RESUME
Pasien datang dengan keluhan keluar darah dari kemaluan sejak tujuh hari yang lalu.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
Genital

Inspekulo

V-U-V

: Agak hiperemis, fluksus (+)

Portio

Portio sebesar bola ping-pong, erosi (+), OUE


menutup

VT

: Rugae (+),Portio lunak


Ukuran uterus : sebesar telur bebek, Adneksa
parametrium ki-ka, nyeri (-), massa (-), Cavum
douglasi tidak menonjol, Nyeri goyang (-)

Dari pemeriksaan penunjang didapatkan :


USG : Uterus retrofleksi, 10,64 cm x 6,12 cm x 8,30 cm, GS (-), endometrium
tebal (2,42 cm)

G.

DIAGNOSIS
Uterus miomatosus + hiperplasia endometrium + menometroragia

H.

PENATALAKSANAAN
1) Rawat inap
2) Periksa H2TL, MP 3
3) IVFD
II RL

17

II Dx 5 % dalam 24 jam
4) mm/ Biosanbe 2x1 tab
Transamin 3 x 500 mg
Becom- C 1x1 tab
Amoxan 3 x 500 mg
R/ Kuretase bertingkat
Puasa 6 jam preoperatif
1 jam preoperatif diberi Taxegra 1 gram (IV)

I.

PROGNOSIS
Ad Vitam

: Bonam

Ad Functionum : Dubia ad bonam


Ad Sanationum : Dubia ad malam

J.

LAPORAN OPERASI

Uraian Tindakan Operasi :


1. Pasien tidur terlentang dengan posisi litotomi dan narkose
2. Dilakukan asepsis dan antisepsis pada genitalia eksterna, vagina dan portio
3. Dipasang doek steril di kedua tungkai dan daerah lapangan operasi.
4. Dipasang spekulum sims pada vagina posterior dan anterior. Bibir anterior
portio dijepit dengan koegel tang pada arah jam 12.00.
5. Spekulum sims pada vagina anterior dilepas

18

6. Dilakukan sondasi uterus dan didapatkan cavum uteri 11 cm dan uterus pada
posisi retroflexi
7. Dilatasi canalis servikalis dengan busi hegar No VI-IX
8. Dilakukan kuretase endocervix secara sistematis searah jarum jam dimulai
dari arah jam 12.00 dengan menggunakan sendok kuret tajam. Didapatkan
jaringan dari endocervix secukupnya. Endocervix tebal, putih, mengkilat dan
tidak rapuh. Hasil jaringan endocervix dimasukkan dalam botol I berisi
formalin untuk diperiksa ke PA.
9. Dilakukan kuretase endometrium secara sistematis searah jarum jam dimulai
dari arah jam 12.00 dengan menggunakan sendok kuret tajam. Didapatkan
jaringan dari endometrium secukupnya. Endometrium tebal, putih, mengkilat
dan tidak rapuh. Hasil jaringan endometrium dimasukkan dalam botol II berisi
formalin untuk diperiksa ke PA.
10. Dilakukan sondase ulang panjang corpus 11 cm
11. Pendarahan 50 cc
12. Koegel tang dan spekulum sims dilepaskan.
13. Dilakukan asepsis anti sepsis pada regio genitalia eksterna dan sekitarnya.
14. Perdarahan per vaginam pasca kuretase negatif.

19

K.

FOLLOW UP
Tanggal 13 April 2010, pukul 19.00 WIB
S/

Keluar darah dari kemaluan, lemas, pusing

O/

Status Generalis
Kesadaran umum

: Tampak sakit ringan

Kesadaran

: Compos mentis

Tekanan darah

: 120/80 mmHg

Nadi

: 72 x/menit

RR

: 18 x/menit

Suhu

: 36,6 oC

Mata

: Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-

Thoraks

: Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)


Pulmo : BND vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Ekstremitas

: Akral hangat, edema (-), cappilary refill < 2

Status Ginekologi
Abdomen
Inspeksi

: Perut tampak datar

Palpasi

: Supel, nyeri tekan (-), defense muscular (-)

Perkusi

: Timpani, Nyeri ketok (-)

Auskultasi

: Bising usus 4x/menit

Genitalia

: Fluksus 10 cc, flour (-)

20

A/

Uterus miomatosus + hyperplasia endometrium + menometroragia

P/

Diet

: TKTP

IVFD

: II RL
II Dextrose 5 %

Mm/ Amoxan
Biosanbe

3 x 500 mg ( hari pertama )


2x1 tab

Transamin 3x 500 mg
Becom C

1x 1 tab

Rencana kuret bertingkat tanggal 14 April 2010, pukul 13.00


Puasa 6 jam pre op, 1 jam pre op diberi Taxegram 1 gr.
Tanggal 14 April 2010, pukul 6.30 WIB
S/

Keluar gumpalan darah sebanyak 3 x dari kemaluan, lemas, BAK lancar BAB

(+)
O/

Status Generalis
Kesadaran umum

: Tampak sakit ringan

Kesadaran

: Compos mentis

Tekanan darah

: 120/90 mmHg

Nadi

: 69 x/menit

RR

: 20 x/menit

Suhu

: 36,3 oC

Mata

: Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-

Thoraks

: Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

21

Pulmo : BND vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/Ekstremitas

: Akral hangat, edema (-), cappilary refill < 2

Status Ginekologi
Abdomen
Inspeksi

: Perut tampak datar

Palpasi

: Supel, nyeri tekan (-), defense muscular (-)

Perkusi

: Timpani, Nyeri ketok (-)

Auskultasi

: Bising usus 2 x/menit

Genitalia

: Fluksus 150 cc, flour (-)

A/

Uterus miomatosus + hyperplasia endometrium + menometroragia

P/

Diet

: Puasa 6 jam pre OP mulai jam 7.00

IVFD

: II RL

II Dextrose 5 %
Mm/ Amoxan

24 Jam

3 x 500 mg ( hari kedua )

Biosanbe

2x1 tab

Transamin 3x 500 mg
Becom C

1x 1 tab

1 jam pre op Taxegram 1 gr


Hasil laboratorium tanggal 14 april 2010
Hb

:9,8 gr/dl

Leukosit : 4,900 / l
Trombosit : 387 ribu / l
Ht : 31,5 %

22

Tanggal 14 April 2010, pukul 14.00 WIB


Telah dilakukan curetage bertingkat a.i uterus miomatosus + hyperplasia
endometrium + menometroragia. Sebelum curet, sondase cavum uteri 11 cm,
retroflexi. Endoservix tebal, putih mengkilap, tidak rapuh ( botol 1 ). Endometrium
tebal putih mengkilap, tidak rapuh ( botol 2 ). Sondase pasca curettage cavum uteri 11
cm, retroflexi, perdarahan (-).
Instruksi / planning :
Ciprofloxan 2 x 500 mg
Biosanbe 2 x 1 cap
Besok boleh pulang : control Rabu 21 April 2010

Tanggal 14 April 2010, pukul 20.15 WIB


S/

Pusing, sakit tenggorokan karena batuk, BAK lancar, flatus (-), BAB (-),

O/

Status Generalis
Kesadaran umum

: Tampak sakit ringan

Kesadaran

: Compos mentis

Tekanan darah

: 110/70 mmHg

Nadi

: 68 x/menit

RR

: 25 x/menit

Suhu

: 36,4 oC

Mata

: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Thoraks

: Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

23

Pulmo : BND vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/Ekstremitas

: Akral hangat, edema (-), cappilary refill < 2

Status Ginekologi
Abdomen
Inspeksi

: Perut tampak datar

Palpasi

: Supel, nyeri tekan (-), defense muscular (-)

Perkusi

: Timpani, Nyeri ketok (-)

Auskultasi

: Bising usus (-)

Genitalia
A/

: Tampon (+), rembesan darah (-)

Pasca kuretase bertingkat a.i uterus miomatosus + hyperplasia endometrium,

menometroragia
P/

Diet

: Biasa

IVFD

: Aff

Mm/ Amoxan

3 x 500 mg ( hari kedua )

Biosanbe

2x1 tab

Kalnex

3 x 500 mg

Hasil laboratorium tanggal 14 april 2010


Hb

:9,8 gr/dl

Leukosit

: 4,900 / l

Trombosit

: 387 ribu / l

Ht

: 31,5 %

24

Tanggal 15 April 2010, pukul 6.30 WIB


S/

Pusing, BAB (-), flatus (+), BAK lancar

O/

Status Generalis
Kesadaran umum

: Tampak sakit ringan

Kesadaran

: Compos mentis

Tekanan darah

: 110/70 mmHg

Nadi

: 64 x/menit

RR

: 24 x/menit

Suhu

: 36,3 oC

Mata

: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Thoraks

: Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)


Pulmo : BND vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Ekstremitas

: Akral hangat, edema (-), cappilary refill < 2

Status Ginekologi
Abdomen
Inspeksi

: Perut tampak datar

Palpasi

: Supel, nyeri tekan (-), defense muscular (-)

Perkusi

: Timpani, Nyeri ketok (-)

Auskultasi

: Bising usus 2 x/menit

Genitalia

: Bercak darah (+)

25

A/

Pasca kuretase bertingkat a.i uterus miomatosus + hyperplasia endometrium,

menometroragia
P/

Diet

: Biasa

Mm/ Ciprofloxacin

2 x 1 gr

Biosanbe

2x1 tab

Tanggal 15 April 2010, pasien menyatakan menolak untuk melakukan pemeriksaan


jaringan PA.

26

BAB III
DISKUSI

Pada kasus ini hasil diagnosa yaitu uterus miomatosus dengan hiperplasia
endometrium dan menometrhoragia didapat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Dari anamnesis pasien mengaku keluar darah dari kemaluan sejak tujuh hari
yang lalu dan mengganti pembalut hingga 2 kali ( 100 cc) menandakan adanya suatu
kelainan pada uterus yang kemungkinan besar disebabkan oleh hiperplasia
endometrium. Pasien juga berusia 43 tahun, hal ini sesuai dengan literatur yang
mengatakan bahwa pada kasus uterus miomatosus paling sering ditemukan pada usia
35-45 tahun. Pada anamnesis juga didapatkan keluhan keluar darah dan haid yang
banyak dan memanjang (14 hari) sejak 1 tahun, hal ini sesuai dengan kepustakaan
bahwa gejala yang paling sering ditemukan pada pasien uterus miomatosus adalah
menometrorhagia. Pada kasus ini pasien juga mengeluh lemas hal ini kemungkinan
besar disebabkan oleh perdarahan yang keluar melalui kemaluannya.
Berdasarkan pemeriksaan fisik, didapatkan konjungtiva anemis, hal ini
disebabkan oleh adanya perdarahan pervaginam yang banyak sehingga pasien
mengalami anemia. Selain itu juga pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb
pasien 8,8 gr/dl yang juga disebabkan oleh perdarahan uterus yang berlebihan, hal ini
mendukung diagnosa uterus miomatosus. Pada pemeriksaan dengan memakai sonde
uterus didapatkan panjang cavum uterusnya adalah 11 cm, hal ini menguatkan
diagnosa uterus miomatosus, karena ukuran uterusnya berada antara 9-12 cm.
Pemeriksaan

penunjang

yang

dilakukan

adalah

USG,

didapatkan

endometrium lebih tebal yaitu 2,42 cm yang menandakan adanya hyperplasia


endometrium.

27

Kemudian dilakukan tindakan curettage betingkat untuk mendapatkan


diagnostik yang pasti penyebab dari perdarahan pervaginam yang dialami oleh
pasien, selain itu curettage bertingkat juga berguna sebagai terapi pada untuk
menghentikan perdarahan pada pasien ini.
Sayangnya pasien tidak bersedia untuk dilakukan pemeriksaan patologi
anatomi yang diharapkan dapat menjelaskan penyebab terjadinya perdarahan
pervaginam yang abnormal pada pasien, apakah disebabkan oleh hiperplasia
endometriumnya atau adanya suatu keganasan pada uterus pasien. Hal ini disebabkan
oleh masalah ekonomi yang dihadapi oleh pasien yang pekerjaannya seorang ibu
rumah tangga dan suami pasien telah meninggal dunia.

28

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Mioma uteri adalah suatu tumor jinak yang tumbuh dalam otot uterus.
Tumor ini paling sering ditemukan pada wanita umur 35 45 tahun
(kurang lebih 25%) dan jarang pada wanita 20 tahun dan wanita post

menopause.
Salah satu gejala yang paling sering pada mioma uteri adalah

menometroragia.
Diagnosis pasti mioma uteri dengan USG dan penanganan mioma utieri

adalah dengan konservatif dan operatif.


Keluhan utama hiperplasia endometrium adalah perdarahan uterus yang
abnormal. penatalaksanaan hyperplasia endometrium salah satunya
dengan curettage bertingkat
Curettage bertingkat sangat bermanfaat dalam menentukan diagnostik

dan terapi
Saran
Sebaiknya dilakukan pemeriksaan patologi anatomi karena sangat

bermanfaat dalam menentukan diagnosis dan terapi selanjutnya


Memperbaiki gaya hidup
Usahakan selalu rutin kontrol ke dokter spesialis untuk mencegah
komplikasi tindakan dan perkembangan penyakit yang diderita.

DAFTAR PUSTAKA

29

1.

Yuad

H.,

2007.

Miomectomi

Pada

Kehamilan.

Diunduh

dari

http://www.ksuheimi.blogspot.com. Accested : March 01, 2008.


2.

Santoso,

2007.

Mioma

Uteri.

Diunduh

dari

from

http://www.pinkerzzz03.blogspot.com. Accested : March 01, 2008.


3.

Jevuska

O,

2007.

Mioma

Geburt.

Available

http://www.oncejevuska.blogspot.com. Accested : March 01, 2008.


4.

Antoni S, 2008. Sekilas tentang Tumor (Myoma) Rahim . Available from :


http://www.klinikandalas.wordpress.com. Accested : March 02, 2008.

5.

Suwiyoga K, 2003. Mioma Uterus dalam Buku Pedoman Diagnosis-Terapi


dan Bagan Alir Pelayanan Pasien. SMF Obsgin FK UNUD RS Sanglah,
Denpasar. 201-206

6.

Sutoto J. S. M., 2005. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital dalam Buku Ilmu
Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo, Jakarta.338-345

7.

Marjono

B.

A,

2008.

Tumor

Ginekologi.

Available

from

http://www.geocities.com. Accested : March 02, 2008.


8.

Edward E, 2007. Uterine Miomas : Comprehensive Review. Available from :


http://www.gynalternatives.com. Accested : March 02, 2008.

9.

Widjanarko 2007, Ginekologi, Kelainan

Uterus,

Diunduh

Dari:

http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/10/hyperplasia-endometrium.html, 16
April 2010
10.

Conrad, M.S, 2008, Dilation and Curettage (D&C), Diunduh dari :


http://www.medicinenet.com/dilation_and_curettage/article.htm, 16 April 2010

30

Anda mungkin juga menyukai