Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

Pertusis merupakan salah satu penyakit menular saluran pernapasan yang disebabkan oleh
kuman gram (-) Bordetella pertussis. Di seluruh dunia insidensi pertussis banyak didapatkan
pada bayi dan anak kurang dari 5 tahun. meskipun anak yang lebih besar dan orang dewasa
masih mungkin terinfeksi oleh B.pertussis. Insidensi terutama didapatkan pada bayi atau anak
yang belum diimunisasi. Pertusis adalah penyakit yang sangat epidemic karena mengenai
negara-negara berkembang dan beberapa bagian dari negara maju, seperti Amerika Serikat,
Italia, Jerman. Namun setelah vaksinasi, angka kematian bisa ditekan hingga 10/10.000 populasi.
Seiring dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, pertusis diharapkan
tidak diketemukan lagi.

TINJAUAN PUSTAKA
Pertussis merupakan penyakit infeksi saluran pernafasan akut yang dapat menyerang setiap
orang yang rentan seperti anak-anak yang tidak diimunisasi atau pada orang dewasa dengan
kekebalan menurun.

Epidemiologi
Pertussis adalah salah satu dari penyakit-penyakit yang paling menular dimana perempuan lebih
sering daripada laki-laki dengan perbandingan 0.9:1. Namun dengan laporan terbaru
perbandingan insidensi antara perempuan dan laki-laki menjadi sama sampai umur dibawah 14
tahun.
Diagnosis :
Pertusis dapat didiagnosis selama stadium paroksismal. Batuk lebih dari 2 minggu dengan
emesis, Leukositosis (20.000-50.000/mm darah) dengan limfositosis absolut khas, pada bayibayi jumlah leukosit tidak dapat menolong untuk diagnosis, oleh karena respon limfositosis
terdapat pula pada banyak infeksi. Foto toraks dapat memperlihatkan infiltrat perihiler,
atelaktasis atau empiema. Diagnosis serologis dapat dilakukan dengan penentuan antibodi toksin

pertussis dari sepasang serum. ELISA dapat dipakai untuk menentukan IgM, IgG, dan IgA serum
terhadap filamentous hemoaglutinin (FHA) dan toksin pertussis (TP). Panas tinggi sering
menandakan adanya infeksi sekunder oleh bakteria. Batuk dengan tekanan tinggi dapat
menimbulkan ruptur alveoli, empisema interstitiel/subkutan dan pneumotoraks.
Prognosis
angka kematian telah menurun, Kebanyakan kematian disebabkan oleh ensefalopati dan
pneumonia atau komplikasi paru-paru lain.

DAFTAR PUSTAKA
1. Law, Barbara J. Pertussis. Kendigs : Disorders of Respiratory Tract in Children. Philadelphia,
USA. WB Saunders, 1998. 6th edition. Chapter 62. h :1018-1023.
2. Garna, Harry. Pertusis. Azhali M.S, dkk : Ilmu Kesehatan Anak Penyakit Infeksi Tropik.
Bandung, Indonesia. FK Unpad, 1993. h: 80-86.
3. Long, Sarah S. Pertussis. Nelson : Textbook of Pediatrics. USA. WB Saunders, 2004. 17th
edition. Chapter 180. h: 908-912,1079.
4. Shehab, Ziad M. Pertussis. Taussig-Landau : Pediatric Respiratory Medicine. Missouri, USA.
Mosby Inc. 1999. Chapter 42. h: 693-699. 5. Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Pertusis.
Staf pengajar I.K.Anak FKUI : Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta, Indonesia. FKUI,
1997.Jilid2.h:564-566.

Anda mungkin juga menyukai