Ny. Sadjini - GGG Campuran Anxietas N Depresi
Ny. Sadjini - GGG Campuran Anxietas N Depresi
II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. M
Usia
: 34 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Status
: Menikah
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Alamat
: Jakarta
RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Oktober 2015,
pukul 10.30 WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan.
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan dengan keluhan sulit
tidur.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan untuk kontrol karena
obat habis dan masih sulit tidur. Saat ini pasien mengeluh masih sering kepikiran
tentang masalah rumah tangganya, masih merasa belum percaya penuh kembali
kepada suaminya, dan masih sering menangis jika mengingat masalah
perselingkuhan suaminya.
Keluhan pasien mulai dirasakan sejak 6 bulan yang lalu saat melihat pesan di
handphone suaminya yang ternyata merupakan istri siri suaminya. Sejak saat itu
pasien menangis setiap hari, tidak nafsu makan hingga berat badan pasien turun
hingga 12 kg bahkan pasien merasa ingin bunuh diri. pasien juga mengatakan
bahwa pasien malas untuk memasak bahkan untuk anaknya sendiri, pasien juga
mengatakan malas dan takut bertemu dengan orang lain bahkan bertemu orang
tuanya sendiri. Pasien juga mengaku bahwa pasien sering merasa mudah lelah,
dan letih. Pasien juga merasa kepalanya sakit seperti tegang, dan punggung dan
dada pasien terasa panas jika pasien sedang memikirkan masalah perselingkuhan
suaminya. Pasien juga mengaku sulit untuk tidur karena sedih memikirkan
masalah rumah tangganya.
Pasien awalnya tidak bercerita kepada siapapun tentang masalah rumah
tangganya karena takut jika suami pasien di benci oleh keluarga pasien dan pasien
1
juga takut jika keluarganya menyuruh pasien untuk bercerai. Namun, sebulan
belakangan, ibu pasien mengamati tubuh pasien yang semakin kurus, dan
wajahnya yang pucat, akhirnya pasien bercerita kepada ibu pasien tentang
masalah rumah tangga yang sedang di alami oleh pasien, lalu ibu pasien
menyarankan pasien untuk bersabar, mendekatkan diri kepada Tuhan dan berobat
ke dokter untuk konsultasi masalah rumah tangganya. Pasien juga mengakui
hubungannya dengan suaminya saat ini sudah membaik, suami pasien sudah
meminta maaf kepada pasien dan ingin melupakan masalah yang pernah di alami.
Suami pasien juga bersumpah untuk tidak melakukan kesalahannya lagi. Pasien
juga mengaku bahwa anak pasien merupakan alasan untuk pasien tetap
mempertahankan rumah tangganya, karena anak pasien selalu mendukung pasien
agar tegar dan tidak sedih terus menerus.
Hubungan pasien saat ini dengan keluarga suami pasien saat ini kurang baik,
pasien mengaku mertua pasien sering menyalahkan pasien atas apa yang sudah
suami pasien lakukan, mertua pasien mengatakan bahwa suami pasien
berselingkuh karena pasien terlalu galak. Semenjak saat itu pasien merasa takut
jika berbicara dengan mertua pasien.
Setelah 2 minggu pengobatan pasien merasa saat ini sudah lebih baik, nafsu
makan pasien mulai kembali, bahkan berat bdan pasien naik 2 kg, namun pasien
masih sering merasa sedih jika teringat kembali masalahnya, dan jika ada orang
yang bertanya tentang masalahnya. Pasien mengaku saat ini sudah mulai
beraktivitas walaupun belum kembali aktivitas seperti dulu seperti berbelanja,
memasak atau pergi bersama kakak pasien, namun pasien sudah keluar rumah
untuk mengikuti pengajian, atau pergi ke rumah orang tuanya untuk bercerita.
Pasien tidak pernah mendengar bisikan- bisikan yang tidak ada orangnya.
Pasien tidak pernah melihat bayangan yang orang lain tidak lihat. Pasien tidak
pernah mencium bau-bauan yang tidak ada sumber baunya. Pasien tidak pernah
merasa seperti ada sesuatu yang menyentuh tubuhnya. Pasien tidak pernah
merasakan rasa makanan padahal saat itu ia tidak makan. Ketika pasien
bercermin, pasien tidak pernah merasakan ada hal aneh atau merasa dirinya aneh.
Pasien juga tidak merasa lingkungan sekitar pasien aneh. Pasien juga tidak pernah
merasakan lingkungan atau kamar pasien tiba-tiba terasa mengecil atau membesar
ukurannya.
Pasien suka menonton TV, ketika pasien menonton berita, pasien tidak pernah
merasa bahwa kedua pembawa berita seolah-olah sedang mengejeknya dan
2
rumah dan mempunyai banyak teman. Saat dewasa, pasien mampu bersosialisasi
dengan tetangga-tetangga di sekitar rumah.
Saat anamnesa tentang memori jangka segera, dan di beri 5 nama kota dan 5
nama buah, pasien dapat mengulangi nama buah dan kota naun ada 1 nama yang
lupa atau tersebut dua kali. Lalu saat di tanya mengenai kendaraan yang dia naiki
saat ke Rumah sakit pasien dapat mengingat dengan baik,. Saat di tanya daerah
sekolah saat pasien SD pasien dapat menyebutkan dengan baik.
Pasien juga terlihat memiliki ilmu pengetahuan umum yang baik, terbukti saat
di tanya tentang siapa Presiden Indonesia saat ini, pasien menjawab Jokowidodo,
dan kerikat di tanya siapa nama Gubernur Jakarta saat ini pasien menjawab Ahok.
Penilaian daya konsentrasi pasien baik. Pasien dapat mengikuti wawancara
dengan baik dari awal sampai dengan selesai. Pasien dapat menjawab pertanyaan
tentang perhitungan dan pengurangan 100 7 dengan tepat.
Orientasi waktu pasien baik, terbukti dengan pasien mengetahui waktu ketika
wawancara berlangsung, yaitu siang hari. Orientasi tempat pasien baik, terbukti
dengan pasien mengetahui bahwa ia sedang berada di Poliklinik Psikiatri RSUP
Persahabatan. Orientasi orang baik, terbukti dengan pasien mengetahui bahwa
pemeriksa adalah dokter. Orientasi situasi baik, terbukti denganpasien mengetahui
bahwa ia sedang diwawancarai dan berkomunikasi dengan dokter.
Daya abstrak pasien baik, pasien dapat menjawab pertanyaan mengenai
persamaan dan perbedaan jeruk dan bola tenis. Uji daya nilai pasien baik, karena
ketika diberikan suatu permasalahan apabila pasien bertemu dengan seorang
nenek-nenek yang sudah renta yang ingin menyebrang jalan saat pasien ingin
menyebrang jalan juga, maka pasien akan mendekati nenek tersebut dan mengajak
nenek tersebut untuk menyebrang bersama dengan pasien.
Perasaan pasien akhir-akhir ini masih sering sedih dan menangis jika tiba-tiba
teringat masalah suaminya. Saat ini pasien memiliki tiga keinginan. Pertama,
pasien ingin cepat sembuh dan tidak mengkonsumsi obat lahi. Kedua, pasien
inginsuami pasien saying dengan pasien dan anaknya lagi,. Ketiga, pasien ingin
melihat anaknya sukses.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Tidak ada riwayat gangguan psikiatri sebelumnya
2. Riwayat Gangguan Medik
Tidak ada riwayat gangguan medik sebelumnya
4
pasien dengan anak, orang tua, adik, dan kakak pasien terjalin cukup baik.
Hubungan pasien dengan mertua kurang baik karena pasien merasa mertuanya
selalu membela suami pasien bahkan menyalahkan pasien akibat perselingkuhan
suami pasien.
F. Riwayat Keluarga
Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki penyakit kejiwaan yang serupa
dengan pasien
G. Riwayat Situasi Sosial Sekarang
Pasien merupakan wanita berusia 34 tahun. Pasien sudah menikah dan memiliki 1
orang anak. Hubungan pasien dengan suami kurang harmonis sejak 6 bulan yang
lalu karena suami pasien berselingkuh dengan wanita lain, namun sekarang suami
pasien telah sadar dan kembali ke pasien dan anaknya lagi. Hubugan pasien
dengan anak, orang tua, kakak dan adik pasien terjalin harmonis namun hubungan
dengan mertua pasien kurang baik. Pasien tidak bekerja. Biaya hidup pasien
sehari-hari didapat dari uang gaji suaminya yang bekerja di Perusahaan swasta..
Anak pasien 1, laki-laki, dan masih bersekolah di tingkat SMP. Biaya berobat
pasien menggunakan biaya pribadi dan tidak menggunakan asuransi kesehatan.
H. Persepsi Pasien Terhadap dirinya
Saat ini ada tiga keinginan yang ingin pasien capai, yaitu
1. Pasien ingin sembuh dan tidak bergantung dengan obat
2. Pasien ingin suaminya sayang lagi dengan pasien dan anak pasien.
3. Pasien ingin melihat anaknya sukses.
III.
STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien merupakan seorang wanita berusia 34 tahun, penampilan tampak sesuai
dengan usianya, berpakaian rapi, perawatan diri baik.
Kesadaran
: compos mentis
Kontak psikis
: dapat dilakukan pasien dan cukup wajar
2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Cara berjalan : baik
Aktivitas psikomotor : sikap pasien kooperatif, kontak mata dengan
pemeriksa baik, tidak terdapat gerakan involunter, pasien tidak terlihat
gelisah, dan pasien dapat fokus serta menjawab pertanyaan dengan baik.
3. Pembicaraan
SD
Daya ingat jangka pendek : baik, pasien dapat mengingat bahwa ia datang
berobat dengan menggunakan apa
7
Daya ingat segera : baik, ketika pasien diminta untuk menyebutkan secara
berurutan nama buah (jeruk, apel, melon, anggur, semangka), pasien
pasien ini
5. Pikiran Abstrak
Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan mengenai persamaan dan perbedaan
anatara jeruk dan bola tenis.
6. Hobi : pasien mengaku hobinya adalah memasak dan berbelanja
7. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik, pasien dapat mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan mampu
mengurus dirinya sendiri, seperti makan dan mandi sendiri. Pasien juga
mampu mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci baju dan mencuci
piring.
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi dan Ilusi
Halusinasi : pada pasien ini tidak terdapat halusinasi
Ilusi : pada pasien ini tidak terdapat ilusi
2. Depersonalisasi dan Derealisasi
Depersonalisasi : tidak terdapat depersonalisasi pada pasien
Derealisasi : tidak terdapat derealisasi pada pasien
E. Proses Pikir
1. Arus pikir
Produktivitas : baik, pasien dapat menjawab spontan bila diajukan
pertanyaan
Kontinuitas : baik, koheren
Hendaya : tidak terdapat hendaya berbahasa pada pasien
2. Isi pikiran
Preokupasi : tidak terdapat preokupasi pada pasien
Gangguan pikiran : tidak terdapat waham
F. Pengendalian Impuls
Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya sendiri serta melakukan wawancara
dengan baik.
G. Daya Nilai
1. Norma Sosial
Baik, pasien dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik dengan
lingkungan sekitarnya.
2. Uji Daya Nilai
V.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. Tanda vital
Tekanan darah
Pernapasan
Nadi
Suhu
4. Bentuk badan
5. Sistem kardiovaskuler
6. Sistem muskuloskeletal
7. Sistem gastrointestinal
8. Sistem urogenital
9. Gangguan khusus
B. Status Neurologis
1. Saraf kranial
2. Saraf motorik
3. Sensibilitas
4. Susunan saraf vegetatif
5. Fungsi luhur
6. Gangguan khusus
: baik
: compos mentis
: 120/85 nmmHg
: 83 x/menit
: 22 x/menit
: tidak dilakukan pemeriksaan
: kesan dalam batas normal
: kesan dalam batas normal
: kesan dalam batas normal
: kesan dalam batas normal
: kesan dalam batas normal
: tidak ada
: kesan dalam batas normal
: kesan dalam batas normal
: kesan dalam batas normal
: kesan dalam batas normal
: kesan dalam batas normal
: tidak ada
Pasien tidak memiliki masalah pada kesadaran, daya ingat, fungsi kognitif, dan
persalinan
Pasien berhasi menamatkan pendidikan SMA. Selama menempuh bangku
yang bekerja di Perusahaan swasta. Biaya berobat pasien dengan biaya pribadi.
Pasien beragama Islam dan taat dalam menjalankan ibadah
10
VI.
Kegiatan pasien sehari-hari yaitu melakukan pekerjaan ibu rumah tangga, dan
mengikuti pengajian.
Pasien mampu bersosialisasi dengan baik dengan lingkungan sekitar
Pada pasien ini didapatkan gejala ringan, disabilitas ringan
FORMULASI DIAGNOSIS
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada pasien,
terdapat sekelompok gejala atau perilaku yang secara klinis ditemukan bermakna
sehingga menimbulkan penderitaan (distress) dan terganggunya fungsi (disfungsi).
Berdasarkan hal tersebut maka pasien dikatakan menderita gangguan jiwa.
A. Diagnosis Aksis I
Pada pasien tidak ditemukan riwayat trauma kepala atau penyakit yang dapat
mengakibatkan disfungsi otak. Penilaian tersebut berdasarkan tingkat
kesadaran, daya ingat, fungsi kognitif, dan orientasi pasien yang masih baik
(F32.11).
Pada pasien ini ditemukan adanya faktor atau konflik psikologis sehingga
pasien ini menderita gangguan neurotik (F4).
B. Diagnosis Aksis II
Tumbuh kembang pasien normal dan sesuai dengan usia sejak masa kanak
kanak hingga dewasa. Pasien juga dapat berinteraksi dengan orang lain
11
sebagaimana orang normal lainnya sehingga pada pasien ini tidak ada gangguan
kepribadian. Pasien menyelesaikan pendidikannya sampai tingkat sarjana.
Selama sekolah, pasien dapat mengikuti kegiatan dengan baik, prestasi pasien
biasa saja, tidak pernah tinggal kelas, dan fungsi kognitif baik sehingga pasien
tidak memiliki gangguan retardasi mental. Oleh karena tidak ditemukan
gangguan kepribadian dan gangguan retardasi mental pada pasien ini, maka pada
aksis II tidak ada diagnosis.
EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
: episode depresif sedang dengan gejala somatis
Aksis II
: tidak ada diagnosis
12
Aksis III
Aksis IV
DAFTAR PROBLEM
1. Organobiologik : tidak ada masalah organobiologik
2. Psikologis : pasien merasa sedih karena suaminya berselingkuh dengan wanita
lain, seingga pasien sering menangis, tidak nafsu makan, sulit tidur, malas
beraktivitas, kurang konsentrasi, mudah lelah.
3. Sosioekonomi : pasien tidak memiliki masalah dalam ekonomi
4. Keluarga: pasien memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan suaminya,
dan mertuanya karena suaminya berselingkuh dengan wanita lain dan mertuanya
IX.
X.
TERAPI
A. Psikofarmaka
Amitriptilin 3x 25 mg
Alprazolam 3 x 0,25 mg
Farmathon formula 1 x 1 tab
B. Psikoterapi
Pada pasien
o Edukasi agar pasien rutin kontrol dan minum obat secara teratur
o Menyarankan pasien untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME
dengan tujuan pasien akan mendapatkan ketenangan
13
Pada keluarga
o Mengingatkan pasien untuk rutin kontrol dan minum obat teratur
o Memberi dukungan dan semangat kepada pasien
DAFTAR PUSTAKA
Elvira, Sylvia C, dkk. 2013. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta : Badan Penerbit FKUI
Muslim, Rusdi. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta : PT Nuh Jaya
Muslim, Rusdi. 2007. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi Ketiga. Jakarta : PT Nuh
Jaya
14