Anda di halaman 1dari 11

PERKEMBANGAN

BANK SYARIAH
DI INDONESIA

BANK SYARIAH
Menurut UU No 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah bahwa
perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut
tentang bank syariah dan unit usaha syariah mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, secara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usaha kegiatannya.
Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha menurut
syariah islam. Pada bank syariah dikenal beberapa istilah dalam
melaksanakan kegiatannya, misalnya : Mudharabah, Musyarakah,
Murabahah, Ijarah, dll

KONSEP DASAR EKONOMI SYARIAH


SBG LANDASAN FILOSOFI
PERBANKAN SYARIAH
Falah
(Sejahtera Material
dan Spiritual

Keadilan

Keseimbangan

Tujuan dan kesuksesan yang hakiki


dalam berekonomi adalah tercapainya
kesejahteraan yang mencakup
kebahagiaan (spiritual) dan
kemakmuran (material) pada tingkatan
individu dan masyarakat

Kemaslahatan
Tiga pilar ekonomi syariah

Ketidaksetiakawanan (Ukhuwah)
Fondasi ekonomi syariah
Akhlak

Syariah
Akidah

Perkembangan Perbankan Syariah


Industri perbankan syariah saat ini telah menjadi salah satu industri yang mampu mendukung kinerja
perekonomian nasional. Industri perbankan syariah saat ini telah mempunyai sebanyak 12 Bank Umum
Syariah, 22 Unit Usaha Syariah, dan 163 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, dengan total jaringan kantor
mencapai 2910 unit di seluruh Indonesia (Statistik Perbankan Syariah 2014).

Gambar 1 Peringkat Negara dengan jumlah asset keuangan syariah


terbesar dalam industry keuangan syariah global

Sumber: Global Islamic Financial Report (GIFR)

Lanjuta
n
Setyo (2013) menjelaskan bahwa perkembangan bank syariah di Indonesia dapat dilihat dari
sejumlah indikator kinerja keuangan bank yang menunjukkan perubahan dibandingkan
tahun sebelumnya seperti, jumlah aset, dana pihak ketiga, pembiayaan, laba tahun berjalan,
dan modal.

Gambar 2 Proporsi total asset perbankan syariah dibandingkan perbankan nasional

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia 2014

Lanjuta
n
Hubungan sebab akibat total aset bank syariah dan sektor riil bisa dilihat dari menurunnya
pertumbuhan sektor riil di Indonesia sejalan dengan menurunnya proporsi total aset perbankan
syariah dalam industri perbankan nasional seperti yang terlihat pada Gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3 Pertumbuhan sector rill di Indonesia tahun 2010-2014

Sumber: Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI) 2014

OPTIMISME BANK INDONESIA THD PERBANKAN SYARIAH

Faktor Pendukung Perkembangan


Perbankan Syariah

memberikan kepastian hukum dan


meningkatkan aktivitas pasar keuangan
syariah, seperti: (i) UU No.21 tahun
2008 tentang Perbankan Syariah; (ii) UU
No.19 tahun 2008 tentang Surat
Berharga Syariah Negara (sukuk); dan
(iii) UU No.42 tahun 2009 tentang
Amandemen Ketiga UU No.8 tahun
1983 tentang PPN Barang dan Jasa

kedekatan kantor dan kemudahan


akses menjadi salah satu faktor
yang mempengaruhi pilihan
nasabah dalam membuka
rekening di bank syariah.

EKSPANSI
JARINGAN
KANTOR
PERBANKAN
SYARIAH

kepada masyarakat
mengenai produk dan
layanan perbankan syariah
semakin meningkatkan
kesadaran dan minat
masyarakat.

GENCARNYA
PROGRAM
EDUKASI
DAN
SOSIALISASI

FAKTOR
PENDUKUNG

UPAYA
PENINGKATAN
KUALITAS
LAYANAN
(SERVICE
EXCELLENT)

PENGESAHAN
BEBERAPA
PRODUK
PERUNDANGAN

Salah satunya adalah


pemanfaatan akses teknologi
informasi,
seperti layanan Anjungan
Tunai Mandiri (ATM), mobile
banking maupun internet
banking.

TANTANGAN PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH

1. Pemenuhan gap sumber


daya
insani (SDI), baik
secara kuantitas maupun
kualitas.
2. Inovasi pengembangan
produk dan layanan
perbankan syariah yang
kompetitif dan berbasis
kekhususan kebutuhan
masyarakat.
3. Kelangsungan program
sosialisasi dan edukasi
kepada masyarakat.

JANGKA PENDEK

1. Perlunya kerangka hukum


yang mampu menyelesaikan
permasalahan keuangan
syariah secara komprehensif.
2. Perlunya kodifikasi produk
dan standar regulasi yang
bersifat nasional dan global
untuk menjembatani
perbedaan dalam fiqh
muammalah.
3. Perlunya referensi nilai imbal
hasil (rate of return) bagi
keuangan syariah.

JANGKA PANJANG

PERKEMBANGAN PERBANKAN MENGHADAPI MEA 2015


Sebagian pihak menkhawatirkan hadirnya kesepakatan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
2015 sebagai sebuah ancaman karena pasar potensial domestik akan diambil oleh
pesaing dari negara lain. Kekhawatiran
tersebut tidak beralasan jika memang
kita mampu menunjukkandaya saing
(competitiveness) yang tinggi.
Apakah industri perbankan syariah
Indonesia siap menghadapi MEA 2015?

Bank syariah terbesar di Indonesia saat ini


baru mampu membukukan aset sekitar
US$5,4 miliar sehingga belum ada yang
masuk
ke dalam jajaran 25 bank syariah dengan
aset terbesar di dunia (Tabel 1).

Thanks
You

Anda mungkin juga menyukai