SYOK
Syok Hipovolemik
Syok Hipovolemik
kelas
Jumlah perdarahan
Gejala klinik
15% (ringan)
II
20-25% (sedang)
Takikardi takipnea
Tekanan nadi <
30mmHg
Tekanan darah sistolik
rendah
- Pengisian darah
kapiler lambat
-
III
30-35% (berat)
IV
Hipotensi berat
- Hanya nadi karotis
yang teraba
- Syok ireversibel
Penanganan
Syok Septik
Penanganan
Syok Kardiogenik
Syok kardiogenik
Penanganan
ABORTUS
Definisi
Tatalaksana Umum
Tatalaksana Khusus
Abortus Iminens
Abortus Insipiens
Abortus Kompletus
Abortus Inkompletus
Missed Abortion
Abortus Habitualis
KEHAMILAN EKTOPIK
Buku refrensi :
Ilmu Kandungan edisi ketiga
PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2011
Definisi
Mola Hidatidosa
(hamil anggur)
Buku refrensi :
Ilmu Kandungan edisi ketiga
PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2011
Tatalaksana Khusus
Prognosa
Prognosis mola hidatidosa umumnya
baik
Risiko untuk kejadian mola hidatidosa
berulang adalah 1.2-1.4%
Solutio Plasenta
Plasenta Previa
KLASIFIKASI
Plasenta previa totalis : plasenta menutupi
seluruh ostium uteri internum
Plasenta previa parsialis : plasenta menutupi
sebagian ostium uteri internum
Plasenta previa marginalis : ujung plasenta
berada pada pinggir ostium uteri internum
Plasenta letak rendah : plasenta
berimplantasi pada segmen bawah rahim
sehingga tepi bawahnya berjarak kurang dari 2
cm dari ostium uteri internum
Vasa previa : pembuluh darah janin melewati
membran dan berada pada ostium uteri
KLASIFIKASI
Pada beberapa kasus klasifikasi plasenta previa
bergantung pada seberapa besar dilatasi cerviks
saat pemeriksaan
Plasenta letak rendah pada 2 cm dilatasi cerviks
dapat menjadi plasenta previa parsialis pada 8 cm
dilatasi
Plasenta previa totalis sebelum dilatasi dapat
menjadi plasenta previa parsialis pada 4 cm dilatasi
Namun VT tidak boleh dilakukan untuk
memeriksa perubahan plasenta terhadap
ostium uteri internum, karena akan
menyebabkan perdarahan hebat
MEKANISME PERDARAHAN
Pembentukan segmen bawah uteri dan
dilatasi ostium uteri intera dapat
menyebabkan robeknya perlekatan
plasenta
Myometrium pada segmen bawah
rahim tidak dapat berkontraksi
maksimal
Perdarahan dapat berlangsung setelah
lahirnya plasenta, dapat terjadi karena
laserasi serviks dan segmen bawah
rahim karena pelepasan plasenta
secara manual
DIAGNOSIS
Semua wanita dengan perdarahan uteri
pervaginam harus dicurigai sebagai
plasenta previa atau solusio plasenta
VT hanya boleh dilakukan jika kelahiran
telah direncanakan dan pada kamar
operasi dengan persiapan dilakukan
caesar segera
Evaluasi USG dapat menentukan lokasi
plasenta dan menajamkan diagnosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG transabdominal merupakan
metode termudah, teraman, dan
terakurat (98%) untuk menentukan
lokasi plasenta
USG transvaginal lebih dapat
memvisualisasikan ostium uteri interna,
walau invasif tapi pada beberapa
penelitian dikatakan aman
USG transperineal
MRI penggunaan rutin jarang dilakukan,
dapat mendiagnosis placenta accreta
MANAJEMEN
Pada kehamilan preterm tanpa indikasi
untuk kelahiran
Fetus sudah mature
Kelahiran telah dimulai
Perdarahan sangat hebat dimana
kelahiran harus dilakukan
Pendarahan saat
persalinan
KELAHIRAN
Kelahiran secara caesar harus dilakukan pada semua ibu
dengan placenta previa, dapat dilakukan insisi transversal
maupun vertikal
Setelah plasenta dilepaskan akan terjadi perdarahan yang
hebat dikarenakan segmen bawah rahim yang tidak dapat
berkontraksi maksimal
Perdarahan ditangani secara konservatif, jika tidak bisa
dilakukan ligasi pada tempat perlekatan dengan benang 0chromic secara interrupted sewing
Jika perdarahan masih masif, histerektomi dilakukan,
terutama pada pasien dimana tempat implantasi plasenta di
anterior bekas insisi histerotomi sebelumnya
SETELAH PLASENTA
DILAHIRKAN
Palpasi fundus harus selalu dilakukan untuk
menilai kontraksi uterus
Masase fundus dilakukan untuk mencegah
perdarahan post partum karena atonia
Dapat diberikan infus 20 U oksitosin pada
1000 ml RL/NS sebanyak 10 ml/min - 200
mU oksitosin per menit bersamaan dengan
masase fundus uteri
Jangan memberikan oksitosin yang
tidak
diencerkan
secara
bolus
intravena karena dapat menyebabkan
hipotensi berat dan aritmia
Tatalaksana Khusus
Reference
World
Health
Organization
(WHO),
2010.
Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar
dan
Rujukan,
Available
at:
http://www.searo.who.int/indonesia/documents/97
6-602-235-265-5-buku-saku-pelayanan-kesehatan-i
bu.pdf
.
Ilmu Kandungan edisi ketiga PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, 2011