Judul Percobaan
Identifikasi Pemalsuan Jamu Dengan Kromatografi Lapis Tipis
XXV.
IV.Alat dan Bahan
XXVI.
XXVII. Alat:
XXVIII. Plat kLT
XXIX. Bejana KLT
XXX. Pipa Kapiler
XXXI. Penampak bercak lampu UV
XXXII.
XXXIII.
XXXIV.
XXXV. Bahan:
XXXVI. Sampel Jamu
XXXVII. Kertas saring
XXXVIII. Pembanding kimia :
paracetamol
XXXIX. Pelarut untuk pengembang
fase gerak
XL.
V. Prosedur:
XLI.
Sampel jamu
XLII.
XLIII. Amati secara visual dan mikroskopis kemungkinan adanya partikel asing dalam
jamu tersebut, dan apabia ditemukan adaya krista, gambarlah kristal yang saudara
amati
XLIV.
XLV. Larutkan 0,5 gram jamu dalam 5 ml metanol dan obat pembanding 50 mg/5 m.
XLVI.
XLVII. Buat sistem pengembang yang sesuai untuk bahan sinetik yang dicurigai dengan
mengacu pada pustaka
XLVIII.
XLIX. Totokan larutan sampel jamu pasar, jamu simulasi dan pembanding kedalam plat
Klt
L.
LI.
Elusi sampai garis depan pelarut sekitar 1 cm di bawah ujung plat kemudian
keingan
LII.
LIII.
Amati secara visual, di bawah lampu UV 245. UV 365 dan dengan pereaksi
penampak bercak yang sesuai
LIV.
LV.
LVII. Diskusikan hasil yang diperleh dengan kelompok saudara dan dengan dosen atau
asisten.
LVIII.
LIX.
VI.
Data Pengamaatan
LX.
Fase Diam : Jel Silika
LXI.
Fase Gerak : Kloroform + Etanol
LXII.
LXIII.
LXIV.
LXV.
LXVI.
LXVII.
LXVIII.
LXIX.
LXX.
Perhitungan Rf :
LXXI.
LXXII.
Pembahasan
LXXVI.
LXXVII. Dalam percobaan kali ini dilakukan identifikasi pemalsuan jamu pegal
Linu, samurat, galian rapet yang dibandingkan dengan jamu simulasi yang telah
disediakan. Sebelum plat dimasukkan kedalam chamber, pada plat KLT atau plat silika
diberi garis terlebih dahulu dengan menggunakan pensil pada jarak 1 cm yaitu bagian
bawah lempengan dan bagian atas lempengan, digunakan pensil karena pensil bersifat
netral jadi tidak akan bercampur dengan pelarut. Penotolan dalakukan 4 kali dengan
menunggu penotolan pertama kering dan dilanjutkan pada penotolan selanjutnya.
Diberikan penandaan pada garis dilempengan untuk menunjukkan posisi awal dari
tetesan. Jika ini dilakukan menggunakan tinta, pewarna dari tinta akan bergerak
selayaknya kromatogram dibentuk. Chamber diberi kertas saring kemudian diberi
ethanol dan kloroform sebagai eluen yang bersifat non polar, sehingga pada saat zat yang
telah ditotolkan akan tertarik/bergerak kearah eluen tersebut. Chamber diberi kertas
saring dan ditutup agar kondisi dalam gelas kimia terjenuhkan oleh uap dari pelarut,
sehingga mencegah penguapan pelarut. Dalam kromatografi memiliki fase diam (dapat
berupa padatan, atau kombinasi cairan-padatan) dan fase gerak (berupa cairan atau gas)
seperti pelarut yang digunakan yaitu ethanol dan kloroform. Fase gerak mengalir melalui
fase diam dan membawa komponen-komponen yang terdapat dalam campuran.
Komponen-komponen yang berbeda bergerak pada laju yang berbeda. Dalam analisis
Identifikasi Jamu Palsu ini digunakan kromatografi lapis tipis (KLT) karena KLT bersifat
refersibel yaitu bisa diulang pada waktu, suhu, dan pelarut yang sama. Pelarut bergerak
CXIV.