Ibid, hlm. 70
hlm 438
Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam Di Indonesia, Jakarta:
Kencana,2006, hlm. 133
8 Chairuman Pasaribu, Hukum Perjanjian Dalam Islam, Jakarta: Sinar Grafika,
2004, hlm. 117
7 Abdul
barang secara sah agar mendapat kekuatan hukum. Hal ini diperlukan
karena apabila suatu saat terjadi perselisihan dan permasalahan dengan
barang atau hak tersebut, orang-orang yang bersangkutan bisa menjadikan
hal tersebut sebagai bukti karena sudah adanya pengakuan hukum.
Ini artinya dalam pembuatan akta hibah sangat diperlukan di dalam
hukum Islam maupun hukum positif. Adapun mengenai pengertian dari
akta menurut Prof. R. Soebekti, S.H., adalah suatu tulisan yang memang
dengan sengaja dibuat untuk dijadikan bukti tentang suatu peristiwa dan
ditandatangani.
Setiap akta hibah harus dibuat oleh seorang Notaris. Karena
Notaris dalam pasal 1 huruf 1 Undang-undang No.3 tahun 2004 tentang
Jabatan Notaris adalah jabatan umum yang berwenang untuk membuat
akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang. Setiap hibah yang dibuat dihadapan Notaris berbentuk
Akta. Yang disebut dengan Akta Notaris dalam pasal 1 huruf 7 Undangundang
No.30 tentang Jabatan Notaris tahun 2004 pengertian tentang Akta
Notaris adalah akta otentik yang dibuat oleh atau dihadapan Notaris
menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalam Undang-undang.
Pertimbangan tersebut sangat penting karena menyangkut harta kekayaan
seseorang. Dan dengan kewenangan-kewenangan yang dimiliki oleh
Notaris, maka akta hibah tersebut mempunyai kekuatan hukum yang pasti.
6
membuat akta yang diminta olehnya, tetapi juga harus memberikan nasehat
hukum serta penjelasan yang diperlukan oleh orang yang memerlukan.
Dalam suatu pembuatan akta hibah, seseorang diperbolehkan memberi
dan menerima sesuatu sebagai hibah kecuali mereka yang oleh undangundang
dinyatakan tak cakap untuk itu.10 Orang yang belum dewasa tidak
9 Abdul
B. Permasalahan
Setelah melihat pemaparan latar belakang masalah di atas dapat
dikemukakan pokok-pokok masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Keabsahan Akta Hibah Menurut Hukum Positif ?
2. Bagaimana Keabsahan Akta Hibah Menurut Hukum Islam ?
3. Apa peran Notaris dan PPAT Dina Ismawati, S.H.,MM dalam
Keabsahan Akta Hibah ?
C.Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penulisan skripsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui Keabsahan Akta Hibah Menurut Hukum Positif.
2. Untuk mengetahui Keabsahan Akta Hibah Menurut Hukum Islam.
3. Untuk mengetahui peran Notaris / PPAT dalam Keabsahan Akta
Hibah
D.Telaah Pustaka
Pada tahapan ini penulis berusaha memberi informasi tentang
penelitian atau karya-karya ilmiah lain yang berhubungan dengan
permasalahan, dengan mengambil langkah ini pada dasarnya bertujuan
sebagai jalan pemecahan permasalahan penelitian dengan harapan apabila
peneliti mengetahui apa yang telah dilakukan oleh peneliti ini. Sejauh
penelusuran penulis, belum ditemukan tulisan yang lebih spesifik dan
11
Rofiq, Op.Cit
Saabiq, Fikih Sunnah,Bandung : PT Al-Maarif, 1986
14 As-sayyid
12
13
1998
18 Boedi Harsono,Hukum Agraria Indonesia,Jakarta : Djambatan 2007
14
15
16
3. Sumber data
Sumber data adalah dari mana data diperoleh. Disini penulis
menggunakan sumber data yang terbagi dalam dua jenis, yaitu :
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer yaitu sumber literatur yang utama yang
berkaitan langsung dengan obyek penelitian. Sumber data primer
dikumpulkan dengan cara lapangan (field research) dan data hibah
yang berhasil dikumpulkan dan disesuaikan dengan rumusan
masalah yang digunakan pada penelitian ini antara lain:
- Data-data akta hibah di kantor Notaris / PPAT Dina
Ismawati, S.H., M.M
- Data-data dari dasar hukum yang digunakan dan dijadikan
acuan dalam keabsahan akta hibah menurut hukum Islam
dan hukum positif tersebut.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak secara
langsung memberikan keterangan yang bersifat mendukung
sumber data primer antara lain :
1. Studi kepustakaan yaitu buku-buku:
17
19
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan hasil penelitian ini akan dibagi menjadi lima bab,
dimana satu bab yang lainnya saling mendasari dan terkait. Hal ini guna
memudahkan pekerjaan dalam penulisan dan memudahkan pembaca dalam
memahami dan menangkap hasil penelitian. Adapun sistematika
penulisannya adalah sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan, dalam pendahuluan ini dijelaskan latar belakang
masalah, selanjutnya dari latar belakang masalah tersebut dirumuskan
masalah yang ada, tujuan penelitian, telaah pustaka, metode penelitian dan
sistematika pembahasan.
BAB II Tinjauan Pustaka. Bab ini merupakan landasan teori yang
berisikan dua sub bab. Bab yang pertama membahas tentang akta hibah
diantaranya pengertian, akta hibah menurut hukum positif, dan akta hibah
menurut hukum Islam. Sedangkan bab yang kedua membahas tentang
25 Saifuddin
hlm 7
21