TUGAS
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Di susun oleh
Nama
: Angriana Hi Himran
kata pengantar
segala puji bagi Allah SWT, karena limpahan dan rahmat_Nya lah sehingga makalah
dengan judul Implementasi Nilai Pancasila Sebagai Calon Dokter ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesmpurnaan. Oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat di butuhkan untuk
kesempurnaan makalah ini.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penulisan makalah ini. Baik secara
langsung maupun tidak langsung. Khususnya kepada dosen yang telah bersedia meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan bimbingan ,arahan , motivasi, saran, dan kritikan.
Dan juga terima kasih kepada rekan-rekan Mahasiswa Kedokteran Universitas Tadulako
sehingga penulisan makalah ini dsapat berjalan dengan baik. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Palu, oktober 2011
Angriana Hi Himran
Daftar isi
Halaman judul .
Kata pengantar
Daftar isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ...
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan ...
1.4 Manfaat .
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Nilai panacasila yang di amalkan oleh dokter Indonesia
2.2 Dokter Indonesia Yang ber Etika
2.3 Kewajiban Umum yang Tercantum Dalam KODEKI
BAB III PENUTUP
3.1 kesimpulan
3.2 saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Banyaknya dokter yang sudah tidak terlalu memperhatikan KODEKI yang secara
langsung berkaitan dengan implementasi nilai-nilai pancasila. Maka dari itu semoga dengan
makalah ini kita bisa mengkaji apa-apa kewajiban dokter itu sehingga kita semua dapat
mengamalkan sumpah dokter.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja nilai-nilai pancasila yang tercantum dalam KODEKI
2. Untuk mengetahui apa sajah kewajiban seorang Dokter
1.4 Manfaat
Dengan membaca makalah ini kita dapat mengetahui apa sajah kewajiban seorang Dokter
dan apa sajakah nilai-nilai pancasila yang di amalkan seorang Dokter. Dengan makalah ini pula
kita dapat mengetahui bagaimanakah kita seorang dokter semestinya berasikap.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Nilai panacasila yang di amalkan oleh dokter Indonesia
Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila ini tercermin dalam Sumpah Dokter yang berbunyi: Demi Allah saya bersumpah.
(untuk yang beragama Islam), sedangkan untuk penganut agama lain disesuaikan dengan agama
masing-masing, misalnya bagi mereka yang tidak mengucapkan sumpah, perkataan sumpah
kabur Seseorang yang melanggar etika dapat saja melanggar hukum dan tentu saja seorang yang
melanggar hukum akan melanggar pula etika. Etika adalah norma-norma akhlak atau moral yang
berlaku pada kehidupan manusia bermasyarakat. Dokter adalah bagian dari masyarakat sehingga
haruslah berperilaku mengikuti etik masyarakat tersebut. Dokter bisa saja dicap tidak beretika
manakala melawan arus etika di sekitarnya.
Dibuatnya Kodeki ini, rupanya Dokter Indonesia haruslah lebih nyata mewujudkan kesungguhan
dan keluhuran ilmu kedokterannya untuk pengabdian kepada sesama manusia dan tentunya juga
dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pada pasal 3 Kodeki, dikemukakan
perbuatan yang bertentangan dengan etik, yaitu: 1). Secara sendiri atau bersama-sama
menerapkan pengetahuan dan ketrampilan kedokteran dalam segala bentuk; 2). Menerima
imbalan selain daripada yang layak, sesuai dengan jasanya, kecuali dengan keikhlasan dn
pengetahuan dan atau kehendak pasien; 3). Membuat ikatan atau menerima imbalan dari
perusahaan farmasi/obat, perusahaan alat kesehatan/kedokteran atau badan lain yang dapat
mempengaruhi pekerjaan dokter; dan 4). Melibatkan diri secara langsung atau tidak langsung
untuk mempromosikan obat, alat atau bahan lain guna kepentingan dan keuntungan pribadi
dokter.
2.3 Kewajiban Umum yang Tercantum Dalam KODEKI
Pasal 1
Sumpah dokter di Indonesia telah diakui dalam PP No. 26 Tahun 1960. Lafal ini terus
disempurnakan sesuai dengan dinamika perkembangan internal dan eksternal profesi kedokteran
baik dalam lingkup nasional maupun internasional. Penyempurnaan dilakukan pada Musyawarah
Kerja Nasional Etik Kedokteran II, tahun l98l, pada Rapat Kerja Nasional Majelis Kehormatan
Etika Kedokteran (MKEK) dan Majelis Pembinaan dan Pembelaan Anggota (MP2A), tahun
1993, dan pada Musyawarah Kerja Nasional Etik Kedokteran III, tahun 2001.
Pasal 2
Yang dimaksud dengan ukuran tertinggi dalam melakukan protesi kedokteran mutakhir, yaitu
yang sesuai dengan perkembangan IPTEK Kedokteran, etika umum, etika kedokteran, hukum
dan agama, sesuai tingkat/jenjang pelayanan kesehatan, serta kondisi dan situasi setempat.
Pasal 3
Perbuatan berikut dipandang bertentangan dengan etik :
Pasal 4
Seorang dokter harus sadar bahwa pengetahuan dan ketrampilan profesi yang dimilikinya adalah
karena karunia dan kemurahan Tuhan Yang Maha Esa semata. Dengan demikian imbalan jasa
yang diminta harus didalam batas batas yang wajar.
Hal-hal berikut merupakan contoh yang dipandang bertentangan dengan Etik :
1. Menggunakan gelar yang tidak menjadi haknya.
2. Mengiklankan kemampuan, atau kelebihan-kelebihan yang dimilikinya baik lisan maupun
dalam tulisan.
Pasal 5
Sebagaimana contoh, tindakan pembedahan pada waktu operasi adalah tindakan demi
kepentingan pasien.
Pasal 6
Yang dimaksud dengan mengumumkan ialah menyebarluaskan baik secara lisan, tulisan maupun
melalui cara lainnya kepada orang lain atau masyarakat.
Pasal 7
Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri
kebenarannya.
Pasal 7a
Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang
kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang
(compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.
Pasal 7b
Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan
berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter
atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasien
Pasal 7c
Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga
kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien
Pasal 7d
Setiap dokten harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani.
Pasal 8
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat
dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan
pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya.
Pasal 9
Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang lainnya
serta masyarakat, harus saling menghormati.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di dalam kode etik kedokteran telah tercantum nilai-nilai pancasila yang harus wajib di amalkan
oleh setiap Dokter. Dan nilai-nilai itu mengikat para Dokter dan sebagai pedoman profesi
mereka. Di dalam menjalankan profesi kita sebagai seorang dokter kita harus berdasar pada silasila pancasila dan UU yang berlaku. Karena di negara kita semua di atur dalam pancasila, UU
dan peraturan pemerintah. Jadi tidaklah kita menjadi dokter yang melanggar hukum negara, dan
juga melanggar kode etik pofesi.
3.2 Saran
Dalam memjalan profesi sebagai seorang dokter di harapkan semuanya bersikap profesional.
Dan juga amalkanlah KODEKI sebagai pedoman bagi semua Dokter di Indonesia. Janganlah
menyepelekan nilai-nilai panacasila karena di dalam sumpah dokter tercantum nilai-nilai yang
terkandung di dalam pancasila.
Daftar pustaka
http://www.ilunifk83.com/t130-kode-etik-kedokteran-indonesia, Jan 18, 2009, di akses 12
oktober 2011