Oleh:
Virgian Rahmanda
1215051054
LABORATORIUM GEOFISIKA
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ....................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ii
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Tujuan Percobaan ................................................................... 1
II.
TEORI DASAR
A. Metode Penyelidikan Panasbumi ........................................... 2
B. Pemetaan Awal Panasbumi .................................................... 2
C. Pengamatan pola-pola pembentukan struktur geologi ........... 3
III.
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat Praktikum ...................................................................... 5
B. Diagram Alir .......................................................................... 5
IV.
V.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Gambar 3.1 Diagram Alir .................................................................................... 3
ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dasar pemetaan geologi dan penentuan umur batuan digunakan untuk
mengetahui daerah prospek secara umum bagi esplorasi panasbumi.
Diantaranya mengidentifikasi daerah "Resent Volcanism" hal ini dilihat juga
volume material yang dihasilkan, sebab magma body yang cukup besar
volumenya menyimpan panas lebih lama daripada yang kecil. mencoba
mengidentifikasi secara regional, adanya hubungan suatu struktur vulkanik
dan gambaran tektonik regional. Studi semua kemungkinan resorvoir dan
caprock unit.
Dasar pemetaan geologi tersebut diawali dengan pamahaman
mengenai pemetaan dasar dan interpretasi peta terhadap struktur geologi yang
ada pada suatu lokasi, dan penanda keberadaan suatu objek geologi yang
dalam praktikum ini adalah struktur geologi Panasbumi. Tujuan mempelajari
struktur adalah untuk mengetahui karakteristik dari pola-pola struktur itu
sendiri yang ada hubungannya dengan frakturasi dan permeabilitas batuan.
Diantaranya dapat diketahui struktur yang berkembang yang juga merupakan
refleksi dari perkembangan struktur-struktur regional, hubungan struktur
terhadap kepanasbumian, struktur terhadap tata air tanah dan daur
hidrogeologinya, serta kedudukan struktur terhadap struktur lainnya. Analisis
pola-pola tersebut dibantu melalui interpretasi dari : Peta topografi dan
proyeksi peta topografi, Foto Satelit, Foto Udara serta peta topografi.
Untuk lebih mengetahui tentang dasar-dasar interpretasi etruktur
geologi Panasbumi menggunakan pola-pola bantu tersebut di atas, maka
dilakukanlah praktikum mengenai struktur geologi Panasbumi.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengetahui berbagai struktur geologi permukaan pada
lapangan Panasbumi.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi struktur gwologi panasbumi melalui
peta.
3. Mahasiswa dapat membuat peta geologi sederhana.
III. METODELOGI
2.
3.
4.
Kalkir
5.
Alat tulis
Mulai
Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alir
A. Data Praktikum
Adapun data dari praktikum ini antara lain peta topografi, peta DEM,
hasil interpretasi struktur geologi berdasar peta topografi, hasil interpretasi
struktur geologi berdasar peta DEM, serta peta geologi daerah Sulawesi utara
yang terdapat di lampiran. Masing-masing peta tersebut terletak di koordinat
124O000E-124O2500E dan 0O300N-0O550N
B. Pembahasan
Dalam praktikum mengenai struktur panas bumi ini, praktikan
diharuskan untuk menginterpretasi struktur geologi yang terdapat di dua peta
yaitu peta DEM dan peta Topografi. Setelah itu dibandingkan hasil
interpretasi keduanya terhadap peta geologi. Secara umum interpretasi yang
dilakukan dengan peta topografi tidak dapat memperkirakan kelurusankelurusan secara jelas apakah sebuah sesar ataupun kekar karena hanya
berdasarkan kerapatan pola kontur dan dengan memperhatikan elevasi dalam
menginterpretasi struktur geologi. Dari hasil interpretasi menggunakan peta
topografi praktikan memperoleh 10 buah kelurusan yang diidentifikasi
sebagai struktur geologi di daerah panas bumi. Interpretasi kedua
menggunakan peta DEM dengan jenis kerapatan yang lebih baik sehingga
lebih mudah menginterpretasikan sebuah struktur geologi yang terdapat
dalam bidang peta tersebut. Dari hasil interpretasi diperoleh 9 sesar.
Setelah dilakukanya interpretasi dengan menggunakan peta topografi dan
peta DEM, hasilnya lalu dibandingkan dengan peta Geologi. Pada geologi
terdapat 15 sesar, 6 diantaranya merupakan sesar tidak pasti dan diantara
sesar juga terdapat beberapa batas endapan. Dalam peta geologi juga dapat
diinterpretasi sebaran mata air panas dengan jumlah 34 mata air panas.
Diantara sebaran mata air panas juga terdapat tanda-tanda mineral yang
terdapat pada peta geologi meski tidak dijelaskan jenis mineralnya.
Pemahaman yang digunakan dalam proses interpretasi struktur panas
bumi melalui sebuah peta kontur topografi ditinjau daripola kerapatan
kontur, yang mencerminkan kemiringan lereng yang kemungkinan dapat
landai maupun terjal, seperti bentuk kaldera. Kemudian terlihat berupa
kerucut-kerucut vulkanik beserta struktur kawah pada bagian puncakpuncaknya, dan membentuk struktur liniasi. Pada topografi terlihat juga
adanya kelurusan sungai yang mencerminkan adanya bentuk pola struktur.
Pola pola struktur tersebut didefinisikan awal sebagai sebuah kelurusan yang
menandakan sebuah kekar atau sesar.
Pada Peta (DEM) Digital Elevation Model, memperlihatkan pola-pola
struktur regional dan struktur yang berkembang pada daerah kenampakan
panasbumi. Struktur yang dapat terlihat diantaranya Sesar, dan daerah-daerah
depresi yang diperkiran berkaitan dengan terban tektonik.
Secara umum, kondisi geologi permukaan pada lapangan panas bumi
terdapat beberapa Struktur yang dapat terlihat diantaranya kawah yang terdapat
pada bagian puncak volcanic cone, volcanic lineament, Kaldera, Sesar, dan daerahdaerah depresi yang diperkiran berkaitan dengan aktifitas tektonik. Pada sebagian
medan panasbumi, sesar adalah hal yang lebih umum dibanding dengan
lipatan, dan hal ini lebih penting dalam pemahaman hidrologi panasbumi.
Struktur yang dapat dilihat melalui peta topografi dan peta DEM
adalah Sesar-sesar, yang dapat diinterpretasikan kerapatan kontur pada peta
peta topografi dan dengan mempertimbangkan posisi ketinggian pada peta
DEM. Sesar terdiri dari berbagai macam bergantung dari penyebabnya,
seperti kompresi, tarikan atau torsi. Sesar biasanya terbatas namun dapat
berukuran dari bebrapa milimeter sampai ratusan kilometer. Pergeseran
biasanya terbesar terjadi di bagian tengah sesar. Jika sesar dijumpai
permukaan, akan dihasilkan garis sesar atau jejak sesar yang dapat dipetakan.
Pengenalan sesar pada saat pemetaan panasbumi tidak selalu mudah
meskipun terdapat beberapa kriteria yang bermanfaat yaitu:
Cermin sesar dengan striasi
Pergeseran yang tampak dari korok pada sisi-sisi yang berlawanan
tetapi biasanya hanya terlihat pada skala kecil.
Breksi sesar
Lipatan seretan sesar (Drag fold)
Perulangan lapisan
Penghilangan lapisan
Penghentian yang tiba-tiba dari trend struktur.
Kenampakan sesar pada medan panasbumi biasanya terlihat secara baik
dan jelas citra satelit resolusi tinggi atau peta geologi dibandingkan dengan
peta topografi, yang dapat dibuktikan dengan itu berupa:
Pemotongan kontinuitas lereng
Pergeseran sungai/aliran
Tanda-tanda kelurusan mata air dan zona alterasi hydrothermal
Lineasi permukaan
V. KESIMPULAN
4. Pada sebagian medan panasbumi, sesar adalah hal yang lebih umum
dibanding dengan lipatan, dan hal ini lebih penting dalam pemahaman
hidrologi panasbumi.
5. Dari peta geologi dapat diinterpretasi beberapa sesar, sesar tidak pasti ,
beberapa batas endapan, mata air panas, serta tanda-tanda mineral.
DAFRTAR PUSTAKA
LAMPIRAN