Anda di halaman 1dari 11

PENGECORAN BETON

Oleh : Feriyanto

1. Pengertian Beton

Beton
Beton adalah campuran antara Semen (PC) + Pasir + Kerikil dengan perbandingan tertentu
ditambah air sebagai bahan pelarut dan akan mengeras pada saat proses hidrasi.

Keunggulan beton adalah kekuatan tekan yang tinggi dikenal dengan fc (kuat tekan)
sedangkan kekuatan tariknya rendah.

Beton dalam pengertian lain dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu pasta semen dan
agregat, pasta semen merupakan campuran air dan semen sedangkan agregat merupakan
campuran pasir dan kerikil yang terdiri dari gradasi butiran yang saling mengisi.

Perbandingan antara pasta semen dan agregat diantara 25 % pasta semen dan 75 % agregat
dalam perbandingan jumlah berat.

Pencampuran bahan beton yang menggunakan perbandingan berat, dalam pelaksanaan


dilapangan diubah menjadi perbandingan volume. Contoh perbandingan pelaksanaan
dilapangan menggunakan campuran 1 PC : 2 Pasir : 3 Kerikil.

2. Material penyusun beton

2.1.

Portland Cement ( PC )

Portland cement adalah salah satu tipe semen hidraulis dengan komposisi
utamanya
adalah kalsium silikat hidraulis. Hidraulis artinya tipe semen tersebut akan
membatudanmengeras bila bereaksi secara kimia dengan air. Reaksi kimianya
dinamakanreaksi hidrasi.Selama reaksi hidrasi tersebut semen bercampur dengan
airmembentuk masa batuan. Bila saat PC dan air tersebut berbentuk pasta
(pastasemen) dicampurkan agregat (baik agregat kasar maupun agregat halus)
maka pastasemen tersebut akan melingkupi agregat dan membentuk gaya adhesi
suatu agregat.
Saat pasta semen mengeras maka terbentuklah beton.

Kadar semenyang cukupsesuai rancangan akan memnghasilkan kuat tekan yang sesuai,
dan kadar semen yang kurang akan mengahsilkan kuat tekan yang rendah. Begitupun
penggunaan mutu semen yang tepat pemakaiannya sesuai dengan jenisnya (I, II, III, IV dan V)
akan dapat menghasilkan kualitas sesuai yang diinginkan.
Tabel 2.1 Jenis-jenis Portland Cement dan Penggunaannya

NO

TIPE SEMEN

PENGGUNAAN

KARAKTER

II

Normal, tidak
memerlukan

- Waktu ikat awal 120


menit

persyaratan khusus

- Waktu ikat akhir 300


menit

Moderate sulfate

- Waktu ikat = PC tipe I

resistance, misal untuk

- Panas hidrasi sedang

konstruksi bawah tanah

III

High early strength, untuk

- Komposisi kimia setara


dgntipe I

struktur yg memerlukan
kekuatan
tinggi

IV

awal

yang

Low heat of hydration,

- Butiran partikel jauh lebih


halus

- Panas hidrasi rendah

digunakan untuk struktur


dengan massa beton
yang
besar
dam

misalnya

graving

High sulfate resistance,

- Perkembangan kuat tekan

digunakan untuk
konstruksi

lebih lambat dibanding tipe I

yg memerlukan
ketahanan
yg tinggi terhadap
serangan
sulfat

- Waktu ikat awal 240


menit
- Waktu ikat akhir 480
menit

2.2

Air

Fungsi air di dalam beton adalah :


- Sebagai bahan penghidrasi semen: semen bisa berfungsi sebagai bahan pengikat.
- Sebagai bahan pelumas
- Mempermudah proses pencampuran agregat dan semen
- Mempermudah pelaksanaan pengecoran beton (workability)

Syarat air sebagai bahan pencampur beton :


- Tidak mengandung unsur reaktif alkali
- Tidak mengandung bahan minyak, asam, zat organis
- Disarankan memakai air yang bisa diminum.

Bila cara mencampur dimasukkan 1 zak semen, maka untuk perbandingan pasir dan kerikil
menggunakan kotak takaran dengan ukuran yang setara dengan isi zak semen.

Zak semen 50 kg = 47,5 liter


Ukuran takaran = 60 cm x 40 cm x 20 cm
= 48 liter

2. 3. AGREGAT :
agregat adalah material granural ( suatu bahan yang keras dan kaku yang dipakai bersama-sama dengan
suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton semen hidraulik atau adukan ( mortar ) misalnya
pasir, kerikil , batu pecah dan sebagainya .
2.3.2

Pemilihan Agregat :

agregat yang akan digunakan sebagai bahan


campuran tergantung dari :

Tersedianya bahan setempat

Mutu bahan

Bentuk / jenis konstruksi yang dibuat

Harga bahan tersebut

2.3.
3

kriteria pemilihan agregat

penilaian cocok atau tidaknya agregat yang digunakan sebagai bahan untuk campuran beton ditinjau dari :
I.

Ukuran dan Gradasi :

Persyaratan ukuran maximum agregat sebagai berikut :

1/5 jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan

1/3 dari tebal plat

jarak bersih minimum antara batang tulangan, berkas batang tulangan atau tendon
pratekan

3. Pengecoran Beton

3.1 Pengadukan Beton

Proses pencampuran antara bahan bahan dasar beton, yaitu semen, air, pasir dan kerikil,
dalam perbandingan yang baik disebut proses pengadukan beton. Pengadukan ini dilakukan
sampai warna adukan tampak rata, kelecakan yang cukup (tidak cair tidak padat), dan tampak
campurannya juga homogen. Pemisahan butir butir seharusnya tidak boleh terjadi selama
proses pengadukan ini. Cara pengadukan dapat dilakukan dengan mesin atau tangan.

Pengadukan dengan Tangan

Semen dan pasir dicampur secara kering diatas tempat


yang rata, bersih, keras dan tidak menyerap air. Pencampuran secara kering ini dilakukan sampai
warnanya sama. Campuran yang kering ini kemudian dicampur dengan kerikil dan diaduk
kembali sampai rata. Alat pencampur dapat berupa cangkul, sekop atau cetok.

Kemudian ditengah adukan tersebut dibuat lubang dan ditambahkan air sebanyak 75% dari
jumlah air yang diperlukan, lalu adukan diulangi dan ditambahkan sisa air sampai adukan
tampak merata.

Pengadukan dengan mesin

Untuk pekerjaan pekerjaan yang besar yang


menggunakan beton dalam jumlah banyak, pengadukan dengan mesin dapat lebih
murah dan memuaskan. Beton yang dibuat dengan mesin lebih homogen dan dapat
dilakukan dengan faktor air semen yang lebih sedikit daripada bila diaduk dengan
tangan. Cara pengadukan sebagai berikut.
a. Masukkan air separo dari kebutuhan total air
untuk sekali mengaduk
b. Masukkan kerikil, biarkan bercampur
dengan air
c. Masukkan semen seperlunya sesuai
perbandingan campuran
d. Masukkan pasir, biarkan mencampur
e. Masukkan air bagian sisa dari
perbandingan keseluruhan

3.2 Pengangkutan Adukan Beton

Adukan beton yang dibuat dengan tangan maupun dengan


mesin harus diangkut ke tempat penuangan sebelum semen mulai berhidrasi (bereaksi dengan
air). Selama pengangkutan harus selalu dijaga agar tidak ada bahan bahan yang
tumpah/keluar atau yang memisahkan diri dari campuran. Cara pengangkutan adukan beton itu
tergantung jumlah adukan yang dibuat dan keadaan tempat penuangan. Pengangkutan adukan
beton dapat dilakukan dengan menempatkan didalam ember, gerobak dorong, truk aduk beton,
ban berjalan atau pompa (gambar Membawa beton dengan Pompa)
Pengangkutan adukan beton dilakukan dengan ban berjalan sangat baik bila pengangkutan
berlangsung secara terus menerus dan ditujukan ke tempat yang jauh lebih tinggi. Biasanya
adukan beton diperlukan agak kental.

3.3 Penuangan Adukan Beton

Ditempat penuangan beton harus segera dipadatkan sebelum semen dan air mulai bereaksi
(pada umumnya semen mulai bereaksi dengan air satu jam setelah semen dicampur dengan
air).
Hal hal berikut harus diperhatikan selama penuangan dan pemadatan berlangsung :
a.

Adukan beton harus dituang secara terus menerus (tidak terputus) agar diperoleh
beton yang seragam dan tidak terjadi garis batas.

b.

Permukaan cetakan yang berhadapan dengan adukan beton harus diolesi minyak agar
beton yang terjadi tidak melekat dengan cetakannya.

c.

Selama penuangan dan pemadatan harus dijaga agar posisi cetakan maupun tulangan
tidak berubah.

d.

Adukan beton jangan dijatuhkan dengan tinggi jatuh lebih dari satu meter agar tidak
terjadi pemisahan bahan pencampurnya.

e.

Pengecoran tidak boleh dilakukan pada waktu turun hujan.

f.

Sebaiknya tebal lapisan beton untuk setiap kali penuangan tidak lebih dari 45 cm pada
beton massa, dan 30 cm pada beton bertulang.

g.

Harus dijaga agar beton yang masih segar tidak diinjak.

h.

Tinggi maximum penuangan 50 cm

3.4 Pemadatan Adukan Beton

Pada prinsipnya pemadatan adukan beton disini ialah usaha agar sedikit mungkin
pori/rongga yang terjadi didalam betonnya. Pemadatan adukan beton dapat dilakukan secara
manual atau dengan mesin.

Pemadatan secara manual dilakukan dengan alat berupa tongkat baja atau
tongkat kayu. Adukan beton yang baru saja dituang harus segera dipadatkan dengan cara
ditusuk tusuk dengan tongkat baja/kayu. Sebaiknya tebal beton yang ditusuk tidak lebih dari
15 cm. Penusukan dengan tongkat itu dilakukan beberapa waktu sampai tampak suatu lapisan
mortar diatas permukaan beton yang dipadatkan itu. Pemadatan yang kurang mengakibatkan
kurang baiknya mutu beton karena berongga.

Pemadatan dengan bantuan mesin dilakukan dengan alat getar


(vibrator). Alat getar itu mengakibatkan getaran pada beton segar yang baru saja dituang,
sehingga mengalir dan menjadi padat. Penggetaran yang terlalu lama harus dicegah untuk
menghindari mengumpulnya kerikil dibagian bawah dan hanya mortar yang ada di bagian atas.

3.5 Pekerjaan Finishing/Perataan

Pekerjaan perataan disini yang dimaksud ialah pekerjaan sesudah adukan beton selesai
dipadatkan, yaitu berupa perataan permukaan dari beton segar yang telah dipadatkan. Alat
yang dipakai ialah cetok, roskam dan papan perata. Atau menggunakan mesin perata (Power
Trowel)

Meratakan cor beton dengan alat manual

Meratakan cor beton dengan Power Trowel

4. Perawatan Beton Dilapangan

Perawatan beton ialah suatu pekerjaan menjaga agar permukaan beton segar selalu lembab,
sejak adukan beton dipadatkan sampai beton dianggap cukup keras. Kelembaban permukaan
beton itu harus dijaga untuk menjamin proses hidrasi semen (reaksi semen dan pasir)
berlangsung dengan sempurna. Bila hal ini tidak dilakukan, akan terjadi beton yang kurang
kuat, dan juga timbul retak retak. Selain itu, kelembaban permukaan tadi juga menambah
beton lebih tahan cuaca, dan lebih kedap air. Beberapa cara perawatan beton yang biasa
dilakukan baik untuk benda uji yang diambil dilapangan maupun beton setelah pengecoran
sebagai berikut :

a.

Menyelimuti permukaan beton dengan karung basah.

Menutup permukaan

Menyelimuti permukaan

b.

Menggenangi permukaan beton dengan air.

c.

Menyirami permukaan beton setiap saat secara terus menerus.

Menyirami permukaan

Anda mungkin juga menyukai