Anda di halaman 1dari 8

Muhammad Khilbran

1104101010094
TUGAS

Kewirausahaan & Profesionalisme

1. Uraikan Kualifikasi dan Klasifikasi perusahaan konstruksi


2. Syarat syarat dalam membangun PT dan CV

1. Kualifikasi Jasa Konstruksi


Kualifikasi jasa konstruksi didasarkan pada kriteria tingkat/kedalaman
kompetensi dan potensi kemampuan usaha, serta kemampuan melakukan
pelaksanaan pekerjaan. Subkualifikasi adalah pembagian penggolongan
usaha jasa pelaksana konstruksi menurut kualifikasi pekerjaan konstruksi.
Kualifikasi badan usaha jasa pelaksana konstruksi meliputi:
a. Usaha kecil
b. Usaha menengah dan
c. Usaha besar.
a. Kualifikasi Usaha Kecil
Badan usaha dengan kualifikasi kecil dapat melaksanakan pekerjaan
konstruksi dengan kriteria risiko kecil, berteknologi sederhana, dan berbiaya
kecil, risiko kecil, mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya dan
pemanfaatan bangunan-konstruksinya tidak membahayakan keselamatan
umum dan harta benda, teknologi sederhana, mencakup pekerjaan
konstruksi yang pelaksanaannya menggunakan alat kerja sederhana dan
tidak memerlukan tenaga ahli. diberi :
a

SubKualifikasi K1, bagi yang mempunyai kompetensi melaksanakan


pekerjaan konstruksi mulai lebih dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)
b.
SubKualifikasi K2, bagi yang mempunyai kompetensi melaksanakan
pekerjaan konstruksi mulai lebih dari Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta
rupiah) hingga Rp. 350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah)

c.
SubKualifikasi K1, bagi yang mempunyai kompetensi melaksanakan
pekerjaan konstruksi mulai dari Rp. 350.000.000,- (tiga ratus lima puluh
juta rupiah) sampai dengan Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah);

b Kualifikasi Usaha Menengah


Badan Usaha dengan kualifikasi menengah, dapat melaksanakan
pekerjaan
dengan kriteria risiko sedang, berteknologi madya dan berbiaya sedang.
risiko sedang, mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya dan
pemanfaatan bangunan-konstruksinya dapat membahayakan, teknologi
madya, mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya
menggunakan sedikit peralatan berat dan memerlukan tenaga ahli.
Diberi:
a SubKualifikasi M1, bagi yang mempunyai kompetensi melaksanakan
pekerjaan konstruksi mulai lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah)
b. SubKualifikasi M2, bagi yang mempunyai kompetensi melaksanakan
pekerjaan konstruksi mulai lebih dari Rp.2.000.000.000,- (dua milyar
rupiah) sampai dengan Rp.10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah)
c Kualifikasi Badan Usaha Besar
Badan Usaha dengan kualifikasi besar, yang berbentuk Perseroan
Terbatas (PT) dapat melaksanakan pekerjaan berisiko tinggi, berteknologi
tinggi, dan berbiaya besar. risiko tinggi, mencakup pekerjaan konstruksi yang
pelaksanaannya dan pemanfaatan bangunan-konstruksinya sangat
membahayakan keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia, dan
lingkungan. teknologi tinggi, mencakup pekerjaan konstruksi yang
pelaksanannya menggunakan banyak peralatan berat serta banyak
memerlukan tenaga ahli dan tenaga terampil. Diberi:
a SubKualifikasi B1, bagi yang mempunyai kompetensi melaksanakan
pekerjaan konstruksi mulai lebih dari Rp.10.000.000.000,- (sepuluh milyar
rupiah) sampai dengan Rp.50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah)
b SubKualifikasi B2, bagi yang mempunyai kompetensi melaksanakan
pekerjaan konstruksi mulai paling sedikit Rp.50.000.000.000,- (lima
puluh milyar rupiah)

1a. Klasifikasi Jasa Konstruksi


Klasifikasi Jasa Konstruksi adalah penggolongan usaha jasa pelaksana
konstruksi menurut bidang usaha. Subklasifikasi adalah pembagian
penggolongan usaha jasa pelaksana
konstruksi menurut klasifikasi pekerjaan konstruksi. Klasifikasi bidang usaha
bersifat umum sebagaimana dimaksud adalah:
a. Bangunan gedung
b. Bangunan sipil
c. Instalasi mekanikal dan elektrikal
d. Jasa pelaksana lainnya
a. Klasifikasi bidang usaha Bangunan Gedung
Klasifikasi bidang usaha bangunan gedung, meliputi subklasifikasi
bidang usaha jasa pelaksana konstruksi sebagai berikut:
a. Bangunan hunian tunggal dan koppel
b. Bangunan multi atau banyak hunian
c. Bangunan gudang dan industri
d. Bangunan komersial
e. Bangunan hiburan publik
f. Bangunan hotel, restoran, dan bangunan serupa
g. Bangunan pendidikan
h. Bangunan kesehatan
i. Bangunan gedung lainnya.
b. Klasifikasi bidang usaha Bangunan Sipil
Klasifikasi bidang usaha bangunan sipil meliputi subklasifikasi bidang
usaha jasa pelaksana konstruksi sebagai berikut
a. Saluran air, pelabuhan, dam, dan prasarana sumber daya air lainnya
b. Instalasi pengolahan air minum dan air limbah serta bangunan
pengolahan sampah

c. Jalan raya (kecuali jalan layang), jalan, rel kereta api, dan landas
pacu
bandara
d. Jembatan, jalan layang, terowongan dan subways
e. Perpipaan air minum jarak jauh
f. Perpipaan air limbah jarak jauh
g. Perpipaan minyak dan gas jarak jauh
h. Perpipaan air minum lokal
i. Perpipaan air limbah lokal
j. Perpipaan minyak dan gas lokal
k. Bangunan stadion untuk olahraga outdoor
l. Bangunan fasilitas olah raga indoor dan fasilitas rekreasi.
c. Klasifikasi bidang usaha instalasi Mekanikal dan Elektrikal
Klasifikasi bidang usaha instalasi mekanikal dan elektrikal, meliputi
subklasifikasi bidang usaha jasa pelaksana konstruksi sebagai berikut:
a. Pemasangan pendingin udara (Air Conditioner), pemanas dan ventilasi
b. Pemasangan pipa air (plumbing) dalam bangunan dan salurannya
c. Pemasangan pipa gas dalam bangunan
d. Insulasi dalam bangunan
e. Pemasangan lift dan tangga berjalan
f. Pertambangan dan manufaktur
g. Instalasi thermal, bertekanan, minyak, gas, geothermal (pekerjaan
rekayasa)
h. Instalasi alat angkut dan alat angkat
i. Instalasi perpipaan, gas, dan energi (pekerjaan rekayasa)
j. Instalasi fasilitas produksi, penyimpanan minyak dan gas (pekerjaan
rekayasa)
k. Instalasi pembangkit tenaga listrik semua daya
l. Instalasi pembangkit tenaga listrik daya maksimum 10 MW
m. Instalasi pembangkit tenaga listrik energi baru dan terbarukan

n. Instalasi jaringan transmisi tenaga listrik tegangan tinggi/ekstra


tegangan tinggi
o. instalasi jaringan transmisi telekomunikasi dan/atau telepon
p. instalasi jaringan distribusi tenaga listrik tegangan menengah
q. instalasi jaringan distribusi tenaga listrik tegangan rendah
r. instalasi jaringan distribusi telekomunikasi dan/atau telepon
s. instalasi sistem kontrol dan instrumentasi
t. instalasi tenaga listrik gedung dan pabrik
u. instalasi elektrikal lainnya.
d. Klasifikasi bidang usaha jasa pelaksana lainnya
Klasifikasi bidang usaha jasa pelaksana lainnya, meliputi subklasifikasi bidang
usaha:
sebagai berikut
a. jasa penyewa alat konstruksi dan pembongkaran bangunan atau
pekerjaan sipil lainnya dengan operator
b. jasa pelaksana perakitan dan pemasangan konstruksi prafabrikasi untuk
konstruksi bangunan gedung
c. jasa pelaksana perakitan dan pemasangan konstruksi prafabrikasi untuk
konstruksi jalan dan jembatan serta rel kereta api
d. jasa pelaksana perakitan dan pemasangan konstruksi prafabrikasi untuk
konstruksi prasarana sumber daya air, irigasi, dermaga, pelabuhan,
persungaian, pantai serta bangunan pengolahan air bersih, limbah dan
sampah (insinerator).
2. Persyaratan membangun PT dan CV

Langkah-langkah untuk mendapatkan Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi


(SIUJK) dapat dibagi ke dalam tiga tahap:
TAHAP 1:
TAHAP 2:
TAHAP 3:

Sertifikasi Tenaga
Ahli (SKA)/Terampil(SKT)
Sertifikasi Badan
Usaha
(SBU)
Pengurusan
SIUJK

Sebelum membahloooooooooooooooooooooooooas ketiga tahap di


atas, pertama, pastikan bahwa Anda memiliki dokumen-dokumen yang
standar. Bila usaha Anda berbentuk PT misalnya, dokumen-dokumen

berikut sudah ada: akte pendirian PT, SK Menteri Hukum dan HAM, Surat
Keterangan Domisili Usaha, NPWP, SIUP, TDP dan Pengusaha Kena Pajak
(PKP).
Kedua, tentukan besar proyek yang akan Anda garap- apakah mau
menggarap proyek kecil (di bawah Rp500 juta), proyek menengah (Rp500
juta sd Rp 10 Miliar) atau proyek skala besar (di atas Rp10 M).
LPJK telah membuat kualifikasi perusahaan dengan nilai proyek: K1, K2,
K3, M1, M2, B1, dan B2.
Kalau perusahaan Anda masih baru di bidang jasa konstruksi, Anda hanya
mempunyai dua pilihan: memilih proyek kecil (K1) atau menengah (M1).
Kualifikasi Anda nanti dapat ditingkatkan sesuai dengan pengalaman Anda di
bidang konstruksi. Bila Anda memilih kualifikasi kecil (K1) misalnya, Anda
harus mempunyai pengalaman tertentu untuk bisa naik ke kualikasi K2, K3
dan seterusnya.
Dokumentasikanlah pengalaman-pengalaman Anda- kontrak, berita acara
selesai proyek- sebagai acuan bagi LPJK untuk meningkatkan kualikasi Anda
di bidang jasa konstruksi.
TAHAP 1: SERTIFIKASI TENAGA AHLI (SKA)/TENAGA TRAMPIL (SKT)
Bila Anda memilih SIUJK Klasifikasi M1 misalnya, Anda membutuhkan
SKA. Anda harus memiliki tenaga ahli minimal sarjana. Berapa orang sarjana
yang Anda butuhkan- ini tergantung dari berapa bidang yang akan Anda
garap. Bila perusahaan Anda adalah pemula, hanya 4 klasifikasi (bidang) dan
hanya 4 sub-klasifikasi (sub-bidang) yang bisa Anda garap.
KLASIFIKASI
Klasifikasi yang ada (sesuai dengan peratuan baru Lembaga Pengembagan
Jasa Konstruksi) adalah Bangunan Gedung, Bangunan Sipil, Instalasi
Mekanikal dan Eletrikal, Jasa Pelaksanaan Lainnya, Jasa Pelaksanaan
Spesialis, Jasa Pelaksanaan Ketrampilan. Masing-masing klasifikasi ini masih
mempunyai sub-klasifikasi. Jadi, Anda harus memilih klasifikasi dan subklasifikasi mana yang akan Anda garap.
Lembaga Pengmbangan Jasa Konstruksi telah mengeluarkan klasifikasi dan
sub-klasifikasi lengkap dengan kode-kodenya untuk izin usaha jasa
konstruksi

SYARAT UNTUK SKA

S1 Teknik dan Pertanian

Mengisi Formulir Keanggotaan

Fotocopy Izasa S1

Fotocopy KTP

Pasfoto 3x4 4 Lembar

NPWP

TAHAP 2: SERTIFIKASI BADAN USAHA


Bila perusahaan Anda telah memiliki sertifikasi tenaga ahli (SKA), baru Anda
bisa mengurus sertifikasi badan usaha (SBU). Tanpa SKA, Anda tidak
mungkin mendapatkan SBU.
Untuk mendapatkan SBU, selain SKA, Anda harus menjadi anggota salah
satu asosiasi, yang terakreditasi di LPJK. Kemudian, Anda membayar
sejumlah biaya untuk mengurus SBU sesuai dengan bidang yang Anda
garap. Banyak dokumen yang perlu Anda siapkan bila Anda mau
mendapatkan SBU.
Pengurusan SBU ini bisa mengambil waktu kurang lebih 1 bulan bahkan
lebih, tergantung banyaknya SBU yang diproses di LPJK.
SYARAT UNTUK SBU

Akte Pendirian Usaha (PT atau CV)

SK Menteri Hukum dan HAM (Pengesahan)

Surat Keterangan Domisili Usaha

Nomor Pokok Wajib Perusahaan (NPWP)

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Pengusaha Kena Pajak (PKP)

Neraca & Laporan Keuangan Perusahaan

Surat Keterangan Ketrampilan (SKT)/ Surat Keterangan Keahlian (SKA)

Kartu Anggota Assosiasi (KTA)

KTP Pengurus Perusahaan

Kartu Keluarga Penanggungjawab Perusahaan

Pas Foto 4x6 4 lembar

Struktur Organisasi
TAHAP 3: SIUJK
Bila Anda sudah mempunyai SKA dan SBU, barulah Anda bisa mengurus Izin
Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) ke Pemda terkait.

PERSYARATAN UNTUK SIUJK?

Akte Pendirian Usaha (PT atau CV)

SK Menteri Hukum dan HAM (Pengesahan)

Surat Keterangan Domisili Usaha

Nomor Pokok Wajib Perusahaan (NPWP)

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Pengusaha Kena Pajak (PKP)

Surat Keterangan Ketrampilan (SKT)/ Surat Keterangan Keahlian (SKA)

Sertfikasi Bada Usaha (SBU)

KTP Pengurus Perusahaan

Pas Foto 4x6 2 lembar

Anda mungkin juga menyukai