ABSTRACT
Survey some factory processing of fruit of Markisa, Pineapple and corn crop have been conducted to get
coefficient technic of waste of markisa rind, pineapple and corn crop in district Karo, Simalungun in North
Sumatra. Potency produce grass as basal feed for rumiant considering trend lose. Produce drymatter of
markisa rind, pineapple waste and waste corn crop respectively are 864.02 ton; 66.459.4 ton and 4.000.098
ton per year. Three this waste contain fibre and nutrition value (9 11% crude protein)higher than feed grass
(9% crude protein). In Indonesia as centra produce this waste markisa rind respectively are North Sumatra
and South Sulawesi; waste pineapple are West Java, Centre Java and South Sumatra and also centra produce
waste corn crop in East Java and Nort Sumatra. Utillization waste as feed supplement for goat obtain can use
until 60% and best 30% markisa rind; 80% and best 45% pineapple waste and 70% and best 30% waste corn
crop.Using the three waste in ration can be downly cost price of feed supplement to become Rp. 679 per
kilogram, with nutrition content standart for goat (13.24% crude protein; Digestible energy 2.6 M.cal) and
give daily gain of body weigh minimum 35 gram not to lose profit and optimum gain 80 gram per day.
Key Words: Evaluation, Nutrition, Waste and Goat
ABSTRAK
Survey beberapa pabrik pengolahan buah markisa dan nenas dan sentra usahatani jagung telah dilakukan
untuk memperoleh data koefisien teknis potensi produksi Limbah kulit markisa, limbah kulit nenas dan
limbah tanaman jagung di Kabupaten Karo dan Simalungun, Propinsi Sumatera Utara. Potensi produksi
bahan kering limbah kulit markisa, kulit nenas dan limbah tanaman jagung berturut-turut sebesar 864, 02 ton ,
66.459, 4 ton dan 4.000.098 ton per tahun. Ketiga jenis limbah ini mengandung serat cukup tinggi dan
kandungan nutrisinyapun lebih tinggi (Protein Kasar 9 11% dibandingkan dengan rumput (9%), sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai pakan pengganti rumput. Sentra produksi limbah markisa berada di Sumatera
Utara (Kabupaten Karo = 3 pabrik markisa) dan Sulawesi Selatan, limbah nenas berada di Jawa Barat, Riau
dan Sumatera Selatan, sedang limbah tanaman jagung berada di Jawa timur, Jawa Tengah dan Sumatera
Utara. Penggunaan pakan limbah markisa dapat sampai 60% dan terbaik 30% dalam ransum dan limbah
nenas dapat digunakan sampai 80% dalam ransum dan terbaik 45%. Simulasi kombinasi ketiga jenis limbah
ini dalam pakan tambahan berbasis limbah dapat menurunkan harga menjadi Rp. 679/kg dengan kandungan
nutrisi yang sesuai kebutuhan produksi (Protein 13,24%; DE 2,67 M.cal/kg) dan dengan pola variasi
pemberian diperoleh tingkat pertambahan bobot badan minimal 35 gram perhari agar tidak rugi dan
keuntungan optimal dicapai pada tingkat pertambahan bobot badan 80 g perhari dengan keuntungan Rp. 612
per hari per ekor.
Kata Kunci: Evaluasi, Nutrisi, Limbah Pertanian, Kambing
PENDAHULUAN
Eksploitasi sumber daya pakan basal
rumput sering dilakukan. Hal ini disebabkan
oleh perkembangan usaha ternak ruminansia
yang bersaing dengan perubahan fungsi lahan
yang
terus
terjadi
sepanjang
tahun.
480
sangat menentukan produksi dan perkembangan populasi ternak kini dan masa
mendatang. Menurut data Statistik Indonesia
tahun 2005, bahwa ketersediaan hijauan pakan
ruminansia dari sumber utama yaitu
perkebunan karet, sawit dan padang alam tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan pakan untuk
populasi ternak kambing nasional (Table 1).
Jika pemberian pakan hijauan diberikan sesuai
kebutuhan ternak (3 4% bahan kering dari
bobot hidup) maka kekurangan hijauan Pakan
untuk kambing mencapai sebesar 16% atau
sebayak 4.206.317 ekor (Gambar 1). Hal ini
menunjukkan bahwa ketersediaan hijauan
pakan ruminansia sudah mencapai tingkat
krisis, terutama padang alam sebagai sumber
hijauan. Oleh karena itu perlu upaya untuk
pengkayaan dan pemanfaatan sumber pakan
potensial lainnya yang harganya relatif murah
dan cukup tesedia. Eksplorasi jenis dan sumber
daya
pakan
limbah
pertanian
dan
pemanfaatannya penting dilakukan sebagai
Tabel 1. Potensi daya dukung hijauan pakan (HPT) dari berbagai sumber utama dan populasi kambing di
Indonesia tahun 2004
Populasi kambing
tahun 2004 (ekor)
Sumber HPT
Luas areal
(hektar)
Daya tampung
(kambing; ekor)
Perkebunan karet
5.447.562
5.719.940
-58%
Perkenunan sawit
3.262.267
3.425.380
-75%
Padang alam
20.410
90.008
Jumlah (ekor)
9.146.220
-99%
13.441.699
Kondisi
420.6371
16%
Rumput
9.235.328
34%
Pop. kambing
13.441.699
50%
Gambar 1. Rasio potensi produksi rumput dengan populasi kambing nasional tahun 2004
481
482
Tabel 2. Ruang lingkup evaluasi limbah nenas, markisa dan jagung sebagai Pakan kambing
Kriteria evaluasi
Metode pendekatan
Data output
Statistik Indonesia
Kapasitas tampung
populasi kambing nasional
Produksi limbah
483
Tabel 3. Komposisi fisik limbah nenas, markisa dan jagung di Kabupaten Karo dan Simalunguan Sumatera
Utara
Produksi limbah
Bagian
Jumlah
Daun
Nenas
Markisa
Jagung
(%)
(%)
(gr BK /tnan)
59
25 38
Batang
100 400
Tongkol
13
50 150
Kulit (Derm/sisik)
40
50 65
Biji (kecil-banyak)
10 16
Sari buah
60
25 34
Jumlah
100
100
Bahan
kering
Protein
kasar
Energi
kasar
Serat
kasar
Lemak
kasar
Neutral Detergen
Fiber (NDF)
Nenas*)
14,22
3,50
4481
19,69
3,49
57,27
Markisa**)
27,21
11,27
4351
42,59
1,62
52,74
Jagung***)
30,13
9,03
4523
38,18
0,93
54,02
Sumber: *) GINTING et al. (2004); **) KISTON SIMANIHURUK (2005); ***) EDI MARTONO (1998)
484
Tabel 5. Produksi bahan kering limbah nenas, markisa dan tanaman jagung tahun 2003 di beberapa daerah
Indonesia
Propinsi
Limbah Nenas
Limbah
Markisa
Limbah Tanaman
Jagung
Total
Persen
(ton)
(Pabrik)
(ton)
(ton)
(%)
Jawa Barat
14.927,2
101.241
116.1682
2,86
Riau
12.390,9
10.621,7
23.012,6
0,57
Jawa Timur
12.391
91.8374,8
930.765,8
22,89
Sumatera Selatan
10728.6
32.676
43.404,6
1,07
Sumatera Utara
5.731,8
138.512,1
144.243,9
3,55
3.852,8
18.403,7
22.256,5
0,55
NTB
1.713,8
21.302,5
23.016,3
0,57
Jawa Tengah
1.632,7
389.377,5
391.010,2
9,62
167.961,8
168.572,7
4,15
517,6
2.121,8
2.639,4
0,06
66.459,4
4.000.098
4.066.557
100
Sulawesi Selatan
610,9
Kalimantan Tengah
Indonesia
Kabupaten
Karo-Medan
Sentra markisa
485
Tabel 6. Kapasitas tampung ternak kambing dengan potensi limbah nenas dan jagung di beberapa daerah
Indonesia tahun 2004
Populasi Kambing
Propinsi
(000 ekor-%)
(SUT Kb-%)
( + ekor Kb)
1255.6 (9,3)
303113.3(2,8)
952486.6275
270.5 (2,1)
60045.9(0,6)
210454.077
2343.1(17,4)
2428612.6(22,9)
-85512.65492
Sumatera Selatan
454.3 (3,4)
113254.1(1,1)
341045.9883
Sumatera Utara5)
712.6 (5,3)
376370.2(3,5)
336229.7456
2.9 (0,1)
58073.1(0,6)
-55173.05936
267.4(2,0)
60055.5(0,6)
207344.4227
3018.5(22,5)
1020248.4(9,6)
1998251.598
444.4(3,3)
439850.4(4,1)
4549.510763
Kalimantan Tengah
29.3(0,2)
6886.89(0.1)
22413.11155
13.441.7(100)
10610717.2(100)
2665582.714
Jawa Barat
3)
Riau
Jawa Timur
2)
Indonesia
1)
SUT Kb (Satuan Unit Ternak Kambing), angka super skrip merupakan urutan populasi ternak tertinggi
(Lampung urutan ke 4)
486
60
50
40
30
20
10
0
KBM , 52.3
L.Nenas,
39 2
L.Nenas,
KBM , 6.8
KBM
L.Nenas
pakan
li b h
PBBH Kons
Gambar 2. Pertambahan bobot badan dan konsumsi ransum per kg bobot hidup kambing pada pemberian
pakan limbah
Tabel 7. Formulasi pakan kambing berbasis limbah nenas, markisa dan jagung dan limbah perkebunan sawit
dan tebu sebagai pakan utama pada kambing
Bahan pakan
Bahan kering
(%)
Bahan segar
(%)
Protein kasar
(%)
Energi tercerna
(Mcal/kg)
Harga
(Rp.)
Rumput
10
5,9
0,59
0,24
1783
Tepung L.Nenas
30
31,4
1,10
0,81
18811
Tepung L. Markisa
20
20,9
2,36
0,50
14631
Tepung L. Jagung
10
10,5
0,94
0,23
5225
BIS
10
10,5
1,93
0,30
8361
Solid
10
10,5
1,57
0,28
5225
Molases
7,3
0,26
0,28
7315
Garam
1,0
0,00
0,00
1045
Urea
1,0
3,76
0,00
3135
Mineral
1,0
0,00
0,00
4180
Jumlah
100
100
11,92
2,40
67929
13,24
2,67
755
Rp/kg
Pakan penguat
679
90
487
Tabel 8. Estimasi ekonomi produksi kambing lepas sapih (bobot awal 10 kg) selama 3 bulan pemeliharaan dengan pakan berbasis limbah nenas, markisa dan jagung.
PBBH
(g/hari/ekor)
1
Biaya pakan
(Rp/hari/ekor)
Biaya tetap
(Rp/hari/ekor)
Penerimaan
(Rp/hari/ekor)
Keuntungan (7-5-6)
(Rp/hari/ekor)
30
2,7
12,7
496
267
187
420
-34
40
3,6
13,6
516
278
187
560
95
50
4,5
14,5
535
289
187
700
224
60
5,4
15,4
556
300
187
840
353
70
6,3
16,3
575
310
187
980
483
80
7,2
17,2
595
321
187
1120
612
90
8,1
18,1
615
333
187
1260
740
100
9,0
19,0
635
345
187
1400
868
488
KESIMPULAN
Limbah nenas, markisa dan tanaman jagung
baik kandungan gizi dan produksinya cukup
potensial digunakan sebagai pakan.
Pakan limbah nenas dan markisa hanya
tersedia disekitar dekat pabrik. Semakin jauh
lokasi usaha ternak dengan sumber limbah
maka harga pakan akan semakin tinggi.
SARAN
DISKUSI
Pertanyaan:
Mohon informasi koefisien teknis produksi masing-masing limbah sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian dimaksud.
Jawab:
Mohon maaf pada poster tidak disajikan.
Masing-masing koefisien teknik produksi limbah sbb:
Limbah nenas = 40% dari buah
Limbah markisa = 50 65% dari buah
Limbah jagung = 85 90% per pohon (tanaman).
489