Anda di halaman 1dari 19

ELEKTROKIMI

Reaksi

Listrik

Sel Volta (Galvanic


Cell)
Reaksi yang terjadi

Sel Elektrolisis
(Electrolysis Cell)
Reaksi yang terjadi

1. KAPAN(G) (Katode
Positive Anoda
Negatif)
2. KRAO (Katode
Reduksi Anode
Oksidasi)
Contoh : batu baterai,
aki

1. KNAP(E) (Katode
Negative Anode
Positif)
2. KRAO (KRAO (Katode
Reduksi Anode
Oksidasi)
Contoh : pelapisan
logam

SEL VOLTA
(GALVANIC
CELL)

RANGKAIAN SEL VOLTA DALAM PERCOBAAN


Dalam rankaian gambar berikut
digunakan larutan ZnSO4 1 M dan CuSO4
Zn : anoda (elektroda
1M

-)
Cu : katoda (elektroda
+)

Zn

Jembatam garam

ZnSO4

Cu

CuSO4

Jembatan garam
berisi larutan garam
KNO3 yang diikat
dengan agar-agar

E sel = 1,10
V

Persamaan reaksi redoks pada sel


:Oksidasi : Zn (s)
Zn
(aq) + 2e
2+

+0,76
V : Cu
Reduksi

2+

(aq) + 2e Cu (s)

E =

E = + 0,34

V
Reaksi Sel : Zn (s) + Cu2+ (aq) Zn2+ (aq) + Cu
(s)

Notasi sel : Zn

/ Zn2+

(Anode ,Oksidasi)

// Cu2+ / Cu
( Reduksi , Katoda )

Deret Volta

Li K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu
Hg Ag Pt Au

Cara cepat Menghapal :


Lihat Kalau Bapak Camat Nanti
Meninggal Almarhum Minta
Zandanya Cari Pengganti Cadangan
Cowok Nita Senang Pembagian
Harta Sebelum Bibi Crupuk Hangus
Agak Pait Au

Deret Volta (lanjutan)

Li K Ba Ca Na Mg Al Mn (H2O) Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Sb
Bi Cu Hg Ag Pt Au

E cell = (-)
Reduktor
Mengalami
oksidasi
Anode
Electrode (-)

E cell = (+)
Oksidator
Mengalami
reduksi
Cathode
Electrode (+)

Arah aliran elektron

Li K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu
Hg Ag Pt Au
+ air dingin

+ air panas
+ asam non oksidator : asam sulfat
encer, HCL
+ asam oksidator : HNO3 ,
H2SO4 (p)
+ aqua regia, campuran 3 HCl dan 1
HNO3 (P)

Menghitung Potensial Elektroda Sel

E sel = E red - E oks

Reaksi dikatakan spontan jika nilai E sel


bernilai positip

SEL
ELEKTROLIS
IS

Hukum Faraday I
Massa zat yang dihasilkan
sebanding dengan jumlah
muatan listrik (Q) yang melewati
sel elektrolit tersebut

eit
w
F

Hukum Faraday II
Jumlah zat- Zat yang dihasilkan oleh
muatan listrik yang sama di dalam
beberapa sel berbanding lurus
dengan berat ekivalen zat tersebut

W1 W2 W3

e1
e2
e3

KOROSI
Korosi atau perkaratan logam merupakan fenomena kimia pada
bahan-bahan logam yang pada dasarnya merupakan reaksi logam
menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan
lingkungan berair dan oksigen. Contohnya kerusakan logam besi
dengan terbentuknya karat oksida.

Korosi logam melibatkan proses anoda, yaitu oksidasi


logam menjadi ion dengan melepaskan elektron ke dalam
(permukaan) logam dan proses katoda yang mengkonsumsi
electron tersebut dengan laju yang sama : proses katoda
biasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari
lingkungan sekitarnya. Untuk contoh korosi logam besi
dalam udara lembab, misalnya proses reaksinya dapat
dinyatakan sebagai berikut :
Anode

: { Fe(s) Fe2+(aq)+ 2e } x 2

E = 0,44

Katoda

:O2(g)+ 4H+(aq)+ 4 e 2 H2O(l)


E = 1,23
+
Redoks : 2 Fe(s) + O2 (g)+ 4 H+(aq) 2 Fe2++ 2 H2O(l) Esel =
1,67 v
Reaksi ini terjadi pada lingkungan asam dimana ion H+

Ion Fe+2 yang terbentuk, di anode kemudian teroksidasi


lebih lanjut oleh oksigen membentuk besi (III) oksida :
4 Fe+2(aq)+ O2 (g) + (4 + 2x) H2O(l) 2 Fe2O3 x H2O + 8 H+(aq)
Hidrat besi (III) oksida inilah yang dikenal sebagai karat
besi. Sirkuit listrik dipacu oleh migrasi elektron dan ion,
itulah sebabnya korosi cepat terjadi dalam air garam.
Jika proses korosi terjadi dalam lingkungan basa, maka
reaksi katodik yang terjadi, yaitu :
anoda : { Fe(s) Fe2+(aq)+ 2e } x 2
E = 0,44 v
Katoda: O2 (g) + 2 H2O(l)+ 4e 4 OH-(aq)
E=
0,40 v
+
2Fe + O2 + 2H2O 2Fe2+ + 4OH-

E = 0,84 v

Pencegahan korosi
1.

Proses pelindung permukaan, digunakan untuk mencegah


sentuhan langsung antara logam dan air atau udara. Cara
yang digunakan untuk melindungi permukaan besi dan
baja:

pengecatan

Anda mungkin juga menyukai