Anda di halaman 1dari 7

2.

4 RUMAH SEHAT
2.4.1. Definisi
Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat
berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani
serta keadaan sosialnya baik demi kesehatan keluarga dan individu (Komisi
WHO mengenai kesehatan dan lingkungan, 2002).
Rumah yang sehat tidak harus dibangun di atas tanah yang luas,
bangunan yang tinggi, ataupun menghabiskan banyak biaya. Kesehatan rumah
pada dasarnya bisa diterapkan di rumah mana saja, asalkan penghuni rumah
tersebut sadar akan kesehatan lingkungan. Berikut merupakan kriteria rumah
sehat :
1.1.

Menurut Depkes (2002), secara umum rumah dapat dikatakan sehat


apabila memenuhi kriteria yaitu :
1.1.1 Memenuhi
kebutuhan
fisiologis
meliputi
pencahayaan,
penghawaan, ruang gerak yang cukup, dan terhindar dari
kebisingan yang mengganggu.
1.1.2 Memenuhi kebutuhan psikologi meliputi privacy yang cukup yaitu
dua individu dari jenis kelamin yang berbeda dan berumur di atas
10 tahun dan bukan berstatus suami istri tidak boleh tidur dalam
satu kamar, serta komunikasi yang sehat antar anggota keluarga
dan penghuni rumah.
1.1.3 Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar
penghuni rumah meliputi penyediaan air bersih, pengelolaan tinja,
limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan
hunian yang tidak berlebihan, dan cukup sinar matahari pagi.
1.1.4 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik
yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah, antara lain
fisik rumah yang tidak mudah roboh, dan tidak mudah terbakar.

1.2.

Menurut Notoatmodjo 2003, berikut syarat-syarat dari rumah sehat :


1.2.1 Bahan Bangunan:
(1) Lantai
(2) Dinding
(3) Atap genteng
(4) Lain-lain (tiang, kaso, dan reng)
1.2.2 Ventilasi

1.2.3 Cahaya
1.2.4 Luas bangunan
1.2.5 Fasilitas-fasilitas di dalam rumah
1.2.6 Kelembaban
Rumah yang sehat harus dapat mencegah dan mengurangi resiko
kecelakaan seperti terjatuh, keracunan dan kebakaran. Beberapa aspek yang
harus diperhatikan dalam kaitan dengan hal tersebut antara lain membuat
konstruksi rumah yang kokoh dan kuat, bahan rumah terbuat dari bahan tahan
api, pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya racun
dan gas, lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan
kecelakaan mekanis dapat terhindari.
1.3.

Parameter Penilaian Rumah Sehat


Lingkup penilaian rumah sehat dilakukan terhadap kelompok komponen
rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni, sebagai berikut :
1.3.1 Kelompok komponen rumah, meliputi :
1.3.1.1 Langit-langit
1.3.1.2 Dinding
1.3.1.3 Lantai
1.3.1.4 Jendela kamar tidur
1.3.1.5 Jendela ruang keluarga dan ruang tamu
1.3.1.6 Ventilasi
1.3.1.7 Sarana pembuangan asap dapur
1.3.1.8 Pencahayaan
1.3.2 Kelompok sarana sanitasi, meliputi:
1.3.2.1 Sarana air bersih
1.3.2.2 Sarana pembuangan kotoran
1.3.2.3 Sarana pembuangan air limbah
1.3.2.4 Sarana pembuangan sampah
1.3.3 Kelompok perilaku penghuni
1.3.3.1 Membuka jendela kamar tidur
1.3.3.2 Membuka jendela ruang keluarga
1.3.3.3 Membersihkan rumah dan halaman
1.3.3.4 Membuang tinja bayi dan balita ke jamban
1.3.3.5 Membuang sampah pada tempat sampah

1.4. Cara Penilaian Rumah Sehat


1.4.1 Penilaian rumah

Penilaian rumah perlu ditentukan nilai minimum yang memenuhi


kriteria sehat dan bobot pada kelompok komponen rumah, sarana
sanitasi dan perilaku penghuni.
Nilai minimum yang memenuhi kriteria sehat pada masing-masing
parameter adalah sebagai berikut :
a. Nilai minimum dari kelompok komponen rumah adalah :
1) Langit-langit
=2
2) Dinding
=2
3) Lantai
=2
4) Jendela kamar tidur
=1
5) Jendela ruang keluarga
=1
6) Ventilasi
=1
7) Sarana pembuangan asap dapur
=2
8) Pencahayaan
=2
b. Nilai minimum dari kelompok sarana sanitasi adalah :
1) Sarana air bersih
=3
2) Jamban (sarana pembuangan kotoran )
=2
3) Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
=2
4) Sarana pembuangan sampah
=2
c. Perilaku
Untuk perilaku tetap dikenakan nilai maksimum karena perilaku
sangat berperan mencapai rumah sehat.
1.4.2. Pemberian Nilai
a. Komponen rumah
1) Langit-langit
1. = Tidak ada
2. = Ada, kotor dan rawan kecelakaan
3. = Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan
2) Dinding
1 = Bukan tembok (terbuat dari anyaman bambu/
ilalang)
2 = Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata
atau batu yang tidak kedap air

3 = Permanen ( tembok, pasangan batu bata atau batu


yang diplester), papan kedap air
3) Lantai
0 = tanah
1 = Papan/anyaman bambu yang dekat dengan
tanah/plesteran yang retak/berdebu
2 = diplester/ubin/keramik/papan/rumah panggung
4)Jendela kamar tidur
0 = tidak ada
1 = ada
5)Jendela ruang keluarga
0 = tidak ada
1 = ada
6)Ventilasi
0 = tidak ada
1 = ada, tetapi luasnya <10% luas lantai
2 = ada, luas ventilasi 10% luas lantai
7)Sarana pembuangan asap dapur
0 = tidak ada
1 = ada, luas tabung ventilasi/asap dapur 10% dari
luas lantai dapur
2 = ada, dengan lubang ventilasi 10% luas lantai
dapur (asap keluar dengan sempurna atau ada exhaust fan
atau ada peralatan lain yang sejenis)

8)Pencahayaan
0 = tidak terang, tidak bisa dipergunakan untuk
membaca
1 = kurang terang, sehingga kurang jelas untuk
membaca normal

2 = terang dan tidak silau sehingga dapat


dipergunakan untuk membaca dengan normal
b. Sarana sanitasi
1) Sarana Air bersih
0 = tidak ada
1 = ada,bukan milik sendiri dan tidak memenuhi
syarat kesehatan
2 = ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat
kesehatan
3 = ada,bukan milik sendiri dan memenuhi syarat
kesehatan
4 = ada,milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan
2) Jamban (Sarana Pembungan Kotoran)
0 = tidak ada
1 = ada,bukan leher angsa,tidak ada tutup,disalurkan
ke sungai/kolam
2 = ada,bukan leher angsa ada tutup (leher
angsa),disalurkan ke sungai/kolam
3 = ada,bukan leher angsa ada tutup,septic tank
4 = ada,leher angsa,septic tank
3) Sarana Pembuangan air limbah (SPAL)
0 = tidak ada,sehingga tergenang tidak teratur di
halaman rumah
1 = ada,diresepkan mencemari sumber air (jarak
dengan sumber air <10 m)
2 = ada,dialirkan ke selokan terbuka
3 = ada,diresapkan dan tidak mencemari sumber air
(jarak dengan sumber air 10 m)

4 = ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota)


untuk di olah lebih lanjut
4)Sarana Pembuangan Sampah (Tempat Sampah)
0 = tidak ada
1 = ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup
2 = ada, kedap air dan tidak tertutup
3 = ada, kedap air dan tertutup
c) Perilaku Penghuni
1)Membuka jendela kamar tidur
0 = tidak pernah di buka
1 = kadang-kadang
2 = setiap hari di buka
2)Membuka jendela ruang keluarga
0 = tidak pernah di buka
1 = kadang-kadang
2 = setiap hari di buka
3)Membersihkan rumah dan halaman
0 = tidak pernah di buka
1 = kadang-kadang
2 = setiap hari
4)Membuang tinja bayi dan balita ke jamban
0 = dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan
1 = kadang-kadang dibuang ke jamban
2 = setiap hari di buang ke jamban
5)Membuang sampah pada tempat sampah

0 = dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan


1 = kadang-kadang dibuang ke tempah sampah
2 = setiap hari di buang ke tempat sampah
Untuk penjelasan selanjutnya dapat kami uraikan sebagai berikut :
Hasil penilaian rumah = Nilai x Bobot
Hasil penilaian rumah didapat :
Rumah Sehat

= 1068-1200

Rumah tidak sehat

= < 1068

1.4.3 Pembobotan
Pembobotan terhadap kelompok rumah, kelompok sarana sanitasi dan
kelompok perilaku penghuni berdasarkan teori Bloom, dimana diinterpretasikan
terhadap:
a. Lingkungan
b. Perilaku
c. Pelayanan Kesehatan
d. Keturunan

=45%
=35%
=15%
=5%

Dalam hal rumah sehat presentase Pelayanan Kesehatan dan Keturunan


diabaikan, sedangkan penilaian Lingkungan dan Perilaku dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Pemberian bobot penilaian rumah diberikan pada masing-masing indikator:
a. Bobot komponen rumah
b. Bobot Sarana sanitasi
c. Bobot Perilaku penghuni

=31(25/80 x 100% = 31,25)


=25(20/80 x 100% = 25)
=44(35/80x100%=43,75)

Anda mungkin juga menyukai