SKRIPSI
ESTHER L. TOBING
040802051
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
Diajukan untuk melengkapi tugas dan syarat mencapai gelar Sarjana Sains
ESTHER L. TOBING
040802051
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
PERSETUJUAN
Judul
Kategori
: SKRIPSI
Nama
: ESTHER L. TOBING
: 040802051
Program Studi
Departemen
: KIMIA
Fakultas
Disetujui,
Medan,
Komisi Pembimbing
Maret 2009
Dosen Pembimbing II
Dosen Pembimbing I
PENGHARGAAN
Dengan mengucapkan puji dan syukur bagi Tuhan Yesus Kristus oleh karena kasih
dan penyertaanNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan
skripsi ini.
Dengan segala hormat saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada Ibu Dra. Tini Sembiring, MS selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Drs.
Ahmad Darwin, MSc selaku Dosen Pembimbing II dan Ibu Dra. Yugia Muis, MSi
selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dalam kegiatan
akademik, dan kepada Bapak Prof.Dr. Harlem Marpaung selaku kepala laboratorium
bidang Kimia Analitik FMIPA USU, serta semua dosen Departemen Kimia FMIPA
USU. Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada Ketua dan Sekretaris Departemen
Kimia FMIPA USU Ibu Dr. Rumondang Bulan Nst.,MS dan Bapak Drs. Firman
Sebayang, MS. Buat seluruh asisten Laboratorium Kimia Analitik FMIPA USU:
Ferdinan, Melfa, Refanti, Eve, Hisar, Eviana dan Tresna, serta KSeri selaku analis.
Rekan mahasiswa/i jurusan kimia khususnya stambuk 2004, Gomgom, BViktor,
BUcok, Myrna, BOno, KTiwi, KDevi, BTulus, KAika, KLisda, teman satu kost
JG 484, serta Santi, Chandra, Dedi, Dina terimakasih buat perhatiannya, buat teman
terbaikku Ronald S. terimakasih buat doa dan dukungannya. Akhirnya dengan penuh
kasih yang setulusnya penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada
keluargaku yang kukasihi, kedua orangtuaku, Ayahanda H. L. Tobing dan Ibunda L.
Sitinjak atas bantuan baik moril maupun material. Terimakasih juga buat abang
Franky yang selalu memberikan motivasi, kakak Sophia dan adik-adikku tersayang
Mike, Lia dan Roy atas segala perhatian dan doanya, serta seluruh keluarga yang tidak
disebutkan satu-persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa menyertai kita semua.
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian kadar Nitrogen, C-Organik dari tumbuhan Kembang Bulan
(Tithonia diversifolia) sebelum dan sesudah pengomposan. Penentuan Nitrogen
dilakukan dengan metode Kjehldahl, C-Organik dengan metode Walkey black. Dari
hasil penelitian diketahui bahwa tumbuhan Kembang Bulan sebelum pengomposan
nilai Nitrogen dan C-Organik masing-masing sebesar 3,92 % dan 43,49 %. Sedangkan
nilai Nitrogen dan C-Organik sesudah pengomposan 3-12 hari dengan interval waktu
3 hari masing-masing sebesar 4,48 %, 4,48 %, 4,23 %, 4,13 % dan 36,29 %, 31,83 %,
22,44 %, 20, 68 %. Sehingga kandungan N yang tinggi dapat direkomendasikan
bahwa tumbuhan Kembang Bulan dapat dimanfaatkan sebagai sumber nitrogen pada
proses pemupukan.
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
Research about determining Nitrogen, Organic Carbon from Kembang Bulan plant
before and after composting, has been done. Determination of Nitrogen has been done
with Kjehldahl methode, organic carbon with Walkey Black methode. Based on the
research result that Kembang Bulan plant before composting had the value with part
of each Nitrogen and Organic carbon are 3,92 % and 43,49 %, whereas after
composting 3-12 days with 3 days interval had part of each Nitrogen, Organic Carbon
are 4,48 %, 4,48 %, 4,23 %, 4,13 % and 36,29 %, 31,83 %, 22,44 %, 20, 68 %. With
the result that high content of nitrogen recomended that Kembang Bulan plant to use
nitrogen source for manure process.
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI
Persetujuan
Pernyataan
Penghargaan
Abstrak
Abstract
Daftar isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Halaman
ii
iii
iv
v
vi
vii
ix
x
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Permasalahan
1.3 pembatasan Permasalahan
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian
1.6 Lokasi Penelitian
1.7 Metodologi Percobaan
1
1
2
2
2
3
3
3
4
4
5
5
6
9
11
12
13
14
14
15
16
17
19
19
19
20
21
21
21
22
22
22
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
22
22
22
22
24
24
25
26
26
27
28
29
29
29
31
32
33
34
37
37
37
DAFTAR PUSTAKA
38
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Data Volume FeSO4 0,9416 N yang Terpakai pada
Penentuan C-Organik dengan Metode Walkey Black
Tabel 4.2. Data Volume HCl 0,0102 N yang Terpakai pada
PenentuanNitrogen dengan Metode Kjehldahl
Tabel 4.3. Data Pengukuran C-Organik dengan Metode Walkey Black
Tabel 4.4. Data Pengukuran Nitrogen Dengan Metode Kjehldahl
Tabel 4.5. Data Nisbah C/N
Tabel 5.1. Standar Kualitas Kompos SNI : 19-7030-2004
29
30
40
40
40
41
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
10
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Tumbuhan Kembang Bulan (Tithonia diversifolia)
42
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
11
BAB 1
PENDAHULUAN
Tarutung,
Siborong-borong
dan
daerah
sekitarnya,
masyarakat
memanfaatkan gulma kembang bulan atau lebih dikenal dengan bunga sipaet-paet
sebagai pupuk hijau. Dan dari hasil pengamatan mereka sebagai petani (masyarakat
awam) bunga sipaet-paet dapat menyuburkan tanah.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk menentukan kadar nitrogen, C-Organik
dan C/N dalam tumbuhan kembang bulan dan membandingkannya setelah
dikomposkan dengan bantuan effective microorganism (EM4).
Ini akan mendorong kita untuk memanfaatkan hasil alam yang sebelumnya
terbuang sia-sia, untuk dikembalikan lagi kealam dalam bentuk yang lebih bermanfaat
(Redaksi Agromedia, 2008).
Penggunaan humus sebagai pupuk adalah warisan leluhur. Tanah pertanian
para petani zaman dahulu umumnya subur karena lahan mereka berasal dari hutan
humus yang kaya humus (Dipo Yuwono, 2005).
Pengembalian bahan organik ke dalam tanah adalah hal yang mutlak dilakukan
untuk mempertahankan lahan pertanian agar tetap produktif. Dua alasan yang selama
ini yang sering dikemukakan para ahli adalah :
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
12
2003).
1.2 Permasalahan
1. Apakah kandungan nitrogen, COrganik dan C/N dalam tumbuhan kembang bulan
sebelum dan sesudah dikomposkan mempunyai perbedaan yang cukup nyata?
2. Apakah pemanfaatan tumbuhan kembang bulan (Tithonia diversifolia) sebagai
pupuk hijau dapat dimaksimalkan dengan pengomposan?
1.3 Pembatasan Permasalahan
Penelitian ini dibatasi pada penentuan Nitrogen, C Organik dan C/N pada tumbuhan
kembang bulan (Titihonia diversifolia) sebelum pengomposan dan sesudah
pengomposan.
1.4 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kadar Nitrogen, COrganik dan C/N pada tumbuhan kembang
bulan sebelum dikomposkan dan sesudah dikomposkan sehingga dapat diketahui
apakah tumbuhan kembang bulan (Tithonia diversifolia) dapat digunakan sebagai
bahan baku pupuk organik.
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
13
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
14
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Botani
Kingdom
: Plantae Plants
Class
: Magnoliopsida Dicotyledons
Subclass
: Asteridae
Order
: Asterales
Family
Genus
Species
(http://plants.usda.gov/indekx.html)
Batang : 1-3 m, perdu yang tegak, tunas menjalar dalam tanah. Batangnya
bulat, dengan empelur putih. Daunnya bertangkai, berangsur runcing hingga pangkal,
taju runcing tajam. Bongkol berdiri sendiri, bertangkai panjang, tangkai mendukung
beberapa daun pelindung. Pembalut bentuk lonceng. Dasar bunga bersama bentuk
kerucut lebar, tabung berambut rapat, pendek, helaian bentuk lanset, bergigi 2-3,
kuniong keemasan. Bunga cakram sangat banyak berwarna kuning. Tabung kepala
sari coklat tua, cabang tangkai putik dua, melengkung kembali, berambut (Van
Steenis, 1988).
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
15
Tanaman legum tidak selalu dapat tumbuh baik pada tanah marginal. Salah
satu jenis tanaman legum yang dapat tumbuh baik pada tanah yang kurang subur
adalah Tithonia diversifolia atau bunga matahari Meksiko. Tanaman ini telah
menyebar hampir di seluruh dunia, dan sudah dimanfaatkan sebagai sumber hara N
dan K oleh petani di Kenya, namun di Indonesia belum banyak dimanfaatkan.
Tithonia banyak tumbuh sebagai semak di pinggir jalan, tebing, dan sekitar lahan
pertanian.
Selain menambah unsur hara makro dan mikro dalam tanah, pupuk organik ini pun
terbukti sangat baik dalam memperbaiki struktur tanah pertanian. Pupuk organik tidak
lain adalah bahan yang dihasilkan dari pelapukan sisasisa tanaman, hewan dan
manusia.
16
Seperti halnya pupuk anorganik, jenis pupuk organik sangat beragam. Kalau jenis
pupuk anorganik ditentukan oleh kadar haranya maka jenis pupuk organik ini
ditentukan oleh asal bahan terbentuknya. Dari sinilah lahir sebutan pupuk kandang,
kompos, pupuk hijau, humus, dan pupuk burung atau guano.
a. Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik yang berupa
kotoran padat yang bercampur sisa makanan maupun air kencing (urine). Itulah
sebabnya pupuk kandang terdiri dari dua jenis yaitu padat dan cair.
b. Kompos
Kompos merupakan hasil dari pelapukan bahan-bahan berupa dedaunan, jerami,
alang-alang, rumput, kotoran hewan, sampah kota dan sebagainya. Proses pelapukan
bahan-bahan tersebut dapat dipercepat melalui bantuan manusia.
Secara garis besar membuat kompos berarti merangsang perkembangan bakteri
(jasad-jasad renik) untuk menghancurkan atau menguraikan bahan-bahan yang
dikomposkan hingga terurai menjadi senyawa lain. Penguraian bahan-bahan tersebut
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
17
dibantu oleh suhu 60oC. Proses penguraian tersebut mengubah unsur hara yang terikat
dalam senyawa organik yang sukar larut menjadi senyawa organik larut sehingga
berguna bagi tanaman. Selain itu pengomposan pun bertujuan menurunkan rasio C/N
tergantung jenis tanamannya rasio C/N sisa tanaman yang masih segar umumnya
tinggi sehingga mendekati rasio C/N tanah. Rasio C/N adalah perbandingan C
(karbon) dan N (nitrogen).
c. Pupuk Hijau
Disebut pupuk hijau karena yang dimanfaatkan sebagai pupuk adalah hijauan, yaitu
bagian-bagian seperti daun, tangkai, dan batang tanaman tertentu yang masih muda.
Tujuannya untuk menambah bahan organik dan unsur-unsur lain ke dalam tanah,
terutama nitrogen.
d. Humus
Humus adalah sisa tumbuhan berupa daun, akar, cabang, dan batang yang sudah
membusuk secara alami lewat bantuan mikroorganisme (di dalam tanah) dan cuaca di
atas tanah. Lapisan atas tanah di hutan banyak terbentuk humus.
Ciri khas humus adalah berwarna hitam sampai coklat tua. Sifatnya tidak
berbeda dari kompos, yaitu mudah mengikat dan merembeskan air dan gembur. Itulah
sebabnya humus sangat berguna untuk memperbaiki keasaman tanah yang tidak beres,
sayangnya humus susah dicari. Kalau diamati memang sulit membedakan antara
kompos dan humus. Perbedaannya hanya bahan dan cara terjadinya. Kalau kompos
dibuat dari berbagai bahan dan dilapukkan dengan bantuan manusia maka humus
terjadi dari bagian tanaman yang membusuk atau melapuk dengan sendirinya (Pinus
Lingga, Marsono, 2004).
Humus didefinisikan sebagai material organik yang berasal dari degradasi
ataupun pelapukan daun-daunan ataupun ranting-ranting tanaman yang membusuk
(mengalami dekomposisi) yang akhirnya berubah menjadi humus (bunga tanah), dan
kemudian menjadi tanah. Sedangkan secara lebih kimia, humus didefinisikan sebagai
suatu kompleks organik makromolekular yang mengandung banyak cincin dan
subtituen-subtituen polar seperti fenol, asam karboksilat, dan alifatik hidroksida.
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
18
Komponen kimiawi fraksi humus, kompos terutama tersusun atas material organik
dan sedikit material anorganik. Hasil dari pemecahan material organik oleh
mikrobiologi dalam kompos akan membentuk humus. Fraksi humus ini terdiri dari
dua komponen kimiawi yaitu:
1. Humus substans
Material humus substans disusun oleh 60-80% kompos material organik yang
mempunyai ciri warna coklat gelap dengan berat molekul beragam dari 200-300.000
g/mol. Material ini adalah produk sintesis sekunder dari senyawaan organik sederhana
yang terbentuk karena pemecahan material organik oleh mikrobiologi. Humus subtans
ini dapat dipisahkan atas asam fulvat, asam humat dan humin.
Humus
Berat
Substans
Molekul
Asam Fulvat
Penjelasan
1000-5000
g/mol
Asan Humat
Humin
10.000-
100.000
g/mol
dalam asam
> 100.000
g/mol
Selain sebagai penyusun material dari fraksi humus, humus substans, asam humat, dan
asam fulvat diatas juga merupakan bahan kimia acuan dalam menentukan kedewasaan
kompos. Penentuan kedewasaan kompos ini sangat penting, karena apabila kompos
yang kita gunakan pada tanah pertanian belum terkompos sempurna atau komposnya
masih muda dapat menyebabkan fitotoksisitas terhadap tanaman dan mempengaruhi
lingkungan. Secara umum, kompos segar mengandung asam humat dengan mutu
rendah sedangkan mutu asam fulvat tinggi. Mutu humus substans tidak berubah
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
19
selama pengomposan, namun jumlah asam humat bertambah dari 7-8% dalam
material kasar, menjadi 12-14% dalam kompos dewasa.
2. Non material Humat
Bahan non humat terlarut terutama disusun oleh polisakarida terlarut, peptida dan
asam-asam amino, lemak-lemak, lilin-lilin dan asam-asam yang mempunyai berat
molekul kecil. Senyawa-senyawa ini dengan mudah diserang oleh mikroorganisme
dan terdegradasi dalam waktu yang singkat.
Humus dapat meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam
menahan pupuk anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikan aerasi
tanah, dan juga dapat menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawasenyawa organik toksik (Sinly Evan Putra, 2009).
e. Kotoran Burung Liar (Guano)
Pupuk kotoran burung yang lazim disebut guano merupakan kotoran dari berbagai
jenis burung liar (bukan burung peliharaan). Pupuk ini terhitung tidak kalah
dibandingkan pupuk lainnya. Menurut penelitian kotoran burung banyak mengandung
unsur hara bagi tanaman karena berisi biji-bijian yang berasal dari tanaman (Pinus
Lingga, Marsono, 2004).
2.3 Nitrogen
Diantara tiga unsur yang biasanya diberikan, nitrogen mempunyai efek paling cepat
dan menonjol. Mula-mula cenderung meningkatkan pertumbuhan diatas tanah dan
memberikan warna hijau pada daun. Pada semua tanaman, nitrogen merupakan
pengatur yang sangat menguasai penggunan kalium, fosfor dan unsur yang lain.
20
Nitrogen dapat kembali ke tanah melalui pelapukan sisa mahluk hidup (bahan
organik). Nitrogen yang berasal dari bahan organik ini dapat dimanfaatkan oleh
tanaman setelah melalui tiga tahap reaksi yang melibatkan aktivitas mikroorganisme
tanah.
Penguapan nitrogen tanah sangat ditingkatkan oleh drainase buruk dan aerasi
kurang lancar. Penguapan tersebut antara lain :
a. Penguraian oleh organisme
Mikroorganisme yang bersangkutan bentuk heterotrofik meningkatkan aminisasi dan
amonifikasi. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
-2[O]
2 HNO3
-2[O]
2HNO2
-2[O]
N2O
N2
- H2O
Nitrat
nitrit
oksidanitrogen
-O
unsur N
2NO
- H2O
nitrogen monoksida
Dalam keadaan umum tanah, dinitrogen oksida (N2O) ialah gas yang paling
banyak hilang, nilai pH diatas 7 mendorong hilangnya N dalam bentuk unsur dan nilai
pH dibawah 6 meningkatkan hilangnya N dalam bentuk nitrogen monoksida (NO).
b. Pengurangan Kimia
Ada cara lain yang memungkinkan nitrogen hilang dalam bentuk gas.
Misalnya nitrit dalam larutan asam lemah, lambat laun akan menjadi gas nitrogen
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
21
CO2 + 3 H2O + 2 N2
Tanaman yang kurang mendapat nitrogen akan kerdil dan memiliki sistem
perakaran terbatas. Daun menjadi kuning atau hijau kekuningan dan cenderung mudah
jatuh.
Karena pemberian senyawa nitrogen berefek sangat cepat pada tanaman, orang
cenderung menganjurkan pemberian yang lebih tinggi daripada yang diperlukan.
Anjuran ini sangat merugikan, akan mengakibatkan kerusakan pada tanaman tertentu.
Daun berwarna hijau tua, lunak, banyak berair (Soegiman, 1982).
2.4 Bahan Organik
Bahan Organik tanah mempengaruhi sifat fisika dan kimia tanah, sedang pengaruh
relatif sangat besar dibanding dengan jumlahnya yang sedikit dalam tanah. Biasanya
paling sedikit separuh dari kemampuan menukar kation dipengaruhinya dan
bertanggung jawab pada kemantapan agregat tanah lebih tanah lebih besar dibanding
dengan tiap faktor yang lain. Lagi pula bahan organik menyediakan senyawa energi
dan senyawa pembentuk tubuh jasad mikro.
Sumber asli bahan organik tanah ialah jaringan tumbuhan. Kira-kira 75% atau
lebih, jaringan hijau tanaman tingkat tinggi adalah air. Bahan kering dibuat dari
karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen dan unsur-unsur mineral.
Meskipun lebih dari 90% berat kering ialah karbon, oksigen dan hidrogen,
tetapi unsur yang lain memegang peranan penting dalam kelangsungan tumbuhan.
Nitrogen, sulfur, kalium, fosfor, kalium dan kalsium dari sumber organik sangatlah
penting. Sebagian terbesar nitrogen tanah asli menjadi bagian solum sebagai penyusun
jaringan tumbuhan dan hewan.
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
22
Sederhana
Karbohidratkarbohidrat
1- 5 %
10 28 %
yang kasar
20 50 %
18%
Lignin
10 30 %
Gula dan pati
Proteinprotein
Hemiselulosa
1 15 %
Selulosa
mudahnya
( cepat terurai )
2. Protein kasar
3. Hemiselulosa
4. Selulosa
sangat lambat
terurai
karbonat
dan
bikarbonat,
penyederhanaan
bahan
organik
Prinsip pengomposan adalah menurunkan C/N ratio bahan organik hingga sama
dengan C/N tanah (<20). Dengan semakin tingginya C/N bahan maka proses
pengomposan akan semakin lama karena C/N harus diturunkan. Bahan organik tidak
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
23
dapat langsung digunakan atau dimanfaatkan oleh tanaman karena perbandingan C/N
dalam bahan tersebut relatif tinggi atau tidak sama dengan C/N tanah.
Nilai C/N tanah sekitar 10-12. Apabila bahan organik mempunyai kandungan
C/N mendekati atau samadengan C/N tanah maka bahan tersebut dapat digunakan
atau diserap tanaman. Namun, umumnya bahan organik yang segar mempunyai C/N
yang tinggi, seperti jerami padi 50-70; daun-daunan > 50 (tergantung jenisnya); kayu
yang telah tua dapat mencapai 400 (Yovita Hety Indriani, 2006).
Nisbah karbon dan nitrogen (nisbah C/N) sangat penting untuk memasok hara
yang diperlukan mikroorganisme selama proses pengomposan berlangsung. Karbon
diperlukan oleh mikroorganisme sebagai sumber energi dan nitrogen diperlukan untuk
membentuk protein. Mikroorganisme akan mengikat nitrogen tetapi tergantung pada
ketersediaan karbon. Bila ketersediaan karbon terbatas (nisbah C/N terlalu rendah)
tidak cukup senyawa sebagai sumber energi yang dimanfaatkan mikroorgnisme untuk
mengikat seluruh nitrogen bebas. Dalam hal ini jumlah nitrogen bebas dilepaskan
dalam bentuk gas NH3 dan kompos yang dihasilkan mempunyai kualitas rendah.
Apabila ketersediaan karbon berlebih (C/N>40) jumlah nitrogennya sangat terbatas
sehingga menjadi faktor pembatas pertumbuhan mikroorganisme.
Nisbah
dikandungnya, N-mineral hanya tersedia apabila nisbah ini sekitar 20:1 atau lebih
kecil lagi, nisbah yang lebih besar menunjukkan bahwa N-mineral hanya cukup atau
lebih rendah dibanding yang dimobilisasi oleh mikroorganisme dekomposer untuk
perkembangan dan aktifitasnya. Fenomena inilah yang menyebabkan sering terjadinya
defesiensi atau tidak efisiennya pemupukan N di lapangan apabila kita memberikan
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
24
bahan organik bernisbah C/N tinggi. Nisbah C/N bahan organik yang ideal adalah
yang mendekati nisbah C/N tanah subur yaitu 10:1 (Kemas Ali Hanafiah, 2005).
ditambahkan
pula
mikroorganisme
kedalam
bahan
yang
akan
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
25
Bahan organik
CH4 + CO2
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
26
4CH3OH
C6H12O6
bakteri
3 CH3COOH
C6H12O6
kapang
2 CH3CH2OH + 2 CO2
Reduksi karbondioksida :
2CH3CH2OH + CO2
2 CH3COOH + CH4
4 H2 + CO2
CH4 + 2 H2O
H2 + 2 CO2
2CH3COOH + 2 H2O
CO2 + 2 H2O
2 H2 + O2
CO2 + 2 H2O
CH4 + 2 O2
CO2 + 2 H2O
Protein
R NH2 + HO
hidrolisa enzim
Reaksi amonifikasi :
2 NH3 + H2CO3
(NH4)2CO3
2NH4+ + CO3-2
Reaksi Nitrifikasi :
NH4+ + O2
NO2- + O2
NO3- + Energi
27
meningkatkan kecepatan reaksi. Setelah reaksi berakhir enzim tidak berubah dan
mampu untuk beraktivitas kembali.
Makanan yang dibutuhkan oleh mikroorganisme tersedia diluar sel dan
sebelum digunakan harus melewati membran sel. Banyak senyawa yang dapat lewat
dari membran tersebut; misalnya pati / tepung, sedangkan lemak dan selulosa tidak
dapat lewat karena strukturnya masih kompleks. Dengan itu sel menggunakan
senyawa kompleks tersebut dalam metabolismenya, enzim akan dikeluarkandari
membran sel dan memecahkan molekul yang besar menjadi molekul yang lebih kecil
sehingga dapat lewat melewati membran sel.
Respirasi melibatkan pemecahan glokosa - yang memiliki enam atom karbon
oleh sebuah enzim yang mengontrol tahap ini menjadi dua molekul asam piruvat
sebuah senyawa dengan tiga atom karbon.
Perbedaan respirasi aerobik dan anaerobik antara lain, dalam respirasi aerobik
asam piruvat dipecah menjadi karbondioksida dan airyang menghasilkan energi
kimia yang besar untuk digunakan dalam sel. Dalam respirasi anaerobik jauh lebih
sedikit langkah yang dilibatkan dan asam piruvat dipecah tidak sempurna, hasil
akhirnya karbondioksida, alkohol, asam laktat atau asam-asam organik dengan energi
yang lebih kecil.
phospogliseradehida
melepaskan phospat
bentuk ATP
asam piruvat ( 3 C )
respirasi aerobik
+ oksigen
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
28
menghasilkan
menghasilkan
energi besar
energi rendah
CO2 + air
asetaldehida + CO2
etil alkohol
29
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
30
Jika tidak ada molasses dapat diganti dengan gula merah yang telah
diencerkan. Larutan molasses dan EM4 dimasukkan kedalam campuran bahan,
kemudian diaduk hingga merata.
kemudian
meremasnya. Campuran bahan dikatakan memilki kadar air 30-40% jika bahan tetap
menggumpal setelah dilepaskan dari gemgaman, tetapi akan retak atau pecah jika
disentuh dengan jari ( Nan Djuarnani et al, 2006)
2.9 Penentuan Nitrogen secara Kjedahl
Cara ini terutama penting dalam penentuan kadar protein. Pada dasarnya, bahan
dasarnya, bahan dioksidasi dengan asam sulfat pekat panas hingga hancur. Tahap ini
disebut tahap digestion atau pencernaan. Disini nitrogen diubah menjadi ion
ammonium. Pada tahap berikutnya, larutan ditambah basa kuat sehingga bereaksi basa
lalu didestilasi. Hasil destilasi ditampung dengan HCl baku yang tertentu jumlahnya
untuk mengikat NH3 tersebut dan setelah selesai, destilat dititrasi dengan NaOH baku
untuk menentukkan kelebihan asam.
Selisih HCl yang ditambahkan dengan yang dititrasi merupakan jumlah yang
diikat NH3 sehingga dapat dihitung berupa NH3 yang terdestilasi dan dengan demikian
N di dalam bahan analisa.
Reaksi reaksi :
Protein + moksidator
NH+ + OH-
NH3
NH4Cl
HClsisa + NaOH
+ H2O ( destilasi )
( penampungan )
atau :
NH3 + HBO2
NH4BO2 ( penampungan )
NH4BO2 + HCl
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
31
( W. Harjadi, 1993).
Material organik tanah merupakan sisa tumbuhan, hewan dan organisme tanah, baik
yang telah maupun yang sedang mengalami dekomposisi. Material organik tanah yang
tidak terdekomposisi menjadi humus yang berwarna coklat sampai hitam dan bersifat
koloidal. Pengukuran kandungan bahan organik tanah berdasarkan jumlah organik
yang mudah teroksidasi akan mereduksi Cr2O72- yang diberikan secara berlebihan.
Terjadi reaksi ini karena adanya energi yang dihasilkan oleh reaksi H2SO4 pekat dan
K2Cr2O7. Keadaan ini menyebabkan Cr5+ direduksi oleh C-Organik menjadi warna
hijau dari Cr3+ (Nuin Muhammad Suin, 2002).
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Alatalat
-
Labu Kjehldahl
Pyrex
PMC
Statif
Klemp
Mikro pipet
Pyrex
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
32
Timbangan Elektrik
Mettler PM 400
Pyrex
Oven
Galamerican
3.2 Bahanbahan
-
EM4
Gula Aren
Akuades
H2SO4 (p)
p.a. E. Merck
H3PO4 (p)
p.a. E. Merck
HCl (p)
p.a. E. Merck
H3BO3
p.a. E. Merck
NaOH
p.a. E. Merck
Fenolftalein
p.a. E. Merck
Selenium
p.a. E. Merck
K2Cr2O7
p.a. E. Merck
Difenilamin
p.a. E. Merck
FeSO4
p.a. E. Merck
HNO3 (p)
p.a. E. Merck
H2C2O4
p.a. E. Merck
33
c. Larutan H3BO3 3%
Sebanyak 3 g H3BO3 dilarutkan dengan akuades, dimasukkan dalam labu takar 100
mL, diencerkan hingga garis tanda dan dihomogenkan.
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
34
dititrasi dengan HCl 0,01 N hingga terjadi perubahan warna dari kuning menjadi
merah
a. Larutan K2Cr2O7 1N
Ditimbang secara kuantitatif kristal K2Cr2O7 sebanyak 12,258 g, dimasukkan kedalam
gelas piala 250 mL, dilarutkan dengan akuades, dimasukkan kedalam labu takar 250
mL, diencerkan hingga garis tanda, dihomogenkan
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
35
b. Larutan FeSO4 1N
Ditimbang secara kuantitatif kristal FeSO4.7H2O sebanyak 69,505 g, dimasukkan
kedalam gelas piala 250 mL, dilarutkan dengan akuades secukupnya, ditambahkan
37,5 mL H2SO4
(p)
c. Larutan difenilamin
Ditimbang 0,5 g difenilamin, dimasukkan kedalam gelas piala 1 L yang telah diisi
dengan 20 mL air destilasi, direndam dengan air es, ditambahkan 100 mL H2SO4 (p)
secara perlahanlahan, diaduk hingga larut.
Ditambahkan 10 mL K2Cr2O7 1 N
Dititrasi dengan larutan FeSO4 hingga terjadi perubahan warna dari ungu
menjadi hijau
Catatan : Terlebih dahulu dilakukan hal yang sama pada blanko untuk standarisasi
FeSO4
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
36
Disediakan penampung untuk hasil destilat berupa labu erlenmeyer yang berisi
50 mL H3BO3 3% dan 3 tetes indikator campuran
pada
tempatnya.
-
Detilat kemudian dititrasi dengan HCl 0,01 sampai terbentuk merah lembayung
37
Dipotong kecilkecil
Dikeringkan didalam ruangan selama 3 hari
Ditimbang sebanyak 300 g
starter
EM4
hingga
kandungan
30-40%
38
Ditambahkan 10 mL K2Cr2O7 1 N
Ditambahkan 20 mL H2SO4 pekat
Diaduk selama 1 menit
Didiamkan selama 30 menit
Larutan hijau kekuningan
Ditambahkan 100 mL akuades
Ditambahkan 5 mL H3PO4 85%
Ditambahkan 1 mL larutan difenilamin
Larutan ungu
Hasil
39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
40
Tabel 4.1. Data Volume FeSO4 0,9416 N yang Terpakai pada Penentuan
C-Organik dengan Metode Walkey Black
No
Perlakuan
Blangko
Volume FeSO4
(g)
0,9416 N (mL)
10,66
10,58
10,62
Tanpa Pengomposan
0,100
3,48
3,54
3,52
Pengomposan 3 hari
0,104
6.22
6,26
6,34
Pengomposan 6 hari
0,100
6.56
6,44
6,34
Pengomposan 9 hari
0,101
7,00
7.28
7,28
Pengomposan 12 hari
0,101
8,46
8,68
8,52
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
41
Tabel 4.2. Data Volume HCl 0,0102 N yang Terpakai pada Penentuan
Nitrogen dengan Metode Kjehldahl
No
Perlakuan
Blangko
Volume HCl
(g)
0,0102 N (mL)
0,3
0,3
0,3
Tanpa Pengomposan
0,101
5,9
5,8
6,0
Pengomposan 3 hari
0,101
6,8
6,4
6,7
Pengomposan 6 hari
0,101
6,5
6,9
6,7
Pengomposan 9 hari
0,101
6,1
6,2
6,3
Pengomposan 12 hari
0,101
6,0
6,2
6,4
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
42
VK 2Cr2O7
N FeSO4
V FeSO4
N K2Cr2O7
V K2Cr2O7
N FeSO4
1Nx10mL
10,62mL
= 0,9416 N
Penentuan % C-Organik dalam sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
C - Organik(%) =
[10 (N
FeSO4
)]
xVFeSO4 x0,33
Dimana :
N FeSO4 = Normalitas FeSO4
V FeSO4 = mL FeSO4 standar yang digunakan untuk titrasi sampel
Catatan : nilai 0,33 menyatakan bahwa 1 grek K2Cr2O7 dapat mengoksidasi 3 grek
FeSO4 dan nilai 0,77 menyatakan bahwa hanya 77% senyawa organik yang
dapat dioksidasi oleh K2Cr2O7
Berdasarkan data volume FeSO4 0,9416 N yang terpakai dalam penentuan C-Organik
dengan metode Walkey Black (tabel 4.1.) maka dapat ditentukan % C-Organik pada
sampel, yaitu :
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
43
Pengukuran I
C - Organik (%) =
= 43,49 %
Hasil pengukuran C-Organik pada tumbuhan kembang bulan setelah pengomposan
dengan variasi pengomposan 3 sampai 12 hari (setiap pengukuran C-Organik masingmasing dilakukan sebanyak tiga kali ditunjukkan pada lampiran data
4.1.3 Penentuan % Nitrogen
Penentuan Normalitas HCl standar digunakan untuk menentukan % Nitrogen :
N HCl =
Dimana :
N larutan borat = Normalitas larutan borat
V larutan borat = mL larutan borat yang dititrasi
N HCL
= Normalitas HCl
V HCL
= mL HCl (peniter)
N HCl =
10x0,01
9,8
= 0,0102 N
Penentuan Nitrogen dalam sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
% Nitrogen =
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
44
Dimana :
V
Vb
NHCl
= Normalitas HCl
Berdasarkan data volume HCl 0,0102 Nyang terpakai dalam penentuan Nitrogen
dengan metode kjehldahl(table 4.2.) maka dapat ditentukan % Nitrogen pada sampel,
yaitu:
Untuk tumbuhan kembang bulan sebelum dikomposkan
% Nitrogen =
= 3,92 %
Hasil pengukuran Nitrogen pada tumbuhan kembang bulan setelah pengomposan
dengan variasi pengomposan 3 sampai 12 hari (setiap pengukuran C-Organik masingmasing dilakukan sebanyak tiga kali ditunjukkan pada lampiran data
4.1.4 Penentuan C/N
C/N dari tumbuhan kembang bulan dapat ditentukan dengan membandingkan nilai %
C-Organik rata-rata (tabel )dengan % Nitrogen rata- rata (tabel )
C/N=
%C Organik
% Nitrogen
C/N=
43,49
3,92
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
45
4.2 Pembahasan
Didalam penelitian, diperoleh bahwa % C-Organik pada tumbuhan kembang bulan
sebelum pengomposan 43,49 %, setelah 3 hari 36,29 %, setelah 6 hari 31,83 %,
setelah 9 hari 22,44 %, setelah 12 hari 20,68 %. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
dengan bertambahnya waktu pengomposan maka semakin turun % C-organik dari
tumbuhan kembang bulan. Hal ini karena selama pengomposan senyawa karbon
organik dimanfaatkan oleh bakteri
metabolisme dan perbanyakan sel yang mana secara anaerob senyawa organik diubah
menjadi asam organik dan alkohol terlebih dahulu kemudian diubah menjadi CO2,
CH4, NH3 dan H2O (Dipo Yuwono, 2006)
50
C-Organik ( % )
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
0
12
15
46
setelah 9 hari 4,13 %, setelah 12 hari 4,13 %. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa %
nitrogen pada tumbuhan kembang bulan mengalami penurunan dan peningkatan. Hal
ini disebabkan bahwa dalam proses pengomposan Nitrogen organik diubah terlebih
dahulu menjadi ammonia (NH3) yang mudah menguap, kemudian diubah menjadi
nitrit (NO2) dan nitrat (NO3-) yang merupakan bentuk nitrogen yang lebih stabil. Pada
pengomposan 3 dan 9 hari % nitrogen mengalami peningkatan dibandingkan sebelum
pengomposan, dan pada saat pengomposan 9 hari mengalami penurunan karena
sebagian NH3 menguap. Pada pengomposan 12 hari sudah stabil karena ammonia
(NH3) diubah bentuk nya menjadi lebih stabil yaitu nitrit (NO2-) dan nitrat (NO3-)
(Hefni Efendi, 2003)
4.6
Nitrogen ( % )
4.5
4.4
4.3
4.2
4.1
4
3.9
3.8
0
12
15
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
47
Sehingga dapat dilihat bahwa sebelum pengomposan telah mencapai rasio C/N
yang optimum yaitu 11,09 karena telah mendekati Nilai C/N tanah sekitar 10-12
(Yovita Hety Indriani, 2006).
15
rasio C / N
12
9
6
3
0
0
12
15
Gambar
4.2.1.
Kurva
perubahan
C/N
terhadap
Waktu
Pengomposan
Berdasarkan SNI 19-7030-2004, hasil penelitian tumbuhan kembang bulan setelah
dikomposkan tidak memenuhi standar kompos berdasarkan kadar C/N karena kadar
C/N lebih kecil dari 10. Sedangkan sebelum pengomposan memenuhi standar karena
kadar C/N 11,09 %.
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
48
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian diperoleh kadar Nitrogen, C-Organik dan C/N dapat
dinyatakan bahwa kompos tumbuhan kembang bulan dapat dimanfaatkan sebagai
sumber Nitrogen sebagai pengganti pupuk kandang dalam pembuatan kompos karena
mengandung Nitrogen rata-rata 4 % pada waktu pengomposan Sehingga dapat
menurunkan kadar C/N jika bahan baku pembuatan kompos mengandung C-Organik
yang tinggi.
5.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya diperlukan penelitian dengan memanfaatkan tumbuhan
kembang bulan sebagai sumber Nitrogen untuk menurunkan kadar C/N bahan baku
pembuatan kompos yang mengandung C-Organik yang tinggi dan penelitian untuk
kadar parameter-parameter lainnya suatu kompos.
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
49
DAFTAR PUSTAKA
50
Putra, S.E. 2009. Humus, Material Organik Penyubur Tanah. http :// www.chem-istry.org. 6 Maret 2009
Redaksi Agromedia. 2008. Cara Praktis Membuat Kompos. Jakarta: PT Agromedia
Pustaka
Simamora, S. dan Salundik. 2002. Meningkatkan Kualitas Kompos. Jakarta: PT
Agromedia Pustaka
Soegiman. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta: Bhratara Karya Aksara
Steenis, V. 1988. Flora. Jakarta: Pt Pradnya Paramitha
Suin, M.N. 2002. Metode Ekologi. Padang: Universitas Andalas
Sutanto, K. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Jakarta: Kanisius
Sutedjo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta
Yuwono, D. 2005. Kompos. Depok: Penebar Swadaya
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
51
No
Perlakuan
% C-Organik
1.
Tanpa Pengomposan
43, 49
2.
Pengomposan 3 hari
36,29
3.
Pengomposan 6 hari
31,83
4.
Pengomposan 9 hari
22,44
5.
Pengomposan 12 hari
20,68
No
Perlakuan
% Nitrogen
1.
Tanpa Pengomposan
3,92
2.
Pengomposan 3 hari
4,48
3.
Pengomposan 6 hari
4,48
4.
Pengomposan 9 hari
4,13
5.
Pengomposan 12 hari
4,13
No
Perlakuan
%C
%N
C/N
1.
Tanpa Pengomposan
43,49
3,92
11,09
2.
Pengomposan 3 hari
36,29
4,48
8,10
3.
Pengomposan 6 hari
31,83
4,48
7,10
4.
Pengomposan 9 hari
22,44
4,13
5,43
5.
Pengomposan 12 hari
20,68
4,13
5,00
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
52
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
53
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009
54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos Tumbuhan
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.
USU Repository 2009